“Apa? Kapal Sang Dewi sudah sampai?” Para perwira dari departemen militer Pasukan Ekspedisi Barat Fanos terkejut mendengar kabar ini. Semula mereka mengira Yang Mulia akan menunggu pasang naik untuk mendarat, tak disangka beliau malah beralih ke perahu kecil.
Panglima ekspedisi Da Hainuo masih terlihat lebih tenang. Sebagai perwira manusia paruh baya, ia menjaga sikap hormat - atau lebih tepatnya jarak - terhadap segala hal yang berhubungan dengan para dewa. Berbeda sama sekali dengan para perwira ork setengah darah dan manusia serigala seperti Norton, Merlin, Morashou.
Bagi penduduk asli Benua Fanos, para Dewa Sejati adalah sang penyelamat. Lebih dari 200 tahun yang lalu, benua ini dipenuhi kemiskinan, kebiadaban, balas dendam, dan kelaparan di setiap sudutnya. Setiap ras kehilangan minimal 10% populasinya akibat kelaparan dan penyakit setiap musim hujan. Hujan deras tanpa henti selama tiga bulan menggenangi semua lembah dan celah. Lebih dari 60% daratan Fanos yang awalnya berupa rawa-rawa, diperluas tak terkira oleh badai menjadi "meja makan" bagi buaya rawa, piranha, dan lintah penghisap darah.
Lebih dari 90% perang di musim hujan terjadi untuk memperebutkan dataran tinggi, harapan terakhir untuk menyelamatkan diri di musim hujan berikutnya.
Para Dewa Sejati mengubah segalanya. Sejak hari kedatangan mereka ke Benua Fanos, musim hujan tahunan dipersingkat menjadi 15 hari melalui kekuatan tak terbatas Sang Pencipta yang dimiliki Tujuh Dewa Sejati.
Dewa-dewa sejati terus memilih gadis berusia sekitar 16 tahun di antara penduduk Benua Fanos untuk menjadi utusan mereka. Melalui Perawan Suci, mereka mengajarkan kemampuan membuka lahan, irigasi, pandai besi, membangun jalan, menambang, serta berbagai pengetahuan termasuk sihir yang tak pernah terbayangkan sebelumnya kepada penduduk Fanos. Tanpa para dewa, sampai sekarang penduduk Fanos pasti masih menjadi budak lingkungan alam yang ganas. Dalam kamus Fanos, meskipun tidak ada empat karakter "gan en dai de" (rasa syukur), namun maknanya terpatri dalam di benak penduduk yang sederhana dan lugu.
Oleh karena itu, di Benua Fanos, otoritas tertinggi adalah Dewa Sejati dan Perawan Suci, diikuti oleh biarawan Seminari Fanos, kemudian departemen militer Fanos dan raja-pemimpin berbagai suku. Serangan skala benua ke Benua Eminoll yang berjarak 10.000 li ini adalah perintah para dewa.
Sang Dewa berfirman:
"Sebagai umat pilihan-Ku, Kuberikan tanah ganas ini untuk membersihkan roh jahat dalam dirimu dan menguatkan tubuhmu."
"Kini saatnya tiba. Pergilah ke tanah jauh itu, Benua Eminoll yang subur, yang telah Kusediakan sebagai rumah bagimu."
"Pergilah, di bawah lindungan-Ku."
Sama seperti departemen militer dan kepala suku di Benua Fanos, setiap penduduk dan prajurit Fanos juga sangat memahami bahwa di antara tiga benua yang diketahui, Benua Fanos mungkin adalah yang paling tandus dan paling tidak layak huni, sedangkan Benua Eminoll adalah yang paling subur. Jarak antara kedua benua ini bisa diibaratkan seperti langit dan bumi. Oleh karena itu, setelah melihat petunjuk dewa, terutama ketika dewa bahkan mengirim 50 malaikat untuk bergabung dengan pasukan Benua Fanos dan menyatakan akan terlibat dalam perang jika diperlukan, perintah perang hampir tanpa syarat mulai dilaksanakan.
Perwira Da Hainuo, Merlin, dan lainnya berlari kecil keluar dari markas besar bersama pasukan pengawal mereka.
"Yang Mulia Jenderal Nuo, Anda sudah mendarat dengan pasukan elit 10.000 orang selama 30 hari, mengapa masih menunggu kami di sini? Kecepatan Anda benar-benar lebih lambat dari sapi!"
"Xiao Ke, jangan kau hina hewan lucu seperti sapi! Tidakkah kau tahu sapi adalah simbol paling suci dalam beberapa agama? Bahkan seekor sapi pun, dalam 30 hari sudah bisa berjalan 100 kilometer. Tidak mungkin masih di tempat yang sama sampai sekarang?"
"Yemoda Dalong, ada salah paham nih. Yang kumaksud bukan sapi yang melenguh itu. Sebagai manusia yang lahir di Benua Fanos, sejak kecil aku sudah belajar menghormati kebebasan beragama - yang kumaksud adalah siput yang membawa rumahnya merayap ke sana kemari..."
Mendengar dialog "menakjubkan" dari dua orang, alis Da Hainuo, Merlin, Norton, serta perwira yang ikut mengerut. Tak ada orang lain yang berani berbicara di hadapan Santa Perawan - kata-kata pedas hampir menjadi ciri khas Dwi Manusia Terkemuka Benua Fanos.
Sebagai ork setengah darah, Merlin, Norton dkk cukup membenci Kesatria Naga Yemoda dan Ksatria Binatang Legenda Xiao Ke. Ini bukan hanya karena penduduk asli Fanos umumnya lebih menyukai teman yang pendiam, tapi lebih pentingnya, mereka benar-benar tak suka memamerkan perpecahan internal ras mereka di depan ras lain.
Da Hainuo sebagai komandan militer terkemuka di benua ini, dalam perjalanan karier militernya selama 20 tahun, memiliki banyak prestasi gemilang yang patut dicatat. Sebagian besar diraihnya selama berdinas di militer Benua Fanos. Bagi penduduk asli Fanos, catatan prestasi ini tak lepas dari pelajaran berdarah.
Saat itu, penduduk asli Benua Fanos memperlakuKan manusia yang melarikan diri dari pengejaran atau terpaksa mengungsi dari benua jauh dengan sangat kejam. Sebagian besar penduduk asli masih ingat bagaimana kelompok tentara bayaran manusia berduyun-duyun mengganggu kampung halaman mereka, sehingga tanpa membedakan baik-buruk, mereka sering menggunakan kekerasan terhadap ras pendatang.
Bagi suku manusia di pantai barat Fanos yang putus asa, Da Hainuo dan 300 anggota sukunya yang tangguh dianggap sebagai penyelamat yang diutus langit. Dalam 3 hari setelah tiba di Benua Fanos, Da Hainuo memenangkan 4 pertempuran melawan 2000 prajurit ras serigala dan centaur yang mengganggu. Setelah rangkaian kemenangan ini, Da Hainuo menjadi pemimpin suku manusia pantai barat dan menandatangani "Perjanjian Perdamaian Pantai Barat" yang terkenal dengan Departemen Militer Fanos. Sejak penandatanganan perjanjian ini, berbagai ras di pantai barat Benua Fanos akhirnya sepenuhnya menerima manusia.
Di antara semua ras di Fanos, ada prinsip sakral yang tidak boleh dilanggar: "Jangan pernah bermusuhan dengan yang lebih kuat."
Ksatria Naga Yemoda dan Ksatria Binatang Legenda Xiao Ke bermigrasi ke Benua Fanos bersama seluruh sukunya dari pulau lain, 3 tahun setelah kedatangan Da Hainuo. Menurut Yemoda, pulau tersebut terletak di pinggiran Kekaisaran Gurun Suci, di mana nenek moyang mereka merupakan cabang manusia purba berdarah dewa. Ratusan tahun sebelumnya, pulau ini memisahkan diri dari Benua Eminoll dan berubah dari gurun subtropis menjadi hutan lembab subtropis. Letusan gunung berapi kemudian menyebabkan perubahan drastis yang membuat manusia tidak bisa bertahan hidup, sehingga terpaksa bermigrasi ke Benua Fanos.
Berbeda dengan kedatangan suku Da Hainuo yang tanpa pamrih ke Benua Fanos, suku Yemoda tiba dengan dikawal belasan Naga Emas Raksasa - bisa dikatakan sejak kemunculan pertama, ras ini telah diselimuti aura misterius. Yang lebih mengejutkan penduduk asli Fanos, Dewa Fanos sering memilih gadis dari ras manusia misterius ini sebagai utusannya.
Yemoda dan Xiao Ke adalah bintang-bintang cemerlang dari keturunan ras ini. Yang tak dipahami para ork: mengapa mereka memiliki permusuhan alami terhadap Da Hainuo? Apapun yang dilakukan sesepuh manusia ini, dua pemuda ini selalu mencari celah untuk menyindir. Untungnya, sebagai penanggung jawab utama militer benua asing dan utusan dewa, mereka tetap menghormati Da Hainuo.
"Yang Mulia Perawan Suci, Da Hainuo dan Komando Kelompok Ekspedisi Barat menanti kehadiranmu." Seperti biasa, Da Hainuo mengabaikan dialog-dialog sarkastik ini, memimpin para perwira memberi hormat dengan melipat tangan di dada.
“Yang Mulia telah bekerja keras. Sebelum keberangkatan, Marsekal Markas Besar Pasukan Ekspedisi meminta saya menyampaikan salam untukmu. Beliau sangat khawatir mendengar kabar lukamu, andai bukan karena kesibukan militer, pasti akan datang sendiri.” Bibir merah di balik cadar bergerak lembut, suara merdu terdengar: “Marsekal dan pimpinan markas besar berpendapat bahwa Korps Ekspedisi Barat telah menyelesaikan misi dengan sempurna, membuka front kedua bagi Pasukan Suci Ekspedisi. Karena itu, saya diutus khusus untuk mengumumkan: Setiap prajurit Korps Barat akan menerima Lencana Pahlawan.”
Tak disangka, wanita lemah ini diam-diam melepas sihir pengeras suara kecil tanpa terdeteksi. Suaranya yang lembut menggema di sepanjang pantai. Para ork Korps Ekspedisi Barat yang sibuk, mendengar kabar penghargaan, dengan antusias meletakkan pekerjaan dan bersorak bak gelombang yang menyapu teluk sepanjang 3 kilometer.
“Terima kasih, Perawan Suci, telah memberi semangat pada pasukan.” Da Hainuo mengangguk ringan.
Seluruh pimpinan Korps Barat bersyukur Perawan Suci tidak ikut campur dalam konflik antara suku dengan Da Hainuo, apalagi tekniknya yang sengaja meningkatkan moral pasukan. Kalimat yang sama, bila diucapkan Perawan Suci, memiliki pengaruh berbeda bagi prajurit Fanos.
Di aula pertemuan terbesar Korps Barat, Da Hainuo memaparkan situasi terkini pada Perawan Suci serta dua panglima sepuluh ribu, enam belas panglima seribu, dan tiga Uskup Suci yang baru mendarat.
Meskipun sebelum datang, sebagian besar orang sudah sedikit banyak memahami situasi perang, di bawah penjelasan utama Da Hainuo dengan tambahan dari Merlin dan Norton, terutama setelah melihat luka berat Da Hainuo dan Norton, serta mendengar komandan pasukan utama kelas satu Ekspedisi Farnos, Komandan Qi Lie berubah menjadi daging cincang, semua komandan pasukan 1000 orang menundukkan kepala. Bahkan komandan pasukan 1000 manusia beruang yang paling garang terlihat sangat tenang.
"Oh..." Suara Perawan Suci tak menunjukkan keheranan, perlahan melanjutkan: "Dalam Pasukan Bayaran Kecil yang memiliki beberapa figur luar biasa yang jarang muncul, hasil seperti ini sepertinya tidak aneh. Menurut penjelasan Tuan Da Hainuo, mereka sepenuhnya memanfaatkan kondisi alam dan perluasan medan untuk menghabisi pasukan kita yang terpisah. Dalam kelompok bayaran 500-an orang, ternyata ada Kesatria Naga Suci, Kesatria Naga Tulang, dua Ksatria Binatang Gaib, seorang Magister Kekaisaran, apalagi di atas mereka ada komandan dengan julukan 'Otak Emas' serta ahli strategi setara yang merupakan pewaris tahta Raja Kurcaci Pegunungan. Setiap dari mereka setara dengan pasukan 1000 orang. Dalam situasi ini, lawan masih terpaksa kabur di bawah tekanan besar Pasukan Ekspedisi Barat, menurutku rasio korban mereka pasti lebih tinggi. Jadi ini tidak mempengaruhi hasil kemenangan Pasukan Ekspedisi Barat."
“Ork setengah darah yang diam tiba-tiba menyela, 'Yang Mulia Santa sepertinya memiliki pemahaman khusus tentang Pasukan Bayaran Kecil. Banyak hal yang Anda sebutkan sebelumnya tidak tercantum dalam data kami.'" Kilatan keraguan terlihat di mata cokelatnya.
“Hmm, sebagai juru bicara dewa, wajar jika mengetahui lebih banyak.” Meskipun dewa tidak merasuki, hal ini tidak mengurangi kewibawaan Santa.
“... Ini bawahan yang kurang ajar.” Merlin menarik baju Norton. Norton terdiam sejenak sebelum menunduk pada Santa untuk meminta maaf.
“Sebagai komandan 1.000 terbaik dalam Pasukan Ekspedisi dan kandidat terkuat untuk posisi komandan 10.000, lebih baik Tuan fokuskan kecerdasan pada hal yang berguna.” Santa berkata lembut: “Jenderal Da Hainuo, saat mendarat, dewa telah memberikan petunjuk bahwa pasukan utama Kekaisaran Amy sedang mendekati kita.”
“Baik, Yang Mulia.” Da Hainuo sudah terbiasa dengan kemampuan ramalan Santa: “Menurut pengintaian, musuh memiliki 25.000 pasukan utama dan 6.000 hingga 8.000 milisi lokal. Pasukan kita sekitar 23.000 orang. Secara jumlah kita kalah, tapi secara kemampuan tempur, Pasukan Ekspedisi Barat masih unggul melawan Korps Singa Api musuh. Bahkan dengan tambahan milisi mereka, kita masih punya 50% peluang menang. Staf kami punya lebih banyak strategi.”
Di bawah isyarat Da Hainuo, Nuo maju selangkah dan membuka peta selatan kekaisaran yang tergantung di dinding: "Kami berpendapat, kita harus memecah pasukan musuh yang telah terkonsentrasi secara efektif. Oleh karena itu kami mengusulkan untuk mengirimkan 1 kelompok kavaleri 1000 orang yang baru dibentuk dan 5 kelompok pasukan berkuda 100 orang, memanfaatkan mobilitas cepat mereka untuk menerobos dengan ganas ke Kota Lion Heart yang dipertahankan musuh. Bagi komandan wilayah pertahanan kekaisaran, Kota Lion Heart adalah titik vital yang harus dijaga, sehingga pasti akan menarik pasukan kembali untuk mempertahankannya. Setelah mengacaukan formasi pasukan musuh, pertama-tama hancurkan seluruh pasukan utama mereka, kemudian serang Kota Lion Heart dengan seluruh kekuatan. Angka idealnya adalah memecah 3 kelompok 1000 orang dari pasukan utama musuh."
10 tahun setelah Perang Para Dewa, sebagian besar umat manusia masih belum memahami bagaimana dua kekuatan perang yang muncul dengan cepat selama Perang Para Dewa membagi karakteristik profesi mereka.
Sebelum Perang Para Dewa, sebagian besar perang adalah pertarungan pedang dan perisai. Kerajaan-kerajaan mengembangkan kesatria, pasukan infantri, pemanah, dan kesatria naga secara besar-besaran. Magician terutama Pastor lebih sering muncul dalam perang skala kecil atau lebih tepatnya dalam eksplorasi tentara bayaran.
Legenda mengatakan, seribu tahun yang lalu, pernah ada Magician yang luar biasa kuat yang melepaskan kekuatan sihir mengerikan—entah melalui bahasa kuno superior yang diwariskan sejak zaman purba, atau melalui penunggaan dewa-dewa yang mereka sembah. Konon, magister sakral terkuat pada masa itu memiliki kekuatan dewa-dewa inferior, bahkan tercatat kasus Magician yang membunuh dewa dan diangkat menjadi dewa. Namun, legenda tetaplah legenda. Berdasarkan catatan lengkap kekaisaran sejak Kalender Es Berdarah, tidak ada lagi penyihir yang berhasil menembus batas magister, apalagi memperoleh kekuatan legendaris yang disebutkan.
Guild Penyihir setelah Tahun Pertama Kalender Sihir, memusatkan sejumlah besar Magister Sihir untuk meneliti rahasia peningkatan tiba-tiba spirit magis, meningkatkan penelitian sihir baru, menata catatan-catatan penyihir kuno, dengan harapan mendapatkan kembali kekuatan legendaris.
Sepanjang Perang Manusia-Dewa, semua penyihir, pastor bahkan prajurit dibagi dalam 3 kubu besar berdasarkan garis besar.
Kubu Benua Fanos yang menganut Faksi Dewa Sejati dari Tujuh Dewa Utama; Kubu Benua Eminoll sebagai Faksi Netral yang tidak menyembah dewa manapun namun mengejar kebebasan; serta Faksi Dewa Iblis pengikut kekuatan gelap.
——"Raja Segala Raja"
