Saat Amy menarik Ying untuk berbalik, mereka langsung melihat 4-5 peri perlindungan biru menghadang dari belakang.
"Keluar sekarang!" Amy mengayunkan pedang besar dua tangannya sembari menerobos. Desingan senjata tajam menyambar di telinga, tiga anak panah pendek beruntun melesat. Hampir setiap peri kewalahan menghadapi serangan cepat ini. Seorang peri perlindungan bahkan tertembak di bahu, bergoyang dalam perlindungan lalu menghilang.
Perlindungan kembali bergetar. Seketika, ribuan peri perlindungan bermunculan dari dalam ke luar. Di tanah merayap makhluk biru mirip kepiting yang bergerak gesit. Di udara, kelelawar besar berjejal. Jumlah peri perlindungan berwujud manusia semakin bertambah banyak.
Para peri itu gelisah, mengeluarkan desisan aneh dari mulut mereka, mendesak maju ke arah Amy dan Ying.
Amy dan Ying mundur terkejut selangkah. Para peri langsung maju mengikuti. Terpaksa mereka mundur lagi selangkah, namun para peri terus mendekat.
"Tiga langkah dua langkah kemudian, Amy dan Ying menemukan diri mereka kembali ke anak tangga tadi, para peri juga menghentikan pendekatan mereka saat ini."
"Tidak mungkin... pedang legendaris ini merasa dirinya benar-benar tidak laku? Ingin menawarkan diri sendiri? Atau aku benar-benar punya daya tarik?" Amy berteriak keras di dalam perlindungan.
Jika teriakan Amy adalah ekspresi frustrasi dalam bahaya, maka tak ada yang menyangka suara logam tiba-tiba menjawab dari kehampaan perlindungan: "Mungkin... bisa jadi seperti katamu."
Seketika, Amy dan Ying membeku. Mengikuti arah suara, kekhawatiran mereka terbukti - suara itu berasal dari pedang panjang biru.
"Kakek Pedang Panjang, maafkan kami telah mengganggu. Sebenarnya dengan menyesal harus kuberitahu bahwa kami salah masuk. Kami mencari pedang Liu Ying yang mungkin saudaramu, tapi salah alamat. Kami segera pergi, tenang saja pasti kami tutup pintu-jendela rapat." Belum pernah ada harta karun merengek minta dicuri. Jika begini, hanya satu kemungkinan - Pasukan Bayaran Kecil dan Kelompok Kesatria Naga sengaja dipancing pedang ini untuk dijebak... dijebak... semacam binatang tertentu. Dalam situasi terjebak, Amy bertekad kabur secepat mungkin.
“Haihh…” Sulit dibayangkan, suara logam bisa mengeluarkan helaan nafas penuh kepedihan seperti ini, “Pahlawan——Wahai pahlawan——Apakah kau tidak berpikir untuk menyelamatkanku dari penderitaan ini?”
Dua kalimat ini benar-benar melampaui imajinasi Amy. Tentu saja, Amy yang dijuluki "Otak Emas" juga menyadari bahayanya: “Kurasa, risiko menyelamatkanmu jauh lebih besar daripada bahaya menghadapi begitu banyak peri perlindungan tadi, bukan?”
Suara logam tidak menjawab pertanyaan Amy, dengan lihai beralih ke topik yang lebih menarik perhatiannya: “Tahukah kau bagaimana aku terkurung di sini?”
Tanpa menunggu jawaban Amy, pedang panjang itu melanjutkan: “Tragedi ini seolah terjadi baru kemarin. Awalnya aku adalah meteor di dunia upper elf, di sana ada banyak peri murni berbagai jenis yang hidup bersamaku. Selama ribuan tahun, kulihat begitu banyak Dewa Naga dan Dewa Pencipta berlalu lalang. Hingga suatu hari, seorang Dewa Pencipta sinting menemukanku. Hmm… Sejak hari pertama dia datang ke dunia upper elf, kami sudah curiga. Dia terus mencuri berbagai bijih logam murni dari sana. Orang itu benar-benar gila… Hingga akhirnya, malapetaka menimpaku. Barulah kusadari, nasib tragis yang menimpa begitu banyak saudara seperjuanganku sebelumnya.”
“Kakek Pedang Panjang, bisakah bicara singkat saja? Aku tahu Kakek sudah lama di sini, tapi tak perlu menyiksa saraf kami. Kami punya urusan, kalau Kakek tidak ada keperluan, bolehkah kami pergi?” Amy yang sejak kecil sering disiksa oleh ocehan Paman Chi telah lama belajar cara menarik kembali topik pembicaraan. Sambil menatap senyum Ying, Amy memotong ocehan Chang Jian dengan dingin.
Yang paling disukai Amy dari Ying adalah sikapnya yang tak pernah memaksakan pendapat di depan orang banyak, apalagi menyela dirinya. Kapanpun Ying selalu diam mendengarkan. Tentu ini bukan berarti Ying tak punya pendapat, atau Amy ingin bersikap maskulin. Setelah beberapa waktu bersama, Ying dan Amy menyadari mereka jarang berselisih pendapat. Ying memang gadis berwatak kalem (tapi lain cerita jika menyangkut Amy). Selain itu Amy juga cukup menghargai pendapat Ying. Untuk hal-hal yang menyangkut mereka berdua, jika Ying menyatakan tak setuju, itu pasti pertanda penolakan sangat keras. Amy akan mengikuti keinginan Ying – situasi seperti ini hampir tak pernah terjadi.
Meski sama-sama dalam bahaya, melihat Amy berbicara lancar, Ying pun sedikit rileks. Tali busur pendek peri di tangannya mengendur separuh.
Chang Jian yang terpotong pidato panjangnya terdiam kikuk lama, akhirnya bergumam: "Anak muda, setidaknya aku ini kakek-kakek, tak bisakah kau lebih sopan?"
"Bisa saja sopan. Buka perlindungan ini, kita bicara di luar. Kakek mau bicara seharian semalam pun tak apa."
“Kamu sangat tidak seperti manusia. Katanya manusia mewarisi sifat serakah dari Dewa Pencipta yang sekarang ini.”
“Hm, sama saja. Kamu juga tidak seperti harta karun, mana ada harta asli yang merengek-rengek minta dibawa pergi di sini? Tidak tahukah, ini sangat mengurangi nilai lho.”
“Tapi kenapa kamu tidak membawaku pergi? Bukankah kamu mencari harta?”
“Bisakah salah mencari? Yang kucari adalah Liu Ying, pedang besar merah, salah satu dari tiga senjata pusaka ciptaan Dewa Pencipta. Tapi sayang, bukan kamu, Saudara.” Amy memberi penekanan pada kalimat terakhir.
“Liu Ying? Pernah dengar. Setelah Dewa Pencipta menemukanku, Dia membawaku ke sini untuk peleburan. Sekitar dua bulan peleburan, sampai Dewa Api dan dua bawahannya mati kelelahan, baru aku bisa diekstrak dari meteorit. Kemudian Dewa Pencipta mulai membentukku seperti sekarang, lalu melemparku ke jurang dalam. Saat mengangkatku kembali, awalnya Dia menari-nari gembira, tapi kemudian kaget menemukan aku punya jiwa sendiri. Sial! Dia bahkan tak mau berunding.” Pedang raksasa meteorit biru itu dengan gigih kembali ke topik utamanya, “Baru kemudian aku tahu, lingkaran sihir yang katanya untuk melindungiku ini sebenarnya adalah penjara indah.” Pedang tiba-tiba menggelegar: “Jadi, bawalah aku keluar——”
Amy yang berpengalaman tak tertipu oleh akting pedang. Meski usianya mungkin setara kakek Dewa Pencipta, dalam hal manipulasi emosi dan tipu daya, pedang ini mungkin hanya setara cicit murid Chi Hanfeng: “Tidak, aku menolak.”
“Kenapa?!” Dentuman pedang kembali menggema dalam perlindungan magis.
"Amy sama sekali tidak bergeming, perlahan mengutarakan alasannya: 'Pertama, dengan kemampuanmu, sekarang penjara sudah terbuka, kamu bisa pergi kapan saja. Mengapa tidak pergi? Ini membuktikan pasti masih ada misi sulit yang menantiku. Kedua, kalau ada uang yang bisa didapat, kesulitan masih bisa ditolerir. Tapi jelas-jelas menyelamatkanmu tidak ada 'prospek finansial'. Untuk apa aku melakukan ini?'"
"Mengapa tidak ada prospek?" Pedang Panjang jelas tidak memahami perbedaan antara 'prospek finansial' dan 'prospek' yang dimaksud Amy: "Pertama, ketajamanku bisa membuatmu lebih kuat, ini kemampuan dasar yang dimiliki semua artefak legendaris. Kedua, kalau tidak butuh, kamu bisa menjualku. Barang peninggalan Dewa Pencipta, pasti banyak yang berebut."
"Hehe, seingatku kebanyakan cerita tentang artefak suci justru menceritakan bagaimana mereka mengendalikan pikiran tuannya lalu melakukan berbagai kejahatan..."
"Protes! Aku ini artefak yang baik."
"Lalu kenapa? Dewa Pencipta saja membuangmu. Kenapa? Mungkin karena cerewetnya? Siapa yang mau membelimu?"
"Itu bukan masalah. Sebenarnya setelah keluar dari perlindungan, aku tidak bisa bicara kecuali kamu masuk ke sini."
"Kamu juga tidak akan laku mahal. Sekarang semua orang tahu salah satu dari Tiga Pedang Dewa Pencipta adalah Pedang Liu Ying. Kalau kubawa itu pasti laku tinggi. Tapi dua pedang lainnya tidak dikenal. Kalau kukatakan kamu termasuk Tiga Pedang Suci, siapa yang percaya? Senjata tanpa nama dan bentuk yang tidak keren begini, jangan harap bisa menghasilkan uang. Apalagi ini berisiko." Amy menunjuk ke poin krusial.
“Benarkah kamu tidak mau mempertimbangkan……” Pedang Panjang bertanya dengan tersedu-sedu pada Amy.
“Benar, sama sekali tidak……” Amy tidak menunjukkan keraguan.
“Coba pikirkan lagi……” Suara Pedang Panjang sudah jelas mengandung kemarahan.
“Tidak perlu pertimbangan, kami akan pergi.”
“Hehe……” Pedang Panjang mengeluarkan tawa dingin, “Kamu sepertinya lupa ini wilayah siapa? Sekarang ada tiga pilihan: bawa aku pergi (tentu dengan menyelesaikan ujian seperti katamu), atau kamu tinggal menemani aku mengobrol, atau biarkan gadis itu tinggal menemani aku.” Pedang Raksasa Biru Muda sudah membuka kartu. Amy mengangkat bahu: “Mengapa tidak langsung begini dari tadi? Tidak ada jalan keempat?”
“Tidak ada!”
“Kalau begitu sebutkan ujianmu. Jika bisa kulakukan akan kucoba, jika tidak, aku pilih jalan keempat - menerobos keluar!”
“YE! Pasti bisa! Tadi kuperhatikan kamu bisa memanggil Roh Pedang, kemampuan seperti ini hanya dimiliki 1 dari 10000 orang! Kamu juga bisa menggunakan Bayangan Pedang, itu juga langka. Ditambah kelincahanmu...”
“Kau lebih cerewet dari pria bernama Chi Hanfeng! Langsung tunjukkan rintangannya, jangan banyak bicara...”
