Huo Ensi tak tahan lagi, maju dari barisan belakang: "Kalian... Kalian bilang apa? Ai Mi jadi pangeran? Dan... dan... padamu...?"
Chi Hanfeng memberikan siku keras ke dada kurcaci kecil yang kurang peka ini, lalu menyambung pembicaraan: "Hahaha, kabar baik kabar baik! Tak kusangka Amy malah jadi Pangeran Kerajaan Peri. Kukira dia butuh setidaknya dua tahun lagi baru bisa jadi Raja Kabupaten. Karena kita sudah keluarga, mari bicara di dalam."
"Aib keluarga tidak boleh diumbar", Huo Ensi langsung menyadari kesalahannya. Tanpa mengeluh, dia mengusap kepala dan minggir ke belakang.
Setelah semua peri masuk ke Pasukan Bayaran Kecil, Huo Ensi memanggil beberapa anggota yang terlihat lihai: "Hentikan dulu rekrutmen hari ini. Segera kirim utusan ke kediaman adipati untuk melaporkan Amy jadi Pangeran Kerajaan Peri. Jual informasi ini ke bard di Bar Pohon, atur mereka datang ke markas untuk wawancara para peri." Dia berdecak, "Wawancara peri biasa 1 Koin Emas/orang, magister peri 20 Koin Emas, Sang Ratu - gadis kecil itu - 1000 Koin Emas/orang. Cepat!" Taktik mengeruk uang ini persis seperti yang dulu digunakan Tuan Aimi, membuktikan Tuan Chi Hanfeng memang tidak kenal lelah merusak orang.
"Tunggu!" Huo Ensi teringat sesuatu: "Besok naikkan biaya pendaftaran pasukan bayaran jadi dua kali lipat. Biaya ujian pasukan ksatria juga dua kali lipat. Segera laksanakan!"
Para prajurit bayaran kecil langsung lari sambil menjulurkan lidah, tidak menyangka Tuan Huo Ensi ternyata... juga memiliki kemampuan seperti ini. Ketajaman pedang ini hampir menyamai Komandan Resimen Amy.
Chi Hanfeng menyuruh Wakil Komandan Gersu mengatur para elf untuk beristirahat di aula pertemuan besar Pasukan Bayaran Kecil terlebih dahulu. Berbagai buah segar dan teh terus dihidangkan - lagipula akhir-akhir ini sedang banyak mendapat uang, uang receh seperti ini lebih baik dihabiskan. "Uang itu si brengsek, habiskan saja, nanti cari lagi." Ini adalah salah satu ucapan terkenal Tuan Chi Hanfeng.
Kemudian, beliau sendiri mengantarkan Sang Ratu beserta lebih dari 20 elf yang terlihat jelas sebagai magister dan Magister Sihir menuju aula pertemuan.
"Kak Amy mana? Aku mau Kak Amy!" Sang Ratu yang masih kecil belum memahami kesopanan yang semestinya dimiliki perempuan, langsung berteriak gusar sebelum duduk dengan tenang. Para tetua elf pun langsung berkeringat dingin.
Wajah Chi Hanfeng menampakkan senyum yang sulit digambarkan——Ucapan gadis kecil ini jelas membawa tiga kegembiraan sekaligus. Pertama, keberadaan Amy akhirnya diketahui; Kedua, gadis di depan mata ini jelas sangat tergila-gila pada Amy, hehe, sekilas terlihat memiliki otoritas sangat tinggi di antara bangsa elf. Belum memiliki kecerdasan yang cukup namun menduduki posisi terhormat——Baik sebagai mitra maupun musuh, Chi Hanfeng paling menyukai tipe seperti ini; Ketiga, tampaknya bangsa elf sangat memperhatikan Amy dan jelas merupakan kawan bukan lawan, kabar baik bagi Pasukan Bayaran Kecil. Kekuatan tempur bangsa elf baik sebagai prajurit maupun magician tak perlu diragukan, siapa tahu akan muncul kesempatan tertentu.
Tuan Earl tertawa kecil, berbicara dengan ramah kepada Sang Ratu Lingbao'er: "Kalian mencari Amy? Dia tidak di sini. Tapi, saya ayah angkatnya, saya Earl Chi Hanfeng. Urusan apapun bisa saya putuskan."
Hanya Tuhan yang tahu apakah Tuan Earl benar-benar memiliki wewenang seperti itu. Namun bangsa elf mana paham rahasia di baliknya? Bagi para tetua elf, saat ini mereka tak ingin melewatkan kesempatan apapun untuk membujuk Amy berubah pikiran.
"Sungguh baik!" Ratu Lingbao'er langsung melompat bangkit, "Sebelum memasuki Menara Permohonan, Amy melamar ibuku, tapi malah menyebabkan kematiannya. Sekarang dia tak mau menikahiku lagi, aku...hu hu..."
Ah? Para pejabat kelompok tentara bayaran saling pandang, meminang ratu lalu menyebabkan kematiannya, akhirnya tidak menikahi putri? Bukankah Amy pergi mengejar Nona Ying? Baru beberapa hari tidak bertemu, kenapa Amy bisa sehebat ini?
Tetua elf melihat ekspresi pria paruh baya di tengah yang menunjukkan senyum antara mesum dan sinis, tahu terjadi kesalahpahaman. Ketua Tetua menggeleng pasrah dan memberi isyarat pada Elder Qingyue untuk menjelaskan kronologi peristiwa.
Lebih dari 10 pejabat tinggi kelompok tentara bayaran baru mengetahui perjalanan Tuan Regu selama tiga bulan terakhir.
Elder Qingyue bukanlah bard ulung, atau punya bakat dalam hal itu. Namun ceritanya sendiri membuat semua orang terpaku.
Amy bertemu Yi Hailan? Lalu klan malam menyerbu hutan peri? Otak komandan kebanjiran? Kenapa masuk ke Menara Permohonan? Membunuh dewa? Amy mengalahkan dewa? Dua mahkota?
Penolakan Ying terhadap Amy tidak mengejutkan mereka, karena sudah diketahui sebelumnya. Bahkan Earl yang hanya sekali bertemu Ying pun tahu, gadis ini tipe yang teguh pendirian.
Setelah Magister Sihir Qingyue selesai bicara, bahkan Chi Hanfeng dan Huo Ensi yang biasanya cepat tanggap pun terdiam membeku.
"Orang ini... benar-benar kontradiktif. Amy selalu berusaha memaksimalkan keuntungan dalam segala hal, tapi justru dalam hal perasaan, sama sekali tidak punya keinginan untuk mendapatkan keuntungan lebih." Chi Hanfeng menahan keras untuk tidak melontarkan kata "idiot"; Lin Yushang merasa lega seperti batu terangkat dari hatinya, kebanyakan gadis yang terluka punya pemikiran salah seperti "kalau aku tidak bisa dapat, orang lain juga jangan harap".
"Hehe," Chi Hanfeng memecahkan keheningan dengan tawar: "Yang paling merepotkan sekarang, kita juga tidak tahu Amy pergi ke mana. Kira-kira dia mungkin sedang berkeliling benua untuk menyegarkan pikiran."
"Kalau begitu——" Chi Hanfeng menelan ludah, baru sadar Yang Mulia Tetua Utama Peri juga mengucapkan kata yang sama.
"Hihi, Yang Mulia Tetua, Anda tamu, silakan duluan bicara." Dalam negosiasi apapun, membuat lawan bicara lebih dulu berbicara selalu menguntungkan, Chi Hanfeng tersenyum licik mendorong tetua ke meja pengadilan.
"Ti... tidak... lebih baik Yang Mulia yang duluan." Tetua Utama yang sudah berusia lebih dari 1000 tahun ini memang sudah sakti karena tua.
"Oh... Kalau begitu apa rencana teman-teman peri selanjutnya?" Hah, mau adu retorika dengan Pangeran Chi? Orang biasa masih jauh panggang dari api.
"Kami juga tidak tahu, Tuan Earl punya saran bagus?" Tetua Qing Tingmingya dengan gesit mengembalikan masalah.
“Saya punya saran, bagaimana kalau begini...” Lin Yushang dengan licik menyambung pembicaraan, “Tempat sebenarnya Amy pergi tidak ada yang tahu, tapi yang pasti dia pasti akan kembali, dan waktunya tidak akan lebih dari setengah tahun. Daripada para peri terhormat ini berkeliaran di seluruh benua mencari-cari, apalagi musim dingin sebentar lagi tiba, lebih baik... istirahat di Pasukan Bayaran Kecil sambil menunggu Amy kembali.”
Chi Hanfeng memandang Lin Yushang dengan puas, dalam hati bergumam: "Amy juga bodoh, gadis baik seperti ini ditolak mentah-mentah. Tapi... untungnya Amy bodoh, kalau tidak dia tidak akan pergi ribuan li ke hutan peri, apalagi punya hubungan tidak jelas dengan Sang Ratu Peri yang sekarang. Ck... ck... orang bodoh memang selalu dapat keberuntungan."
Seperempat jam sebelumnya, Chi Hanfeng dan Tetua Qingting Mingya saling melempar tanggung jawab. Sebenarnya tujuan keduanya sama, hanya saja masing-masing takut pihak lain tidak setuju.
Bagi Chi Hanfeng, mampu mempertahankan para elf di Pasukan Bayaran Kecil - lebih dari 2000 pemanah peri, puluhan Magister Sihir Elf, bahkan Sang Ratu Peri sendiri - kekuatan tempur komprehensif ini terutama dalam kemampuan serangan jarak jauh, bukan hanya tidak dimiliki oleh kelompok tentara bayaran mana pun, tetapi apakah Kekaisaran Amy sendiri memiliki kekuatan seperti ini? Tanpa berlebihan, jika menggabungkan seluruh kemampuan serangan jarak jauh semua negara di Benua Eminoll dan benua beku, paling-paling hanya setara dengan ini. Yang lebih penting, para elf ini hanya setia pada Sang Ratu Peri, sementara sang ratu sendiri masih gadis kecil yang saat ini matanya hanya memandang Amy - si Amy bebal yang justru tidak ada di tempat. Membayangkan ini, sudut bibir Chi Hanfeng tak sadar merekah senyum. Dibandingkan dengan kekuatan tempur sehebat ini, memanfaatkan nama besar Ratu Peri untuk menarik sedikit biaya pendaftaran dan ujian hanyalah keuntungan kecil. Hehe, tentu saja keuntungan kecil pun harus diraup. Seperti kata pepatah: Makan tak membuat miskin, berpakaian tak membuat bangkrut, tapi gagal berhitung akan melarat.
Tetua Qing Tingmingya sepanjang perjalanan ini benar-benar merasakan makna pepatah "barang menjadi mahal saat jauh dari tempat asalnya, manusia kehilangan harga diri saat jauh dari tanah kelahiran". Rombongan lebih dari 2.000 orang ini, di manapun kota yang mereka singgahi, mustahil menemukan penginapan sebesar ini. Lagipula, para peri umumnya tidak membawa banyak uang. Banyak pengeluaran selama perjalanan membuat kantong mereka habis bahkan sebelum memasuki Kekaisaran Amy. Jika bukan karena komandan wilayah pertahanan Sungai Sanggan yang menyadari hal ini dan mengirim pendamping untuk mengatur tempat tinggal mereka di pos peristirahatan sepanjang perjalanan ke Skambray, mungkin para peri sudah terpaksa berburu hewan kecil untuk berkemah. Yang lebih merepotkan para tetua adalah Sang Ratu Lingbao'er yang terus menerus membuat ulah selama perjalanan. Jika bukan karena jumlah pasukan peri yang besar, mungkin sudah ada beberapa kelompok tentara bayaran yang mencoba menyergap. Dengan tinggal di Pasukan Bayaran Kecil, pria paruh baya ini yang sering menunjukkan ekspresi mirip Tuan Aimi tampaknya juga bukan orang yang mudah diajak kerja sama. Bekerja sama dengan orang seperti ini mungkin bisa membuat Sang Ratu lebih patuh.
Hanya saja, meminta makanan, akomodasi, dan fasilitas tanpa bayar - sebagai Ketua Tetua peri, sungguh sulit mengucapkan permintaan seperti ini.
Singkatnya, dua orang dengan agenda tersembunyi yang saling memanfaatkan ini akhirnya menyepakati kesepakatan dengan senyum licik.
Pangeran Chi segera memerintahkan pengawal pribadinya untuk mengalokasikan wilayah kamp yang lebih besar ke Pasukan Bayaran Kecil melalui departemen terkait. Sementara Da Qing Shan pergi mengatur logistik untuk para peri.
Alis Huo Ensi sedikit berkerut, tidak menyangka semua penanggung jawab lain sudah kabur dan hanya menyisakan dirinya untuk menghadapi situasi ini. Seperti diketahui umum, kedua ras ini selalu memiliki permusuhan tersirat. Bagi Huo Ensi sendiri mungkin tidak masalah, tapi dia tidak bisa menjamin apa yang dipikirkan para elf di depannya. Sekilas terlihat beberapa wajah elf menunjukkan ketidaksenangan.
Elf Hutan selalu menganggap diri sebagai ras tinggi di dunia penciptaan dewa. Mereka masih bisa menerima ras menengah seperti Elf Padang Rumput dan manusia - kalau tidak tentu tidak akan ada half-elf. Namun untuk ras rendah seperti kurcaci dan bangsa kerdil, terutama yang suka tinggal di gua-gua, hal ini terlalu bertolak belakang dengan sifat alami elf yang bersih. Oleh karena itu, beberapa ras ini praktis tidak memiliki komunikasi dengan bangsa elf.
Dalam kecanggungan, Huo Ensi mengobrol tanpa arah. Lin Yushang dan Sha Ruo yang sama sekali tidak tahu tentang permusuhan tersembunyi antara kurcaci dan elf, meski melihat hubungan antara kedua pihak tapi tidak mengerti alasannya. Putri Keluarga Lin malah mengira mereka punya pembicaraan khusus, lalu menarik baju Sha Ruo untuk pergi meninggalkan tempat.
Pewaris takhta ketiga Kerajaan Kurcaci itu tersenyum pahit, melihat kedua gadis menghilang seperti kupu-kupu - Sungguh tidak pantas untuk menahan salah satunya dengan merengek-rengek bahwa dirinya tidak cocok berurusan dengan para elf ini.
Untuk menghindari kecanggungan karena kehabisan topik, kurcaci muda itu dengan hati-hati mengangkat topik baru: "Bagaimana jika Peri Gelap yang disebut Tetua Qingyue tadi memanfaatkan kesempatan kepergian Yang Mulia dan para tetua dari hutan untuk menyerang kembali?"
Sebelum kata-katanya selesai, wajah-wajah peri yang hadir serentak menampakkan kecemasan.
Saat Ratu Lingbao dan para tetua meninggalkan hutan, mereka mengerahkan pasukan untuk menghancurkan lebih dari 80% pintu masuk ke dunia peri, serta memusatkan lebih dari 100.000 peri di sekitar wilayah suci peri - ratusan desa terpaksa direlokasi.
Tetua Qingyue semakin larut dalam pembicaraan hingga akhirnya tak bisa melanjutkan... Situasi memalukan seperti ini belum pernah dialami ras peri selama puluhan juta tahun. Untungnya, tak secercit pun ekspresi mengejek terlihat pada wajah kurcaci muda di hadapannya.
Kedua telapak tangan lebar Huo Ensi saling menggenggam, ibu jari sejajar menopang dagunya. Janggut kokohnya terbelah ke samping melalui celah jemari, seolah sedang merenung dalam-dalam.
Tak lama kemudian, kurcaci muda itu menghela napas panjang: "Yang Mulia, para Tetua, adakah cara yang lebih baik untuk mempersatukan para peri?"
Melihat ekspresi terkejut banyak peri, kurcaci muda bangkit berdiri sambil berjalan mondar-mandir dan berbicara lancar: "Suku Elf Hutan saat ini memiliki dua masalah besar: Pertama, terus-menerus didatangi Peri Hitam yang menghasut pikiran dan memperebutkan hegemoni, menjadikan elf sebagai ras tertinggi dan penguasa tertinggi di dunia penciptaan. Bagi suatu ras, ini sangat menggoda; Kedua, menurut pembicaraan para tetua, saat ini sangat sulit mencegah peri malam memasuki permukiman."
Sebelum suara selesai, wajah semua peri menjadi sangat pucat - kedua poin ini bagi struktur hierarki tinggi elf yang hadir, membuat mereka terus-menerus pusing.
Menurut kurcaci muda, untuk masalah yang berbeda ada solusi yang berbeda.
Pertama, masalah perebutan hegemoni. Dalam hal ini, harus dimulai dari pemikiran paling dasar, ada penghancuran dan pembangunan. Penghancuran berarti meruntuhkan mimpi lama peri malam yang selalu mengharapkan hegemoni dan membangun kembali dominasi ras elf. Sebelumnya, para tetua elf sering memberitahu rakyatnya: Ras elf memiliki sifat baik, mencintai perdamaian, dan perebutan hegemoni sebenarnya untuk kepentingan peri malam, akhirnya suku Elf Hutan tetap menjadi budak. Argumentasi yang hanya meruntuhkan tanpa membangun teori ini mudah diserang kembali oleh peri malam yang berniat jahat. Karena itu, pertama-tama harus membangun teori. Kurcaci muda dengan sopan menunjuk, teori yang dibangun harus lebih megah daripada perebutan hegemoni, kalau tidak tidak akan mampu menutupi kemegahan peri malam sebagai penguasa bersama.
Semua peri membelalakkan mata melihat remaja di depan mereka. Dalam semua catatan dan ingatan, bukankah kurcaci selalu terkenal dengan kekasaran, kejujuran, dan ketulusan? Ada yang bercanda, seratus kurcaci dalam setahun tidak akan berbicara lebih banyak daripada kentut mereka sendiri. Meski kasar, logikanya memang begitu.
Huo Ensi pasti tidak tahu apa yang dipikirkan para peri, jika tidak dia akan mati karena marah.
Mengenai dasar argumen, Huo Ensi ingin memulai dari legenda yang tercatat dalam sejarah: Dalam perang besar antara dunia penciptaan dan dimensi asing, hutan peri adalah benteng terakhir dalam perang berkepanjangan itu. Tanpa pengorbanan hutan peri dan puluhan ribu peri, seluruh dunia penciptaan akan runtuh. Argumen yang diajukan sederhana: Suku Elf Hutan adalah garis keturunan paling krusial di dunia penciptaan, merupakan pertapa dunia. Begitu terjadi perubahan besar, peri yang baik dan cinta damai akan muncul tiba-tiba menyelamatkan situasi genting. Beberapa contoh bisa disebutkan: Misalnya, mengapa dunia peri bisa langsung memasuki dunia upper elf? Raja Peri mengalahkan Yin Feng; atau saat kekacauan di Benua-Benua, Ratu Lingbao memimpin militer ke garis depan perang...
Untuk menerapkan ideologi ini, perlu menunjuk tetua khusus di setiap permukiman yang bertanggung jawab menyampaikan pekerjaan ideologis hingga tingkat akar rumput, membuat setiap peri menghafal tesis setiap hari dengan bangga. Juga harus dijelaskan kepada rakyat bahwa mereka harus rajin berlatih kemampuan tempur dan sihir. Jika mencapai tingkat keahlian tertentu, mereka bisa mengikuti Sang Ratu untuk berkontribusi pada perdamaian dunia - pengajaran kepada peri tidak boleh gratis, Huo Ensi masih menyisipkan beberapa jebakan di sini.
Tesis semacam ini jelas lebih tinggi satu level dibandingkan tesis peri malam, sehingga tidak perlu lagi khawatir tentang infiltrasi ideologis klan malam.
Untuk poin kedua yang disebutkan tadi, pemikiran kurcaci muda lebih jelas - membangun kota megah di hutan peri. Skala kota ini setidaknya harus setara dengan kota terkenal manusia, memanfaatkan kekuatan magister besar sihir peri yang melampaui alam untuk membangun kota dengan arsitektur yang luar biasa. Setelah kota berdiri, keluarga kerajaan elf dan sebagian tetua elf serta prajurit akan tinggal di kota, penduduk peri biasa juga bisa diatur tinggal namun harus hati-hati menghindari terbentuknya kesenjangan kelas. Dengan demikian, klan malam akan sangat sulit menembus pertahanan.
30 tahun setelah Perang Para Dewa, sebuah kota megah yang tak tertandingi lahir di hutan peri. Ribuan pohon purba berusia puluhan ribu tahun dan sebuah Pohon Emas yang menjulang ke langit membentuk tembok kota. Setiap bagian tembok tercipta secara alami melalui kidungan mantra panjang magister elf yang mengendalikan pohon-pohon raksasa. Dari luar, kota ini tampak menyatu sempurna. Batang-batang pohon besar membentang dari tembok ke dalam, membentuk rumah-rumah raksasa di udara. Di pusat kota, istana elf yang terhubung ke dunia peri terbentuk dari 99 pohon raksasa yang melilit ke angkasa.
Di bawah istana, terkunci erat oleh akar-akar pohon raksasa, berdiri Menara Permohonan logam paling misterius di dunia penciptaan.
Sejak itu, para pelancong yang tak paham sejarah sering terheran-heran: Mengapa patung raksasa kurcaci muda berdiri megah di pusat kota? Padahal ras kurcaci dan elf hutan kerap tak akur.
Bagi elf hutan, dialog informal antara Ratu Lingbao dengan pewaris ketiga Kerajaan Kurcaci pada musim gugur tahun ke-5 Kalender Sihir membawa perubahan besar. Untuk pertama kalinya dalam ratusan juta tahun, elf hutan yang selalu hidup di hutan peri mulai benar-benar menjelajah keluar dan terhubung dengan Benua-Benua. Kota elf di wilayah suci peri - Ibu Kota Lingying, kemudian dianggap sebagai simbol peradaban bersama di dunia penciptaan.
