Menolak undangan makan malam dari Viscount Fan dan para bangsawan lainnya, Amy menugaskan Huo Ensi dan Da Qing Shan yang kondisi fisiknya relatif baik sebagai perwakilan Pasukan Bayaran Kecil untuk melapor ke markas besar Wilayah Pertahanan Sungai Singa. Bersama anggota pasukan lainnya, Amy menggotong rekan-rekan yang terlantar menuju markas sementara pasukan bayaran di Kota Hati Singa.
"Yang Mulia tentu tidak keberatan dengan keputusanku untuk tidak mengirim pasukan bantuan..." Suara komandan tertinggi wilayah pertahanan terdengar samar dari belakang.
Tubuh Amy terhenti sejenak: "Apa maksudmu? Bahkan sebagai tentara bayaran pun harus tahu, tugasmu adalah mempertahankan wilayah Sungai Singa termasuk kota-kota besar dan jalan raya utama di dalamnya. Selama ini tidak jatuh, wilayah ini tetap milik Kekaisaran. Hanya berharap, pengorbanan saudara-saudara kita hari ini tidak sia-sia." Tanpa menoleh, Amy meninggalkan ucapan protokoler yang maknanya sulit ditafsirkan.
Da Qing Shan yang tidak pandai bicara dan Huo Ensi yang enggan bicara, dengan terminologi militer yang ringkas dan akurat, menggambarkan seluruh pengalaman 15 hari terakhir. Meskipun pihak militer dan bangsawan selama sebulan terakhir telah menerima laporan resmi maupun tidak resmi dari departemen militer kekaisaran tentang prajurit dari benua lain yang berwajah mengerikan dan tangguh dalam pertempuran, sebagian besar perwira militer menganggap ini sebagai alasan untuk menutupi ketidakmampuan pasukan Kerajaan Xius yang lemah dan tentara bayaran dari Negeri Tentara Bayaran. Sementara para bangsawan sama sekali tidak percaya ada pasukan sekuat itu di dunia. Deskripsi dari dua tentara bayaran yang baru lolos dari jebakan maut ini memaksa mereka mengevaluasi kembali persepsi lama - di kalangan bangsawan kekaisaran, pahlawan pembasmi naga seperti Amy dan Da Qing Shan, serta pejuang terkenal seperti Chi Aotian dan Huo Ensi memang sangat dihargai. Ucapan "musuh sangat kuat" dari para ahli ini bagaikan slogan iklan terbaik. Sebagian besar bangsawan kini menunjukkan sikap yang bertolak belakang dengan sebelumnya, wajah mereka pucat bagai mayat.
Dua tamu dengan kulit wajah yang tegang dan dagu yang kaku jelas menunjukkan keengganan untuk berlama-lama. Para bangsawan yang berpengalaman segera menyadari hal ini dan tidak memaksa mereka untuk tinggal lebih lama.
Setelah pertama kali berhasil mengusir semua bangsawan yang cerewet dengan mudah, Viscount Fan bersama pejabat utama wilayah pertahanannya dan anggota staf kembali merevisi rencana operasi. Setelah rapat, komandan batalyon pengintai wilayah pertahanan mengendarai Binatang Gaib-nya, elang singa, terbang ke Ibukota malam itu untuk melaporkan perkembangan terbaru ke departemen militer.
Selama 15 hari berikutnya, Wilayah Pertahanan Sungai Singa menjadi sangat sunyi - bahkan lebih sepi dibanding sebelum perang datang. Tak ada yang percaya permukaan yang tenang ini pernah dan masih menjadi medan perang berasap.
Departemen Militer Kekaisaran menerima laporan perang dari Wilayah Pertahanan Sungai Singa dan meningkatkan level perang lagi - semua pasukan reguler (kecuali Federasi Utara) masuk ke status siaga perang level 1, semua batalion pendekar ke level 2, semua kelompok tentara bayaran terdaftar harus kembali ke markas dalam 20 hari untuk membantu pertahanan, sementara yang tidak terdaftar harus meninggalkan kekaisaran dalam waktu sama.
Departemen Militer Kekaisaran mengeluarkan perintah mobilisasi tambahan: semua bangsawan kekaisaran wajib menyediakan pasukan bersenjata tingkat tiga minimal 1/80 dari total penduduk wilayah feodal mereka, sesuai Hukum Kesetiaan Bangsawan Kekaisaran.
Mobilisasi perang dalam skala sebesar ini hanya terjadi beberapa kali dalam 500 tahun berdirinya kekaisaran. Di bawah tingkat mobilisasi ini, total 170 ribu pasukan reguler, pasukan pendekar dengan jumlah yang sama, 40 ribu kelompok tentara bayaran, 40 ribu pasukan reguler pengawal bangsawan, dan 300 ribu pasukan sementara bangsawan dimobilisasi - total 700 ribu personel militer.
Warga negara Kekaisaran Amy menerapkan sistem pajak sepersepuluh. Semua warga wajib membayar 1/10 dari total pendapatan mereka sebagai pajak kekaisaran. Pendapatan prajurit biasa setara dengan pendapatan warga kekaisaran rata-rata. Oleh karena itu, tanpa memperhitungkan pengeluaran lain, 10 penduduk membiayai satu prajurit.
Sebenarnya, operasional mesin negara yang besar, baik pengeluaran normal, kerusakan normal, maupun kerusakan lubang hitam non-normal, membutuhkan dana beberapa kali lipat dari angka tersebut. Di era damai, semua pengeluaran militer Kekaisaran Amy menyumbang 10% dari total anggaran negara. Berdasarkan angka ini, tidak sulit untuk menyimpulkan bahwa total populasi aktual kekaisaran berkisar antara 15 hingga 20 juta jiwa. Memobilisasi total 700.000 pasukan berarti 20-30 warga kekaisaran akan menanggung biaya satu prajurit. Ini baru mencakup pendapatan dan pengeluaran rutin prajurit tersebut. Perlengkapan seorang pendekar biasa setidaknya membutuhkan pendapatan 2 bulan warga biasa. Perlengkapan infanteri berat biasa memerlukan pendapatan setahun warga biasa. Kuda dan perlengkapan kavaleri ringan biasa membutuhkan pendapatan 2-3 tahun warga biasa. Kuda dan perlengkapan kavaleri berat biasa membutuhkan pendapatan sekitar 5 tahun warga biasa. Belum lagi Kesatria Naga Tanah yang kuat. Hanya pasukan ksatria berat di militer reguler kekaisaran saja sudah lebih dari 20.000, yang berarti pajak lebih dari 5 juta warga dalam beberapa tahun terakhir akan habis terkuras oleh mobilisasi bersenjata besar-besaran ini, belum termasuk kerugian akibat lubang hitam.
Bagi departemen militer kekaisaran, beban berat seperti ini sama sekali tidak ingin ditanggung. Mempertahankan 700.000 pasukan selama setahun berarti kekaisaran akan mengalami defisit selama dua tahun ke depan atau harus memberlakukan pajak perang.
Namun...
Perang, bagi penduduk biasa kekaisaran, tidak menimbulkan ketidaknyamanan khusus. Hanya sedikit warga yang perlu melakukan perjalanan sejauh 10 li untuk urusan, apalagi berurusan dengan prajurit kerajaan yang berjaga di jalan raya. Saat itu sebagian besar jalan raya belum ditutup.
Bagi pedagang, memang ada beberapa kesulitan - jika pedagang kecil bisa disebut sebagai pedagang. Pedagang yang memiliki koneksi akan memanfaatkan saluran khusus mereka untuk melakukan pembelian di daerah lain yang tidak bisa diakses pedagang lain di masa perang, sekaligus "berbuat baik untuk negara dan rakyat". Bahkan pedagang kecil yang tak punya koneksi, jika cerdik, pasti akan menimbun bahan pangan serta sumber daya seperti besi dan tembaga yang mungkin dikategorikan sebagai logistik perang. Berbagai komoditas kekaisaran beredar dengan harga abnormal, memungkinkan pedagang kecil dengan stok terbatas untuk menjadi pengusaha besar baru.
Bagi prajurit yang langsung menghadapi perang, ini adalah kesempatan emas untuk membangun prestasi. Tentu saja kebanyakan dari mereka tidak punya ambisi seperti itu, maka sejarah selalu mengubah prajurit tanpa ambisi menjadi sekadar angka korban dalam statistik perang.
Bagi para bangsawan, sebagian besar meyakini bahwa perang tidak akan berdampak buruk bagi mereka. Selain memiliki pasukan pengawal pribadi, berdasarkan peraturan bangsawan Kekaisaran, semua pemuda laki-laki berusia di atas 12 tahun wajib masuk Sekolah Ksatria Kekaisaran. Sebagian besar gelar kebangsawanan mereka diperoleh melalui jasa perang, sehingga secara teori setiap bangsawan memiliki darah biru dan keahlian tempur yang lebih tinggi daripada prajurit biasa. Mereka menjadikan Keluarga Chi - keluarga bangsawan paling terkemuka - sebagai panutan, yakin keturunan mereka akan mewarisi keahlian militer yang lebih hebat dari generasi sebelumnya. Pandangan mereka terhadap perang pun mudah ditebak.
Dari sini terlihat, perang tidak selalu buruk. Setidaknya bagi rakyat, bangsawan, dan militer Kekaisaran yang belum mengalami perang besar selama 300 tahun terakhir, mereka tidak menganggapnya sebagai malapetaka.
Bagi Viscount Fan dan Staf Markas Besar Distrik Militer Sungai Singa, manfaat terbesar dari kedatangan Pasukan Bayaran Kecil ada pada dua hal:
1. Kekuatan benua asing ternyata luar biasa kuat. Di balik kegagahan prajuritnya, para perwira militer benua tersebut memiliki kemampuan komando yang mumpuni.
2. Tidak ada pasukan ksatria atau pemanah yang terorganisir secara besar-besaran di militer benua asing, mungkin karena kendala transportasi laut.
Kedua kabar ini, satu baik satu buruk, satu suka satu khawatir. Sebagian besar perwira pernah melihat sebagian makhluk dari Benua Fanos di kebun biota asing di ibukota. Makhluk barbar ini bertubuh kuat dan berotot, jika senjata sama, satu saja bisa mengalahkan beberapa prajurit kerajaan. Di Benua Eminoll, mungkin hanya barbar dan Kurcaci yang bisa bertarung setara dengan mereka. Kini, dengan komandan yang ahli taktik perang, harus diakui: mesin perang ini seolah memiliki aura tak terkalahkan di dunia.
Viscount Fan pada sore itu langsung memberikan misi kepada Pasukan Ksatria Api dari Legiun Singa Api. Pasukan Kavaleri Ringan 3500 orang dengan formasi skuadron, siang-malam tanpa henti menyerang dan mengganggu posisi luar benua asing. Setiap pertempuran dibatasi musuh tak lebih dari 100 orang, segera mundur jika ada bala bantuan musuh.
Skuadron 1000 Ksatria Baju Besi Berat dan batalyon infantri tombak ringan 4500 orang memisahkan diri dari pasukan utama, mendirikan kemah baru 10 li ke barat sebagai stasiun transit kavaleri ringan. Jika kavaleri terkepung, pasukan ini juga bertugas membantu membebaskan pengepungan.
Di wilayah barat Sungai Singa, 80% berupa dataran dan padang rumput, 5% wilayah pegunungan, sisanya hutan. Kondisi ini sangat menguntungkan untuk pergerakan skala besar kavaleri.
Seperti pasukan kekaisaran manapun, Resimen Ksatria Api merupakan pasukan inti dari Legiun Singa Api, terdiri dari: satu skuadron naga tanah beranggotakan 500 orang, satu skuadron ksatria berbaju besi berat 1000 orang, serta satu batalyon ksatria ringan 3500 orang. Di bawah komando resimen juga terdapat tim pemeliharaan berjumlah 300 orang. Semua tunggangan ksatria berasal dari kuda jantan merah dan coklat tua berusia 2-8 tahun berkualitas unggul yang dibiakkan massal di dataran pedalaman kekaisaran. Naga tanah berasal dari pegunungan perbatasan timur kekaisaran yang berbatasan dengan Kekaisaran Gurun Suci, tempat naga tanah berlimpah. Tanpa perlu permintaan khusus, departemen militer kekaisaran akan mengalokasikan semua naga tanah merah ke Legiun Singa Api.
Selain lulusan Sekolah Ksatria Kekaisaran, semua calon yang ingin bergabung dengan pasukan ksatria harus melewati 3 tantangan: pertama, wajib menjalani dinas minimal 1 tahun di pasukan reguler kekaisaran; kedua, lulus ujian tombak atau tombak kuda; ketiga, menjadi pengawal seorang ksatria resmi selama 1 tahun. Baru setelah itu bisa menjadi ksatria magang. Masa pelatihan ksatria magang berlangsung 1 tahun, setelahnya komandan resimen akan menganugerahkan pedang ksatria secara resmi - tentu ini proses di masa damai.
Bagi tentara kekaisaran, anggota resimen ksatria biasa pun sudah menjadi simbol keyakinan, kehormatan, dan kemampuan. Apalagi para ksatria di bawah komando Resimen Ksatria Api, sudah tak perlu dipertanyakan lagi.
Batalyon ksatria yang dikerahkan ini memperlihatkan kemampuan unik resimen - bagi prajurit yang terpisah atau patroli kecil di Benua Fanos, mereka bagaikan pencipta kematian.
Setiap kali, sebuah skuadron kavaleri muncul dari balik hutan lebat, bukit kecil, atau kegelapan malam, jubah merah menyala para ksatria berkibar dalam angin bagaikan kobaran api yang melintasi tanah. Tombak-tombak panjang mereka merenggut nyawa target mereka. Sebelum satu skuadron benar-benar menghilang di kejauhan, skuadron lain sudah datang menderu dari arah berbeda... tanpa henti.
Dua hari pertama, Norton dan Merlin agak kewalahan menghadapi serangan mendadak 24 jam ini. Di benua asing yang sebagian besar berupa rawa, pasukan ksatria sangat langka, apalagi penerapan skuadron kavaleri besar. Serangan tiba-tiba ini mustahil diantisipasi. Setiap kali usai serangan, kamp Fanos akan mengepulkan asap tebal - kremasi para prajurit yang gugur. Merlin mengerahkan 2 batalyon untuk menjebak pasukan kavaleri. Sayangnya, itu hanya angan belaka. Bahkan kecepatan lari prajurit manusia serigala tak sanggup menyaingi kavaleri ringan. Skuadron Ksatria Api mengakhiri pertempuran setelah kehilangan 76 orang.
3 hari kemudian, Da Haino sadar kembali dari efek obat. Mengetahui situasi ini, perwira veteran asal kekaisaran Benua Eminoll ini memberi beberapa perintah sederhana yang berhasil membalikkan keadaan.
