22 bulan ketiga musim gugur tahun ke-4 Kalender Sihir, tepat 1 bulan setelah Pasukan Ekspedisi Barat Farnorth melakukan serangan mendadak ke Pulau Xilin, meletuslah Pertempuran Sungai Singa Berdarah.
Pagi di daerah subtropis biasanya tak berangin. Musim gugur di tepi Sungai Singa tak terasa sejuk sama sekali. Matahari merah baru saja terbit dari cakrawala timur, sementara matahari hitam di barat masih memantulkan kilau terakhirnya. Embun di padang rumput menguap naik ke udara.
Da Hainuo dan Viscount Fan tanpa direncanakan memilih dua bukit kecil sebagai markas mereka. Di antara dua bukit tersebut terbentang padang rumput datar sepanjang 1.300 meter, sesekali dihiasi satu dua pohon kerdil. Kijang-kijang penakut telah merasakan sesuatu yang tak beres, menjauh dari padang rumput yang akan menjadi medan perang, mengintip dari kejauhan.
Hampir bersamaan, kedua kemah militer bergemuruh. Pintu samping di kedua sisi gerbang utama terbuka serempak. Beberapa regu pasukan infantri ringan berlari kecil keluar, membersihkan tiga rintangan besar dari kanopi dan batang pohon di depan kemah. Pasukan kavaleri ringan, kavaleri berat, infantri berat, pemanah... keluar secara berurutan dari pintu-pintu samping.
Pada pukul 8 pagi, 22 Maret Musim Gugur, 29.000 prajurit kerajaan pertama kali menyaksikan musuh legendaris yang buruk rupa. Di barisan terdepan berdiri pemanah setengah manusia setengah kuda, di belakang mereka membentang batalyon Kesatria Naga Tanah. Naga-naga perang yang temperamental sesekali mengeluarkan raungan rendah, embusan uap putih dari hidung binatang buas itu mengepul di atas barisan tentara sebelum akhirnya menyatu dengan awan putih di langit. Di belakang pasukan naga darat, terlihat formasi besar kavaleri ringan yang membentuk dua kotak raksasa - jika formasi musuh sebanding dengan kekaisaran, diperkirakan ada 1000-1200 Ksatria. Di belakang pasukan berkuda, belasan formasi infanteri berjajar rapi, setidaknya lebih dari sepuluh formasi. Lereng bukit mencapai puncaknya di sini, dan ke arah barat landai kembali menurun dengan mulus. Bahkan jika ada pasukan tambahan, mustahil terlihat dari depan... Di udara yang kering, kuda perang dan naga darat mengais-ais tanah dengan gelisah, debu beterbangan menyelimuti sebagian formasi pasukan.
Kekuatan musuh legendaris benar-benar sekuat hamparan tanah yang luas. Di benak para prajurit kerajaan serentak terbayang gambaran perang berdarah dengan senjata berkilauan.
Dibandingkan dengan formasi musuh yang megah, semua perwira di atas tingkat komandan regu tidak bisa memahami formasi aneh yang disusun Viscount Fan. Pasukan Lion King yang paling tangguh justru disembunyikan di belakang pasukan, sementara dalam pasukan ksatria berat Flame Knights yang menjadi kebanggaan Legiun Fire Lion, ternyata disisipkan 200 ksatria berat dari pasukan pribadi bangsawan. Bahkan ksatria-ksatria "abal-abal" ini ditempatkan di pusat formasi ksatria. Formasi yang semula merah menyala tiba-tiba menjadi warna-warni. Semua ksatria berat Flame Knights mengerutkan alis - meskipun sebagian besar dari mereka memiliki gelar bangsawan lebih tinggi, veteran yang berpengalaman langsung bisa melihat dari tunggangannya: daging berlemak di bagian-bagian tertentu kuku kuda hampir sama banyaknya dengan pemiliknya. Tunggangan dan ksatria seperti ini diragukan bahkan bisa mempertahankan kecepatan charge militer hingga 1500 meter ke markas musuh.
Dari balik bukit kecil di kejauhan, gemuruh dahsyat tiba-tiba bergema. Kepakan sayap raksasa menggelegar bagai angin topan, semakin mendekat. Awan putih di atas lereng bukit tercabik-cabik oleh angin kencang, beterbangan ke segala arah...
"Naga——" teriak seorang veteran di antara barisan prajurit kerajaan yang telah menemukan jawaban mengerikan.
Seekor Naga Emas dewasa muncul dari balik bukit kecil, sayap raksasanya mengepakkan awan putih di langit dengan liar. Dari mulut naga itu keluar embusan napas putih, menyambut matahari terbit yang menyilaukan. Sisik emasnya memancarkan kilauan menyakitkan mata seperti jutaan kristal air segi enam beterbangan di langit. Di belakang naga, seekor burung ganas yang terlihat kecil dibandingkan binatang raksasa itu membentangkan sayapnya dengan stabil, melayang memanfaatkan angin yang ditimbulkan naga.
Seperti batu yang dilempar ke kolam, riak kecil muncul di tengah pasukan ksatria barisan depan kekaisaran. Ksatria berat berwarna-warni menarik tali kekang, berusaha menenangkan tunggangannya.
Dalam peperangan, menyerang psikologi lawan adalah strategi tertinggi.
Yang Mulia Jenderal melambaikan tangan perlahan. Para Ksatria Binatang Legenda dari Legiun Singa Api mulai terbang ke angkasa - ada yang singa, kuda, elang, naga tanah, atau kadal pasir. Lebih dari 20 Ksatria Binatang Legenda membentuk tembok di udara, menahan tekanan psikologis dari makhluk naga yang datang dari kejauhan.
Naga Raksasa dan Burung Ganas melepaskan diri dari formasi utama dan melayang di atas padang rumput. Tampaknya Kesatria Naga dan Ksatria Binatang Legenda ingin berbicara sesuatu. Hal ini sangat normal, dalam sebagian besar perang dan pendahuluan perang antar ksatria, para bangsawan dari kedua belah pihak yang bertikai memiliki keinginan untuk berdiskusi di depan formasi. Sebagian besar kata-kata klasik yang terkenal tersebar seperti ini - dari segi efek nyata, sebagian besar hanyalah omong kosong tak bermakna, hanya memberi kesempatan para bangsawan untuk tampil di depan publik, menunjukkan siapa yang berada di pihak "kebenaran". Sedangkan pengaruhnya terhadap situasi pertempuran, bisa dikatakan hampir tidak ada.
Viscount Fan tersenyum getir dan memanggil beberapa Ksatria Binatang Legenda di sekitarnya untuk menemaninya berunding——Sebagian besar perwira menengah dan senior Legiun Singa Api mengetahui bahwa ini adalah luka hati abadi Viscount Fan. Riwayat Viscount Fan sangat gemilang, memulai karir militer sebagai prajurit biasa, melalui puluhan pertempuran besar kecil dengan jasa luar biasa. Namun atasan langsungnya sangat tidak menyukai mulutnya yang tidak pernah gosok gigi, sehingga antara usia 18-25 tahun tidak masuk dalam daftar seleksi Ksatria Binatang Legenda, apalagi menjadi Ksatria Binatang Legenda. Sungguh langka bahkan hampir tak ada presedennya seorang Yang Mulia Jenderal dari tujuh wilayah pertahanan kekaisaran bukan Ksatria Binatang Legenda. Hal ini bahkan menjadi dalih para bangsawan kekaisaran untuk menghibur keturunan mereka yang gagal: "Jangan putus asa, bukankah hanya ×× yang gagal? Seburuk apapun kegagalanmu, masih ada kegagalan Viscount Fan. Dia yang bahkan bukan Ksatria Binatang Legenda bisa menjadi jenderal wilayah pertahanan, pasti kamu juga bisa sukses." Ini juga salah satu alasan utama Viscount Fan selalu antipati terhadap Ksatria Binatang Legenda baru yang ditugaskan departemen militer.
Lebih dari 10 Ksatria Binatang Legenda mengikuti dari belakang.
"Yang Mulia, daripada mengorbankan puluhan ribu prajurit, lebih baik kita bertarung untuk menyelesaikan perang ini sekali untuk selamanya." Kesatria Naga yang angkuh itu melemparkan kata-kata dingin dari atas ketinggian, di balik kristal hitam penutup wajahnya berkilau kesombongan sang penunggang naga.
“Hmm, ini ide yang bagus, tapi sepertinya tidak adil bagiku. Lagi pula, kau adalah Kesatria Naga. Bagaimana jika kau menunggu beberapa hari lagi? Aku akan memanggil beberapa Kesatria Naga dari Kekaisaran untuk menemanimu? Apakah nagamu jantan atau betina? Aku bisa membantumu memilih, kira-kira naga dengan sifat seperti apa yang kau sukai?” Semua Ksatria Binatang Legenda di belakang Viscount Fan mengerutkan kening. Memiliki atasan seperti ini benar-benar membutuhkan persiapan mental yang cukup.
Naga Emas yang bijaksana segera memahami saran konstruktif yang penuh niat baik dari manusia ini. Sayangnya, Klan Naga yang angkuh selalu menganut prinsip otonomi pernikahan. Marah besar melihat manusia rendahan yang bukan orang tuanya ini berani mengatur urusan seumur hidupnya, kepala emasnya terangkat penuh kemarahan, Naga Api emas menyembur deras.
“Lindungi Yang Mulia Jenderal——” Beberapa perisai merah besar mendorong maju menahan semburan api yang membara. Perisai air segera terbentuk di depan binatang gaib, gelombang panas berubah menjadi uap air.
“Ini... Saya mulai meragukan tujuan Kesatria Naga yang terhormat meminta saya datang ke sini. Bukan untuk membunuhku di medan perang, kan?”
Topeng emas terangkat, wajah dingin penuh amarah di baliknya membara oleh api penghinaan: “Tuan, martabat Kesatria Naga tidak boleh dinodai. Saya membiarkanmu memilih lawan sesukamu, kita selesaikan sekarang juga di sini. Saya berharap bisa menghindari pertumpahan darah lebih besar melalui perbandingan dengan batasan jumlah pertarungan.”
"Oh, saya baru paham maksudmu... Saya setuju dengan pendapatmu," ekspresi Viscount Fan tiba-tiba berubah seperti orang yang tersadar. "Untuk keadilan, begini saja. Kita bertanding satu kali setiap hari, kalian kirim satu orang, kami juga kirim satu orang. Tidak boleh ada pengulangan. Di sini saya punya lebih dari 29.000 prajurit, kalian mungkin juga sebanyak itu. Jadi, sekitar 80 tahun kita baru bisa menentukan pemenang. Hmm, saya salah hitung. Jika selisih skor terlalu besar, sekitar 40 tahun sudah bisa ketahuan." Wajah Viscount Fan memancarkan keseriusan.
Ksatria Naga dan Ksatria Burung Ganas melesat ke langit kembali ke pasukan mereka, suara mereka terdengar dari kejauhan: "Kami juga keturunan Benua Eminoll, tidak ingin benua ini terluka terlalu parah, tapi... idiot--"
"Orang ini sangat sopan, kalian harus belajar. Lihat, saat pergi pun dia tidak lupa menyebutkan namanya." Tiga orang berjalan, pasti ada yang bisa jadi guru. Viscount Fan sangat ahli menemukan kelebihan lawan, sambil mengendalikan kudanya kembali ke formasi utama, dia memberi pelajaran pada anak buahnya.
Dalam Perang Para Dewa, ada beberapa mulut terkenal yang tidak pernah gosok gigi. Viscount Fan dan Yemoda termasuk di dalamnya. Pada pertempuran pertama, sepertinya Viscount Fan mendapat banyak keuntungan. Tentu saja, seperti perkembangan ratusan tahun sebelumnya, setelah "perundingan baik" para perwira tidak membuahkan hasil, perang pun meletus.
Pertempuran Sungai Singa yang Berlumuran Darah, beberapa tokoh penting yang bersinar dalam perang tahap akhir mengikuti sebagai pengamat. Termasuk komandan divisi 10.000 pasukan Fanos, Da Hainuo, dua komandan resimen 1.000 orang Merlin dan Norton. Mereka semua terluka dalam "Pertempuran Penaklukan Sungai Singa" sebelumnya, sehingga ditempatkan di garis belakang untuk mengawasi pertempuran oleh komandan sejawat mereka Yemoda dan Xiaoke dengan "niat baik".
Di tempat yang tidak jauh, di atas pohon besar, Huo Ensi, Chi Aotian, dan Da Qing Shan dari Pasukan Bayaran Kecil juga menyaksikan. Huo Ensi yang memiliki penglihatan tajam bertugas mendeskripsikan formasi kedua belah pihak, sementara Utusan Naga Hijau, Tuan Lü'er yang penglihatannya lebih tajam, berbaring di tempat teduh di bawah pohon sambil memejamkan mata.
——《Studi Sejarah Pertempuran Sungai Singa Berlumuran Darah》
