Setelah mengatur empat tetua untuk memimpin 30 pemanah peri kembali ke Hutan Peri guna menyiapkan pekerjaan politik dan ideologi, Ratu Ling Bao'er dan para peri resmi bergabung dengan Pasukan Bayaran Kecil.
Awalnya, petugas logistik Pasukan Bayaran Kecil sangat waspada. Dengan begitu banyak tokoh penting dari Kerajaan Peri yang muncul bersamaan, mereka mengira akan kesulitan melayani. Namun kekhawatiran ini ternyata tidak beralasan. Para peri terbiasa hidup sederhana dan tidak menuntut fasilitas khusus. Sang Ratu Ling Bao'er juga mudah diajak bergaul. Sebagai gadis kecil yang belum berpengalaman, dia cepat akrab dengan Lin Yushang dan Sha Ruo. Sebelum makan siang selesai, Ling Bao'er sudah mulai memanggil Lin Yushang dan Sha Ruo sebagai "kakak".
Dalam beberapa hari berikutnya, Lin Yushang sering mengajak Ling Bao'er berkeliling Ibukota. Sang gadis peri yang belum pernah melihat begitu banyak manusia dan bangunan, berlarian riang di kerumunan orang... Kemurnian, kelucuan, dan kelincahan khas gadis peri ini berhasil mencuri hati banyak pemuda Ibukota. Apalagi Ling Bao'er diakui sebagai wanita tercantik di bangsa peri. Andai saja tidak terlihat dua gadis bangsawan yang mengawalnya, ditambah 10 lebih peri dewasa dan 4-5 tentara bayaran, mungkin Sang Ratu Ling Bao'er sudah diculik orang berniat jahat pada hari pertama penampilannya di Ibukota.
Setelah mengetahui hal ini, Pangeran Chi merenung sejenak, lalu berdiskusi khusus dengan Bupati Lin. Kedua keluarga akhirnya menggelar pesta pribadi megah secara bersama.
Di tengah ibukota yang tak pernah sepi dari pesta sepanjang tahun, acara gabungan keluarga Chi-Lin ini termasuk yang terbesar. Tamu kehormatan utama adalah Sang Ratu Peri yang datang dari utara hutan peri beserta 17 tetua (sebagian besar merupakan magister peri).
Kabar bahwa Sang Ratu Peri dari legenda ternyata datang ke ibukota? Desas-desus ini langsung menggemparkan kota. Dari rumor juga diketahui bahwa Sang Ratu baru saja dewasa dan belum menikah, namun diakui sebagai wanita tercantik di bangsa peri - bahkan melebihi tunangan peri dari Tuan Aimi si Otak Emas yang menjadi buah bibir setengah tahun lalu.
Chi Hanfeng juga mengumumkan atas nama Marsekal Chi Datong bahwa dalam pesta ini akan ada pengumuman penting.
Menariknya, Earl Chi Hanfeng kali ini hanya memberikan satu undangan untuk setiap keluarga - hanya kepada kepala keluarga dari keluarga terkemuka. Umumnya usia kepala keluarga sudah di atas 40 tahun dengan banyak anggota keluarga muda. Dengan hanya satu undangan, kepada siapa harus diberikan? Semua tahu Earl Chi sulit dihadapi, jadi mereka berbondong-bondong ke kediaman Bupati Lin untuk meminta satu atau dua undangan tambahan. Tuan Bupati Lin ragu-ragu, akhirnya ketika sudah terjepit, mengaku sejujurnya: "Pemberian beberapa undangan ini sebenarnya adalah ide Chi Hanfeng. Selama mereka bangsawan, bisa membeli undangan di kantor Pasukan Bayaran Kecil di Bar Pohon, masing-masing seharga 30 Koin Ungu." Bupati Lin ragu sejenak, lalu memutuskan untuk sepenuhnya mengkhianati Chi Hanfeng: "Yang Mulia Jenderal juga berkata, jika tidak bisa menyediakan 30 Koin Ungu, pantaskah disebut bangsawan? Bangsawan seperti itu hanya akan mempermalukan kita semua, lebih baik tidak usah datang."
Kabar baik tidak menyebar, kabar buruk berpacu ribuan li. Kabar tentang niat jahat seorang bangsawan ini cepat tersebar, ditambah dengan penampilannya selama rekrutmen tentara bayaran sebelumnya...
Malam itu, Earl Chi Hanfeng tiba-tiba menerima beberapa papan plakat besar. Adipati yang mengetahui hal ini khusus datang ke aula pertemuan untuk melihat-lihat.
Seorang ayah yang sangat memahami anaknya tentu tidak akan sungkan mengkritik: "Ck, ck, nak, lihatlah reputasimu sekarang. Lihat tulisan di papan ini: 'Urusan keluarga, negara, hingga dunia, semuanya berkaitan uang'; lihat yang ini lebih gamblang lagi 'Heshen menyerah kalah, Liu Jin tercengang di belakang'. Nak, hebat kau, dua koruptor terbesar dalam sejarah ini kau kalahkan. Hei, ada lagi yang menggambarkan kelebihanmu lainnya, lihat ini 'Ahli mencabut bulu angsa yang lewat, maestro tenun awan berjalan'. Penulis papan ini benar-benar ahli, pemilihan katanya tepat. Orang lain mencabut bulu angsa besar, kau malah mencabut bulu anak angsa, bahkan awan yang melayang pun kau..."
"Ayah, aku kan masih anakmu, masak diejek terus... Ayah, ayah, jangan marah. Lihat, di sini ada pujian untukku. Lihat tulisan besar di papan ini yang sangat menyentuh hatiku, 'Menjabat tiga tahun, langit setinggi sembilan chi'. Teman sejati, teman sejati! Hidup dengan teman seperti ini, tiga keturunan pun cukup." Chi Hanfeng tersenyum lebar hingga matanya berbinar.
Marsekal tua itu menampar bagian belakang kepala anaknya: "Bodoh sekali kau, atau pura-pura tidak mengerti? Itu hinaan! 'Menjabat tiga tahun langit setinggi sembilan chi' artinya dalam setahun kau mengikis tanah tiga chi. Bukan langit yang naik, tapi tanahnya kau keruk sampai turun tiga chi!"
“Brengsek!” Chi Hanfeng mengusap bagian belakang kepalanya, dalam hati mengumpat dengan geram, “Bangsawan-bangsawan brengsek ini, cuma minta sedikit uang kalian? Aku bahkan membantu kalian menimbun karma baik, sekarang berani memfitnahku... Hmph... Tunggu saja nasibmu.”
Tuan Adipati tentu tahu meski Chi Hanfeng rajin mengeruk kekayaan, tapi tak pernah menindas warga sipil, hanya kejahatan kecil bukan penyakit parah. Hanya saja, dengan nama baik Keluarga Chi selama 500 tahun, bagaimana bisa memiliki anak emas seperti ini.
“Tanggal 1 bulan ketiga musim gugur, sesuai tradisi kekaisaran, aku akan inspeksi ke beberapa zona pertempuran, hmm... Tuan Lei Ge juga akan ikut. Hati-hati selama di Ibukota.” Ucap Tuan Adipati dengan datar sebelum berbalik pergi.
Dari kediaman adipati yang sunyi terdengar teriakan seorang bangsawan: “Bawa barang-barang ini ke dapur untuk kayu bakar! Yang lebih kuat, pasang di lantai toilet!”
Pada tanggal 28 bulan kedua musim gugur Kalender Sihir tahun 5, akhirnya pesta Keluarga Chi dan Lin berhasil diselenggarakan.
Sejarawan berpendapat, dalam 500 tahun sejarah Skambray, hanya pesta inilah yang paling sukses. Di pesta-pesta sebelumnya, para bangsawan biasanya hanya mengobrol kosong, berdansa, berciuman. Pesta namanya pesta, yang terpenting adalah jamuan! Perut para bangsawan ini sudah penuh keuntungan, di pesta malah tidak makan. Kalau semua tidak makan, pantaskah disebut pesta?
Dan pada pesta kali ini, semua bangsawan yang hadir seperti orang gila melahap semua makanan yang tersedia, bahkan bumbu seperti kecap, cuka, bubuk mustard, dan jintan untuk celupan pun disendoki dan digenggam-genggam lalu dimasukkan ke mulut mereka oleh para bangsawan.
Para pelayan kediaman adipati tercengang, terus-menerus ada yang berkomentar takjub: "Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah ini reinkarnasi hantu kelaparan? Sepertinya mereka belum makan selama 5 hari."
Sejujurnya, semua bangsawan yang hadir telah mempersiapkan diri dengan matang, bersepakat berpuasa sejak tiga hari sebelumnya. Para adipati muda, pangeran muda, dan earl muda bertaruh siapa yang bisa menghabiskan makanan paling banyak di kediaman Adipati Chi, bahkan berlomba mencuri peralatan makan - piring besar mungkin sulit, tapi garpu emas kecil atau kotak tusuk gigi berhias pun jadi incaran.
Sayangnya, ketika para pemuda ini dengan susah payah mencapai kediaman adipati, mereka baru tahu ada empat pos penjagaan di pintu. Setiap orang yang masuk akan disita semua barang bawaan, dan setelah keluar akan diperiksa lagi. Para pemuda langsung tertegun: "Sialan nenek moyang, kejam sekali!" Beberapa bahkan protes bahwa penggeledahan terhadap bangsawan melanggar aturan, tapi diberi tahu bahwa Yang Mulia Kaisar akan hadir malam ini - bukankah Sang Kaisar membutuhkan lingkungan yang benar-benar aman?
"Baginda Raja tiba? Kaisar Hongshi sebelumnya belum pernah menghadiri jamuan pribadi seperti ini. Dengan kehadiran seorang kaisar dan seorang ratu, tingkat jamuan ini langsung melambung. Para bangsawan muda tentu belum cukup nekat atau bodoh untuk menantang martabat Yang Mulia Kaisar. Wajah para pemuda dipenuhi ekspresi tertipu.
"Sang Ratu tiba--" Pelayan kediaman adipati mengumumkan dengan suara yang tidak biasa.
Ketika Ratu Peri beserta lebih dari 20 tetua dan belasan dayang muncul di balai jamuan, semua mata hanya tertuju pada Sang Ratu.
Sebuah mahkota giok hijau berbentuk gunung yang sangat halus, dua pita cahaya menjuntai dari bahu. Berbeda dengan gadis manusia, rambut Sang Ratu memiliki tekstur istimewa yang terurai di bahu. Di balik alis tipisnya, mata jernih bagai mata air memandang ke sekeliling. Di mana pun pandangan itu menyapu, para pemuda langsung menundukkan kepala. Gaun putih salju itu hanya memperlihatkan kilau bintang di bagian kancingnya.
"Baginda Raja tiba--" Kaisar Hongshi jelas sengaja mengatur urutan kedatangan untuk menunjukkan keramahan tuan rumah.
Tentu, konsekuensi keramahan ini adalah--setelah Raja masuk, kecuali beberapa menteri berusia di atas 50 tahun, hampir semua orang berpura-pura tidak melihatnya. Untunglah Kaisar Hongshi sudah mendapat peringatan dari sepupunya, sehingga dengan tersenyum getir menyelinap di antara kerumunan.
Pertunjukan bagus selalu ada di akhir. Earl Chi Hanfeng dengan angkuhnya membersihkan tenggorokannya keras-keras di tengah aula pesta, lalu melambaikan tangan menyuruh para pemusik di kedua sisi berhenti bermain.
Kabar serupa kembali mengguncang 683 bangsawan di aula pesta: Yang Mulia Baron Haber dari bangsawan Kekaisaran telah menikahi Sang Ratu Peri, serta dikukuhkan oleh Kerajaan Peri sebagai Pangeran Pedang Iblis sekaligus Bupati Kerajaan Peri!
Para bangsawan masih belum memahami siapa Baron Haber, namun tiga gelar belakangan ini terlalu mengerikan: suami Yang Mulia Ratu, Pangeran, Bupati. Terutama gelar Bupati yang belum pernah terdengar selama seabad. Di kekaisaran manapun, posisi seperti Bupati seringkali menjadi personifikasi dari sosok berkemampuan luar biasa, sekaligus penjelmaan terbaik dari kata "kesetiaan" dan "keandalan".
Keberuntungan kotor macam apa yang dimiliki seorang Baron, sampai bisa meloncat menjadi Pangeran? Perlu diketahui, dalam hierarki bangsawan Kekaisaran, jabatan Baron hanya lebih tinggi dari Ksatria Kerajaan dan Lord. Memiliki 200 mu wilayah khusus saja sudah dianggap sebagai Baron kelas atas. Pesta besar Kekaisaran sama sekali tidak mengundang keturunan keluarga Baron. Bagi para bangsawan terhormat yang hadir, sosok bergelar Baron - mungkin masih perlu berpikir dua kali untuk menerima istri atau putri mereka yang ingin menjadi selir.
Melihat mulut para bangsawan yang menganga terkejut di bawah, senyum sinis mengembang di bibir Yang Mulia Earl saat turun dari podium. Kemudian, pejabat Kementerian Personel Kekaisaran (Bu) naik ke atas, membersihkan tenggorokan dan mengumumkan dengan khidmat:
Dengan ini menganugerahkan gelar bangsawan kekaisaran sebagai berikut:
Bangsawan Kekaisaran Baron Haber pada musim panas Kalender Sihir tahun ke-5, di Kerajaan Peri Hutan, dengan kekuatan seorang diri berhasil menghentikan invasi ras peri gelap terhadap Kerajaan Peri, serta membunuh dewa dari dunia lain dan menyelamatkan Sang Ratu Kerajaan Peri dari Menara Permohonan.
Kerajaan Peri telah bersahabat turun temurun dengan kekaisaran. Baron Haber telah membangun jembatan persahabatan bagi negara sahabat kekaisaran.
Menganugerahkan kenaikan pangkat luar biasa kepada Baron Haber sebagai Earl Kekaisaran, dengan wilayah khusus: 300 mu tanah di selatan Benteng Tongyun Kekaisaran. (Tak ada yang menyadari, saat kalimat ini dibacakan, Kaisar Hongshi dari kejauhan tersenyum kecut: "Hehe, toh wilayah selatan Tongyun adalah Hutan Peri. Enak juga rasanya bermurah hati dengan milik orang lain. Andai bukan karena pertimbangan pemberian penghargaan berkelanjutan di masa depan, pasti seluruh hutan itu akan kuanugerahkan sekaligus kepada Yang Mulia Earl Haber.") Dan seterusnya.
Kabar ini benar-benar meledak. Para bangsawan sebenarnya sudah mempersiapkan diri secara mental terhadap penganugerahan gelar yang melompati tingkatan ini. Pada dasarnya, mengangkat seorang pangeran dan bupati dari suatu negara menjadi Earl Kekaisaran hanyalah bentuk persahabatan antar negara - kekuatan Kerajaan Peri sudah diketahui semua orang. Selain itu, dengan status sebagai bupati, gelar seperti ini jelas tidak berarti baginya. Jika dia mau, mungkin saja dia bisa langsung menganugerahkan Kaisar Hongshi sebagai pangeran di Kerajaan Peri. Namun, alasan "membunuh dewa" yang dikemukakan oleh pejabat Kementerian Personel Kekaisaran (Bu) sebagai dasar penganugerahan ini sepertinya tidak pantas - jika ini keluar dari mulut seorang Bard di bar, mungkin orang tidak akan terlalu terkejut.
Jika naga raksasa masih bisa dibunuh oleh pahlawan manusia, maka para dewa sejak kelahirannya seharusnya hanya disembah dengan bersujud oleh manusia.
Sebenarnya seperti apa orangnya Baron Haber ini?
Beberapa orang yang berpikir cepat sudah mulai menebak-nebak siapa Baron Haber ini - ada ribuan Baron di Kekaisaran, tetapi yang paling terkenal hanya segelintir orang. Dari beberapa orang ini, yang memiliki hubungan dengan Keluarga Chi hanya dua orang. Jawaban tentu sudah hampir terungkap.
Benar saja, Putra kedua Keluarga Chi dengan wajah penuh senyum licik mendekat. Alis para pejabat Bu tak sadar berkerut, memandangi cara berjalan pria yang sama sekali tidak mencerminkan keluarga bangsawan paling terkemuka di kekaisaran. Seluruh tubuhnya seolah dipenuhi semut, cara berjalan yang terus bergetar dan berubah-ubah. Andai bukan karena pengaruh kuatnya sebagai Jenderal tingkat satu dari tujuh wilayah militer kekaisaran, mungkin para pejabat Bu sudah membentaknya atau mengurungnya di ruang khusus untuk bangsawan.
Chi Hanfeng sama sekali mengabaikan para bangsawan di bawahnya, tersenyum licik dengan bangga: "Hehe, kurasa banyak tamu terkejut dengan tiket masuk pesta kali ini. Jangan begitu~ Dijamin, di pesta manapun kalian takkan pernah bertemu orang yang benar-benar bertarung berdarah-darah dengan dewa lalu membunuhnya! Sekarang, mari sambut Magister Sihir Qingming dari tetua Kerajaan Peri yang akan memaparkan kronologi peristiwa ini."
Begitu Tetua Qingming bicara, misteri pun terkuak. Pria utama dalam kisah ini ternyata memang anak angkat Earl Chi Hanfeng - Tuan Aimi si Otak Emas yang paling mencuat namanya di ibukota selama empat tahun terakhir. Namun dalam kisah kali ini, Tuan Aimi tak hanya berperan sebagai sage bijak, melainkan pahlawan yang cerdas dan berani, terutama terkenal dengan kekuatan tempurnya yang luar biasa.
Tetua Peri bukanlah seorang yang pandai berpidato, namun bobot kisah itu sendiri sudah cukup. Melintasi banyak pemimpin Peri Malam dari dunia penciptaan, Panglima Iblis Yi Hailan, Naga Jahat Yin Feng yang pertama dalam sejarah, Sang Ratu Peri, Utusan Kayu, dewa asing yang menembus dunia penciptaan, Tiga Pedang Dewa tempaan langsung Dewa Pencipta yang muncul bersamaan, senjata legendaris Salib Es peninggalan zaman kuno... Semua istilah gemilang ini menjadi catatan kaki bagi Tuan Aimi.
Sebenarnya, sebagian besar bangsawan kekaisaran mengira kemampuan fisik Aimi jauh tidak sebanding dengan dua Kesatria Naga seperti Chi Aotian dan Da Qing Shan. Tapi sekarang terbukti... Perhitungan semua orang adalah kesalahan 100%.
Mayoritas anak muda yang hadir mengeluarkan desahan halus. Para gadis berpikir: sebelumnya sudah ada Nona Peri Ying yang sangat kompetitif, kini ditambah lagi dengan Sang Ratu Lingbao yang kecantikannya mampu menjungkirbalikkan kota. Peluang untuk mendapatkan pemuda seperti Aimi benar-benar sirna. Sementara para pangeran muda lebih banyak mengeluh "Jika sudah ada Yu, mengapa harus ada Liang?" Hidup sezaman dengan Aimi adalah kesedihan bagi para pria. Sang Ratu Peri yang jelita nan mempesona itu, bahkan tidak perlu dipikirkan lagi karena sudah pasti bukan milik mereka.
Terlepas dari berbagai pemikiran remaja sebaya Tuan Aimi, setelah pesta ini, kabar seperti "Kelahiran Tiga Pedang Dewa", "Pembunuhan Dewa dari Dunia Lain", dan "Bupati Kerajaan Peri" menyebar ke seluruh benua-benua dalam semalam. Popularitas Amy si tentara bayaran mencapai puncaknya. Tiga hari setelah pesta pribadi adipati, beberapa tentara bayaran dari perbatasan selatan datang ke kantor Kelompok Tentara Bayaran Kecil di Bar Pohon ibukota untuk menanyakan kabar Tuan Aimi. Beberapa bard yang peka menguping semua dialog dari kejauhan. Kalimat tidak sengaja dari Yelücai berhasil ditangkap oleh lima bard: "Meski masih muda, Tuan Aimi memiliki kharisma seorang penguasa, bahkan Marsekil Icyland pun harus mengakui." Gelar "Raja Tentara Bayaran Muda" pertama kali disematkan pada pelarian cinta berusia 22 tahun ini.
