Ucapan Ying terpotong mentah-mentah.
Burung Ganas yang kehilangan kendali mental tiba-tiba buta, dalam kepanikan menggelegar sayap raksasanya membentuk garis patah tak beraturan di tengah malam dan hujan panah.
Phoenix Api membawa kobaran api datang menyambar dari jauh, kicauannya yang nyaring menggema di angkasa. Pemanah centaurus segera mengalihkan sasaran, hujan panah menyambar burung api raksasa. Nyala Phoenix Api tiba-tiba membesar...
Dalam gelap malam, Chi Aotian mengerutkan alis menatap api di kejauhan, gigi-giginya menggigit jari panjangnya yang pucat. Wajahnya yang sama pucat semakin dingin, tubuhnya membatu.
Dua wakil komandan Batalion Pendekar Burung Ganas berdiri di belakangnya, wajah mereka pucat lesi. Entah karena tekanan perang yang dahsyat atau merasakan aura pembunuhan yang memancar dari Chi Aotian.
Batalion Pendekar Burung Ganas telah bersembunyi di sini selama satu hari penuh. Sesuai kesepakatan saat keberangkatan pagi hari, mereka melakukan penerbangan sepanjang 100 kilometer di sepanjang Sungai Singa, berhasil menyelinap ke belakang musuh tanpa membangunkan pasukan Benua Fanos. Setelah menempatkan Burung Ganas dengan aman, mereka melakukan pergerakan malam hari secara diam-diam sejauh 2 kilometer menuju lokasi penyergapan yang telah ditentukan.
"Tiga anak panah sihir merah, tiga anak panah sihir merah..." dua wakil komandan terus mengulang dalam hati. Bulan Merah sudah condong ke barat, namun sinyal yang dijanjikan tetap tak muncul. Yang lebih membuat mereka cemas, suara pertempuran yang sebelumnya semakin dekat tiba-tiba bergeser ke timur!
70% tentara bayaran di Batalion Pendekar Burung Ganas berasal langsung dari remaja Benua Beku. Berbeda dengan tentara bayaran yang direkrut lokal di Pulau Xilin, pasukan lain umumnya menganggap kelompok tentara bayaran sebagai tempat mencari uang. Bagi mereka, ikatan persaudaraan yang dipupuk selama dua generasi dalam kemiliteran, serta bimbingan seperti ayah yang diberikan Long dan Balbas di manor kelompok tentara bayaran Benua Beku, menyaksikan bocah-bocah tetangga yang dulu bermain tanpa celana tumbuh menjadi rekan tim - sebagian besar ayah mereka pernah bertempur di bawah komando ayah Amy atau paman Chi Aotian - dari sanalah mereka menganggap kelompok tentara bayaran sebagai keluarga, dengan ketua Amy sebagai kakak tertua meski bukan saudara kandung, karena "kakak tertua seperti ayah".
Kegelisahan menyebar di antara para tentara bayaran melalui tatapan mata. Tangan yang basah entah mencengkeram kuat gagang pedang, atau mencabut daun dari rumput di sekitar lalu memasukkannya ke mulut... Bagaimana kabar saudara-saudara di kejauhan? Jika bukan karena kehadiran Chi Aotian yang juga sesama senior yang menjaga barisan, para pendekar yang gelisah mungkin sudah menghunus pedang panjang mereka untuk memaksa dua wakil komandan segera menyerbu membantu rekan-rekan mereka.
Batalion Pendekar Burung Ganas yang seluruhnya manusia mustahil menembus kegelapan malam untuk melihat lentera berkelap-kelip di sisi barat benua.
……
Pasukan Bayaran Kecil yang menerobos ke timur sepanjang Sungai Singa tiba-tiba mundur bagai air surut, menghilang dalam waktu singkat di antara rawa-rawa alang-alang tepi sungai.
Lima batalyon Fa Nuosi yang sedang bergerak mengepung dan mengejar tiba-tiba kehilangan target. Saat para komandan batalyon mereka berharap melihat instruksi serangan baru dari langit barat laut, mereka terkejut menemukan lima simbol sebelumnya telah lenyap, digantikan oleh nyala api besar yang samar-samar terlihat.
Markas besar diserang? Ini adalah reaksi pertama semua orang!
Dua komandan batalyon yang sedang mengejar bersama melakukan diskusi singkat. Batalyon ke-5 Fa Nuosi yang mayoritas manusia serigala dipimpin komandan Morashou segera bergerak mendukung markas besar. Sementara batalyon ke-7 yang mayoritas ork tetap menyusuri sungai untuk menyerang Pasukan Bayaran Kecil dari belakang.
Kecepatan serangan ork tidak tinggi, setelah lebih dari setengah jam berlari terengah-engah, akhirnya ork bertemu dengan Batalyon ke-2 manusia serigala yang sudah bertahan lama. Di medan perang yang terang benderang, empat Komandan Batalyon Fanos terkejut menemukan bahwa Pasukan Bayaran Kecil telah benar-benar menghilang dari lingkaran kepungan.
Salah satu pelajaran paling berharga bagi pasukan Benua Fanos dalam Pertempuran Pulau Xilin: Semua prajurit harus tahu apa itu es dan salju! Terutama prajurit yang besar di rawa-rawa, harus memahami bahwa air yang membeku menjadi es bisa dilintasi tanpa perahu!
……
Huo Ensi segera menyadari lentera di barat laut telah padam. Saat ini, dia tidak tahu kapan lentera sialan ini akan menyala lagi. Kesempatan melarikan diri mungkin hanya sekejap! Nasib kabur atau tidak bisa ditentukan dalam sepersekian detik!
Semua prajurit Pasukan Bayaran Kecil segera melepaskan diri dari pertempuran. Amy sambil melepaskan badai salju, bersama Da Qing Shan melindungi pasukan yang mundur cepat! Melewati alang-alang tepi sungai yang jalannya sudah membeku total oleh badai salju. Dalam kegelapan, prajurit Pasukan Bayaran Kecil yang tidak terluka mendorong kereta luncur dengan cepat ke barat.
Amy memberi perintah pelan agar semua Pendekar pedang magis melepaskan sihir peredam suara secara bersamaan - setelah sihir ini aktif, semua suara akan ditelan udara. Awalnya sihir ini digunakan untuk melawan pastor dan magician, karena setelah diaktifkan, protagonis medan perang akan menjadi pedang dan kekuatan fisik!
Melalui hamparan alang-alang, terlihat jelas obor-obor yang diangkat tinggi di tepian membentuk seekor naga api yang melompat-lompat menyerbu posisi yang baru saja mereka tinggalkan.
Amy yang telah melepas komando, hatinya kacau balau. Hanya pedang panjang yang diayunkan dengan aura kematian di hadapannya yang membuatnya merasa masih hidup. Tak pernah membiarkan Ying menyelesaikan tugas sendirian, tak pernah membiarkannya mengambil risiko seperti ini, tak pernah terpikir bagaimana jadinya jika dia tak ada di sisinya atau mengalami musibah...
Da Qing Shan menarik lengan Amy, bersama pasukan bayaran kecil kembali menyerbu tanggul utara Sungai Singa. Di depan kosong melompong, hanya mayat musuh yang tertinggal dari serangan sebelumnya. Di timur jauh, ribuan obor berkedip-kedip di tengah salju es. Di barat jauh, samar terlihat sosok naga api yang menjauh.
"Keberhasilan tergantung saat ini! Semua ikut aku serbu!" Setelah keluar dari jangkauan sihir peredam suara, Huo Ensi mengayunkan kapak perang birunya memimpin semua orang menyerbu ke utara!
Pasukan Bayaran Kecil menerobos medan perang yang sunyi senyap ke utara! Setelah melewati pertahanan Merilin yang baru ditembus, badai salju mulai mereda.
Kemenangan sudah di depan mata. Menurut pengintaian harian Pasukan Bayaran Kecil, pasukan Benua Fanos menjaga formasi sepanjang 20 li dan lebar 3-5 li di sepanjang Sungai Singa untuk mencegah Kekaisaran menghancurkan mereka satu per satu.
Pasukan Bayaran Kecil yang dipimpin Da Qing Shan dan Amy bersama 3 Qu Pendekar Pedang Besar, setelah melewati sebuah bukit kecil, tiba-tiba menyadari di bawah sinar bulan merah di langit: di balik bukit berkelip-kelip ribuan mata merah menyala.
Sesuai perintah sebelumnya dari Da Haino, sebuah batalyon infanteri berat yang seluruhnya terdiri dari ork beruang telah menanti dengan siap siaga di sini! Yang memimpin pasukan ini adalah komandan legendaris bernama Du Qilie dari Korps Ekspedisi Barat, yang dijuluki "Jenderal Harimau" dan setara reputasinya dengan Norton dan Merlin.
Di seluruh pasukan Benua Fanos, Batalyon ke-9 pimpinan Du Qilie memiliki reputasi luar biasa. Sebagian besar pasukan unggul di serangan atau pertahanan, namun sulit menguasai keduanya. Tentang Batalyon ke-9, musuh-musuhnya memberikan penilaian: "Dalam serangan, kecuali ada tembok kota di depan, tak ada pasukan atau makhluk hidup apapun yang bisa menghentikan laju baja mereka. Jika mereka bertahan, hanya batu pelontar, tangga pengepungan, atau kendaraan serbu yang bisa menggoyahkan formasi mereka."
Du Qilie sendiri dijuluki "Ork di antara para ork". Bagi perkembangan fisiknya, pita suara adalah bagian yang paling tidak berguna. Mulut pun hanya berguna untuk makan dan menggigit tenggorokan musuh. Hanya lengan kokoh dan kepalan raksasa yang menjadi partner setianya.
Melihat musuh yang melompat keluar dari lereng bukit di depan, Du Qilie tidak berkata-kata, sedikit mengangkat tangan kanannya. Pasukan di sisi kiri dan kanan kesatuan seribu orang maju dengan langkah besar ke jarak yang berbeda.
Prajurit di barisan paling depan menancapkan bagian bawah perisai berat ke tanah dengan kuat, setengah berlutut di tanah, menyandarkan bahu pada perisai perang! Tiga baris prajurit beruang di belakangnya mengayunkan tombak perang besi berat melewati bahu prajurit depan dan menghantam puncak perisai dengan serempak. Gemuruh terdengar saat bagian bawah perisai tertancap dalam ke tanah. Di antara setiap tiga perisai yang sejajar, disisakan ruang untuk satu perisai. Tombak besi berat menusuk keluar dari celah atas perisai dan ruang kosong yang tersisa.
Seluruh formasi pasukan menyusun formasi pertahanan berbentuk bulan sabit yang tak tertembus dalam hitungan menit!
"Pasukan Baja!" Itulah kalimat yang sama-sama ingin diucapkan Amy dan Da Qing Shan pada saat itu.
"Tembakkan panah api!" Da Qing Shan berteriak. Tiga anak panah sihir merah melesat ke udara hingga ketinggian ekstrem, energi magis yang terkumpul meledak di angkasa.
"Panah! Pendekar pedang magis lepaskan sihir!" Huo Ensi memimpin pasukan penyerang jarak jauh.
Elf Padang Rumput dan pendekar pedang magis cepat-cepat keluar barisan, sambil berlari kecil mereka menghujani musuh dengan panah dan melepaskan serangan sihir kecil.
Saat sebagian besar pemanah dan magician hanya sempat melakukan satu kali serangan, Elf Padang Rumput telah melepaskan tiga anak panah panjang, sementara serangan sihir pendekar pedang magis juga telah dua-tiga kali menerjang kepala prajurit beruang.
"Perisai perang Beruang di belakang cepat diangkat, membentuk tembok hitam. Menghadapi pasukan infantri berat, serangan pemanah sangatlah lemah."
Tiba-tiba, tombak yang menusuk dari celah perisai Beruang menghilang semua.
"Cepat mundur!" Amy merasakan ancaman besar dari celah perisai hitam yang gelap!
Tapi sudah terlambat! Sekitar 30 prajurit Beruang menerjang dari balik perisai, dengan lincah melemparkan tombak pendek hitam sepanjang 2 meter.
"Tembak datar!" Gersu berjongkok, wajah pucat memerintahkan pemanah beralih dari tembakan menyebar ke tembakan datar.
Semua Elf Padang Rumput segera jongkok dan menembak cepat. Saat hujan panah mereka merenggut nyawa prajurit Beruang, pasukan terorganisir satu-satunya Pasukan Bayaran Kecil kehilangan separuh prajuritnya. Tombak hitam yang menderu menancapkan 20 lebih prajurit ke tanah, Malaikat Maut hampir merenggut nyawa mereka dalam sekejap. Pertukaran nyawa demi nyawa! Bagi prajurit Batalyon ke-9, ini sudah hal yang sangat biasa!
"Cepat mundur!" Amy menarik dua tentara bayaran ke belakang. Semua Pendekar Pedang Magis dan pemanah pertama kali merasakan ancaman maut serangan jarak jauh musuh, segera mundur ke area aman.
……
"Komandan, anak panah sihir!" Seorang wakil komandan melihat tiga sinyal panah akhirnya ditembakkan dari selatan, lupa larangan berisik, tangan gemetar menggenggam Chi Aotian berteriak.
Saat itu, ufuk timur mulai terang!
"Semua panggil Burung Ganas masing-masing!" perintah Chi Aotian dengan suara dingin. Bukankah ini serangan darat? Para tentara bayaran tertegun sejenak lalu segera memasukkan jari ke mulut, siulan bersahutan menggema.
Burung Ganas di kejauhan mendengar panggilan majikannya, membentangkan sayap raksasa dalam cahaya fajar yang redup dan terbang dari pepohonan. Dengan gesit mereka menyambar para pendekar pedang Burung Ganas. Saat burung-burung itu meluncur rendah di atas tanah, para pendekar berlari beberapa langkah menjejakkan tangan di sayap besar Burung Ganas - ada yang melompat ringan, ada yang berputar di udara - lalu duduk mantap di punggung burung.
"Dengan namaku ku panggil kau!" Di depan Lingkaran Sihir hitam raksasa milik Chi Aotian, wujud gelap Xiao Hei muncul dari kehampaan. Chi Aotian melompat ke punggungnya. Tombak Cun Yan hitam diacungkan ke langit: "Tentara bayaran! Apapun yang menghadang di depan, demi saudara-saudara kita, dengan darah dan daging kita, bukalah jalan berdarah! Bunuh!"
……
Di medan perang, yang paling langka adalah keajaiban, yang paling sering muncul adalah perubahan tak terduga. Jenderal legendaris hanyalah mereka yang berusaha menciptakan sebanyak mungkin keajaiban, sekaligus menghadapi semua perubahan mendadak.
Sayangnya, Du Qilie hanyalah prajurit harimau.
Batalyon ke-9 belum pernah menghadapi pasukan udara berskala besar, apalagi yang datang dari belakang. Terutama Naga Tengkorak hitam berukuran raksasa itu. Saat bayangan itu memasuki pandangan Du Qilie, otaknya sama sekali tak bisa menemukan solusi tepat untuk menghadapinya.
3 batalyon tombak 100 orang ditarik dari depan, Tombak Perang sepanjang 3.7 meter mengarah miring ke langit, berharap bisa menghalangi serangan udara dengan jarak tombak.
Dou Qilie yang selalu menganggap sebagian besar sekutu sebagai sampah, kini terpaksa berharap muncul batalyon lain untuk bersama tembok baja-nya menghabisi pasukan yang sudah terluka parah ini.
……
"Musuh di depan adalah belenggu terakhir kita, pendekar pedang Burung Ganas kita telah tiba. Semua bersiap! Ikuti aku..." Amy baru saja mengayunkan Pedang Besar hendak menerjang, tiba-tiba ditarik pakaiannya oleh tangan keriput.
"Tunggu... murid... ahem..." Lei Ge dengan wajah pucat datang dari belakang, "Guru belum mati. Jangan korbankan banyak anak muda. Beri aku 10 menit, aku yang akan."
Banyak yang bilang makhluk tercerdas di dunia adalah Naga, gelar Dragon Saint Envoy yang mulia tak pernah diakui oleh Yang Mulia Lü'er.
Sepanjang hidupnya, ia terlalu sering dipermainkan oleh manusia yang konon bodoh.
Dua yang paling tak tertahankan: Chi Hanfeng dan Lei Ge.
——《Tujuh Metode Menggoda Naga》
