Pada awal Kalender Sihir, selama ribuan tahun sebelumnya, belum pernah terjadi pertempuran laut, apalagi pertempuran laut besar-besaran dengan puluhan ribu kapal seperti di akhir Kalender Sihir. Karena itu, berbagai negara tidak memiliki angkatan laut besar, dan jarang ada yang memperebutkan dominasi laut. Baik di era Kalender Sihir maupun Kalender Bulan Merah, pemerintahan berbagai negara saat itu cukup stabil, perang jarang meletus, sehingga rakyat biasa pun mudah bertahan hidup di zaman seperti itu.
Terutama Benua Eminoll, lebih dari 70% wilayahnya adalah dataran. Kekaisaran Xius di barat daya benua sepenuhnya terletak di dataran luas tak berujung, kecuali pegunungan Gunung Suci di bagian timurnya. Rata-rata ketinggian sebagian besar wilayah hanya 20 meter, yang dihitung dari rata-rata ketinggian absolut tertinggi 23 meter dan terendah 17 meter. Kekaisaran Tentara Bayaran Haiga di tenggara, dengan hutan peri terkaya di benua di belakangnya, bersandar pada lereng timur Gunung Suci, menghadap ke laut. Satu-satunya wilayah yang tampak kurang menguntungkan adalah Rawa Ikan di perbatasan pedalaman kekaisaran, namun ini merupakan satu-satunya penghasil gambut rumput di benua. Gambut rumput yang tidak berasap, tidak berbau, dan mudah terbakar ini menjadi barang mewah musim dingin yang diburu keluarga kaya dengan harga tinggi. Meski geografinya tampak buruk, standar hidup penduduk di sini termasuk tertinggi di benua. Dataran Bunga yang menjadi lokasi Gereja Suci semakin diidamkan sebagai tanah suci. 500 tahun lalu, setelah Orang Hami terusir dari Dataran Bunga, pasukan Kekaisaran Amy kembali menguasai wilayah ini. Namun Kaisar Emi I setia pada janjinya, sepanjang hidupnya tidak pernah mendirikan pemerintahan administratif di sini. Lima tahun kemudian, kekuasaan atas seluruh Dataran Bunga diserahkan kepada Gereja Suci yang sedang berkembang, dengan dikawal pasukan besar untuk menjaga wilayah. Di masa tuanya, Kaisar Emi I kerap menyebut alasan utama tidak mengambil Dataran Bunga adalah kesuburan tanahnya yang berlebihan, mudah menumbuhkan mental boros bangsawan - bagai sangkar emas yang membuat burung tak lagi merindukan langit. Faktanya, sebagian besar unggas seperti ayam dan bebek yang dulu memiliki bulu indah dan bisa terbang bebas 10.000 tahun silam, kini menjadi korban ternak manusia. Betapa makmurnya Dataran Bunga sampai ditakuti Kaisar Emi I seperti harimau, bisa dibayangkan.
Bagian timur Dataran Bunga adalah perbukitan rendah. Bukit-bukit inilah yang menghalangi angin dari pantai timur, sekaligus menghalangi gurun pasir yang terbawa angin tersebut. Karena karakter rasial yang melekat, hanya satu ras yang dapat bertahan hidup di seluruh wilayah gurun ini. Lebih tepatnya, ras lain mungkin juga bisa hidup di sini, namun hanya Suku Harvey yang unik ini yang tidak mau pergi ke mana pun selain gurun. Mereka terdiri dari ratusan suku, setiap suku berpenduduk antara 500 hingga 10.000 orang. Suku-suku ini membentuk Kerajaan Gurun Suci. Sebagian besar penduduk gurun ini hidup di sekitar tiga oasis besar, bertahan hidup dengan kaktus dan kadal gurun. Siang hari, semua warga kerajaan gurun bersembunyi di balik bukit pasir. Saat bosan, mereka senang menenun permadani dan syal dari serat kaktus. Serat dari kaktus gurun ini sangat halus namun memiliki kelenturan luar biasa setelah terpapar sinar matahari yang cukup, sehingga hasil tenunannya laris di kalangan elit berbagai benua.
Apalagi Kekaisaran Amy, memiliki segalanya - pegunungan, sungai, serta perbukitan dan hutan langka di sisi timur yang menyediakan kayu dan mineral dalam jumlah besar.
Jaringan jalan raya kontinental yang menghubungkan seluruh penjuru membentang di seluruh benua. Tidak hanya menghubungkan ibu kota negara-negara, kota-kota besar pun terjangkau jaringan jalan ini. Bahkan desa-desa terpencil pun memahami pepatah "Jika ingin kaya, bangun jalan terlebih dahulu". Berbagai komoditas diangkut siang-malam melalui jalan raya kontinental ini.
Tidak hanya penduduk di berbagai daerah bisa mengandalkan gunung dan air untuk hidup, beberapa orang yang sebelumnya menganggur pun tertarik pada profesi idealis dan menguntungkan seperti perdagangan, transportasi, perampokan, tentara bayaran, dll.
Oleh karena itu, kecuali desa-desa kecil pesisir yang terpencil dan tidak memiliki akses jalan darat, hampir tidak ada orang yang mau berinteraksi dengan laut, apalagi mencari nafkah darinya.
Karena alasan di atas, peta laut yang dipegang Huo Ensi ini sangat sederhana sampai sulit dibayangkan oleh para jenderal di masa depan. Bahkan peta seprimitif ini dibuat berdasarkan ingatan kolektif prajurit Pasukan Bayaran Kecil yang dulunya nelayan. Kemudian, Huo Ensi memanfaatkan latihan skuadron Burung Ganas untuk memetakan wilayah laut lebih dari 50 li di barat Pulau Xilin, lalu menyusun peta baru.
Huo Ensi secara singkat menjelaskan asal-usul peta kepada komandan dan wakil komandan. Saat hendak menjelaskan detail lebih lanjut, Amy memberi isyarat agar dia menunggu. Dengan lembut ia menggendong Ying yang masih berdiri di sampingnya, mengabaikan protes gadis itu, menidurkannya di tempat tidur belakang dan menyelimutinya rapat-rapat. Barulah ia kembali ke meja.
Balbas menggelengkan kepala pasrah, berbisik: "Dulu ayah Amy juga memperlakukan ibu Amy seperti ini, sangat romantis. Kelembutan ayah Amy terkenal di kalangan keluarga perwira pasukan perbatasan. Sayangnya..." Ekspresi wajahnya menunjukkan penyesalan atas nasib malang sang kecantikan.
Huo Ensi menunjuk peta pertahanan pantai sambil menjelaskan dengan ringkas kepada beberapa anggota utama: "Di laut lepas, begitu Burung Ganas menjauh lebih dari 50 li dari daratan, mereka akan kehilangan pandangan terhadap benua dan mudah tersesar. Karena kita tidak memiliki kapal besar, batas peta yang kalian lihat hanya 50 li. Aku pernah mengirim regu pengintai Burung Ganas menyusuri garis pantai untuk menerobos pertahanan pasukan perbatasan Kekaisaran Xius, melakukan pengintaian hingga 500 li ke dalam. Menurut pengamatan pengintai, memang terjadi perang besar di sana dimana kedua pihak sedang dalam kebuntuan." Jari Huo Ensi kembali menunjuk sudut barat daya paling ujung benua, "Di sini ada armada kuat dengan bendera hitam polos. Dari sini ke Pulau Xilin hanya butuh sekitar 4 hari." "Awalnya kukira ke Pulau Xilin bisa dapat uang perlindungan dengan mudah, paling-paling cuma bunuh bajak laut kecil atau basmi perampok gunung. Tak disangka sekarang harus berperang seperti pasukan resmi," gerutu Amy sambil menggaruk hidungnya, "Transaksi ini benar-benar rugi besar. Kaisar Hongshi kali ini untung besar, seperti membeli naga tanah dengan harga domba."
"Sialan, seharusnya aku tidak jadi tentara bayaran. Mulut jadi manis karena makan pemberian orang, tangan jadi pendek karena menerima uang. Meski tahu dirugikan dan ditipu, tapi karena sudah terima bayaran, demi etika profesi terpaksa dilakukan juga," kata Amy dengan pasrah.
“Menurutmu, apakah mereka akan menyerang kita? Bagaimana kekuatan kita saat ini? Dan apakah perlu mengevakuasi penduduk pulau?” Amy akhir-akhir ini sibuk mencari uang dan urusan pernikahannya sendiri, sehingga kurang memahami hasil latihan Pasukan Bayaran Kecil dibandingkan Huo Ensi yang lama tinggal di Pulau Xilin maupun Balbas yang langsung bertanggung jawab atas pelatihan tentara bayaran.
Huo Ensi menggelengkan kepala dengan pasrah: "Tidak tahu. Secara logika seharusnya tidak. Saat ini pasukan dari luar negeri ini belum cukup besar untuk membuka beberapa front perang sekaligus. Tapi belum tentu juga, kalau aku jadi komandan musuh, pasti akan menyerang satu negara dengan seluruh kekuatan terlebih dahulu. Berperang di banyak front seperti ini jelas tidak mungkin. Jadi sekarang sepertinya kita tidak bisa menilai kecerdasan komandan musuh dengan logika biasa - kalau bukan lawan ceroboh kelas rendah, berarti kekuatan sebenarnya mereka seperti gunung es di laut, sebagian besar tersembunyi di bawah permukaan."
“Menurutmu kemungkinan mana yang lebih besar?” Amy menyipitkan matanya sambil bertanya dengan suara berat.
Murni dari sudut pandang doktrin militer, bakat Huo Ensi di Pasukan Bayaran Kecil melebihi Chi Aotian yang berasal dari keluarga militer maupun Balbas yang berpengalaman puluhan tahun di medan perang. Ini merupakan penemuan paling mengejutkan dalam interaksi hampir setahun terakhir. Tapi asal-usul pengalamannya yang luas ini tetap menjadi misteri karena Huo Ensi tidak pernah memberi penjelasan memadai. Penjelasan paling umum adalah "dibaca dari buku", yang juga paling bisa diterima - dengan umur Kurcaci 200 tahun, cukup menyisihkan 1/10 waktu untuk membaca saja sudah membuat manusia tidak mampu menyaingi.
"Hmm, saya cenderung ke opsi kedua." Suara Huo Ensi belum habis, Balbas menyela: "Ya, saya juga setuju. Kekaisaran Xius memiliki 50.000 tentara reguler dan 25.000 pasukan pendekar; Kekaisaran Tentara Bayaran Haiga memiliki 60.000 personel aktif dengan 35.000 pasukan pendekar. Dengan karisma Empat Raja Tentara Bayaran, memanggil 30.000 tentara bayaran tambahan dari seluruh benua untuk membantu pertempuran pun bukan masalah. Bahkan Kekaisaran Amy yang berada di benua yang sama tidak pernah membayangkan serangan simultan dari dua negara. Menyerang dari benua lain melalui rute laut yang memakan waktu berbulan-bulan, pasti mereka sudah sangat siap. Jadi kemungkinan serangan multi-front tidak bisa diabaikan. Mungkin mereka tidak akan menyerang wilayah utama Kekaisaran Amy, tapi jika saya sebagai komandan musuh dengan pasukan cadangan, menyerang Sungai Singa dan menguasai jalan raya benua tidak hanya memutus jalur logistik Kekaisaran Xius, tapi juga menjadi taktik pengalihan terbaik."
"Kalau begitu, wilayah kita sekarang menjadi tempat strategis yang diperebutkan?" Suara Amy terdengar getir, matanya menatap Chi Aotian. Ia ingin meminta pendapat Chi Aotian yang sudah kembali beberapa hari lebih awal.
Chi Aotian mengangguk perlahan.
"Bagaimana dengan penduduk pulau?"
"Sudah semua dievakuasi. Kami menggunakan dana terbatas Pasukan Bayaran Kecil untuk memindahkan mereka ke kota kecil berjarak 100 li dari sini. Kami beri alasan bahwa Naga Yao Li memprediksi gempa besar mungkin terjadi di sini dalam dua bulan ke depan, jadi dievakuasi dulu." Jawab Huo Ensi.
“Hmm... Tidak terlihat, Huo Ensi ternyata jago berbohong ya. Ini yang terbaik, bisa membuat semua orang pergi secara sukarela tanpa melukai siapapun.” Amy bercanda tentang Huo Ensi.
“Pasukan?”
“Ini cukup menggembirakan. Dibandingkan setengah tahun lalu, jumlah kita bertambah banyak. Batalion Pendekar Pedang Besar total 302 orang, Batalion Penghadang 90 orang, Batalion Pendekar Pedang Magis 60 orang, Batalion Pendekar Pedang Burung Ganas 112 orang. Selain itu, melalui kesempatan khusus terakhir, kami merekrut dua Qu penuh pemanah Elf Padang Rumput dari Bar Pohon di Kekaisaran dan Kekaisaran Xius.” Saat Huo Ensi mengatakan ini, Amy mengangguk takjub.
Dua Qu penuh berarti total 52 personel termasuk perwira. Sebagai unit terorganisir, mungkin tidak terlalu mengejutkan bagi pasukan lain. Tapi jika pemanah Elf Padang Rumput, ceritanya berbeda. Elf Padang Rumput adalah subspesies elf yang memiliki penglihatan malam bagus seperti elf lain. Karena hidup lama di padang rumput tanpa akses ke hutan, jarang yang bisa menjadi Magister Sihir Elf ahli sihir kayu. Keunggulan terbesar ras ini justru di padang rumput - dibanding Elf Hutan, postur mereka lebih besar dan ahli berburu dengan panah di tengah angin kencang. Hampir setiap Elf Padang Rumput adalah pemanah ulung alami yang jadi incaran pasukan berbagai negara.
“Hehe, jangan heran.” Huo Ensi tertawa: "Dibilang keberuntungan, sebuah suku peri di Dataran Bunga dengar ada perang jadi mengorganisir pemuda prajurit untuk ikut perang di Kekaisaran Xius – tentu untuk cari uang. Tapi, biaya rekrutmen Kekaisaran Xius mana bisa saingan dengan kita. Jadi kita sergap sebelum mereka masuk pos rekrutmen."
"Hmm, bagus. Sekarang selain kavaleri, kita hampir jadi pasukan reguler. Da Qing Shan jadi komandan batalion baru ini. Lagian cuma kamu yang bisa panah. Ah, harus memberi makan 52 orang lagi. Semoga perang cepat mulai, biar mereka cepat dikirim ke medan tempur – gebuk, bunuh, tebas – biar pengeluaran harian bisa dikurangi."
Mendengar ucapan sembrono itu, orang-orang dalam ruangan refleks melirik ke pintu khawatir ada yang dengar. Balbas sudah siap tutup mulut si pembual.
"Aduh– kalian salah paham lagi. Maksudku dikirim latihan fisik, biar bisa hemat." Amy membuka buku kas sambil menunjuk angka pengeluaran.
Tentu saja, apakah benar seperti klaim Tuan Regu bahwa ini cuma salah paham, semua orang tahu jawabannya.
"Persiapan taktisnya?" Kali ini Amy bertindak seperti guru yang sedang menguji Huo Ensi.
Huo Ensi kembali menunjuk peta: "Kami telah menanam paku bambu menghadap ke atas di seluruh pantai laut luar. Untuk mencegah musuh menyelundup ke belakang, pulau ini juga dikelilingi paku-paku serupa. Setelah diterjang ombak lebih dari 10 hari, mustahil melihat paku yang tersembunyi di bawah rumput laut kecuali menginjaknya langsung."
"Wahai Naga Suci, bukankah ini berarti kita juga terkepung? Apakah kamu menyiapkan jalan mundur?"
"Tenang saja. Kami menyisakan dua jalur rahasia yang diketahui semua anggota untuk mobilisasi internal. Ada juga satu jalan besar," senyum licik muncul di wajah Huo Ensi, "hanya beberapa orang yang tahu, sebagai jalur evakuasi jika terdesak."
Di dunia paralel yang sejajar dengan kita, terdapat profesi bernama Bard. Mereka mengembara ke berbagai benua, menghibur pengunjung tavern dengan lagu sambil mencari nafkah.
Tak lama setelah "Perang Manusia-Dewa Pertama", baik penyanyi maupun pendengar terkejut menemukan seluruh lagu di tavern berubah menjadi satu seri - "Epos Tentara Bayaran".
Siapakah yang melepas tahta yang hampir digenggamnya?
Siapakah yang mengubah status ras manusia dari kasta kedua?
Siapakah yang meneteskan air mata di tanah leluhur peri?
Siapakah yang memperoleh kepercayaan abadi Naga Suci?
Siapakah yang diam-diam memiliki kekuatan super?
Siapakah yang menjadi personifikasi persahabatan sejati?
Siapakah yang menunjukkan welas asih melalui tindakan tegas?
Siapakah yang menjadi mimpi buruk tiga alam: naga, manusia, dan dewa?
Siapakah, yang membawa aroma kematian memasuki medan perang.
Setelah menyanyikan bagian pendek ini, para penyanyi biasanya berhenti sejenak, lalu seluruh pengunjung bar akan menyanyikan refrain bersama dengan berbagai suara:
Benar, tentara bayaran kecil manusia
Benar, trio Manusia-Naga-Dewa kita
……
Lagu-lagu Tentara Bayaran terdiri dari banyak komposisi, seperti "Oasis Kehidupan" yang berfokus pada Penyihir Besar Elf Leslinc, "Serang Serang" yang menggambarkan Raja Kurcaci Pengamuk, "Semangat Sarjana" yang mengisahkan Marsekil Icyland...
Tentu saja, yang paling populer adalah lagu trio Manusia-Naga-Dewa. Dalam legenda, Raja Tentara Bayaran Amy, Kesatria Naga Suci Da Qing Shan, dan Chi Aotian Sang Malaikat Maut telah mencapai status yang melampaui dewa-dewa.
——《Raja Segala Raja》
