Prajurit biasa mungkin tidak memahami ketajaman penglihatan Naga Raksasa, namun dua komandan Pasukan Bayaran Kecil terutama Da Qing Shan sangat memahaminya. Lü'er yang terbang di sembilan langit dapat melihat jelas dalam radius puluhan li, bahkan di tengah malam mampu mendeteksi sisa api unggun para musafir melalui semak-semak.
Kedua remaja itu langsung teringat pada Kesatria Naga Emas Farnorth yang pernah mereka temui dua kali. Naga Raksasa ini juga berjenis Naga Emas meski levelnya lebih rendah. Apakah kedua Naga Emas ini sama sekali tidak memiliki hubungan?
Naga yang melesat cepat di langit jelas telah menemukan sesuatu yang mencurigakan. Dalam kegelapan, bayangan hitam raksasa itu terlihat menyambar turun, sayapnya yang terkembang menghembuskan angin kencang yang merobek puncak pohon konifer, salju awal yang jatuh lebih dulu berdesiran jatuh.
Jika pasukan bayaran lain atau bahkan Pasukan Ksatria terbaik Kekaisaran melihat tubuh raksasa Naga menyusuri puncak pohon, pasti akan panik. Setidaknya kuda perang akan lari ketakutan dari persembunyian. Namun Pasukan Bayaran Kecil yang terbiasa dengan kesewenang-wenangan Yang Mulia Lü'er dan telah melewati pencucian berulang oleh Yao Li Long-nya Chi Aotian, bahkan peri yang baru bergabung pun tetap tenang, termasuk Burung Ganas yang pertama kali ikut pertempuran. Salju yang terus jatuh mengecat segalanya menjadi putih polos, meningkatkan efek kamuflase.
Naga Raksasa itu ragu-ragu berputar di udara dua kali secara berturut-turut. Saat terbang melintas terakhir kali, sepertinya sama sekali tidak menemukan jejak apapun, lalu menerjang langsung ke kegelapan malam dengan rasa penasaran yang belum terpuaskan.
Semua tentara bayaran menghela nafas lega. Huo Ensi diam-diam memuji kebijaksanaannya sendiri yang menempatkan personel Tentara Kekaisaran di lembah berjarak 10 km sebagai Eselon Kedua serangan. Saat itu tujuannya untuk meminimalkan target, ternyata...
Tiba-tiba, dentuman naga yang sangat nyaring menggema di malam hari. Naga Terbang yang baru saja melesat ke langit tiba-tiba menyambar ke tanah dengan kecepatan tinggi dari ketinggian ekstrim. Leher panjangnya melengkung anggun, mulut naga raksasa itu memancarkan cahaya merah.
Da Qing Shan bangkit dari salju: "Awas Naga Api! Lin Yushang, Sha Ruo, pemanah peri Burung Ganas segera terbang! Bunuh naga ini!" Suara keras pemuda itu penuh kekecewaan. Dalam beberapa pertempuran terakhir melawan naga, tanpa kehadiran Lü'er, sang Kesatria Naga Suci hanya bisa berdiam diri. Andai ada Lü'er di sini, untuk menghadapi naga sebesar ini, mana mungkin harus mengandalkan gadis seperti Sha Ruo dan Lin Yushang di garis depan.
Puluhan pemanah peri yang gesit telah melompat ke punggung Burung Ganas yang terbang tinggi, tiga empat tetua peri berusia 700 tahun lebih juga menempel erat di tubuh burung sambil terbang ke angkasa - semua peri dalam hati menggerutu dengan tingkat berbeda, siapa sangka pertempuran pertama malah bertemu naga, dan Ksatria Burung Ganas dari Pasukan Bayaran Kecil tidak bisa mengendalikan burung di malam hari, yang bisa bertindak hanya para peri.
Napas api emas-merah meledak dengan dahsyat, bola api berdiameter dua chi bergemuruh menghantam hutan konifer, beberapa prajurit yang tidak sempat menghindar terjatuh sambil menjerit kesakitan, gelombang panas menyapu area puluhan meter di sekitarnya.
Sekitar lingkaran api mulai bermunculan sosok-sosok yang bergumam mantra, batang pohon konifer yang keras tiba-tiba melunak, mahkota pohon di sekeliling bergoyang menggulingkan tumpukan salju ke arah api, nyala api dengan cepat meredup.
Naga Raksasa tidak menyangka ada begitu banyak musuh di sini, apalagi ada manusia yang bisa terbang, puluhan anak panah pendek mendesis membelah udara malam menancap di tubuh naga raksasa.
3Naga Emas Raksasa tingkat 3 terkejut, meskipun panah dari ras rendah ini tidak melukainya, niat tersembunyi mereka di bawah Kota Hamburg sudah sangat jelas dan tujuannya tak perlu diragukan. Sang Naga sama sekali tidak menganggap remeh ras-ras rendah ini - bagi Klan Naga, senjata biasa yang menghantam sisiknya tidak akan meninggalkan bekas sama sekali, sihir di bawah tingkat 5 sama sekali tidak efektif. Sementara di dunia ini, berapa banyak Magister Sihir yang bisa melepaskan sihir di atas tingkat 5? Seekor naga muda bisa dengan mudah menahan serangan gabungan tiga atau empat Magister Sihir. Dalam dunia para Naga, tidak ada ras yang bisa menjadi lawan mereka. Beberapa manusia lemah dan beberapa burung kecil yang mengepak-ngepak ini sama sekali tidak dianggap oleh Sang Naga. Tubuh emas raksasa itu menggelepar dan berputar dalam area sempit, nafas api kedua dan ketiga yang sedikit lebih kecil meluncur bertubi-tubi seperti mutiara.
Meskipun beberapa Magister Peri dari ras elf yang sudah berusia lanjut tidak sempat terbang ke langit dalam waktu singkat, mereka dengan mudah dapat mengeluarkan beberapa perisai magis tingkat rendah tanpa kidungan. Perisai magis berwarna hitam, hijau, dan biru segera terbentuk di tangan para magister, kemudian menyatu dengan perisai magis dari penyihir di sekitarnya membentuk perisai yang lebih besar. Beberapa magister mulai melantunkan kidungan rendah, batang pohon konifer berpendar cahaya hijau tua yang bergoyang-goyang lalu menyatu ke dalam perisai magis dari samping. Dua bola nafas Naga Api menghantam perisai magis dengan dahsyat, puluhan batang pohon di kedua sisi seolah diguncang kuat oleh raksasa, namun para penyihir dan tentara bayaran di belakang yang dilindungi perisai magis sama sekali tidak terpengaruh.
Para Pendekar pedang magis muda segera menyadari bahwa para Magister Peri ini menggunakan pepohonan sekitar sebagai penopang sihir mereka - teknik praktis sihir yang lihai dan efisien seperti ini tidak dapat ditemukan dalam buku pelajaran manapun.
Kidungan suci bergema di udara, spirit magis suci berwarna perak keperakan berdenyut cepat: "Wahai Dewa Surgawi, anugerahilah aku kekuatan suci untuk mengutuk orang berdosa ini." Dalam kidungan Sha Ruo, terdengar gemuruh lonceng surgawi yang nyaring dari langit.
"Angin khayalan, berubahlah menjadi naga penjaga!" Lin Yushang terus melantunkan kidungan, dua Naga Angin mulai membentuk sosok humanoid di udara.
"Da Qing Shan dan Huo Ensi saling memandang dengan senyum getir. Da Qing Shan pernah menyaksikan langsung bagaimana Magister Sihir Lei Ge bertarung melawan Naga Hijau. Serangan dari Naga Angin seperti ini sama sekali tidak berarti bagi Naga Sejati, bahkan tidak sebanding dengan Sabda Suci Sha Ruo. Meskipun tidak memberikan kerusakan signifikan pada Naga Raksasa, setidaknya bisa membuatnya tidak bisa menyerang orang lain dalam satu putaran serangan."
Naga Emas Raksasa itu sama sekali mengabaikan serangan sihir, melesat cepat di udara. Cakar raksasanya yang tajam menyambar-nyambar udara. Dua elf yang tidak sempat menghindar menjerit kesakitan, bersama Burung Ganas mereka dihantam jatuh dari langit. Satu tersangkut di pucuk pohon, satunya lagi bersama dua Burung Ganas menghantam tanah dengan keras. Potongan tubuh berceceran, darah menyembur membasahi wajah dan tubuh tentara bayaran serta elf di bawahnya.
Para tetua elf cukup memahami kekuatan serangan Naga Angin. Meski kemampuan tempur para pemuda ini mungkin sangat menonjol di antara manusia, masih jauh dibandingkan Pangeran Pedang Iblis Amy dan Panglima Iblis Yi Hailan beberapa bulan lalu. Di langit, tiga Penyihir Elf mulai melantunkan kidungan dengan cepat.
Naga Emas Raksasa itu berputar kembali ke bawah, tiba-tiba melihat sosok raksasa setinggi belasan meter muncul di hadapannya. Lengan kekarnya menyambar dan mencengkeram kaki naga yang sedang lengah, sementara tangan satunya mengepal menghantam keras kepala Naga Emas itu.
"Ou—— ou——" Teriakan menyakitkan Naga Emas itu menggema hingga ke awan.
Raksasa menyadari pukulan beratnya tidak efektif, segera meraih ekor Naga Emas Raksasa dengan kedua tangan. Mengayunkan tubuh naga ke arah hutan dan lereng bukit, cakar depan tajam naga mencengkeram tubuh raksasa dalam perjuangan, kuku yang tajam seperti tombak pada kaki belakangnya menggores luka dalam di kulit raksasa. Tapi raksasa seolah tak merasakannya, terus berusaha merobek naga. Naga yang bijaksana segera menyadari penyerangnya, mengaum sambil melantunkan kidungan bahasa naga, menyemburkan lingkaran api besar di sekitar raksasa. Tubuh raksasa langsung terbakar, spirit magis kayu yang takut api menghilang seketika. Raksasa yang perkasa itu rubuh, batang pohon konifer berubah menjadi kobaran api.
Naga yang melayang di udara menghentikan sikap meremehkannya, mulai melantunkan kidungan keras-keras. Para tentara bayaran merasakan gempa di bawah kaki - suara erangan rendah terdengar dari tanah di kejauhan, seolah orang yang tertidur dipaksa bangun.
Satu... dua... tiga... empat...
Di permukaan tanah perlahan bangkit empat raksasa hitam, postur tubuhnya bahkan lebih tinggi dari raksasa yang dipanggil para peri sebelumnya. Telapak kaki besar mereka menginjak tanah mengeluarkan suara ledakan bagai guntur. Sambil berjalan, raksasa-raksasa itu mencabut pohon-pohon besar di sekitarnya hingga ke akar, lalu mengayunkannya ke arah para tentara bayaran. Meski terhalang pepohonan lain, tetap ada orang yang terus tertimpa dan roboh.
Saat ini, wajah Da Qing Shan, Huo Ensi, Sha Ruo, Lin Yushang dan para komandan lainnya berubah sangat pucat. Bagaimana pun mereka tidak menyangka, hanya seekor Naga Emas Raksasa muda tingkat 3 bisa membuat pasukan ribuan orang menjadi begitu kacau balau. Semangat heroik yang tadinya berhasil membunuh naga raksasa itu langsung pupus. Jika tidak ditangani dengan baik, mungkin seluruh pasukan akan dilenyapkan total di sini.
Naga Emas Raksasa termasuk unsur tanah. Yang dipanggilnya tak diragukan lagi adalah raksasa tanah. Dapat terlihat jelas serpihan tanah terus berjatuhan dari tubuh raksasa. Di area perbukitan, raksasa tanah yang dipanggil ini bercampur dengan banyak batu. Kekuatan serangan raksasa diperkuat beberapa kali lipat. Saat kepalan raksasa berayun, para tentara bayaran terus tertimpa, bahkan beberapa diantaranya hancur menjadi bubur daging.
"Da Qing Shan, kau hadapi Naga! Aku yang akan bertarung mati-matian!" teriak Huo Ensi sambil melompat dari balik batu. "Batalion Pendekar Pedang Besar, ikut aku!" Kapak besar biru tua terlepas dari tangannya, membentuk kilatan cahaya menyilaukan yang menebas lengan raksasa di depan. Lengan itu jatuh ke tanah dan berubah menjadi tanah. Kapak berputar membentuk busur dan kembali ke tangan Huo Ensi.
"Bunuh!" Lebih dari 200 pendekar dari Pasukan Bayaran Kecil mengayunkan pedang besar di tangan mereka, menyerbu raksasa batu dari empat arah.
Di antara ratusan kilatan pedang perak, muncul sinar biru. Seorang pemuda melompat sambil menyandarkan Pedang Besar Batu Biru di bahu kirinya. Saat mendekati raksasa tanah, pedang biru tua itu menyambar horizontal. Raksasa yang baru kehilangan lengan itu panik menghalau dengan lengan kanan. Pedang memotong lengan tanpa hambatan dan membelah raksasa menjadi dua di pinggang. Raksasa itu menjerit kesakitan sebelum ambruk ke tanah.
"Ling Yun, bawa satu tim secepatnya!" Huo Ensi langsung mengenali komandan batalion Pendekar Pedang Besar saat ini, Ling Yun, dari Pedang Dewa Pencipta di tangannya.
Para pendekar segera terbagi menjadi dua tim. Meski tebasan pedang biasa tidak mematikan bagi raksasa, tapi cukup untuk menghambat gerakan mereka.
Para Magister Peri di tanah tiba-tiba juga mulai mengumandangkan kidungan dengan suara keras. Ribuan pohon konifer berusia ratusan tahun yang sangat kokoh di sekeliling merespons melodi, bergerak sendiri tanpa angin. Cabang-cabang sebesar mangkuk saling menjalin membentuk jaring pohon, terbang di udara dan menghantam tubuh raksasa dengan suara menderu. Tiga raksasa terperangkap seperti ikan dalam jaring, terjatuh ke tanah.
Naga Emas Raksasa jelas tidak menyangka makhluk kecil di depannya memiliki kekuatan sehebat ini. Memanggil empat raksasa tanah secara berturut-turut bukan hanya batas sihir ini, tapi juga batas kekuatan magis Naga Raksasa Tingkat 3. Ditambah dengan beberapa bola Naga Api besar yang baru saja dilepaskan, Naga Emas mulai merasakan kelelahan.
Haruskah membiarkan manusia rendahan ini lolos? Naga itu merenung sambil terbang rendah, terus menerus menyirami pepohonan di bawah dengan Naga Api biasa.
Tiba-tiba, tubuh besar naga di langit mengalami kejang jelas. Naga Raksasa merasakan ancaman mematikan dari bawah, panik melihat ke arah tanah – seberkas cahaya emas menyambar membentuk jejak cahaya ke angkasa. Dua sayap raksasa Naga Emas mengepak cepat, ekornya berputar liar. Tubuh naga melesat menjauh, sementara kilau emas penuh aura pembunuhan itu menghapus sisa harapan terakhir Sang Naga.
Sayangnya, tombak naga Phoenix Emas yang diberikan langsung oleh Dewa Naga Pirot tidak mungkin tanpa kelebihan. Phoenix Emas seolah memiliki kesadaran sendiri, melesat dari tangan Da Qing Shan dan tiba-tiba berubah arah di udara, menembus sayap kiri Naga Emas Raksasa dengan suara "boom". Naga itu menjerit kesakitan dan terhuyung-huyung terbang rendah di antara puncak pohon ke arah utara.
Celaka! Wajah Da Qing Shan dan Huo Ensi dipenuhi penyesalan. Membunuh naga gagal, makhluk ini kembali ke Kota Hamburg. Kini Pasukan Bayaran Kecil hanya memiliki 1500 orang. Tanpa serangan mendadak, mustahil merebut kota itu.
"Kejar!" Da Qing Shan berteriak, memberi isyarat kepada Lin Yushang dan Sha Ruo yang di langit bersama para peri.
Namun naga - bahkan dengan sayap terluka - tetap bukan makhluk sembarangan. Kecepatannya tak tertandingi, bahkan oleh phoenix api binatang gaib Sha Ruo, apalagi burung-burung ganas biasa. Para komandan pasukan kecil hanya bisa memandang titik emas itu lenyap dalam awan.
Di benak Da Qing Shan dan Huo Ensi hanya terngiang idiom "kesuksesan yang gagal di ambang pintu".
