Di aula rapat Pasukan Bayaran Kecil, orang-orang segera berkerumun - Amy dengan cepat memerintahkan pengumpulan para pejabat utama dari setiap batalion tentara bayaran. Dengan ekspansi cepat Pasukan Bayaran Kecil, jumlah pejabat hampir meningkat secara eksponensial. Untuk meningkatkan efektivitas pelatihan, saat ini Pasukan Bayaran Kecil menggunakan sistem organisasi baru: di atas komandan regu terdapat komandan kompi, di mana setiap komandan kompi mengelola 10 regu. Hal ini sedikit berbeda dengan sistem kekaisaran. Semua batalion prajurit Pasukan Bayaran Kecil menggunakan kompi sebagai unit inti untuk manajemen dan latihan harian. Pemanggilan pejabat kali ini mencakup komandan kompi ke atas.
Aula rapat dipenuhi lebih dari 50 orang dengan wajah-wajah gelap. Sebagian besar batalion tentara bayaran baru saja menyelesaikan latihan fisik intensif, wajah-wajah muda yang terpanggang matahari masih basah oleh keringat. Para pejabat tentara bayaran saling berbisik bertanya-tanya tentang situasi yang terjadi. Selama lebih dari dua bulan terakhir, Amy telah mengorbankan semua misi kecil untuk fokus melatih wajah-wajah baru agar cepat berintegrasi dengan Pasukan Bayaran Kecil. Pertemuan massal seperti ini di luar penyesuaian kurikulum latihan mingguan jelas menandakan adanya situasi darurat.
Da Qing Shan sebagai komandan pelatihan harian baru saja menyelesaikan penjelasan intelijen yang diterima. Para pemuda Pasukan Bayaran Kecil tampak sulit mempercayai telinga mereka sendiri. Semua orang saling berdiskusi dengan rekan di sampingnya, menciptakan kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Huo Ensi hendak berdiri untuk membentak, namun Da Qing Shan menarik lengan bajunya mencegahnya.
Dari 30 lebih komandan kompi dan 10 lebih komandan serta wakil komandan yang hadir, kecuali dari Batalion Ksatria dan Batalion Berserk, semuanya tanpa terkecuali berasal dari Pasukan Bayaran Kecil yang keluar dari Pulau Xilin. Setiap orang di sini memiliki saudara, bawahan, atasan, teman, atau kekasih yang gugur di Pulau Xilin. Siapa biang keroknya? Bukankah para ork busuk yang bersembunyi di balik layar putih itu? Bisa dibayangkan betapa emosinya para remaja ini.
Ketika kekaisaran pertama kali menugaskan Pasukan Bayaran Kecil untuk menjaga Pelabuhan Duanbing, sudah muncul suara-suara tidak biasa di antara para tentara bayaran. Beberapa prajurit muda yang kehilangan kerabat di hutan lebat perbatasan selatan bahkan merencanakan kabur dari pasukan untuk kembali menyerang militer Benua Fanos di sekitar Pulau Xilin. Jika bukan karena Balbas yang turun tangan sebagai sosok orang tua untuk mendamaikan, Chi Aotian yang bertanggung jawab sendiri atas pasukan bayaran itu nyaris tak bisa mengendalikan situasi.
“Komandan Resimen!” Suara lembut terdengar, seorang gadis berbaju jubah sihir biru netral berdiri. Dari suaranya, sebagian besar orang langsung menebak apa yang ingin dikatakan gadis dari dataran es bersalju ini - Dalam pertempuran Pulau Xilin, kakak kandungnya yang menjabat sebagai komandan kompi Batalion Pendekar guna membuka jalan berdarah bagi pasukan bayaran, tewas setelah menerobos dua resimen 1000 orang. Saat penguburan, ditemukan 15 luka di tubuh pemuda itu. Gadis bernama Zhao Lan yang bibirnya gemetar baru saja mengucapkan dua kata, air mata sudah mengalir deras di wajahnya hingga tersedu-sedu. Lin Yushang segera berdiri, sebagai guru tamu Batalion Sihir Pedang, ia terkesan dengan ketegaran muridnya yang 4 tahun lebih muda ini. Melihat wajah basah oleh air mata seperti bunga pir kehujanan, ia dengan hati-hati mengusap air mata yang masih menetes.
Di antara isakan tangis, gadis itu berusaha bicara: "Saat saya berusia 1 tahun, ayah saya tewas diserang di Gua Ujian saat mengantar penyihir kekaisaran ke Menara Permohonan Es. Di usia 7 tahun, ibu saya meninggal karena sakit. Saya dan kakak hidup saling bergantung, saya harus membalas dendam untuk kakak..."
Mendengar kalimat-kalimat ini, Amy dan Balbas tersentak kaget, wajah keduanya menunjukkan ekspresi tak percaya.
“Nak, ayahmu juga anggota pasukan perbatasan? Juga dari Pasukan Infanteri Gletser?” Balbas tidak percaya masih ada keturunan rekan senjata masa lalu yang tidak dia ketahui di Pasukan Bayaran Kecil.
Gadis itu mengangguk: "Begitulah kata ibuku, ayahku bernama Shao Yanlan."
Di hadapan begitu banyak pemuda, pria paruh baya dengan uban di pelipisnya terpaksa mengangkat tangan kiri menggosok alisnya mencoba menyembunyikan emosi, namun -- kilau kristal yang tembus melalui celah jarinya mengungkap sisi rapuhnya.
Seperempat jam kemudian, pria itu menghela napas panjang yang tak sesuai usianya: "Ah--Aku mengenal ayahmu. Dulu, ayah Komandan Resimen Amy adalah komandan Pasukan Infanteri Gletser. Aku dan ayahmu sama-sama prajurit di bawah komandannya..."
Sebagian besar anggota Pasukan Bayaran Kecil telah mengetahui cerita kuno yang diturunkan ini, getaran kesedihan lama yang terangkat kembali menggema di aula.
"Serigala rumput hina selalu menyerang kawanan domba yang baik di malam hari." Kebanyakan Elf Padang Rumput suka mengutip peribahasa padang dalam percakapan, terutama di forum umum. Gersu yang telah menjadi salah satu pimpinan utama Pasukan Bayaran Kecil, dengan murka mengutip peribahasa paling terkenal: "Jiwa peri mulia tidak akan hilang sia-sia, Yang Mulia. Izinkan kami menghabisi binatang rendahan ini!"
Melihat ada yang memimpin, kerumunan mengeluarkan teriakan keras. Berserk Detian melompat keluar sambil menekan bahu rekannya: "Tuan Regu, kami para Berserk belum pernah berperang! Kali ini pasti kami yang dikirim duluan! Demi nenek, aku juga mau senjata buatan Dewa Pencipta! Kami juga ingin jadi bangsawan!" Seolah menanggapi seruan Detian, empat lima Berserk lainnya berdiri serempak, kursi-meja kayu willow mengeluarkan erangan pilu sebelum hancur berkeping.
Aksi kelompok Berserk segera memicu reaksi seragam dari kelompok terbesar di aula - puluhan remaja gahar dari Batalion Pendekar. Lima belas enam pemuda Batalion Pedang Besar itu dengan melihat isyarat dari wakil komandan, berdiri serempak...
Para pemuda Batalion Pendekar belum sempat bicara, aksi mereka telah memicu semua pemuda di aula. Dalam sekejap mata, semua orang telah berdiri...
Memandangi gelora tak terbendung di wajah-wajah muda itu, Amy menepuk meja keras. Ruangan langsung hening: "Kalian semua sekarang jagoan ya? Kalau benar segitu hebat, dalam pertempuran Pulau Xilin dulu Pasukan Bayaran Kecil tidak akan kocar-kacir melarikan diri."
Kata-kata tajam itu bagai badai tiba-tiba di tengah hari musim panas yang cerah. Dinginnya menusuk langsung ke relung hati setiap orang.
"Apakah orang lain tidak tahu bagaimana kami lolos secara kebetulan, tapi apakah kami yang selamat dari garis hidup dan mati ini tidak tahu? Apakah benar ada orang yang naif mengira penghargaan dari Kekaisaran adalah untuk menghormati kami bertahan di pulau selama 10 hari? Jika benar berpikir begitu, di sini saya menuangkan air dingin untuk semua! Hadiah-hadiah itu diberikan karena seluruh pasukan Benua Eminoll dipukul tak berdaya oleh bangsa asing, karena Legiun Singa Api salah satu dari empat pasukan elit Kekaisaran bertaruh sampai sama-sama hancur dengan musuh! Perang antara Kekaisaran dan Kekaisaran Xius telah berlangsung lebih dari 500 tahun, selama 500 tahun tak ada yang bisa menghancurkan pihak lain. Sekarang? Kekaisaran Xius telah runtuh! Separuh wilayah Kekaisaran Tentara Bayaran direbut! Kekaisaran memberi kami para komandan pasukan yang kalah ini hanya untuk menyemangati moral tentara yang rendah! Kita adalah pasukan yang kalah, jangan berpikir kita menang perang! Sekarang kita hanya 2000 orang, total pasukan Kekaisaran Xius dan Kekaisaran Tentara Bayaran lebih dari 400.000! Bisakah satu orang melawan 200 orang? Apakah kalian semua masih tahu arti rasa malu?!"
Para remaja di ruangan itu pucat pasi, sebelumnya belum pernah ada yang melihat ekspresi Amy yang begitu emosional.
Balbas menarik-narik ujung baju Amy dari bawah meja, tapi Amy sama sekali tidak menghiraukan, suaranya terdengar jelas sampai ke penjaga di luar dua lapis pintu.
"Apakah bisa keluar dari pasukan 10.000 orang itu hebat? Jika bukan karena dada saudara-saudara yang gugur menghalangi hujan panah untuk kita, apakah hari ini kita bisa bersikap sombong di sini? Orang bilang, pasukan sombong pasti kalah, aku sampai malu melihat kalian! Kalah telak, bahkan nyawa saudara lain yang menyelamatkanmu, tapi masih bisa sombong tak tahu langit setinggi apa bumi sedalam mana!"
Dari lebih dari 50 perwira menengah Pasukan Bayaran Kecil, 70% adalah pemuda es dari Benua Beku. Hubungan dua generasi ayah dan anak membuat mereka memandang Amy seperti kakak tetangga yang ramah, tak pernah bicara tanpa senyum. Saat mengajukan cuti, semua tahu Komandan Resimen Amy yang paling mudah mengizinkan. Ledakan amarah tanpa tanda ini membuat semua pemuda kebingungan.
Dalam Pertempuran Membuat Nama Pulau Xilin, baik sejarah Benua Eminoll maupun sejarah militer Legiun Ketiga Farnos sepihak pemenangnya adalah Pasukan Bayaran Kecil. Seperti gerombolan anjing pemburu mengejar anak rusa, bagi si rusa kemenangan mustahil berarti membasmi semua anjing.
Pidato "spektakuler" Amy ini tercatat dalam sejarah. Saat itu, banyak orang yang lebih tua darinya termasuk Gersu sang Elf Padang Rumput yang jauh lebih senior, 320 tahun setelah kematian Raja Tentara Bayaran, Gersu yang sudah memasuki masa senja menuliskan ucapan ini dalam biografinya dengan komentar: "Sang Raja selalu tenang dalam situasi apapun. Sebagai anak buah lamanya, hampir tidak pernah kulihat sesuatu yang bisa mengganggu penilaiannya. Justru dalam ketenangan langka inilah Sang Raja hampir tidak pernah melakukan kesalahan fatal yang tak bisa diperbaiki."
Saat Amy berhenti sejenak, Da Qing Shan berdiri melanjutkan: "Batalion Pendekar Burung Ganas kirim satu Wu pendekar ke Ibukota untuk melapor. Pasukan Ksatria segera kunci semua gerbang kota, umumkan keadaan darurat! Batalion Pendekar Pedang Besar, Batalion Pendekar Burung Ganas, dan Batalion Pendekar Pedang Magis geledah rumah-rumah sepanjang jalan untuk menangkap semua tersangka. Batalion Berserk bertugas sebagai pasukan pengawas, segera bantu di area mana pun yang bermasalah. Untuk menghindari eksposur, mulai sekarang Batalion Pendekar Burung Ganas dilarang terbang. Batalion Penghalang bekerjasama dengan Elf Padang Rumput berjaga dalam radius 40 li di sekitar kota."
Kebanyakan mengira wakil komandan hanya mengulang perintah yang sudah disepakati, hanya beberapa pejabat tinggi yang memandang takjub, tidak menyangka Da Qing Shan bisa menyusun strategi begitu komprehensif dalam sekejap.
Huo Ensi berpikir sejenak lalu menambahkan beberapa kalimat: "Mohon pemimpin batalion pendekar Kekaisaran dan pasukan kavaleri datang ke sini untuk berdiskusi. Juga, gerbang kota tidak boleh ditutup, izin masuk tapi tidak keluar. Ketat di dalam, longgar di luar!" Saat mengucapkan dua kalimat terakhir, mata kurcaci kecil itu berkilauan dengan cahaya aneh.
Setelah menerima tugas, para remaja yang baru saja dimarahi habis-habisan langsung kabur keluar, menyisakan beberapa petinggi utama di dalam ruangan.
"Amy, tadi kamu benar-benar galak ya, hmm, menurutku cukup gagah..." Huo Ensi menyeringai sambil menendang pantat Amy.
"Iya, iya." Balbas menyandar di kursinya: "Orang bilang, Jenderal Besar itu gagah berwibawa delapan penjuru, kurasa inilah rasanya."
Chi Aotian yang biasanya jarang tersenyum juga menunjukkan senyuman aneh: "Tuan Regu Amy sekarang benar-benar galak ya..."
"Hehe..." Wajah Amy menunjukkan ekspresi antara ingin tertawa dan menangis: "Para bos, kalau tadi aku tidak maju, mungkin hari ini kita sudah dipaksa menyerang daratan Farnorth. Neneknya, anak-anak kecil ini, biasanya tidak kelihatan, di saat genting baru ketahuan satu per satu lebih sombong dari yang lain."
"Haha, bukankah ini karena kamu selalu memanjakan mereka? Setiap kali kami ingin menegur, kamu malah membela. Semua tahu kalau komandan regu itu baik hati..." Huo Ensi langsung mengembalikan bola ke pengadilannya.
“Sudahlah, Huo Ensi, apa kamu mau menyergap musuh?” Amy melihat ekspresi jahat di wajah semua orang, segera menyerah dan mengalihkan topik.
“Benar juga.” Kurcaci kecil itu tersenyum licik: "Serangan lompat katak ini taktiknya hampir sama persis dengan pertempuran di Pulau Xilin. Musuh pasti merencanakan serangan mendadak untuk merebut Pelabuhan Duanbing. Dalam serangan kejutan seperti ini, menggunakan kapal perang untuk menyerang pelabuhan adalah cara paling bodoh. Dengan 1000 prajurit saja, Pelabuhan Duanbing bisa menahan 10.000 pasukan musuh selama 2-3 hari. Menurutku, orang yang bisa merancang taktik lompat katak ini pasti bukan orang bodoh."
“Setuju dengan pendapat Huo Ensi.” Da Qing Shan berdiri membuka peta detail Pelabuhan Duanbing yang baru saja dibuat Pasukan Bayaran Kecil - ini adalah pelajaran berdarah. Setelah lolos dari Pertempuran Pulau Xilin, mereka menyadari jika saat itu menyerang ke wilayah Kekaisaran Xius lalu melarikan diri melalui Gunung Suci, kerugian pasti lebih kecil. Sayangnya sebelumnya karena mematuhi batas negara, mereka tidak mempelajari Kekaisaran Xius yang letaknya berdekatan, bahkan tidak punya peta lengkap sampai-sampai tidak bisa melarikan diri.
“Menurutku, pasukan Farnorth mungkin akan menggunakan metode serangan seperti ini: Mereka datang dengan kapal laut, masuk ke luar area kewaspadaan Pelabuhan Duanbing, sekitar 50～100 li, lalu turun dan menyerang melalui darat. Selain itu, perkiraanku jumlah pasukan darat mereka tidak akan terlalu banyak, mungkin sekitar 1000 atau 2000 orang. Jika jumlahnya lebih banyak, pasti akan ketahuan oleh penduduk kekaisaran, dan kita seharusnya sudah mengetahuinya lebih awal.” Jari Da Qing Shan menunjuk peta.
“Bagaimana jika mereka menyamar sebagai prajurit kerajaan? Jumlah pasukan mungkin bisa lebih dari itu.” Chi Aotian membalas bertanya.
“Tidak mungkin.” Da Qing Shan menyangkal tegas, “Pertama, perpindahan pasukan sebanyak seribu orang harus memiliki surat perintah dari departemen militer, kalau tidak mustahil melewati pos garda pasukan garnisun di berbagai daerah. Kedua, meskipun mereka berusaha sembunyi-sembunyi dengan bepergian di malam hari, ciri fisik prajurit Fanos terlalu mencolok, pasti akan ketahuan penduduk. Menurutku, kali ini mereka pasti menggunakan banyak prajurit manusia biasa di lapisan bawah untuk mengelabui pasukan garnisun. Dan berdasarkan penilaian pertempuran di tepi Sungai Singa, jumlah prajurit manusia musuh tidak akan melebihi 1500 orang.”
"Saya juga setuju bahwa musuh akan menggunakan taktik penyamaran dan serangan mendadak." Amy menggaruk-garuk rambutnya, lalu menambahkan beberapa poin: "Mengingat kita bersiap untuk penyergapan, mari kita lakukan lebih tuntas. Biarkan musuh masuk ke dalam kota, tutup gerbang dan hancurkan mereka. Perintahkan batalion pendekar penjaga asli untuk mengumpulkan balok es utuh dari Pelabuhan Es Apung, lalu alasi jalan utama di sekitar gerbang kota dengan es. Suruh pendekar es dari batalion Pendekar Pedang Magis untuk memadatkan es tersebut. Musuh kebanyakan berasal dari daerah tropis di selatan daratan, saya yakin mereka tidak lebih familiar dengan salju-es dibanding Pasukan Bayaran Kecil. Selain itu, alokasikan setengah pemanah di dalam kota untuk menguasai titik-titik strategis, sementara penghadang mulai berlatih di perumahan warga agar siap bertarung jika musuh menerobos. Untuk mencegah serangan bantuan dari laut, tarik semua perahu nelayan ke darat - musim ini kan memang bukan musim melaut, jadi tidak akan mencurigakan. Buang beberapa perahu rusak ke laut, isi dengan jerami dan minyak tanah. Jika musuh menyerang, segera bakar..."
Balbas sebagai sosok orang tua, bersandar di kursi dengan wajah bahagia menyaksikan empat bocah lelaki ini mengubah Kota Duanbing menjadi perangkap maut sambil bercanda... Sebagai perwira dasar kekaisaran, saat bertugas di Pasukan Infanteri Gletser dulu jarang terlibat dalam penyusunan strategi pertempuran level tinggi seperti ini. Tapi dari beberapa tugas operasional resmi pasukan elit kekaisaran yang pernah dialaminya, persiapan perang mereka pun tidak lebih detail dari ini. Dari sini terlihat jelas bahwa generasi muda ini benar-benar telah dewasa.
“Beberapa bocah lelaki sedang berbicara, tiba-tiba seseorang melapor dari luar: Komandan Batalyon Pendekar Kota Duanbing dan Komandan Regu Ksatria Langsung di Bawah Walikota telah tiba.”
“Menurut formasi pasukan Kekaisaran, batalion pendekar lokal secara hierarki lebih rendah dari kelompok tentara bayaran besar Level B ke atas. Selain itu, begitu kelompok tentara bayaran besar memperoleh izin dari departemen militer untuk bertugas di suatu kota, mereka secara otomatis mengambil alih pertahanan wilayah tersebut serta memiliki hak untuk memperbesar, mengecilkan, bahkan membubarkan pasukan non-aktif. Setelah memasuki Pelabuhan Duanbing, Pasukan Bayaran Kecil terus sibuk dengan latihan tentara bayaran baru, tanpa melakukan penyesuaian apapun terhadap batalion pendekar yang ada sebelumnya.”
“Komandan Resimen Amy, oh para wakil komandan juga hadir semua. Selamat siang, ada yang perlu kami lakukan?” Komandan Batalyon Pendekar Gui Gui menyapa dengan sopan.
“Gui Gui adalah pemuda berusia 30-an tahun yang sebelumnya menjabat sebagai komandan regu di Zona Ibu Kota Kekaisaran. Setelah perang meletus, demi memperkuat pertahanan sekitar ibukota, ia dipromosikan setengah tingkat menjadi komandan batalyon pendekar. Ia tiba di Duanbing 4 bulan lebih awal sebelum Pasukan Bayaran Kecil. Karena sebelumnya berada di bawah komando langsung Marquis Chi Hanfeng, ia memiliki ikatan emosional khusus dengan Pasukan Bayaran Kecil – dalam setiap ucapannya terasa kehangatan yang jarang terlihat di antara sesama tentara.”
Komandan regu Ksatria justru sebaliknya, adalah seorang pria muda bernama Lin Ka yang bergelar Earl, baru berusia 25 tahun. Sangat langka seseorang bisa menjadi Kepala Keluarga Earl di usia semuda ini. Menurut informasi yang didapat Nyonya Lin Yushang di pesta makan malam bangsawan yang diadakan di kota, keluarga Lin Ka mengalami kemunduran. Pada generasi ayahnya, kondisi ekonomi keluarga sudah sangat memprihatinkan. Ayahnya terus-menerus meminjam hingga 600.000 Koin Emas dari Departemen Dalam Negeri Kekaisaran. Untuk melunasi hutang besar tersebut, terpaksa masuk ke dinas militer dan tewas dalam konflik perbatasan beberapa tahun lalu. Berdasarkan Undang-Undang Bangsawan Kekaisaran, keluarga Lin Ka dibebaskan dari hutang karena pengorbanan ayahnya untuk negara, dan Lin Ka mewarisi gelar Earl.
Pengambilalihan pertahanan Pelabuhan Duanbing oleh Pasukan Bayaran Kecil tidak sepenuhnya disambut gembira. Yang paling dirugikan secara langsung adalah Regu Khusus Milik Walikota.
Regu Khusus Ksatria Walikota berada di bawah komando walikota masing-masing kota, bisa dianggap sebagai pasukan pribadi legal yang disediakan departemen militer kekaisaran khusus untuk walikota. Jumlah personelnya tidak boleh melebihi 200 orang, dengan gaji yang dibayarkan langsung dari pajak lokal kota tersebut. Tidak diragukan lagi, di kota manapun regu ini hanya setia kepada walikota.
Di kota komersial seperti Pelabuhan Duanbing yang bersifat musiman, tidak pernah ada kelompok tentara bayaran besar yang membuka cabang di sini. Terutama selama musim dingin, semi, dan panas, kelompok tentara bayaran hampir tidak terlihat di pelabuhan ini. Sebagian besar tugas pengawalan di kota diselesaikan oleh pasukan ksatria langsung di bawah komando walikota, dengan keuntungan yang cukup besar. Kehadiran Pasukan Bayaran Kecil telah menutup satu-satunya cara bagi para prajurit muda ini untuk mencari penghasilan tambahan, sehingga suara-suara tidak puas pun bermunculan diam-diam.
Ketika mendengar pasukan ras asing tiba-tiba menyusup, reaksi kedua orang ini sama sekali bertolak belakang. Gui Gui, seperti sebagian besar anggota Pasukan Bayaran Kecil, ekspresi terkejutnya dengan cepat berubah menjadi kegembiraan. Bagi seorang personel militer, terutama perwira reguler yang dipindahkan ke status cadangan, satu-satunya keinginan sekarang adalah segera kembali ke pasukan elit meskipun harus turun pangkat. Kesempatan ini jelas merupakan peluang langka. Earl Lin Ka, di balik ekspresi tidak percayanya, menunjukkan secercah ketakutan.
