Di atas 3 podium warna, setiap orang tahu apa yang hampir diperjuangkan Chi Aotian dan Xiang Tian dengan nyawa. Perselisihan beralih dari kekuatan pasukan benua asing ke senjata ilahi tempaan Dewa Pencipta. Yang lebih berpengalaman diam-diam menyalahkan Kelompok Tentara Bayaran Xuanqing yang terlalu ikut campur, namun saat ini tak bisa berkomentar.
Saat Chi Aotian terus mengubah jurus, yang berpengalaman sudah memperkirakan langkahnya. Tak ada yang menyangka remaja dingin ini bisa segesit mengubah taktik dalam pertarungan sengit. Lebih mengejutkan lagi, Aotian mampu menggunakan Bayangan Sisa tingkat tinggi dalam satu tarikan napas. Ketika pedang raksasa dua tangan setinggi manusia terbelah menjadi dua pedang besar, banyak yang terpekik kaget.
Mata semua orang tertancap pada dua senjata ilahi yang saling berhadapan ini.
Tiba-tiba tubuh Chi Aotian dan Xiang Tian memancarkan cahaya merah menyala dan putih murni. Dua kilau menyilaukan ini seolah membeku di udara sesaat, lalu bertubrukan dahsyat. Cahaya merah menyala tiba-tiba meledak, menelan cahaya putih dan mengecat langit-bumi menjadi merah darah. Seperti jarum baja, cahaya ini menusuk mata setiap orang.
Kekacauan kecil terjadi di antara pejabat dan tentara bayaran di podium, penonton di sekitar podium komando, serta ksatria. Saat mata mereka tersakiti, semua mendengar dua ledakan dahsyat.
Sebagian besar penonton di tribun sudah menebak akhir pertarungan – di tengah arena hanya tersisa Xiang Tian seorang diri. Matanya yang kosong menatap Heishui Hun di tangannya, meski dari kejauhan jelas terlihat senjata legendaris itu seolah memendek. Rambut ungu masih beterbangan di udara. Tak jauh darinya, pemuda berbaju hitam itu memeluk pedang panjangnya dalam posisi bertahan.
Chi Aotian jelas merasakan benturan antara Heishui Hun dan Zhuque. Resistansi berat itu lenyap setelah dentuman keras. Pedang besar di tangannya mengayun penuh tenaga ke bawah. Keringat dingin mengucur – dengan kekuatan dan ketajaman sebesar itu, bukan hanya Heishui Hun yang akan terpotong, kepala besar Xiang Tian pun pasti akan melayang... Meski ini pertarungan dan ada sedikit kesalahpahaman, belum sampai tahap harus saling bunuh. Dengan seluruh tenaga, Chi Aotian memutar tubuhnya. Pedangnya menyambar membentuk setengah lingkaran, menyikat sanggul rambut Xiang Tian. Angin pedang yang tajam memutus pita rambut dan helai-helai ungu yang panjang. Setelah tenaganya habis, pemuda itu terhempas keluar arena oleh gaya putar pedang besarnya yang dahsyat.
Hasil yang gamblang ini membuat semua yang hadir kehilangan kata-kata.
Sebatuk kecil terdengar dari barisan Kesatria Naga Tanah Xuanqing. Seorang lelaki berusia setengah abad melangkah keluar. Lambang Magister Sihir mencolok di jubah sihir merahnya: "Yang Mulia, hamba adalah Wakil Komandan Ye Luochuan*Mingya dari Kelompok Tentara Bayaran Naga Tanah Xuanqing. Dalam pertarungan tadi, kami kalah. Kepada semua sahabat yang telah menaruh harapan besar pada kelompok kami, hamba menyampaikan permohonan maaf. Pedang Yang Dipegang Tuan Kedua Chi memang senjata yang luar biasa."
Di tribun penyihir dan di antara tentara bayaran di luar, jelas banyak yang pernah mendengar nama ini. Tentu saja, Yeluo Chuan adalah Magister Sihir langka yang mempelajari elemen cahaya. Keahliannya dalam magi suci dan elemen cahanya melebihi sebagian besar pendeta tinggi Gereja Suci. Dengan kekuatan sihir yang luar biasa, dia bahkan bisa menghidupkan kembali prajurit yang baru saja berhenti bernapas. Di Kelompok Tentara Bayaran Naga Tanah Xuanqing, status Magister Sihir juga sangat dihormati. Di Pasukan Ksatria Naga Tanah, dia tidak hanya bertanggung jawab atas tugas-tugas magis, tetapi juga secara terbuka mengajarkan pengetahuan magis dasar kepada tentara bayaran muda penyihir. Praktik tanpa pamrih ini dianggap tak terbayangkan oleh sebagian besar Magician Tingkat Tinggi. Karena alasan inilah Pasukan Ksatria Naga Tanah Xuanqing memiliki unit magis beranggotakan 500 orang, sebagian besar merupakan penyihir level 1 dan 2.
Sebelum pertandingan, Yang Mulia Magister Sihir tidak maju untuk mencegah terutama karena dua alasan. Sebagai Magister Sihir, dia sendiri tidak percaya Xiang Tian bisa dikalahkan dalam pertarungan fisik oleh dua pemuda yang baru memulai. Selain itu, Xiang Tian sudah menutup semua celah kompromi sejak awal sebagai wakil komandan yang setara.
Pertarungan tadi tidak terlalu merugikan Kelompok Tentara Bayaran Xuanqing dibandingkan kerugian pribadi Xiang Tian. Dengan segera turun tangan berdiplomasi, dia berharap bisa memulihkan sedikit muka pasukannya di hadapan Kaisar.
Apa arti senjata pusaka bagi seorang pahlawan? Hong Shi juga sangat paham. Baik dia maupun orang lain tidak menyangka konsekuensinya akan separah ini. Kebanyakan orang mengira, jika terjadi benturan, selama Zhu Que tidak hancur oleh Hei Shui Hun, itu sudah membuktikan kualitas pedang panjang tersebut dan menjawab banyak pertanyaan. Paling-paling, Zhu Que mungkin meninggalkan bekas goresan pada Hei Shui Hun, itu pun bukan masalah besar.
Setelah cahaya merah menyala terang, keponakannya menyabet Hei Shui Hun hingga dua ujungnya terpenggal dan rambut panjang sang Pahlawan terpotong. Hong Shi pun bingung bagaimana menenangkan situasi. Melihat ada yang keluar, Hong Shi berkata datar: "Jika benar-benar senjata tempaan langsung Dewa Pencipta, maka kekalahan Tuan Xiang juga wajar."
Setelah Perang Para Dewa, ada yang meneliti asal-usul Hei Shui Hun. Pasangan tongkat hitam ini kemungkinan besar dibuat oleh Dewa Cahaya, salah satu dari 12 Dewa Utama di bawah Dewa Pencipta. Konon, Dewa Pencipta mengumpulkan berbagai batu primordial di dunia peri purba, menemukan beberapa bijih hitam yang bukan logam, kayu, maupun kulit. Saat menempa senjata, dia kecewa menemukan bijih hitam ini tidak bisa dibentuk menjadi mata pedang yang tajam. Dewa Cahaya yang sedang berjaga-jaga untuk Dewa Pencipta, mencoba membuat senjata non-konvensional di waktu senggang dan memberikan serangan magis khusus: empat jenis sihir tertanam dalam Hei Shui Hun - Sabda Suci, Pengusir Setan, Wibawa Suci, dan Penenang. Sayangnya, senjata pusaka ini menjadi yang pertama hancur sebelum Perang Para Dewa benar-benar dimulai.
Perang Pahlawan juga dikenal sebagai Perang Naga Ganda. Perang yang hanya melibatkan dua Naga Raksasa dan dua manusia ini, baik kemunculan maupun hasilnya sama-sama membingungkan dunia. Dampak akhir perang ini terhadap Perang Para Dewa justru melampaui dugaan banyak orang. Dari hasil di lapangan, Pasukan Bayaran Kecil meraih kemenangan mutlak. Namun dari perspektif dampak jangka panjang, mayoritas tentara bayaran berpendapat bahwa kehadiran dua petarung yang melebihi kekuatan komandan dalam kelompok bayaran super pasti menjadi faktor destabilisasi. Bahkan di internal Pasukan Bayaran Kecil, banyak prajurit muda mempertanyakan: Hingga kini Komandan Amy masih belum memiliki tunggangan, mungkinkah di masa depan ia akan mendapatkan Naga Terbang ajaib seperti Lü'er dan Yao Li?
Menurut statistik gabungan Departemen Militer dan Birokrasi Sipil, pendapatan pajak tahunan Resimen Ksatria Naga Tanah Xuanqing mencapai 1,02 juta. Angka ini setara dengan total pendapatan pajak satu provinsi kekaisaran. Selain itu, dalam perjudian besar saat itu, Pasukan Bayaran Kecil juga memperoleh sekitar 160 ribu koin taruhan dari kelompok tentara bayaran lain. Popularitas Pasukan Bayaran Kecil melambung setelah Perang Pahlawan. Ratusan tokoh penting di dunia tentara bayaran yang kalah taruhan menyebarkan kisah heroik kelompok ini ke seluruh industri dengan kecepatan luar biasa sambil mengumpat. Di Bar Pohon sepanjang Jalan Raya Benua Eminoll, semakin banyak klien yang secara spesifik meminta Pasukan Bayaran Kecil untuk mengerjakan tugas pengawalan, menggantikan posisi sebelumnya yang selalu dipegang Kelompok Tentara Bayaran Xuanqing.
Setelah Pertempuran Naga Ganda, moral pasukan Kekaisaran Amy melambung tinggi! Baik prajurit tingkat terbawah maupun komandan di berbagai daerah. Dalam perang skala kecil ini, lebih dari 600 prajurit yang berpartisipasi semuanya dianugerahi gelar Ksatria Kerajaan, 260 lebih korban jiwa dan luka-luka diberi gelar Baron seumur hidup kekaisaran, tiga pejabat utama dianugerahi gelar bangsawan turun-temurun di atas Baron - penghargaan ini bahkan melampaui penganugerahan di masa awal pendirian negara. Hal ini sendiri menyampaikan pesan: Baginda Raja akan meningkatkan penghargaan untuk jasa perang. Terutama bangsawan rendahan kekaisaran yang berbondong-bondong masuk militer dalam waktu singkat.
Departemen Militer Kekaisaran, sebagai bentuk terima kasih atas jasa sebelumnya Pasukan Bayaran Kecil, menyerahkan Kota Duanbing - pelabuhan terbesar di pesisir barat kekaisaran sebagai kota garnisun. Kaisar Hongshi secara khusus mengeluarkan maklumat: Memuji kontribusi Pasukan Bayaran Kecil terhadap keluarga veteran cacat dan korban perang kekaisaran, serta mendorong lebih banyak keturunan keluarga militer bergabung dengan Pasukan Bayaran Kecil.
Begitu mesin propaganda kekaisaran diaktifkan, Kota Duanbing langsung dipadati pemuda berusia 12-20 tahun dari keluarga militer. Konon, banyak anak bangsawan bahkan menyamar dengan nama samaran untuk bergabung. Sementara itu, pasukan utama Pasukan Bayaran Kecil masih melakukan persiapan akhir di Ibukota.
Berdasarkan perintah Departemen Militer, tiga pejabat utama Pasukan Bayaran Kecil yaitu Da Qing Shan, Amy, dan Huo Ensi memasuki Sekolah Ksatria Kekaisaran untuk pelajaran sistematis selama 2 bulan. Materi utama meliputi operasi gabungan kavaleri dan infanteri, kursus khusus ini dibuka untuk menutupi kelemahan tentara bayaran dalam perang. Chi Aotian yang sudah lulus dari sekolah ksatria dibebaskan dari pelatihan ini, dan fokus mengelola markas besar pasukan bayaran yang ditempatkan di luar ibukota kekaisaran.
Atas permintaan Amy, Long dan Moye membawa dana besar 1,3 juta serta puluhan anggota pasukan bayaran yang terluka parah kembali ke Benua Beku untuk memperluas skala Pasukan Bayaran Kecil. Saat Long dan Moye pergi, mereka berdua pergi sambil menangis. Tak ada yang ingin pulang, tak ada yang berani pulang... Tidak tahu bagaimana harus menghadapi para janda dan yatim piatu yang menunggu dengan susah payah di daerah bersalju dan beku. Moye tersedu-sedu berkata: "Sungguh tak punya muka untuk pulang." Semua orang yang melepas mereka pun menangis.
Setelah kembali ke Benteng Es, pada hari itu, Moye dan Long dikepung oleh kerumunan. Beberapa anak dari keluarga yang sudah sukses, sekarang menjadi pejabat menengah di Pasukan Bayaran Kecil. Bahkan ada anak yang rajin menabung hingga menyuruh mereka membawa uang untuk keluarga. Namun... Ketika anggota keluarga yang namanya tercantum dalam daftar korban tewas datang bertanya, Long diam-diam menghilang. Dengan tangan gemetar, Moye mengeluarkan abu jenazah remaja dari kereta pemakaman, bersama 2000 Koin Emas yang terbungkus rapi. Keluarga pun membeku... Ratapan pilu segera pecah. Semakin banyak kerabat Pasukan Bayaran yang berdatangan, semakin banyak tangisan menyayat hati yang bergema... Moye terus mengeluarkan lebih banyak abu jenazah dari kereta sambil berkata hampa berulang-ulang: "Maafkan kami, ini semua kesalahan kami."
Pada hari itu, dana yang dikeluarkan mencapai 600.000. Sebagian berasal dari dana santunan departemen militer kekaisaran, sebagian lagi dari Pasukan Bayaran Kecil. Sayangnya, uang tak mampu menghibur duka kehilangan keluarga. Selama enam bulan berikutnya, markas Pasukan Bayaran Kecil tetap diselimuti kesedihan yang pekat.
Berdasarkan isyarat dari departemen militer kekaisaran, mereka berharap Pasukan Bayaran Kecil dapat berkembang hingga setidaknya 3 kelompok B-level tinggi standar. Long dan Moye juga mendapat tugas lebih berat: merekrut minimal 1000 tentara bayaran baru. Tekanan yang dirasakan keduanya sungguh luar biasa.
Sebelum Long dan Moye pergi, di podium komando yang sama, Amy memimpin upacara penganugerahan pertama Pasukan Bayaran Kecil. Elf Padang Rumput Gersu menerima pedang satu tangan "Jeruk (Merah)" hasil tempaan langsung Dewa Pencipta berkat kemampuannya memimpin yang luar biasa. Sementara Ling Yun, pemuda dari keluarga militer Federasi Utara Kekaisaran, meraih pedang besar dua tangan "Batu Biru (Biru)" setelah menewaskan 32 musuh. Kebetulan Raja Tentara Bayaran Yan Nan sedang mengunjungi Amy saat itu. Meski awalnya ingin merahasiakan penganugerahan ini, kabarnya justru tersebar cepat melalui mulut Raja Selatan. Sejak itu, kalangan tentara bayaran mengetahui bahwa Pasukan Bayaran Kecil menyimpan dua senjata legendaris yang setara dengan Zhuque, dan sangat mungkin juga merupakan tempaan Dewa Pencipta. Pemilik senjata pusaka ini dianggap memiliki potensi besar untuk masuk daftar Pendekar Baru Jiwa Perang pada pemilihan berikutnya.
Setelah penganugerahan penghargaan, terjadi pertemuan singkat antara Raja Tentara Bayaran Yan Nan dengan beberapa tentara bayaran muda dari Pasukan Bayaran Kecil. Raja Tentara Bayaran menunjukkan kecemasan serius terhadap situasi perang di Kekaisaran Tentara Bayaran saat ini. Ia berharap, jika memungkinkan, Pasukan Bayaran Kecil dapat mengirimkan personel kompeten untuk membantu Kekaisaran Tentara Bayaran. Saat mengucapkan ini, matanya menatap tajam Da Qing Shan dan Chi Aotian. Raja Tentara Bayaran lebih lanjut menyatakan bahwa asalkan salah satu dari empat pejabat utama Pasukan Bayaran Kecil pergi, mereka bisa langsung memimpin situasi perang di satu provinsi Kekaisaran Tentara Bayaran. Setelah berdiskusi singkat, Amy dan lainnya menyatakan bahwa karena lokasi registrasi Pasukan Bayaran Kecil saat ini adalah Kekaisaran Amy, dan baru-baru ini kekaisaran secara resmi memanggil pelatihan untuk pimpinan utama berbagai kelompok tentara bayaran, serta Kekaisaran juga sedang menghadapi perang besar sementara Pasukan Bayaran Kecil masih memiliki tanggung jawab pertahanan wilayah, maka meninggalkan tugas saat ini adalah penghinaan terhadap kewajiban tentara bayaran. Amy menunjuk Balbas untuk menemani Yan Nan kembali ke Kekaisaran Tentara Bayaran, dan setelah memahami situasi lebih detail, baru akan melihat apa yang bisa dilakukan Pasukan Bayaran Kecil untuk Kekaisaran Tentara Bayaran.
1 Januari Musim Dingin Tahun 5 Kalender Sihir
Panglima muda Yi Hailan memimpin 10.000 pasukan menyerang markas besar Fanos di tepi utara Sungai Singa. Pedang Legendaris Liu Ying berwarna merah menyala di tangan Yin Feng yang lincah menyambar bagai kilat, merobek langit biru. Pasukan Fanos hampir tidak melakukan perlawanan, mundur ke Pulau Xilin di bawah perlindungan gabungan magician, pemanah manusia-kuda, dan kesatria naga palsu. Yi Hailan tampak sangat puas dengan pertempuran tanpa pertumpahan darah ini, tidak mengirim satupun pasukan untuk mengejar, lalu dengan senang hati mengambil alih markas Fanos.
Kalender Sihir 5, Musim Dingin Bulan 1 Hari 7
Layar putih kembali memenuhi muara Sungai Singa. Pasukan bantuan kedua Ekspedisi Fanos tiba, membawa total pasukan Da Hainuo menjadi 45.000. Korps Ekspedisi Barat menerima surat penugasan baru: Da Hainuo resmi diangkat sebagai Panglima Wilayah Barat Fanos, Norton dan Merlin dipromosikan menjadi pemimpin 10.000 pasukan, sementara kesatria naga emas Yemoda ditunjuk sebagai Wakil Panglima Wilayah Barat.
Kalender Sihir 5, Musim Dingin Bulan 1 Hari 15
Ibu kota Kekaisaran Xius direbut oleh Yi Hailan yang kembali memimpin pasukan besar di tengah malam. Dalam pertempuran ini, Yi Hailan mengerahkan total 34.000 pasukan termasuk 1 Resimen 1000 Iblis Besar. Keluarga kerajaan Xius mengungsi dari timur laut kota, sisa 2000 pasukan melintasi Gunung Suci dan muncul di perbatasan Kekaisaran Amy sebulan kemudian. Menurut kesaksian penduduk yang berhasil melarikan diri, meski ras asing berwajah mengerikan, mereka menjaga ketertiban dengan sangat baik. Sisa prajurit manusia telah diorganisir secara efektif untuk mempertahankan kota.
Sejak hari ini, Yi Hailan dan Yin Feng memasuki babad para Bard. Dalam nyanyian awal, Yi Hailan dengan Pedang Besar Liu Ying-nya yang menyala merah darah didefinisikan penyair sebagai puncak kejahatan setara Yin Feng. Iblis-iblis yang memenuhi langit menjadi melodi utama syair-syair ini.
Kalender Sihir Tahun 5, Musim Dingin Bulan 1 Hari 20
Earl Chi Hanfeng tiba di Pelabuhan Es Apung dengan 15.000 tentara elit dari benua beku. Utusan departemen militer memberikan laporan darurat tentang situasi militer selatan kepada Tuan Earl. Pasukan hanya beristirahat satu hari di pelabuhan sebelum bergerak menuju Hutan Perbatasan melalui jalan raya.
Kalender Sihir Tahun 5, Musim Dingin Bulan 1 Hari 30
Marquis Chi Hantong mengambil alih kawasan pertempuran Kota Lionheart. Legiun Singa Api di bawah pimpinan Viscount Fan mundur ke garis kedua untuk reorganisasi. Kekuatan tempur legiun ini menyusut drastis dari 25.000 personel di masa kejayaan menjadi 12.100 personel. Beberapa unit mengalami korban hingga 80%. Viscount Fan sendiri dituduh melakukan "pembunuhan bersenjata terhadap bangsawan" oleh beberapa aristokrat tinggi, memaksanya kembali ke Ibukota untuk melapor ke Departemen Militer dan menjalani investigasi.
Kalender Sihir Tahun 5 Musim Dingin Bulan 2 Hari 10
Legiun Farnorth mengerahkan 3 resimen 1000 personel dengan kapal cepat untuk menyerang bekas markas di tepi utara Sungai Singa. Mereka mendapat perlawanan sengit dari pasukan Yi Hailan. Pertempuran ini menewaskan lebih dari seribu personel di kedua belah pihak.
Kalender Sihir Tahun 5 Musim Dingin Bulan 2 Hari 12
Amy dan Ying di Sekolah Ksatria Kekaisaran tiba-tiba mendapat kabar ada tamu yang datang berkunjung.
