Kalender Sihir Tahun 4, Musim Gugur Bulan 1 Hari ke-6.
Sesuai janji tepat waktu, pagi-pagi sekali, Amy berjubah putih dengan Pedang Panjang berdiri di depan gerbang Taman Mawar menunggu kedatangan gadis kecil - ini juga hasil pelatihan Lin Yushang, berpacaran dengan gadis sama sekali tidak boleh terlambat, oh... kalau gadis yang terlambat ceritanya berbeda, sebenarnya adakah gadis yang tidak terlambat? Gadis-gadis, wajar saja punya berbagai alasan, pokoknya cukup cari satu dua alasan untuk melewati situasi dengan mudah. Kalau anak laki-laki cari alasan, tamatlah, Amy paling sering mendengar serangan langsung dari nona besar Lin Yushang: "Jangan beri penjelasan, penjelasan hanyalah kedok. Tidak ada alasan untuk ini, ini kewajiban pria... (di sini dihapus 12500 karakter)"
Ternyata sekarang masih ada gadis yang tidak terlambat, setidaknya Ying adalah salah satunya.
Matahari pagi telah terbit di timur, sinarnya menembus udara segar yang berembun menyinari Sanxiang. Di mata Amy, peri yang berjalan dari kejauhan itu tak diragukan lagi adalah not musik tercantik di dunia.
Gadis kecil itu ternyata juga berjubah putih - Amy bergumam dalam hati, ini bukan baju pasangan seperti yang dikatakan Lin Yushang, kan? Rambut pendek hitam sepanjang telinga, mungkin karena berjalan agak cepat, wajahnya memerah, busur pendek peri berwarna hijau tergantung di bahu kurusnya, di sisi lain membawa tempat panah.
Tak lama setelah keluar dari Sanxiang, terhampar hutan luas. Ini sudah merupakan wilayah pinggiran Hutan Peri. Di banyak sisi jalan berdiri papan peringatan bertuliskan beberapa karakter besar: "Di depan adalah Hutan Peri, berbahaya, jangan masuk lebih dalam!"
Mungkin benar ada hubungannya dengan nilai komisi satu koin perak, perjalanan ini terbilang aman. Hal ini membuat Amy agak kecewa. Sebagai seorang Magician level 2 sekaligus pendekar dan Pendekar pedang magis, juga sebagai bocah lelaki yang baru memasuki masa cinta pertama, betapa ia berharap dari hutan bisa keluar harimau galak atau beruang atau orc yang mengayunkan gada besar, membuat gadis kecil itu ketakutan dan berlari ke pelukannya, lalu ia bisa menunjukkan keunggulan dirinya - terlihat Amy cukup percaya diri dengan kemampuan bertarungnya. Sayangnya, khayalan tetap khayalan, harapan tetap harapan. Di wilayah kekuasaan Raja Peri, bahkan di daerah perbatasan, binatang buas yang bisa dimanfaatkan penjahat takkan muncul. Tentu, beberapa orang masih boleh bermimpi di siang bolong.
Ada beberapa binatang buas, tapi semuanya adalah hewan karnivora kecil, dan kebanyakan muncul di sore hari. Menurut pemikiran Amy: "Bisa tangkap satu untuk makan malam." Saat dia mengeluarkan Pisau Es dan bersiap menggunakan kecepatan sihir tercepat di dunia untuk melepas mantra - ini juga kesempatan bagus untuk menunjukkan diri. Sayangnya, hampir setiap kali, saat mangsa kecil muncul, panah sangat pendek melesat dari sampingnya tepat mengenai titik vital hewan kecil itu, baru kemudian terdengar dentang tali busur panah pendek Ying setelah menembak.
Tidak mungkin, panah secepat ini? Amy benar-benar terkejut. Dia pernah melihat Da Qing Shan memanah, kecepatannya juga cukup cepat, tapi sama sekali tidak bisa seperti gadis peri ini. Pantas saja banyak orang bilang, peri adalah pemanah terbaik di dunia.
Dalam perjalanan, dua orang ini hampir tidak pernah berbicara. Biasanya Amy yang membuka jalan di depan dengan diam-diam, gadis itu mengikuti dari belakang. Kadang Amy bertanya dua patah kata, tapi kebanyakan tidak melanjutkan pembicaraan lebih jauh karena kehabisan topik.
Hal yang lebih memalukan terjadi, Amy melihat ada sekuntum mawar merah yang sangat indah di kejauhan. Sesuai pelatihan singkat yang diberikan Lin Yushang, dia segera berlari memetik bunga itu lalu menyerahkannya dengan malu-malu kepada Ying. Tak disangka, mata gadis itu tiba-tiba dipenuhi air mata. Belakangan baru diketahui bahwa ras peri memiliki prinsip tidak merusak apapun di hutan kecuali benar-benar diperlukan. Melihat wajah Ying yang basah oleh air mata, Amy benar-benar bingung harus berbuat apa.
Menjelang malam, setelah menyalakan api unggun, Amy memberikan posisi di sisi dalam api kepada gadis kecil itu. Dia memanggil dua serigala sihir raksasa untuk menjaga si gadis. Sementara dirinya sendiri menjauh, memandangi nyala api unggun dan wajah gadis itu yang tertidur tenang. Pikiran Amy melayang ke masa di Benua Beku dulu, saat dia memaksa, memberi insentif, menyiksa, dan menginterogasi untuk mendapatkan informasi tentang dua hari yang dihabiskan Da Qing Shan bersama Sha Ruo - tentu saja hanya potongan-potongan kata. Dulu dia mengejek Da Qing Shan yang dianggapnya kaku seperti kayu. Sekarang baru sadar, ternyata hubungan antara murid satu guru memang memiliki keseragaman yang menakjubkan dalam segala hal. Sepertinya Chi Hanfeng akan menengadah ke langit sambil mengeluh - teknik andalannya benar-benar menjadi keterampilan yang tak tersalurkan.
Bulan sudah tinggi di langit, hutan sunyi senyap. Hanya beberapa jangkrik dingin akhir musim gugur yang sesekali mengeluarkan kicauan pendek.
Saat itu, saat itu juga, sosok yang sedang tertidur lelap dengan ketenangannya, perasaan yang tak terungkapkan dengan kata-kata atau tulisan - seperti takut meleleh jika ditaruh di mulut, takut menakuti jika diangkat ke atas kepala - cukup membuat Raja Tentara Bayaran takkan pernah melupakannya seumur hidup.
Di sekitar hutan peri, di mana pun terdapat perkumpulan ras peri, pasti ada gua peri. Di setiap gua peri terdapat tiang batu sihir hijau raksasa. Melalui tiang batu sihir ini, para peri dapat memasukkan jiwa mereka ke dunia peri. Peri dengan kemampuan lebih tinggi bisa memasukkan seluruh tubuhnya ke dunia peri melalui tiang batu sihir. Menurut catatan sejarah yang tidak lengkap, di dunia peri terdapat gua peri tingkat tinggi yang bisa membawa langsung ke keadaan primitif masa pembentukan segala makhluk, di mana hanya ada lima elemen paling purba: angin, air, api, tanah, dan es. Catatan menyebutkan ini adalah tempat asli semua Dewa Pencipta membentuk makhluk, dan setiap peri yang muncul di sini adalah peri tingkat tertinggi dengan kekuatan setara utusan peri.
Semakin banyak jenis pohon aneh bermunculan di hutan, sementara Ying tampak semakin ragu-ragu. Setelah melewati sebuah bukit kecil, di lereng yang terkena sinar matahari terdapat gua yang sangat mencolok. Di depan gua terdapat platform tidak terlalu besar yang jelas merupakan karya peri, sangat indah dan detail.
Gadis peri berdiri di atas platform, melantunkan mantra khas peri dengan suara rendah. Setelah cahaya hijau muncul, Lingkaran Sihir di depan gua peri menghilang. Setelah dia dan Amy masuk, dia kembali melantunkan mantra sehingga Lingkaran Sihir menyatu kembali——Ying menjelaskan: Baru setelah satu hari, Lingkaran Sihir ini bisa dibuka dari luar lagi.
Guanya tidak terlalu dalam, sekitar 40 meter. Di kedua sisi gua terdapat lukisan dinding yang dibuat oleh pengrajin peri menggunakan bubuk batu khusus, umumnya tidak bisa dimengerti manusia. Di bagian terdalam gua terdapat ruang yang cukup luas, dengan beberapa sinar matahari menembus atap gua dan menyinari pilar sihir hijau setinggi dua meter di tengah ruangan. Di samping pilar batu terdapat bangku batu yang bisa diduduki.
Ying duduk diam di sana, ragu-ragu meletakkan tangannya di pilar. Tiba-tiba dia berhenti dan berbisik ke Amy: "Kamu tahu tidak? Ada yang gagal mendapatkan pengakuan Raja Peri saat menjalani ujian peri... Resikonya sangat besar. Jika setelah dua jam aku belum keluar, pergilah sendiri."
Ekspresi Amy langsung berubah serius. Bahaya? Tidak mungkin membiarkan gadis yang dicintainya menghadapi risiko. Dengan cemas dia bertanya: "Adakah cara untuk mengatasinya?"
Gadis itu menggelengkan kepala dengan pasrah, wajahnya memerah sambil menunduk: "Terima kasih atas perhatianmu. Aku selalu ingin mengumpulkan keberanian untuk mengatakan satu kalimat: 'Mengenalmu adalah hal paling membahagiakan dalam hidupku selama ini'." Sebelum Amy sempat mengatakan sesuatu, gadis itu dengan tegas meletakkan tangannya di pilar batu sihir. Kilatan cahaya hijau menyala, tubuh Ying bergetar lalu terjatuh tak sadarkan diri.
Amy memilih sebuah anak tangga kecil di samping, perlahan duduk. Khawatir gadis itu kedinginan, ia melepas jubahnya lalu berjalan mendekat untuk menyelimutkannya dengan hati-hati. Kedua tangannya erat menggenggam, pikirannya dipenuhi dua kalimat terakhir gadis itu - Semoga tidak ada bahaya, Ya Tuhan lindungilah dia.
10 menit berlalu, 20 menit berlalu, setengah jam berlalu, satu jam berlalu... Keringat mengucur di dahi Amy. Jangan-jangan benar terjadi sesuatu?
Satu setengah jam berlalu, dua jam berlalu. Gadis itu tetap tak bangun. Mengingat ucapannya tentang batas waktu dua jam, Amy hampir menjadi gila - Dirinya sendiri pernah membaca banyak buku tentang peri, tapi tak pernah menemukan catatan tentang bahaya dalam uji coba peri. Andai tahu sebelumnya, pasti akan mencegahnya ikut.
Ada apa sebenarnya? Amy dengan hati-hati meraba tangan gadis yang masih menempel di pilar batu. Dingin sekali, bahkan tubuhnya perlahan mulai membeku. Hanya desahan napas tipis yang tersisa di hidungnya.
Mungkinkah...
Pikiran mengerikan muncul di benak Amy... Aku harus menyelamatkannya, aku harus menyelamatkannya. Amy segera meniru gadis itu meletakkan kedua tangan di pilar batu hijau... Tapi tidak ada reaksi sama sekali.
Keringat menetes deras dari kepala Amy, dia menggigit bibir bawahnya erat-erat. Tiba-tiba ide muncul di pikirannya. Dengan cepat dia merangkul pinggang gadis itu dengan lengan kanannya, perlahan menyelipkan tangan kiri di antara tangan kiri gadis dan pilar batu. Saat telapak tangannya menyentuh pilar sepenuhnya, pilar itu seperti hidup dan bergetar kaget. Cahaya hijau terang memancar menyilaukan mata, memaksanya menutup mata. Ketika membuka mata lagi, semuanya telah berubah.
Hal pertama yang terlihat adalah langit luas dengan awan berwarna-warni semi-transparan. Di kejauhan terhampar pegunungan hijau. Amy merasa berdiri di platform upacara tinggi. Ada apa di pelukannya? Saat menunduk, dia sadar masih memeluk Ying dalam posisi yang sama. Ying sekarang mengatupkan bibir rapat, matanya memancarkan sikap keras kepala dan ketidakpuasan, juga berkaca-kaca.
Kemunculan Amy membuat keduanya terkejut. Amy langsung melompat menjauh, wajahnya memerah bergumam: "Tadi... Aku benar-benar panik. Jadi..."
Tepat ketika gadis itu hendak mengatakan sesuatu, suara berwibawa seseorang tiba-tiba bergema di udara: "Siapa? Manusia berani memasuki dunia peri?!"
Amy mengarahkan pandangannya ke sumber suara. Di langit, terlihat platform besar mengambang dengan sebuah singgasana. Seorang perempuan peri paruh baya duduk di sana, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut saat menatap Amy.
Melihat Ying yang jelas-jelas baru saja diperlakukan tidak adil, Amy langsung membenci peri yang melayang di udara itu - paling mentok cuma ratu peri (dalam hati Amy sudah mengumpat habis-habisan makhluk yang menyakiti gadis kesayangannya). Berani menipu raja, berani tawar-menawar dengan Dewa Naga - apa lagi yang tidak berani dilakukan Amy (kecuali mengungkapkan perasaan "Aku suka padamu" pada Ying)? Sekadar ratu peri biasa, apa istimewanya? Jika harta bisa membuatnya nekat, maka demi cinta, keberanian Amy yang tak terbatas bisa menaklukkan segalanya.
Melihat gadis itu kini berada di sampingnya dalam keadaan selamat, Amy langsung tenang. Dengan kalem ia berkata pada sosok yang melayang itu: "Aku tentara bayaran. Tugasku menjaga keselamatan Nona Ying dalam perjalanan ini."
"Apakah ini alasan untuk melanggar kesucian dunia peri?!" raut tidak senang jelas terlihat di wajah sang peri.
"Maaf. Bagi tentara bayaran, keselamatan majikan adalah kewajiban suci yang melampaui ruang dan waktu." Amy menatap Ratu Peri, mengucapkan setiap kata dengan tegas.
"Manusia hina, kemampuan apa yang kau miliki hingga berani berbicara seperti ini di hadapanku di dunia peri!" Mungkin tidak pernah ada yang berani menantang Ratu Peri, tindakan Amy telah menyentuh otoritasnya secara mendalam.
"Aku adalah tentara bayaran kecil. Keamanan majikan mengharuskanku menghadapi segalanya, bahkan Dewa Naga Pirot atau Dewa Pencipta sekalipun!"
"Cukup! Aku tidak ingin darah manusia manapun mengotori dunia peri. Ying, katakan padanya untuk kembali." Perintah Ratu Peri dengan dingin. Melihat Ying ragu-ragu dan gemetar hendak berbicara, Amy buru-buru menyela: "Maaf, ketika majikan dalam ancaman, aku bisa menolak semua perintah darinya. Ini kualitas dasar tentara bayaran."
"Kau..." Tangan kanan Ratu Peri menghantam keras sandaran kursi, tangan kirinya memanggil kilat hijau berbentuk cincin yang menghujam di kaki Amy.
"Yang Mulia Ratu Peri, sekarang aku mengawal majikanku pergi dari sini. Jika aku memastikan dia tidak dalam ancaman, lalu dia ingin kembali, maka hubungan kerja kami secara alami berakhir. Aku pasti pergi."
"Hmph~~ Kau mungkin manusia paling berani yang pernah kulihat. Tidakkah kau bertanya mengapa ribuan peri melewati Ujian Peri tanpa masalah, hanya dia yang bermasalah? Tidakkah kau pikir dia sengaja memanfaatkanmu?"
"Yang Mulia, sebagai tentara bayaran kecil, tidak mencampuri urusan yang bukan hak kami adalah kewajiban." Senyum malaikat mulai kembali menghias bibir Amy yang semakin pulih.
"Baiklah, akan kuberitahu..."
“Ucapan Raja Peri dipotong oleh Amy: ‘Maaf, Yang Mulia, apapun yang terjadi, sekali kontrak bayaran dibuat, tentara bayaran harus siap mempertaruhkan nyawa untuk menjaga isi kontrak. Saya juga tidak ingin tahu informasi apapun tentang klien.’” Saat itu Amy tahu, Raja Peri pasti tidak akan mengucapkan kata-kata yang menyenangkan, lebih baik mundur dulu dengan selamat sebelum bertanya detail pada Ying.
“Yang Mulia, kontrak saya dengan Nona Ying adalah melindungi keselamatannya dalam menyelesaikan Uji Coba Peri. Jika Yang Mulia menilai dia tidak layak menyelesaikan ujian ini, izinkanlah dia pergi dengan selamat dari sini.” Amy menarik lembar lengan baju Ying.
“Baik, baik...” Raja Peri tertawa getir karena marah, “Karena ada tentara bayaran yang terlibat, karena kalian menggantungkan harapan pada kekuatan, kalahkan dua Penatua Peri saya maka kalian boleh pergi, dan ini dianggap Ying telah menyelesaikan Uji Coba Peri. Jika kalian gagal... kalian bisa bayangkan sendiri konsekuensinya.” Saat Raja Peri bertepuk tangan, muncul di sampingnya seorang Magician Peri berjanggut perak dan prajurit bersenjatakan Pedang Panjang Peri. Raja Peri bangkit dari singgasananya, melangkah ke udara yang samar sambil meninggalkan gema: “Tentara bayaran kecil, kamu pasti seorang Magician ya? Aku mengagumi nyalimu, tapi ingat, di dunia peri, semua roh alam tidak akan mendengar sihirmu.”
Menurut arsitektur negara Kerajaan Peri.
Seluruh negara Elf Hutan terdiri dari 400 lebih suku, setiap suku beranggotakan 500-2000 orang. Lembaga kekuasaan negara terdiri dari kepala suku.
Setiap tahun, Majelis Kepala Suku akan memilih 100 tetua elf untuk membantu Raja Elf dalam urusan negara sehari-hari. Sebenarnya, manajemen harian negara elf sangat minim, semua warga hampir tidak membutuhkan bantuan. Jika terjadi peristiwa besar di kerajaan elf, Raja Elf akan memanggil semua kepala suku melalui dunia elf untuk rapat umum. Jadi di masa damai, posisi tetua elf hanyalah jabatan simbolis.
——「Kisah Para Elemental」
