Akhir Januari musim dingin tahun ke-5 Kalender Sihir, ibukota benar-benar diliputi suasana damai dan sukacita. Wilayah dalam radius ribuan li di sekitar ibukota dipenuhi penduduk yang secara sukarela datang untuk merayakan ulang tahun Hongshi.
Tidak diragukan lagi, Kaisar Hongshi adalah penguasa terkenal di masanya. Di antara puluhan generasi kaisar Kekaisaran Amy, meskipun tidak bisa dikatakan tak ada duanya sepanjang sejarah, tapi beliau termasuk yang paling menonjol.
Terutama dalam urusan domestik.
Selama 20 tahun masa pemerintahan Kaisar Hongshi, kebijakan ekspansi dihentikan dan formasi militer dikurangi. Jumlah personel militer Kekaisaran yang awalnya mencapai 1,25 juta pasukan reguler pada hari penobatan, terus dipangkas 20-50 ribu per tahun hingga menyusut menjadi 700 ribu pasukan reguler pada tahun ke-5 Kalender Sihir. Frekuensi dan skala latihan militer besar-besaran dikurangi drastis, dengan anggaran militer dipotong dari 200 juta koin emas menjadi hanya 75 juta koin emas. Sementara memangkas militer, Kaisar gencar mendorong pengembangan pasukan bersenjata sipil seperti kelompok tentara bayaran. Sebelum era Hongshi, tak ada satupun kelompok tentara bayaran tingkat A di Kekaisaran - markas besar Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing yang sekarang justru terletak di wilayah Gereja Suci. Kala itu, kekuatan militer Kekaisaran yang perkasa juga sama sekali tidak mengizinkan keberadaan kekuatan bersenjata sipil melebihi 400 orang. Dekrit ketiga Kaisar Hongshi setelah naik tahta adalah menghapus berbagai pembatasan terhadap kelompok tentara bayaran. Saat itu, departemen militer kekaisaran sangat menentang kebijakan "mengurangi militer, menambah tentara bayaran" ini, dengan tiga dari empat marsekal terang-terangan menolak. Terpaksa, Kaisar Hongshi memaksa tiga marsekal tersebut pensiun dan membubarkan 11 batalyon di bawah komando langsung mereka. Untuk melancarkan kebijakannya di tubuh militer, kaisar muda ini mengangkat paman iparnya, Marsekal Chi Datong - pemimpin faksi moderat yang saat itu menjabat sebagai Jenderal di Wilayah Pertahanan Benteng Tongyun (alias Wilayah Pertahanan Gunung Suci), sebagai Kepala Staf Umum Militer Kekaisaran.
Setelah itu, Hong Shi berulang kali menyatakan: Tentara Kekaisaran harus berkualitas bukan banyak jumlahnya. Sebagai contoh, untuk memelihara perlengkapan, makanan, dan latihan seorang prajurit batalion pendekar selama setahun, setidaknya membutuhkan 10 warga kekaisaran. Oleh karena itu Kekaisaran hanya perlu mempertahankan pasukan elit yang tak terkalahkan. Tugas-tugas seperti pengawalan dan penjagaan keamanan diserahkan kepada kelompok tentara bayaran dan pasukan bersenjata sipil lainnya. Pasukan ini tidak hanya tidak perlu dibiayai Kekaisaran, malah dapat memberikan kontribusi pajak besar kepada Kekaisaran.
Di saat yang sama, Hong Shi melakukan reformasi birokrasi internal dan pemulihan ekonomi. Dalam beberapa tahun pertama Hong Shi berkuasa, setiap tahun setidaknya 20 pejabat tinggi bergelar bangsawan dihukum mati atau dibuang karena korupsi, suap, dan penyalahgunaan kekuasaan. Efek "menyembelih ayam untuk menakut-nakuti monyet" mungkin belum terlihat jelas, namun setelah membantai beberapa "harimau", tidak hanya para "monyet" tapi seluruh sistem militer Kekaisaran gemetar ketakutan. Banyak pejabat tidak kompeten yang mengundurkan diri atau dipaksa turun jabatan, sementara generasi muda masuk ke dalam sistem birokrasi Kekaisaran, menciptakan tata kelola yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah hampir 1 juta personel militer pensiun, mereka bermigrasi ke Federasi Utara dan berintegrasi dengan kehidupan lokal. Lebih banyak penduduk dari daerah miskin pindah ke wilayah makmur di sepanjang jalan raya benua. Hong Shi mengalokasikan 1.000 juta dari anggaran militer sebelumnya untuk pengembangan ekonomi daerah dan mendorong program kelahiran.
Hasil 20 tahun pemulihan adalah, meskipun pajak kekaisaran turun dari persepuluhan (1/10) untuk penduduk biasa menjadi seperlimabelas (1/15), total penerimaan pajak tahunan kekaisaran justru meningkat dari 9.7 miliar 20 tahun lalu menjadi 14 miliar. Populasi meningkat dari total 28.9 juta di dua benua 20 tahun lalu menjadi 35.32 juta. Jumlah total populasi bahkan melebihi gabungan tiga kekaisaran (Kekaisaran Xius, Kekaisaran Tentara Bayaran, dan Kekaisaran Gurun Suci), sementara kekuatan ekonomi melampaui gabungan ketiga kekaisaran tersebut ditambah dua kekaisaran Orang Hami dan Orang Hami Utara.
Tingkat kemakmuran penduduk kekaisaran juga tak tertandingi oleh negara lain. Bukan hanya bangsawan yang memiliki tiga istri dan empat selir, bahkan rakyat biasa bisa memiliki selir kedua atau ketiga di negara lain. Munculnya desa-desa selir besar di daerah perbatasan kekaisaran menjadi simbol negara makmur dan rakyat sejahtera.
Kaisar Hongshi menjalankan penghematan ketat. Kecuali untuk acara diplomatik wajib, semuanya disederhanakan. Satu-satunya perayaan besar adalah ulang tahun Kaisar Hongshi setiap lima atau sepuluh tahun - awalnya Hongshi tidak ingin merayakan, tapi saat berusia 28 tahun, 500 ribu penduduk sekitar ibukota mengepung istana secara sukarela untuk merayakan ulang tahunnya. Hongshi terpaksa membuat kompromi: lima tahun sekali, selain itu ditiadakan.
Satu-satunya perbedaan perayaan tahun ini dengan sebelumnya adalah - terdapat campur tangan resmi yang disisipkan. Kaisar Hongshi berharap melalui perayaan ini dapat menghapus ketidaknyamanan yang menyelimuti kekaisaran selama dua tahun terakhir.
Sejak 25 Bulan 1 Musim Dingin, kekaisaran memasuki "Festival Cahaya Malam" - lentera warna-warni di Ibukota menyala semalaman tanpa padam. Berpusat di istana, delapan jalan utama Ibukota dinyalakan dengan lentera delapan warna: merah terang, jingga, kuning pekat, hijau angsa, nila muda, biru langit, ungu pucat, dan merah muda anggur. Ujung jalan utama adalah tembok kota yang juga dipasangi lentera delapan warna sesuai Delapan Trigram. Di atas tanah bersalju putih bersih, cahaya-cahaya tak terbatas melompat-lompat.
15 tahun yang lalu, beberapa penyihir melepaskan mantra pengapungan saat festival malam, naik ke ketinggian 40 meter untuk melihat pemandangan Ibukota, terkesima oleh keindahan malam bersalju. Sejak malam itu, setiap menjelang festival, gulungan mantra pengapungan di Ibukota laris manis, terutama gulungan buatan tangan Magister Sihir atau penyihir tingkat tinggi. Gulungan ini bisa mengambang di udara sekitar 1 jam dan mencapai ketinggian 60 meter, dengan harga mencapai ratusan koin emas.
Pada Kalender Sihir tahun ke-5 bulan 1 hari 29 sore pukul 18.00, saat cahaya terakhir dari gunung barat menghilang, 16 gerbang kota (8 besar dan 8 kecil) di Ibukota secara bersamaan menyalakan lampu warna-warni.
"Braak——Braak——Braak、Braak、Braak、Braak……"
Rentetan meriam kembang api langsung membentuk titik terang. Setiap gerbang besar menembakkan 108 kali, gerbang kecil 72 kali. Lebih dari 1600 tembakan membuat wilayah udara atas tembok Ibukota terang benderang bagai siang hari.
"Selamat merayakan hari ulang tahun Kanjeng Raja!"
"Panjang umur sepuluh ribu tahun untuk Kanjeng Raja!"
"Semoga tahta Kanjeng Raja kokoh selamanya!"
“Semoga Kanjeng Raja menikmati berkah surgawi selamanya!”
Setidaknya 1 juta warga berpartisipasi dalam sorak sorai spontan di setiap perayaan ulang tahun, gelombang suara menggelegar dari timur ke selatan lalu ke barat dan akhirnya ke utara berulang kali di atas Ibukota, setiap wajah rakyat ibukota memancarkan sukacita.
“Wu——wu——wu——” Bunyi terompet tajam bergema di alun-alun depan istana, suara rakyat segera menghilang. Setelah 10 kali bunyi terompet, 30 perwira militer Kekaisaran berseru di halaman tengah istana: “Perintah Baginda Raja, dengan hormat mengundang perwakilan rakyat masuk istana.” 95 perwakilan rakyat dari berbagai provinsi Kekaisaran memasuki istana.
“Perintah Baginda Raja, dengan hormat mengundang utusan kerabat Kekaisaran masuk istana.”
“Perintah Baginda Raja, dengan hormat mengundang utusan kerabat kerajaan-kerajaan masuk istana.”
“Perintah Baginda Raja, dengan hormat mengundang perwakilan Serikat Sihir masuk istana.”
“Perintah Baginda Raja, dengan hormat mengundang bangsawan Kekaisaran masuk istana.”
Istana kerajaan mencakup 1500 mu lahan, dengan aula pertemuan besar seluas 5 mu. Hanya pada hari ulang tahun inilah aula ini terisi penuh, ratusan meja tersusun rapi dalam 58 baris dan 12 lajur, setiap meja dipenuhi orang.
Di barisan terdepan adalah perwakilan rakyat, ketentuan baru sejak Hong Shi naik tahta bahwa rakyat adalah yang utama; disusul utusan negara-negara, kemudian pejabat militer-sipil di ibukota, terakhir kepala keluarga bangsawan Kekaisaran.
Kaisar Hongshi mengenakan jubah kuning kecoklatan dan helm Shānlán, duduk tersenyum di belakang meja: "Para pilar kekaisaran, utusan persahabatan dari negara-negara sahabat—" Sang Kaisar mengangkat piala anggur di tangannya tinggi-tinggi: "Semoga Benua Eminoll dikaruniai cuaca baik dan rakyat sejahtera; semoga seluruh kekaisaran jaya dan abadi dalam kedamaian."
Lebih dari 600 tamu di ruangan itu serentak mengangkat piala mereka: "Semoga Yang Mulia berumur panjang dan senantiasa diberkati."
"Musik dimulai—" Musisi dari Empat Provinsi Selatan kekaisaran mulai memetik alat musik bambu dan sutera.
Pelayan istana terus mengantarkan hidangan baru dari kedua sisi aula ke meja makan. Kaviar trout merah dari pesisir barat benua, ikan pita laut dalam dari pesisir timur, buah segar musiman dari selatan kekaisaran, burung Naga Terbang dari utara kekaisaran, cakar beruang dari Federasi Utara - semua hidangan mewah mengalir tak henti dari dapur. Rakyat biasa terus mengirimkan produk lokal melalui pelayan untuk dipersembahkan kepada Kaisar Hongshi. Baginda Raja menyerahkan hadiah-hadiah itu kepada para Pangeran di sisinya untuk dilihat, memuji-muji kelimpahan hasil bumi.
Di pintu masuk, seorang berpangkat komandan regu Pengawal Kekaisaran masuk dan berbisik dengan pelayan istana. Setelah ragu sejenak, pelayan itu menghampiri Marquis Chi Hanfeng, Jenderal Ibu Kota Skambray, dan menyampaikan pesan. Alis Chi Hanfeng berkerut halus sebelum ia beranjak keluar. Di belakangnya, Da Qing Shan dan Chi Ao Tian yang hadir sebagai anggota keluarga Chi terkejut mendengar bisikan "kebakaran di Distrik Selatan..." Saat hendak menyusul, sang Marquis berpesan: "Chi Ao Tian tetap di sini. Da Qing Shan ikut aku." Pemuda berbaju hitam itu berdiri tegak.
Di luar aula, beberapa perwira Pengawal Kekaisaran telah menunggu. Seorang komandan batalion melapor: "Yang Mulia Jenderal, di Distrik Selatan Kekaisaran, lentera perayaan yang terlalu ramai terjatuh dan memicu kebakaran di jalan utama."
"Ada korban?" Tanya Chi Hanfeng sambil mengernyit. Kaisar Hongshi memang selalu menghindari perayaan besar karena risiko seperti ini. Sebagai penanggung jawab keamanan ibu kota, tekanan di pundaknya terasa berat.
"Tim penyelamat dari satu regu batalion pendekar sedang dikerahkan. Dua regu cadangan membantu evakuasi. 20 lebih rohaniwan Gereja Suci bergabung dalam operasi penyelamatan," jawab komandan regu itu dengan wajah cemas.
“Oh…” Nada suara Chi Hanfeng menyiratkan kelegaan. Dengan kehadiran rohaniawan pemuja cahaya yang memberikan pertolongan darurat di tempat, angka korban di kalangan penduduk akan berkurang signifikan. Jika hanya beberapa bangunan yang terbakar, itu bukan masalah besar. Kekaisaran memiliki departemen khusus yang bertugas menangani warga yang kehilangan tempat tinggal.
“Yang Mulia Jenderal, kami khawatir api akan menjalar. Bisakah kami memindahkan dua regu dari distrik lain untuk membantu?” Saat ini Pasukan Pengawal Kekaisaran di ibukota hanya memiliki enam komandan batalyon dan dua komandan batalyon besar. Setiap komandan batalyon kini memikul tanggung jawab yang sebelumnya diemban oleh komandan batalyon besar.
“Lebih baik tarik satu regu dari istana kerajaan. Urusan di istana justru paling sedikit saat ini. Satu batalyon saja cukup untuk bertugas. Selain itu, ambil 500 personel dari Kelompok Naga Tanah Xuan Qing untuk dimasukkan ke dalam pasukan penjaga.”
“Siap, Yang Mulia.”
“Ingat baik-baik: Baik saya maupun Baginda Raja tidak ingin ada korban jiwa di kalangan warga biasa hari ini. Kerahkan segala upaya untuk menjamin keselamatan penduduk.” Sebagai Jenderal Ibu Kota Skambray, ketidakhadiran yang terlalu lama pasti akan menarik perhatian orang-orang yang penasaran dan berpotensi mengganggu suasana pesta. Chi Hanfeng buru-buru memberikan instruksi terakhir sebelum kembali ke aula utama bersama Da Qing Shan.
*Jilid Ketiga*
