"Baiklah, sekarang kalian semua sudah paham. Mari lakukan tugas masing-masing. Besok pagi bangun lebih awal, jangan sampai mereka menertawakan kita. Sejujurnya, tekanan dari beberapa orang ini cukup besar," kata Amy sambil tersenyum bangkit.
Da Qing Shan, Chi Aotian, Huo Ensi, dan Balbas berdiri serentak sambil tertawa-tawa berjalan keluar.
Tak lama setelah keluar, Huo Ensi tiba-tiba bertanya ke yang lain: "Eh? Di mana pacar Amy itu menginap malam ini?"
Balbas menendang pantatnya sambil tertawa: "Bocah kecil banyak akal. Gadis itu bagus, sebagai mantan bawahan ayah Amy dan juga orang tua angkatnya, aku setuju dengan mereka."
"Tapi... bagaimana dengan putri Bupati Lin?" Da Qing Shan mengerutkan alisnya.
"Masalah ini jangan disebarkan. Mereka tidak punya ikatan pernikahan, dan menurut kalian, Amy juga tidak punya hubungan intim dengan putri sulung Keluarga Lin. Menurutku ini tidak akan jadi masalah," kata Balbas yang masih tersenyum, sama sekali tidak menganggap serius. Sebagai satu-satunya 'orang tua' di sana, sikap Balbas membuat para junior tidak bisa berkomentar.
Amy melihat bayangan mereka pergi sambil menggelengkan kepala: "Sayang, pasti tidak ada perkataan baik yang keluar setelah mereka pergi."
Gadis peri Ying meletakkan buku di tangannya ke atas meja, memiringkan kepala dengan sorot mata penuh keceriaan nakal: "Ha, kamu benar-benar jahat tadi. Aku melihat semua gerakan licikmu, bagaimana bisa kamu memperlakukan gadis cantik seperti itu? Lalu, gadis berbaju biru itu, apa hubunganmu dengannya? Jujur lah!" ujarnya sambil menggerakkan tangan untuk mencubit telinga Amy.
Amy langsung teringat percakapan sebelumnya dimana Ying pernah bercerita bahwa sejak kecil ia sering dicubit telinga oleh orangtuanya. Bayangkan, 200 tahun lebih dicubit telinga, pantas saja telinganya begitu runcing. Tapi di sisi lain, selama 200 tahun itu pasti teknik mencubitnya sudah sangat sempurna. Dari pelajaran beberapa hari terakhir, Amy sudah cukup menderita karena membangkang. Ia tak berani bergerak, pasrah membiarkan gadis itu mencubit telinganya sambil bergegas membela diri: "Nyonya Yang Mulia, jangan salah paham! Aku yakin semua gerak-gerikku tak bisa lolos dari pengamatan tajammu. Dan aku sama sekali tak punya niatan apapun pada gadis itu!"
"Hei, kau kira aku ini Naga Besar Da yang bodoh? Memanggilku Yang Mulia juga—berarti kau memang tertarik pada gadis sihir Pasukan Kavaleri Naga itu!"
"Tidak, mana berani!"
“Hmm——” Gadis itu menyilangkan tangan di belakangnya, “Aku yakin kamu memang tidak berani, tapi meskipun berani, aku tidak takut. Aku sangat percaya diri tentang hal ini. Ingat, aku justru mendorongmu untuk pacaran dengan cewek lho——” Gadis itu mengulur nada bicaranya, menggunakan nada penuh ancaman maut untuk mendorong Amy mencoba kesalahan, “Aku bisa lihat, gadis berbaju biru itu sangat menyukaimu. Jangan bohong padaku, atau bilang aku yang menyuruhmu menyerah.”
Amy menggigil, berjalan memutar ke belakang gadis itu, kedua tangannya melingkari pinggang rampingnya dengan lembut, berbisik di telinganya: “Sayang, mana mungkin? Aku hanya mencintaimu satu-satunya, itu sudah cukup.”
“Hei—— Aku takut yang diucapkan sekarang begini, nanti berubah.” Ekspresi gadis itu tiba-tiba muram seolah teringat sesuatu, “Sejak kecil hidupku tidak begitu bahagia, jadi aku sangat takut kalau nanti...”
Amy memutar tubuh Ying menghadapnya, matanya menghentikan lanjutan kalimatnya: “Ying-ku, aku benar-benar mencintaimu. Jangan bicara sembarangan lagi, oke? Tenang saja, meski ke orang lain aku bisa asal ngomong, tapi kepadamu pasti tidak. Lihat, nanti di belakang rumah kita tempel aturan keluarga Amy: '1. Istri selalu benar; 2. Jika merasa istri salah, lihat pasal pertama.'”
Gadis itu kembali tertawa oleh Amy, kegelisahan yang baru muncul di matanya cepat menghilang: "Kalau begitu jelas kamu yang bohong padaku, serius, aku benar-benar harus menulis beberapa peraturan untukmu, 1. Sikat gigi setiap hari tidak boleh kurang dari 5 menit；2. Mandi tidak boleh kurang dari 15 menit；3. Setelah keramas harus handuk keringkan dulu baru keluar, kalau tidak keramas, harus pakai handuk basah usap dulu..."
Melihat gadis itu berbicara dengan serius, Amy tersenyum getir sambil mengambil pena mencatat satu per satu, lalu di bawah pengawasan gadis itu, menandatangani dan membubuhi cap, menempelkannya di kepala tempat tidur.
Ying memandangi Amy yang dengan serius menempelkan catatan di kepala tempat tidur, matanya sedikit berkaca. Ia memeluk pinggang Amy, menempelkan kepalanya di punggung Amy, air mata cepat membasahi baju Amy: "Amy, aku takut kehilanganmu, aku ingin ikut petualangan bersamamu, boleh tidak?"
Jika ada satu hal di dunia yang ditakuti Amy, itu hanya air mata Ying. Ia duduk di tempat tidur, dengan lembut memeluk pinggang gadis itu menempatkannya stabil di pangkuannya, dengan hati-hati mencium mata berkacanya: "Sayang, jangan berpikir macam-macam, dari awal memang ingin ajak kamu ikut. Kamu juga istirahat lebih awal, besok kita berangkat pagi-pagi."
Di balik jendela, bayangan manusia samar-samar. Di langit, cahaya bulan redup berkabut.
"Keesokan harinya saat fajar merekah, tiga tamu Pasukan Kavaleri Naga terbangun oleh suara latihan di luar. Setelah keluar kamar, langit masih gelap, namun di tengah perkemahan sudah berdiri tiga formasi gelap. Setiap formasi meneriakkan yel-yel komando serempak, dipimpin kapten masing-masing, berlari keluar gerbang kem. Setelah keluar, terlihat jelas mereka menuju ke tempat berbeda.
Kemudian dari sebuah bangunan besar keluar sekelompok prajurit. Begitu keluar, mereka langsung terbang ke langit menuju timur. Samar-samar terlihat mereka seperti menunggang burung elang. Terakhir, tersisa 10 prajurit di darat yang membawa baskom besar berisi air, dengan hati-hati memandikan burung berbulu lebar itu.
"Selamat pagi bertiga." Suara bergemuruh datang dari bawah tanah. Mereka menoleh dan melihat tiga orang berdiri di belakang: Da Qing Shan, Chi Aotian, Huo Ensi. Yang menyapa adalah Huo Ensi.
"Silakan sarapan dulu, Amy sedang memeriksa laporan keuangan pasukan bayaran dua bulan terakhir." Tiga tamu ini merasa heran. Di Pasukan Bayaran Kecil, nama paling terkenal adalah Amy, disusul dua Ksatria Naga Da Qing Shan dan Chi Aotian. Kalau bukan karena punya paman terkenal, Huo Ensi bahkan tidak akan masuk arsip kelompok bayaran besar. Ternyata saat Amy pergi, tokoh paling berpengaruh justru dia."
"Hehe, jangan heran, Da Qing Shan tidak suka bicara, sementara Chi Aotian sama sekali tidak pernah mengeluarkan kata-kata baik dari mulutnya. Jadi jika Amy tidak ada, saya yang bodoh ini akan berbicara untuk mereka." Huo Ensi segera membaca keraguan di mata mereka. Da Qing Shan tersenyum dengan lapang sambil mengangguk, sedangkan wajah dingin Chi Aotian juga menampakkan senyum getir.
"Kemarin kami memutuskan untuk membawa 10 anggota lama Batalyon Burung Ganas bersama, agar memudahkan penyampaian informasi dan pengintaian. Satu jam lagi, kalian semua berangkat." Huo Ensi menunjuk arah kantin. Saat mereka hendak pergi makan, tiba-tiba melihat gadis berbaju panjang putih berlari sambil tertawa dari kejauhan. Dari jauh dia memandangi burung-burung ganas yang besar itu, lalu ragu-ragu bertanya pada prajurit yang sedang memandikan mereka: "Bolehkah saya mengelusnya?"
Prajurit itu jelas tidak tahu betapa pentingnya gadis kecil ini bagi Kelompok Tentara Bayaran. Tapi sebagai lelaki, melihat adik peri cantik, tentu langsung menjadi ramah. Dia mengangguk sambil tersenyum mengizinkannya bermain dengan burung garudanya, sampai gadis itu berteriak kegirangan - ternyata dia menemukan banyak anak burung ganas kecil yang sedang kelaparan di dalam rumah, beberapa sudah bisa melompat-lompat di tanah. Dia tertawa sambil berteriak ke arah sini: "Kakak Da Qing Shan, Kakak Chi, Kakak Kurcaci, aku mau main burung kecil, berikan satu untukku dong?"
Dibandingkan dengan para prajurit yang sama sekali tidak tahu menahu, ketiga bocah lelaki ini masih mengetahui betapa tangguhnya gadis ini. Kakak kurcaci segera menyetujui: "Tidak masalah, yang di dalam rumah kamu pilih sendiri, hati-hati jangan sampai tercakar."
Kantin Pasukan Bayaran Kecil cukup bagus, bisa digambarkan dengan jendela bersih dan meja mengilap. Di atas meja tersedia beberapa jajanan khas serta bubur daging yang harum semerbak. Tentu saja apakah tamu-tamu ini menghargai hidangannya adalah cerita lain, setidaknya gadis yang ingin diet dan mengurangi berat badan terlihat tidak senang. Sambil makan, Bi mengeluh kepada kedua kakaknya: "Lihat, standar hidup mereka sekarang setinggi ini, jauh lebih baik dari kelompok tentara bayaran tingkat A lainnya. Uang ini semua diambil dari Hong Shi. Hmph, belum lagi kemarin kita..."
Kakak laki-laki menghentikan celotehnya dengan pandangan mata, lalu memberi isyarat bahwa ada yang datang.
Kali ini yang datang adalah Sha Ruo dan Yu Shang. Terlihat jelas bahwa Lin Yushang jelas-jelas tidak tidur nyenyak, wajahnya pucat dengan bayangan kesedihan yang sulit disembunyikan di antara alisnya. Meski tidak diucapkan, tamu-tamu ini tahu alasannya.
Sha Ruo sendiri sama sekali tidak punya pengalaman berpacaran yang utuh, hubungannya dengan Da Qing Shan pun masih belum jelas. Jadi jangan harap dia bisa menghibur siapa pun. Saat ini perannya hanya mengawasi Lin Yushang dengan hati-hati agar tidak melakukan tindakan nekat.
Setelah makan, rombongan berkumpul di gerbang markas. Amy juga muncul dengan sepotong roti tergigit di mulut, tangan memegang cangkir keramik besar sambil meneguk air untuk menelan rotinya dengan cepat.
Anehnya, di luar gerbang perkemahan terdapat sebuah kereta besar yang berhenti. Seorang kusir dengan cekatan mengencangkan tali kekang kuda, sementara yang lain membawa selimut tebal masuk ke dalam kereta. Tak lama kemudian, empat tentara bayaran mengangkat sebuah tempat tidur. Keempat orang itu dengan hati-hati mengangkat selimut di atas tempat tidur. Warna seprai dan selimut segera mengingatkan ketiga tamu tentang siapa yang berada di tempat tidur itu. Tiga pasang mata yang frustrasi menyaksikan seorang bangsawan diangkat dalam keadaan tidur ke dalam kereta – mungkin bahkan raja pun tidak akan seenak ini saat melakukan inspeksi.
Melihat ekspresi seperti itu, keraguan terakhir Pasukan Kavaleri Naga Emas terhadap Amy pun lenyap. Namun lama kemudian, barulah mereka mengetahui kalimat terkenal lain Amy: "Kalau tidak mau melakukan, jangan lakukan. Tapi kalau sudah melakukan, harus sampai sempurna – ini etika profesional yang harus dimiliki setiap pekerjaan, termasuk... menipu uang."
Jumlah personel yang banyak memang mempermudah pekerjaan. Setiap setengah jam, seekor Burung Ganas terbang ke langit untuk memantau situasi sekitar. Sesekali Chi Aotian juga memanggil naga mayat mengerikannya dari perlindungan untuk terbang mengintai. Naga mayat itu segera menemukan jejak Lü'er. Sangat ingin melihat apa yang dilakukan anak anjing itu, sayangnya begitu kepala besarnya menyembul ke dalam kereta, seolah memakai penutup mata – sama sekali tidak bisa melihat apapun. Naga Suci Tingkat Tiga memang sudah bisa menggunakan sebagian besar sihir.
Di perjalanan, jelas terlihat kelompok ini terbagi menjadi beberapa bagian. Tiga tamu merupakan satu kelompok, Sha Ruo dan Lin Yushang selalu berjalan bersama, sedangkan Da Qing Shan dan Chi Aotian berjalan beriringan. Amy adalah yang paling lelah, sesekali harus melayani tamu, sesekali menyapa yang lain. Tentu saja, yang paling ditakutkan adalah menunjukkan kedekatan berlebihan dengan Ying di depan Lin Yushang. Bukan ingin menunjukkan apa-apa, terutama khawatir dia akan terlalu emosional. Untungnya Ying memahami hal ini sehingga tidak selalu menempel padanya, seringkali mengajak Lü'er bermain atau burung-burung besar yang terlihat galak. Hanya saat makan dia duduk manis di samping Amy sambil makan tanpa bicara - meski ini hanya tampilan luar. Lihat saja langkah Amy setelah makan dan tingkat kotor di sepatunya, kita bisa tahu tingkat kepuasan Ying terhadap penampilannya tadi.
Enam hari kemudian, rombongan akhirnya mendekati Gunung Suci. Jarak dari sini ke titik awal Ujian Binatang Gaib masih dua hari perjalanan, tepatnya di lereng barat pegunungan utara Gunung Suci. Dua sungai paling terkenal di benua, Sungai Singa dan Sungai Sanggan, sama-sama berhulu di pegunungan ini. Perbedaannya, Sungai Singa berhulu di lereng barat sedangkan Sungai Sanggan di lereng timur.
Seiring meningkatnya ketinggian gunung salju, kereta kuda semakin sulit melintas. Akhirnya, Yang Mulia Lü'er pun turun dan berjalan kaki sendiri.
Menurut penjelasan Nuo, mereka semakin mendekati Makam Pedang. Bahkan tanpa diberitahu, semua orang sudah merasakan perbedaan yang mencolok di bagian jalan ini. Lereng bukit dikelilingi pohon pinus hijau, dengan bebatuan berwarna merah darah yang terkadang terlihat, seolah telah lama terpanggang api.
Di balik lereng bukit yang besar, akhirnya terlihat tungku raksasa setinggi lebih dari 40 meter yang telah lama ditinggalkan. Sudah tak terhitung tahun lamanya. Tungku ini terlalu besar dan kokoh (terbuat dari batu merah menyala). Tungku pandai besi biasa terlihat seperti cucu-cucunya dibandingkan ini.
Di belakang tungku, mengalir sungai kecil yang deras. Airnya berasal dari salju yang mencair, mungkin merupakan cikal bakal Sungai Singa. Sungai kecil ini berputar di bawah tungku, membentuk kolam berdiameter sekitar 10 meter dengan air yang sangat jernih.
Di satu sisi ada tungku merah menyala, di sisi lain kolam dalam yang dingin. Siapapun yang berdiri di sini takkan bisa mengabaikan hawa panas menyengat dari tungku dan udara dingin menusuk dari kolam. Pantaslah Dewa Pencipta, tempat pembuatan pedang ini bahkan setelah ratusan ribu hingga jutaan tahun masih bisa membuat pengunjung merasakan suasana zaman dahulu.
Di antara benua yang diketahui, hubungan paling kompleks terjadi di Benua Eminoll. Meskipun di benua beku juga terdapat empat negara, namun karena Kerajaan Hami Utara terletak jauh di pedalaman benua yang secara praktis tidak terlibat konflik, dan para penguasa Kerajaan Hami dari generasi ke generasi tidak memiliki ambisi kuat akan kekuasaan. Meskipun Kekaisaran Amy telah melancarkan invasi tak terhitung kali ke Kerajaan Hami, di bawah bimbingan pemikiran militer defensif dan kontra-serangan yang efektif Kerajaan Hami, tidak menyebabkan kerusakan apapun. Di sisi barat benua, Federasi Utara Kekaisaran Amy secara umum mendominasi, sementara Gereja Utara Suci mewarisi seluruh ideologi markas besar dan tidak memiliki tuntutan berlebihan akan kekuasaan, sehingga selalu puas hidup di bawah perlindungan Kekaisaran.
Situasi di Benua Eminoll jauh berbeda. Meskipun Kekaisaran Amy menguasai sepertiga wilayah benua dan memiliki setengah dari total kekuatan militer; di antara empat negara lainnya, selain Gereja Suci yang tidak mengejar kekuatan militer, tiga negara lainnya meski tidak mampu melawan Kekaisaran Amy secara individual, namun gabungan dua negara mana pun akan membuat Kekaisaran Amy tidak mampu menyerang.
Di antara tiga negara ini, Kekaisaran Gurun Suci terletak di daerah gurun. Meskipun jumlah pasukannya tidak banyak, di medan khusus ini mereka bisa dengan mudah mengalahkan lawan 1 lawan 100. Oleh karena itu, jarang terjadi aliansi dengan kekuatan negara lain. Kekaisaran Xiu dan Kekaisaran Tentara Bayaran Haiga saling berbatasan langsung, memiliki hubungan simbiosis bagai bibir dan gigi. Dalam 300 tahun terakhir, pernikahan antar kerajaan sangat sering terjadi. Kedua kaisar menyadari betul bahwa jika diserang secara terpisah oleh Kekaisaran Amy, mereka pasti akan menghadapi bahaya kehancuran.
Selain Kekaisaran Amy yang menganut sistem monarki sentralisasi, empat negara lainnya merupakan gabungan dari suku-suku kecil, negara kota, atau kelompok tentara bayaran. Selama ratusan tahun terakhir, banyak kadipaten kecil di perbatasan negara besar yang berpindah-pindah kesetiaan antara Kekaisaran Amy dan negara lainnya.
Oleh karena itu, tidak berlebihan untuk menggambarkan hubungan saat itu sebagai "rumit dan saling terkait".
Semua ini tiba-tiba menjadi semakin kompleks pada tahun ke-4 Kalender Sihir.
——《Sejarah Negara-negara Adidaya di Daratan Kalender Bulan Merah》
