“20 jenius 5 buah koin emas, terlalu sedikit. Hutan peri juga sangat berbahaya, tambahkan lagi, baru kami pertimbangkan untuk pergi.” Di meja tidak jauh, seorang prajurit kekar berpostur besar berdiri.
“Benar, benar, pergi ke tempat seperti Hutan Peri tidak bisa dihitung sebagai misi biasa, setidaknya perlu merujuk ke misi Sarang Naga untuk menghitung biaya kerja keras.” Seorang tentara bayaran lain membantu berbicara.
Bagi sebagian besar tentara bayaran bawah tanah, misi yang memerlukan rekrutmen rekan sementara pasti memiliki tingkat bahaya yang lebih tinggi, terutama ketika organisasi tentara bayaran yang sudah kuat merekrut bantuan eksternal. Dari tingkat penyelesaian, persentasenya sangat rendah. Dalam situasi seperti ini, sebagian besar tentara bayaran tidak menawar-nawar berapa banyak yang bisa dibagi setelah misi selesai, tapi lebih realistis mendiskusikan berapa yang bisa didapat jika gagal. Bahkan beberapa tentara bayaran dengan kemampuan tempur buruk akan berdebat tentang kompensasi jika terluka.
Magician paruh baya itu berpikir sejenak, lalu mengumumkan harga baru: "8 Koin Emas untuk 20 hari, prioritas untuk Pemanah dan Pastor. Prajurit dengan kemampuan rendah tidak kami pertimbangkan. Jangan bawa Magician."
Di guild pembunuh bayaran bawah tanah, 5 Koin Emas sudah bisa membeli nyawa murahan. Biaya kerja keras 8 Koin Emas untuk 20 hari ini benar-benar menunjukkan tingkat bahaya misi. Namun harga yang ditawarkan tetap membuat banyak orang tergoda.
Seorang penyihir berteriak dari kejauhan: "Hei... anak muda, kenapa tidak mau bawa penyihir? Kamu sendiri baru level 2, masih jauh ketinggalan, jangan iri sama yang lebih ahli!"
"Tuan Penyihir Level 1, mantra apa yang bisa kamu lepaskan di Hutan Peri?" Magician paruh bara itu mengingatkan dengan dingin. Lawannya terdiam. Bukan magus kayu, di dalam Hutan Peri bahkan tidak bisa menggunakan mantra level satu, apalagi sihir tingkat tinggi yang lebih kuat.
“Hitung saya juga.” Suara malas dari orang yang baru saja menyelamatkan terdengar. Mata pria paruh baya dan beberapa rekannya bersinar penuh harapan. Tentara bayaran dengan kemampuan bela diri seperti ini sangat langka di bawah tanah, dan karena tidak ada tuntutan berlebihan, Magician pun menyetujui.
Sebagian besar orang telah menyaksikan pedang tadi. Kehadiran petarung seperti ini jelas meningkatkan keandalan misi. Bukan tak mungkin 20 Koin emas akan tercapai. Semakin banyak orang berdiri mendaftar, hingga Flower of Elf mengalami pemandangan langka: penyaringan tentara bayaran.
Tak lama kemudian, Magician paruh baya tersenyum menarik seorang Pastor dan Prajurit dari kerumunan. Tampak jelas kepuasannya atas perekrutan ini.
Mengambil daging kering dan roti kukus dari pelayan bar, kelompok 8 tentara bayaran yang baru terbentuk segera berangkat. Tentara bayaran yang tersisa mulai membujuk petugas guild untuk bocorkan jumlah upah misi. Petugas hanya menjawab dua kata: "Per item!" Tak ada info lebih lanjut. Misi per item biasanya pencarian - makin banyak diselesaikan, makin tinggi bayaran. Pantas sang ketua berani rekrut orang dengan harga tinggi.
Tim kecil itu langsung meninggalkan jalan raya setelah keluar dari Flower of Elf, menyusuri tepi Hutan Elf ke timur. Rekan-rekan yang baru dikenal, bahkan sebagian tak ingat nama lawan bicara. Sepanjang perjalanan hampir tak ada percakapan antar tentara bayaran.
Berjalan di tepi hutan hujan tropis setelah musim panas tiba bukanlah hal yang mudah. Setiap malam, hujan rintik-rintik turun di hutan sehingga jalur rumput penuh genangan air. Pepohonan yang belum pernah ditebang selama ribuan tahun menjulang dengan ranting dan daun yang ekstrem. Di pinggir jalan, bunga-bunga liar berwarna-warni mekar bermekaran di bawah sinar matahari. Dari dalam hutan terdengar kicau burung yang redup sesekali, serta suara pepohonan roboh akibat hewan kecil yang terganggu. Di sisi hutan, kadang terdengar gemericik aliran sungai kecil.
Berjalan di tepi Hutan Peri tidak seberbahaya yang dibayangkan. Setidaknya, Petualang masih aman jika masuk 30 langkah ke dalam hutan. Pada jarak ini, Petualang masih bisa melihat cahaya matahari menerobos celah pepohonan dan bisa segera mundur dari hutan. Hanya pelancong yang pernah benar-benar masuk ke Hutan Peri yang tahu: hutan ini bukanlah wilayah terlarang yang dilindungi sihir. Semua rekan yang hilang di hutan hanya karena satu alasan - mereka terlalu jauh masuk hingga tidak hanya kehilangan kontak dengan rekan, tapi juga sama sekali tidak bisa menemukan arah yang benar. Beberapa Petualang pernah mencoba membuka jalan tetap dengan menebang pohon - tindakan ini langsung dijawab dengan Anak Panah Pendek hijau peringatan yang ditembakkan dari kedalaman hutan.
Kedelapan petualang bukanlah pemula, mereka semua sangat memahami prinsip yang harus dipatuhi di Hutan Peri. Tidak perlu kapten memberikan instruksi apapun, dan mereka bergerak sangat cepat. Magician paruh baya diam-diam bersyukur telah memilih rekan yang tepat kali ini. Jika bisa menyelesaikan misi, ia berencana memberikan lebih banyak uang kepada anggota baru, berharap bisa bekerja sama lagi di masa depan.
Langit perlahan gelap. Meski berjalan di tepi hutan, matahari terbenam jelas lebih awal dibandingkan di kota. Magician paruh baya mengumumkan untuk mulai mendirikan kemah.
Beberapa prajurit tidak berani menebang pohon. Mereka mengambil banyak kayu dari batang pohon mati di luar area, menuangkan minyak rami hingga api unggun menjulang tinggi. Satu-satunya anggota perempuan memasang panci di atas api, memotong daging kering yang cocok untuk sup dan merebusnya dalam air. Segera, aroma harum mulai mengepul dan tercium oleh semua orang.
Tentara bayaran masing-masing mengambil semangkuk sup daging. Sambil menyantap roti pipih di tangan, mereka menggunakan kesempatan ini untuk saling mengenal.
“Kepala——Apa sebenarnya misi kita kali ini? Harga yang kau tawarkan memang bagus, hehe, 4 koin emas di tempat kami sudah bisa menikahi satu istri, 8 koin emas bisa dapat 2 istri.” Seorang prajurit yang baru menjadi mitra bertanya——Dari penampilannya sangat mirip penduduk Kekaisaran Gurun, berbeda dengan sebagian besar prajurit, pria bermata cekung ini menggunakan pedang melengkung dengan lengkungan ekstrim. Dalam perkenalan tadi, pria ini memang memiliki ciri khas nama suku gurun: Muhammad. Konon di negara teokrasi ini, setiap warga pria boleh menikahi 4 istri sah, tak heran senyum prajurit muda itu penuh nuansa "keberuntungan" seksual.
Ekspresi licik muncul di wajah penyihir paruh baya: "Ada klien yang meminta kita mengambil anak-anak di bawah 20 tahun dari desa peri, semakin banyak semakin baik." Bagi ras peri, usia di bawah 20 tahun setara dengan bayi manusia di bawah 3 tahun, kebanyakan masih belajar berjalan.
"Salah satu anggota baru, seorang Pastor yang ketakutan sampai mangkuk di tangannya berguncang, kuah dan air tumpah membasahi bajunya: 'Mengapa tidak bilang dari awal? Saya mau keluar!' Pastor ini jelas pengikut sekte terkecil di Gereja Suci yaitu Pemuja Dewi Bulan, dengan sulaman bulan sabit di dada: 'Menyusup jauh ke dalam hutan peri untuk mencuri bayi peri? Bercanda apa? Peri-peri itu akan setuju? Dengan kemampuan kita yang bahkan tidak bisa menyaingi kelinci di hutan ini. Ini bunuh diri namanya.' Pastor bernama Fang Zhou ini mengatakan fakta sebenarnya.
'Ja...ja...jangan terburu emosi.' Penyihir tersenyum, 'Saya hanya ingin melihat, apakah ada cara lain selain kekerasan. Misalnya, saya ingin membeli atau...'
'Yang Mulia Penyihir, jangan-jangan Anda ingin mencuri?' Prajurit dengan dua Pedang Besar di punggungnya bersandar di pohon sambil berkata datar. Dari perkenalan tadi, semua sudah mengingat namanya: Mucao.
'Jadi...pokoknya, pertama, harap tidak ada permusuhan; kedua, semoga bisa terlaksana. Untuk setiap anak yang berhasil, pihak mereka akan memberi 200 Koin Emas. Jika berhasil, saya janji tambahan 5 Koin Emas per anak ekstra.'
Uang sulit didapat...ini hukum alam yang diketahui semua orang. Di guild mercenary bawah tanah, bahkan petarung handal pun jarang mendapat penghasilan lebih dari 30 Koin Emas sebulan. Apalagi nyawa manusia di sini tak berharga, demi 5 Koin Emas saja sudah banyak orang nekat mau membunuh. Setiap tambahan 5 Koin Emas memberikan godaan baru, membuat beberapa anggota baru terdiam.
"Saya rasa, pasti ada keluarga peri yang punya banyak anak. Dalam deskripsi tugas, sang majikan berharap bisa mengadopsi beberapa anak peri, tidak hanya menjamin keamanan, tapi juga berjanji anak itu bisa mengunjungi orangtua kandungnya di kemudian hari." Penyihir level dua Chefalang masih berusaha menjelaskan untuk meningkatkan rasa aman anggota baru.
"Lebih baik kamu hentikan niat seperti itu." Mucao berkata dingin, matanya yang lama terendam alkohol memancarkan cahaya merah khas dalam kegelapan malam: "Dengan kebaikan hati peri, mustahil mereka rela melepaskan anaknya. Lagipula, jangan berharap mereka tidak mampu membesarkan anak. Di Hutan Peri, setiap kelahiran bayi diiringi penanaman pohon pisang di depan rumah. Buahnya saja cukup untuk menghidupi anak itu. Mencuri atau menipu mungkin satu-satunya caramu... Aneh, kenapa tugas di Bunga Peri selalu bernuansa seperti ini?"
"Coba saja..." Chefalang menghela napas panjang: "Kita usahakan tidak berkonflik dengan peri. Saya tidak percaya di Hutan Peri tidak ada anak yatim atau sejenisnya."
"Tuan Mucao, dari ucapanmu, sepertimu sangat familiar dengan Hutan Peri?" Perempuan yang bersembunyi dalam kegelapan bertanya pelan - perempuan ini berasal dari ras Shadowkind, ras paling misterius di daratan yang konon ahli beraktivitas malam hari dan mahir menggunakan belati pendek atau pisau belati. Anggota tim lainnya memanggilnya Lina.
“Oh... Dulu saya pernah bertugas sebagai penjaga Perpustakaan Kekaisaran selama satu periode. Di malam hari yang sepi, saya sering membaca buku. Semakin banyak yang dibaca, pengetahuan berguna maupun tidak jadi bertambah.” Mucao berbaring telentang di atas rumput, memandang bintang-bintang redup di langit yang perlahan tertutup awan.
“Tuan Mucao, saya ingin bertanya sesuatu.” Prajurit termuda dalam regu, Huiyang, menggunakan kata ganti hormat yang biasanya untuk orang tua: “Siang tadi, remaja berbaju putih itu memiliki kekuatan fisik yang luar biasa. Bagaimana Bapak bisa menyelamatkan White dalam sekejap?”
“Tidak aneh. Saat dia masuk bar, saya sudah memperhatikannya. Saat tombaknya menusuk, suara anginnya cukup keras. Sebenarnya tidak sulit.” Sang prajurit sepertinya tidak merasakan penghormatan dalam ucapan Huiyang, nada bicaranya sama sekali tidak mengandung sukacita.
“Oh...” Beberapa petarung terkesima, “Mengapa? Padahal Bapak tidak menoleh.”
“Petarung di level berbeda memiliki aura yang berbeda. Aura prajurit berbaju putih itu sudah bisa mengancam saya, jadi saya terus mengamati diam-diam... Nanti kalian akan pahami setelah lebih berpengalaman. Jika benar-benar bertarung, saya kira saya tidak bisa mengalahkannya. Tombaknya terlalu hebat.” Setelah diam sejenak, Mucao menambahkan: “Saya pernah melihat orang dengan aura lebih kuat. Jangankan bertarung, berdiri saja di hadapannya tidak bisa.”
Bahkan Mucao sampai tidak bisa berdiri tegak, sepertinya petarung sekuat itu layak masuk Papan Peringkat Jiwa Perang?
“Apa itu level dan aura? Kenapa saya tidak pernah tahu?” Remaja selalu memiliki rasa ingin tahu yang besar.
“Tuan Pastora, senjata apa yang dia gunakan? Aku tidak pernah melihatnya selama di militer.” Mantan Ksatria Kekaisaran Xius, White, bertanya dengan penasaran.
“Aku juga belum pernah melihatnya. Tapi, ada kabar angin. Sejarah senjata ini—atau lebih tepatnya jenis senjata ini—sudah berusia lebih dari 3000 tahun.” Pastora sudah bisa merasakan tetesan hujan mulai jatuh dari langit—di daerah tropis, hujan terjadi ketika kelembaban udara mencapai 100% lalu mengembun menjadi butiran air.
“Bagaimana Anda bisa tahu ini?” Orang-orang tidak bisa menuntut ksatria untuk seluas pengetahuan Magician, Ksatria White tidak memahami penjelasan itu.
“Apakah kau tahu tentang pasang-surut spirit magis?” Pastora menjawab dengan topik yang tidak berkaitan.
“Apa?” Kali ini bukan hanya prajurit, Pastor dan Magician juga mulai tertarik.
"Menurut catatan buku, jumlah spirit magis di daratan berbeda di setiap periode, seperti pasang surut laut yang berkala. Alasan disebut Kalender Sihir sekarang adalah karena beberapa tahun lalu terjadi peningkatan besar jumlah spirit magis. Saat spirit magis melimpah, tentu akan ada masa kelangkaan - biasanya terpisah ribuan tahun. Di era kelimpahan spirit magis, jumlah Magister Sihir sangat banyak karena murid sihir pemula saja bisa mencapai level Penyihir level 1. Dengan kekuatan magis sekuat ini, banyak yang belajar. Konon di masa pasang besar spirit magis, seluruh formasi militer hanya terdiri dari penyihir yang diorganisir menjadi Ksatria Sihir, Pemanis Sihir, dll. Bahkan rumah-rumah tidak perlu kayu bakar karena gulungan sihir murah digunakan luas. Sebaliknya di masa paceklik spirit magis, penyihir sangat langka bahkan Peri Api pun tak bisa dipanggil, sementara jumlah prajurit meledak." Mucao menggeser tubuhnya ke bawah daun pisang yang lebar untuk menghindari hujan: "Pasang rendah spirit magis terakhir terjadi 3000 tahun lalu. Saat itu, jumlah petarung di berbagai daratan sangat banyak hingga membentuk kelompok tentara bayaran dan organisasi rahasia bernama 'geng'. Senapan ini adalah model yang sangat populer kala itu. Berbeda dengan senapan sekarang, senjata ini dirancang khusus untuk pertempuran tunggal, kurang efektif dalam serbuan kavaleri. Tapi sekarang, menguasai senjata ini membutuhkan dedikasi besar dan bakat alami. Padahal murid yang sama jika belajar sihir bisa berharap mencapai level Magister Sihir. Karena itulah jalan pedang perlahan tenggelam." Mucao menatap langit tanpa memandang siapapun, seolah bicara sendiri.
“Bagaimana aku bisa berlatih untuk mengalahkannya?” White mengajukan pertanyaan yang paling menarik baginya.
“Sulit. Seperti Magister Sihir di era mereka yang tak bisa menandingi Penyihir level 2 di zaman kita, kesenjangan kekuatan fisik kita dengan mereka sangat besar. Kecuali... kecuali kau menemukan sisa-sisa manual bela diri dari zaman itu, lalu berlatih keras minimal 20 tahun dengan bimbingan guru ahli.” Mocao menggelengkan kepala, suaranya terdengar mengantuk.
“Tuan Mocao, seberapa yakin Anda dengan misi kita kali ini?” Magician Chef Lang bertanya pelan.
“Tak gagal saja sudah merupakan prestasi.” Mocao berkata datar, “Sulit bagi kita untuk mengambil sesuatu dari hutan peri. Untungnya kita tak perlu masuk jauh, atau aku pasti sudah mundur sekarang.”
“Sialan nenek moyang si majikan! Daripada mencuri yang lain, malah mencuri anak peri! Nenekku! Pasti leluhur kita akan memotong tangannya!” Ling Hou'er yang telah dikonfirmasi sebagai bangsa kerdil gua mengumpat marah – ras ini memang pencuri bawaan. Tinggi mereka maksimal 1,1 meter dengan tangan panjang, kaki pendek, telinga runcing, dan mata berpendar hijau di malam hari yang jauh lebih tajam dari manusia biasa.
“Aku tahu.” Seperti ungkapan klasik 'tidak berhenti sampai ucapannya mengejutkan'. Begitu gadis Shadow selesai bicara, semua orang menatapnya dengan takjub.
“Sebenarnya, siang tadi ketika kami menerima tugas, majikan sudah berada di samping kami.” Kalimat yang lebih mengejutkan terlontar, semua orang tidak tahu apa yang ingin diucapkan gadis lemah ini: “Yaitu beberapa orang bertopeng yang sangat kurus itu.”
“Mengapa?”
“Bagaimana kamu tahu?”
“Siapa mereka?”
Meski hanya 8 orang, suasana saat itu benar-benar menghidupkan istilah "keriuhan tujuh mulut dan delapan lidah".
“Mereka semua peri, tapi jenis yang berbeda.” Baru saja Linna selesai bicara, Han bangkit terkejut: “Apakah mereka Elf Padang rumput atau Peri Hitam?”
“Oh... Rupanya Tuan Han juga sudah menebak sebagian. Mereka adalah Peri Hitam.” Ekspresi Linna juga menunjukkan sedikit keheranan.
“Apa maksud tindakan mereka?” Meski berada di daerah tropis, sang penyihir merasakan hawa dingin menyusup ke tulang: Peri mencuri anak peri, apalagi mereka berasal dari klan pembunuh paling misterius dalam legenda. Kata "peri" atau "pembunuh" saja sudah cukup mengguncang sebuah kota.
“Aku mendengar percakapan mereka...” Ujar Orang Bayangan terpotong oleh tiga empat orang yang saling memotong. Gadis itu memberi isyarat agar semua mendengarkannya: “Aku bisa memahami bahasa mereka, ini tidak aneh...” Tiba-tiba Orang Bayangan menghilang di depan semua orang, lalu muncul kembali sekejap kemudian: “Karena Orang Bayangan adalah cabang dari mereka.”
Peri adalah ras yang sangat aneh. Ras ini tidak hanya bergantung pada dunia penciptaan, tetapi juga melampaui ras-ras lain di dunia penciptaan. Kunci utamanya terletak pada darah peri yang mengandung zat misterius dari dunia upper elf. Oleh karena itu, meskipun dunia penciptaan berulang kali hancur, ras peri selalu dapat bertahan. Bahkan, kebijaksanaan dan pengetahuan mereka dapat diwariskan lintas generasi melalui tetua yang berlindung di dunia upper elf saat kehancuran dunia.
Istilah-istilah ini tidak dapat dipahami semua orang. Namun demi memberikan pemahaman dasar kepada semua anggota, Orang Bayangan berusaha menjelaskannya sejelas mungkin.
Di dunia saat ini, terdapat beberapa ras peri sebelum Dewa Pencipta, yaitu bangsa Elf Gelap. Ras ini memiliki hubungan darah yang sama dengan bangsa peri sekarang yang berasal dari dunia upper elf. Dalam ras ini, mereka yang darahnya paling murni disebut Elf Gelap. Peri murni ini bahkan bisa menghilang tanpa jejak di bawah sinar suci, sayangnya jumlah mereka sudah kurang dari 100 orang. Untuk memastikan kelangsungan ras, Elf Gelap terus-menerus merampas bayi peri dari hutan peri, lalu menghasilkan generasi berikutnya melalui model reproduksi. Peri ini disebut Peri Hitam yang juga memiliki kemampuan menghilang; Sedangkan Peri Bayangan adalah keturunan half-elf hasil hubungan antara Peri Hitam dengan manusia biasa. Sebagian dari mereka tidak menyukai cara Peri Hitam, karena ditolak baik oleh masyarakat manusia maupun masyarakat Peri Hitam. Half-manusia yang terbuang ini perlahan berkumpul dan akhirnya membentuk dunia serta ras unik mereka sendiri.
Senyum getir muncul di sudut mulut Mucao, kebetulan terlihat oleh Chef Lang: "Tuan Mucao ada pendapat?"
"Tidak ada. Hanya saja aku heran, setiap Peri Hitam yang kutetui seolah memiliki cap berhati keji yang sama. Hati mereka berdosa, hati mereka pantas dibunuh." Telapak tangan lebar Mucao mengusap air hujan di wajahnya sebelum kembali berbaring.
"Kau..." Peri Bayangan salah paham, mengira Mucao sedang menyindir, "Peri Hitam juga makhluk hidup! Mereka punya hak untuk melanjutkan keturunan rasnya!"
“Oh... Kalau hanya seperti ini, aku tidak menganggap mereka hina. Yang kumaksud berbeda, nanti kalau kita bertemu, akan kuberitahu. Sekarang kalau kukatakan juga tidak akan dipercaya.” Setelah berkata demikian, Mucao segera mengeluarkan dengkuran ringan.
Dalam beberapa tahun setelah Tahun 4 Kalender Sihir, Pasukan Bayaran Kecil dijuluki sebagai kekuatan penting yang tak bisa diabaikan selama perang di benua. Selama periode ini, para perwira utama seperti Amy, Da Qing Shan, Chi Aotian, Huo Ensi, Balbas, Moye, Long, dll. semuanya pernah memimpin pasukan independen dan berjaya di dua benua dengan catatan pertempuran yang memukau.
Saat itu, hal yang paling membingungkan para penguasa adalah: Di Pasukan Bayaran Kecil, baik dalam hal kekuatan fisik, kecerdasan, maupun kemampuan komando, Tuan Aimi bukanlah yang terunggul. Terutama dalam hal kekuatan fisik, dengan campur tangan Naga Suci dan Naga Gelap Yao Li Long, kekuatan Chi Aotian dan Da Qing Shan menjadi tak terbatas. Meskipun Amy sebagai Penyihir level 1 dan Pendekar Pedang Besar sangat ahli dalam pertarungan jarak dekat, tapi sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan Da Qing Shan dan Chi Aotian. Bahkan tanpa mengikutsertakan kekuatan naga, keempat pemuda ini seimbang dalam hal kemampuan tempur.
Dalam kondisi seperti ini, kekuatan apa yang membuat Amy bisa kokoh menduduki posisi komandan dalam profesi tentara bayaran yang sangat mengutamakan kemampuan individu? Terlebih lagi, selama periode ini Amy sering menghilang tanpa kabar. Dalam pasukan bayaran biasa, jika komandan menghilang, beberapa wakil komandan dengan kemampuan setara pasti akan terlibat dalam persaingan sengit.
Faktanya, bukan tidak ada yang mencoba memecah belah para pejabat tinggi di bawah Pasukan Bayaran Kecil. Sayangnya, terlepas dari godaan kekuasaan, uang, wanita... kohesivitas yang ditunjukkan Amy sungguh luar biasa.
Beberapa komentator menyebut Amy sangat mahir dalam taktik politik. Dengan memanfaatkan struktur hierarkis Pasukan Bayaran Kecil, ia membentuk keseimbangan yang cerdik: Pejabat dasar semuanya berasal dari Daratan Es dan sebagian besar adalah anak-anak rekan senjata ayahnya sendiri. Hubungan persahabatan turun-temurun ini sulit menerima perintah orang lain. Terhadap Da Qing Shan, Chi Aotian dan lainnya, ia menyeimbangkan kekuatan masing-masing individu dengan lihai. Meski secara kasat mata Da Qing Shan yang bersekutu dengan kekasihnya Sha Ruo tampak paling kuat, naga tunggangan Da Qing Shan yaitu Lü'er memiliki hubungan sangat dekat dengan Amy, mustahil akan bermusuhan dengannya. Bagi yang lain, tidak perlu bicara menggantikan Amy, bahkan mencapai posisi berkuasa seperti Da Qing Shan pun sangat sulit. Selain itu, salah satu pendukung Pasukan Bayaran Kecil yaitu Magister Lei Ge adalah guru spiritual Amy. Dengan dukungan Magister Sihir, posisinya semakin kokoh.
Saat itu, banyak yang menyebut Amy sebagai ahli taktik politik yang hanya muncul sekali dalam seratus tahun.
——《Manusia-Naga-Dewa*Raja Tentara Bayaran》
