Rohaniwan dari Federasi Utara mendengar markas besar gereja ingin menyergap personel militer Federasi Utara? Semua mata memancarkan ekspresi "mencari mati". Mana mungkin prajurit Federasi Utara di Kekaisaran Amy yang tangguh menjadi sasaran rencara prajurit lemah seperti Gereja Suci?
Jangankan Legiun Bulan Salju, bahkan sebuah batalion pendekar biasa dari Federasi Utara saja, jika ingin diserang secara paksa, setidaknya perlu dikerahkan 10000 pasukan. Peluang menang tetap 50-50.
Terus terang, penduduk benua lain agak takut pada orang Federasi Utara - termasuk anak-anak Federasi Utara.
Di kalangan rakyat beredar kisah nyata seperti ini:
Di Benua Eminoll, penduduk Kekaisaran Gurun yang dibesarkan dengan kuda susu dikenal paling garang - wajah sempit seperti pisau, mata coklat yang dalam, alis panjang tipis, bibir tipis, penampilan yang sudah terlihat sangar. Mereka juga sangat eksklusif, tak peduli dari suku atau negara mana, siapa pun yang masuk wilayah mereka akan mendapat sikap permusuhan tersirat.
Pada Kalender Bulan Merah tahun ke-18, seorang yatim piatu 14 tahun yang menyelundup dari Federasi Utara tiba di Pelabuhan Es Apung. Entah bagaimana, anak ini salah arah dan langsung masuk ke selatan menuju kota kecil bernama I'a di Kekaisaran Gurun - hasilnya, karena alasan tak diketahui, terjadi konflik dengan anak lokal hingga dikepung oleh lima enam pria berotot dengan pedang melengkung Gurun yang berkilauan di sudut tembok...
Akhirnya sangat tragis. Keesokan harinya, saat rombongan dagang melewati kota itu, pemukiman yang semula ramai menjadi sunyi senyap - jalanan dipenuhi mayat yang tercincang pedang, laki-perempuan tua-muda. Malam itu, si yatim piatu dengan mata merah menyala menerjang, menggenggam bilah pedang langsung merampas sebuah pedang melengkung, dari ujung timur kota terus mencincang sampai barat, semua orang yang terlihat langsung dihabisi dengan satu tebasan.
Sejak itu, penduduk Gurun penganut La'an setiap menyebut warga Federasi Utara langsung berubah pucat.
Masih banyak kejadian serupa, intinya orang Federasi Utara sudah sulit dihadapi, apalagi personel militernya.
Dalam Kekaisaran Amy, salah satu kebijakan negara yang dijalankan oleh para penguasa sepanjang generasi adalah: jika harus memilih untuk mengabaikan sebagian wilayah pada saat kritis, yang akan dikorbankan adalah daratan subur Benua Eminoll, bukan Federasi Utara. Kekuatan militer Federasi Utara di tangan penguasa mana pun memiliki potensi untuk merebut kekuasaan tertinggi - inilah alasan mengapa meskipun ibukota jatuh, Kaisar Hongshi ditinggalkan oleh elit kekaisaran, dan Kaisar Mianyang membawa reputasi ribuan tahun Kaisar Barat, persentase bangsawan yang berkhianat tetap tidak terlalu besar. Para bangsawan memahami satu hal: apa arti Federasi Utara yang belum menerima pukulan mematikan dalam perang berkepanjangan ini?
Bukti kekuatan tempur yang berlipat ganda, kesenjangan kemampuan tempur yang berlapis, perbedaan pengalaman perang yang bertumpuk - bagi para uskup dari utara gereja, mereka sangat menyadari bahwa menyerang Legiun Bulan Salju adalah hal yang mustahil bagi prajurit Gereja Suci saat ini.
Singkatnya, sebelum bulan dingin ke-2 Kalender Sihir tahun ke-5, para uskup agung Gereja Suci yang tinggal hanya bisa menyaksikan tentara Kekaisaran mengawasi buruh yang dengan santai membangun lebih dari 10 benteng raksasa di pesisir timur.
Kedatangan Balbas, salah satu komandan Pasukan Bayaran Kecil, di pesisir timur terjadi pada tanggal 26 bulan dingin pertama. Musim dingin di pantai subtropis dengan matahari yang masih hangat seperti musim semi, bunga-bunga bermekaran di mana-mana, membuat kontras mental yang sangat besar bagi Balbas dibandingkan penderitaan di tengah salju dan es di sekitar ibukota.
Mendengar kabar kedatangan Balbas, selain para perwira Batalion Pendekar yang kurang familiar, lebih dari 10 komandan batalyon dan komandan skuadron Legiun Bulan Salju berkumpul di markas besar Resimen Ksatria Kedua.
Sebagai sesama personel militer Federasi Utara, dan mengingat Balbas saat pensiun sudah mendekati posisi komandan skuadron, jika tidak pensiun di tengah situasi perang yang memprioritaskan veteran seperti beberapa tahun ini, pasti dia sudah menjadi komandan skuadron batalion infanteri utama Legiun Bulan Salju. Jika ditempatkan di Batalion Pendekar atau batalion infantri ringan biasa, jabatan komandan batalyon sudah pasti.
Bagi personel militer, meninggalkan dinas saat ada peluang promosi tentu sangat disayangkan. Tapi melihat kondisi Balbas sekarang, semua orang tidak lagi berpikir demikian.
Keberhasilan Balbas sekarang – ini bukan sekadar rumor di antara rekan sejawat. Melihat mantan Rekan Senjata dengan pipi kemerahan, mengenakan armor lunak buatan tangan Kurcaci Pegunungan yang sangat mewah. Meski proteksinya kalah dari plat armor, namun lebih ringan – harganya tentu lebih mahal. Armor buatan suku Kurcaci Pegunungan dihargai ratusan koin emas, jarang terjangkau bangsawan biasa. Semua ini membuktikan kebenaran rumor.
Para pria paruh baya saling menyapa dengan tinju besar, sesekali ada yang memeluk perut sambil tersenyum getir.
“Balbas, maksudmu datang ke tempat kami ini apa? Rejeki harus dibagi bersama!” Qi Lieluoge dan Balbas sudah lama kenal, di depan anak buah pun tidak sungkan, memberikan pukulan keras ke Balbas.
“Bangsat, bagi rejeki apaan. Dengar kalian di sini enak-enakan, gua datang buat ngacauin.” Kembali ke pasukan Federasi Utara asli, Balbas langsung pakai logat kental Utara, nada bicaranya jelas mengejek.
Setelah basa-basi sebentar, tiga komandan batalyon tahu Balbas sebagai pimpinan "Kelompok Tentara Bayaran Kekaisaran" pasti punya urusan penting. Mereka cari alasan untuk menyuruh yang lain keluar.
“Langsung aja, ada keperluan apa.” Qi Lieluoge bicara to the point.
“Sebenarnya gak ada-ada aja. Menurut kalian, pemimpin Gereja Suci ini bisa perang nggak? Katanya nggak bisa, tapi waktu minjam pasukan pilihannya jeli, cari yang gemuk-gemuk. Katanya bisa perang, tapi ngapain pasukan elit dikirim ke pantai buat berjemur? Ini mah bukan pertahanan strategis, tapi liburan pantai pakai uang negara, tinggal dikasih budget nyari PSK aja.” Balbas menyindir tiga komandan batalyon Kekaisaran dengan senyum nakal.
“Jangan ngawur, kalau ada urusan bilang aja. Kira kami bodoh?” Qi Lieluoge orangnya jujur tapi tidak sampai bisa dibohongi.
Ekspresi Balbas serius: “Liat kalian sedang nganggur, mau minjam pasukan.”
Tiga komandan batalyon menunjukkan ekspresi tak percaya. Orang Hami maju ke depan, meraba dahi Balbas — tidak panas.
Meminjam pasukan? Ucapan seperti ini mungkin hanya pantas keluar dari mulut bangsawan muda kekaisaran yang baru terjun ke dunia militer. Menurut "Tujuh Hukuman Mati dan Tiga Belas Hukuman Mati" departemen militer kekaisaran: "Siapa yang mengerahkan pasukan reguler lebih dari dua Wu tanpa izin, dihukum mati!"
Wajah Balbas berkerut serius. Ia membuka peta wilayah Benua Eminoll dan menemukan posisi mereka saat ini — di bagian tenggara timur benua. 500 li ke selatan berbatasan dengan Hutan Peri, 900 li ke barat daya terhubung ke Benteng Tongyun kekaisaran.
"Perintah kekaisaran untuk Legiun Utara adalah membantu pertahanan pantai timur dari musuh." Jari Balbas menggambar lingkaran di peta: "Dalam perintah departemen militer, tidak ada instruksi pasti tentang posisi penempatan dan pertahanan legiun. Sekarang, Kekaisaran Tentara Bayaran sudah runtuh. Benteng Tongyun mendapat tekanan besar — bagai pikulan dengan dua ember air: satu sisi mengangkat zona pertempuran sementara Jenderal Chi Hantong, sisi lain mengangkat wilayah kalian dan Zona Perang Hutan Perbatasan. Jika Benteng Tongyun jatuh, baik dua zona pertempuran kekaisaran maupun Dataran Bunga pasti akan terdesak. Jadi, yang kumaksud dengan 'meminjam pasukan' adalah mengirim setidaknya satu skuadron untuk membentuk wilayah pertahanan kedua di belakang Zona Pertempuran Tongyun — mobilisasi pasukan seperti ini tidak melanggar perintah departemen militer."
Tiga komandan batalyon kekaisaran serentak menghela napas panjang. Penjelasan seperti ini bisa digunakan untuk bernegosiasi dengan para pejabat departemen militer yang mengurusi kepala orang.
Qi Lie Luoge mengelus dagunya yang dicukur bersih dengan tangan besarnya, berkata dengan nada bercanda: "Wah, katanya teman-teman yang bergabung dengan Pasukan Bayaran Kecil semua jadi kaya raya, sampai jabatan Gubernur Federasi Utara pun ditukar tidak mau. Awalnya kukira ini cuma gurauan, tapi sekarang lihat, bukan hanya kaya, skill juga meningkat. Lihatlah, Yang Mulia Jenderal Balbas kita ini sudut pandangnya sudah setingkat Kepala Departemen Militer Kekaisaran. Ck, ck, ck... Salut salut." Tiga komandan utama Qi Lie Luoge masih belum sepenuhnya memahami semua tujuan di balik langkah Huo Ensi ini.
Candaan tetap candaan, tiga komandan batalyon segera duduk merencanakan hal terkait. Hasil pinjaman pasukan jauh melebihi ekspektasi Balbas dan para komandan Pasukan Bayaran Kecil. Dua skuadron ksatria Legiun Bulan Salju dan satu skuadron infantri ringan dipisahkan. Meski jumlah personel hanya 1/3, dari segi kekuatan tempur sudah mendekati separuh. Yang lebih penting lagi, hampir semua pasukan ksatria berkecepatan tinggi ditarik. Menurut rencana tiga komandan batalyon, jika situasi genting, mereka bisa segera memanggil kembali pasukan khusus ini - di Dataran Bunga, pasukan ksatria bisa menempuh 330 li dalam sehari semalam.
Sepanjang hari tidak ada kejadian berarti. Keesokan harinya, personel militer dari dua kesatuan berbeda telah terkonsentrasi.
Balbas secara resmi mengambil alih komando, dalam hati sangat gembira, melambaikan tangan kepada tiga orang yang 'dikerjai', lalu memimpin pasukan menuju selatan.
“Dataran Bunga di wilayah selatan benua memiliki suhu di atas 20℃ sepanjang tahun, tanahnya datar membentang. Baru setelah memasuki area sekitar Hutan Peri muncul bukit-bukit rendah dengan ketinggian tidak signifikan. Perjalanan pasukan berlangsung cukup cepat.”
“Balbas juga merupakan personel militer yang sangat hati-hati, terlebih setelah beberapa tahun di Pasukan Bayaran Kecil. Awalnya bertanggung jawab atas hampir seribu pasukan bayaran kecil dan keluarga mereka di Federasi Utara, kemudian mengkoordinasikan markas besar dengan cabang-cabangnya. Dikelilingi junior yang belum berpengalaman, cara berpikirnya menjadi ekstra waspada. Meski jalanan rata, ia tidak terburu-buru mengejar jarak tempuh.”
“Pada hari ketiga, saat pasukan bergerak, tiba-tiba dari belakang muncul seekor kuda perang yang melesat. Kaki-kaki kuda menginjak tanah, menyemburkan lumpur merah dan serpihan rumput hijau ke segala penjuru: "Tuan Balbas, Tuan Balbas!" Teriak pengintai muda di atas pelana.”
“Ada apa?” Balbas dan komandan batalyon ksatria pertama serentak menoleh.”
“Tuan, di belakang tiba-tiba muncul debu tebal, ada pasukan ksatria yang mengejar kita...”
“Wajah para perwira langsung berubah pucat. Serangan?”
“Bersiap tempur.” Balbas memberi perintah dengan suara rendah.”
“Siap, komandan.” Personel militer Federasi Utara yang ikut Balbas ke selatan, selain tiga komandan batalyon, sebagian besar perwira rendahnya lebih junior dari Balbas. Mereka sangat menghormati senior militer yang datang dari jauh ini.”
“Skuadron infantri ringan mengangkat perisai bundar kecil dan cepat membentuk formasi bulan sabit. Dua skuadron ksatria ringan mengapit di kedua sisi, visor helm sudah diturunkan.”
Tidak lama kemudian, derap kaki kuda telah bergema serempak. Balbas dan tiga komandan skuadron saling berpandangan. Kemampuan mempertahankan ritme derap kuda perang yang teratur saat berlari kencang, ini sudah menunjukkan performa di atas standar rata-rata tentara Kekaisaran.
Lebih dari 200 ksatria berbaju zirah perak muncul dari garis cakrawala. Personel militer Federasi Utara menghela napas lega, para ksatria mulai membuka penutup wajah mereka.
Di antara Benua-Benua, pasukan ksatria berbaju zirah perak tidak banyak. Di wilayah Kekaisaran, hanya baju zirah standar Pasukan Ksatria Salju Bulan dari Federasi Utara yang berwarna perak. Beberapa prajurit bermata tajam telah mengenali bahwa pasukan ksatria di depan mata adalah pengawal pribadi Komandan Resimen Ksatria Kedua.
Keraguan terpancar dari wajah Balbas. Jangan-jangan tiga komandan resimen itu menyesal lagi? Tapi... menarik kembali perintah yang baru saja dikeluarkan bukanlah hal yang pantas dilakukan oleh personel militer Federasi Utara.
"Pertahankan formasi, jangan lengah!" perintah prajurit senior dengan suara rendah, sambil menunggang kuda mendekat bersama komandan skuadron infantri ringan. Perwira rendah memberikan penghormatan pada sikap waspada yang selalu dijaga prajurit veteran ini.
Melihat komandan pasukan ksatria berbaju zirah perak, komandan skuadron infanteri pun mulai rileks - ternyata itu adalah Ming Hai, komandan regu pengawal pribadi Yang Mulia Komandan Resimen Ksatria Kedua.
"Laporan, Komandan!" Ming Hai memberikan hormat militer dengan sigap: "Sehari setelah pasukan Bapak berangkat, kami menerima perintah baru dari gereja. Ada jejak perampok yang terdeteksi di selatan Kekaisaran. Gereja mengirim prajurit pengganti untuk bertahan di garis pantai. Tiga komandan resimen sedang memimpin pasukan menuju ke arah ini. Mohon Bapak menunggu setengah hari."
"Oh? Tidak menyangka Legiun Farnorth bergerak cepat ya." Balbas langsung teringat perkataan Elders Elf sebelumnya: lingkaran sihir seluruh hutan peri telah dihancurkan. Diduga, ork-ork jelek ini menyusup dari dalam hutan peri. Kalau begitu, Peri Gelap memang punya hubungan tak jelas dengan Legiun Farnorth. Jika tidak, bagaimana mungkin ork mendapat kabar secepat ini? Dan bagaimana bisa menyelundup dengan mudah?
Sekitar pukul 3 sore, pasukan besar Departemen Militer Federasi Utara sudah terlihat jelas.
"Lao Ba, haha, tak kusangka kita bertemu lagi secepat ini..." Qilie Luoge benar-benar orang Utara tulen. Di depan anak buah pun tak peduli, berteriak-teriak sambil berlari mendekat.
"Dasar kau, tak kusangka kau benar-benar punya potensi jadi Kepala Departemen Militer. Penilaianmu cukup akurat." Baron Ye Minghao menyeringai jahat merendahkan kemampuan yang seharusnya dimiliki Kepala Departemen Militer.
"Laporan terbaru dari gereja! Setidaknya 3000 prajurit ork setengah darah muncul di utara hutan peri. Perintah darurat untuk kita membantu." Qilie Luoge dan Balbas berbicara berdampingan.
"Ah... Kalian berdua terlalu mengagungkan kakakku. Penugasan kali ini bukan ideku, tapi keinginan Huo Ensi dan Da Qing Shan." Wajah Balbas menunjukkan rasa malu.
"Jangan banyak alasan. Kami semua tahu otakmu sederhana seperti kepala babi. Lihat, baru dipuji sedikit langsung serius." Tiga Komandan Batalyon hampir mengucapkan kalimat yang sama persis.
Para perwira saling bercanda kasar sambil mengatur prajurit untuk mendirikan kemah.
Jarak lebih dari 300 li ditempuh hanya dalam 3 hari. Pada pagi hari ke-4, para personel militer melihat permukiman pertama yang menjadi korban bencana perang.
Desa itu sangat kecil, paling banyak hanya 20 rumah. Sebelum masuk ke desa, bau darah sudah menyengat di udara - di halaman belakang desa, prajurit menemukan tuan rumah sebenarnya: hampir 100 mayat bergeletakan, laki-laki, perempuan, tua dan muda memenuhi tanah. Darah mengalir keluar dari gerbang halaman, sementara lalat hijau besar beterbangan berkerumun.
Semua bahan makanan dan ternak yang bisa dimakan dijarah habis-habisan.
Balbas mengutuk dengan geram. Sebelumnya, meskipun ada permusuhan antara Legiun Farnorth dengan kelompok pasukan kecil, mereka relatif toleran terhadap penduduk biasa kekaisaran. Setelah merebut kota, biasanya diterapkan kebijakan lunak. Pembantaian seluruh desa seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Entah mengapa bajingan-bajingan ini menggunakan cara ekstrem seperti itu, mungkin untuk menyembunyikan sesuatu?
"Laporan, komandan! Di barat daya 15 li, terdeteksi pergerakan pasukan dengan kavaleri, jumlahnya minimal 1000 orang lebih!" Teriak pengintai yang melompat turun dari kuda.
"Oh?" Balbas mengerutkan kening. "Lebih baik kita hadapi langsung. Penglihatan ork lebih tajam dari manusia, pasti sudah lama menemukan kita."
Yang pertama berangkat adalah empat Regu Ksatria, menyebar ke luar dengan formasi radial. Ini adalah pasukan perlindungan untuk dua sayap guna mencegah penyergapan musuh. Juga merupakan langkah strategis cadangan bagi komandan jika diperlukan dalam perang - setelah ratusan tahun perang berkelanjutan, sistem perang prajurit Federasi Utara telah sangat sempurna, memastikan komandan yang tidak terlalu bodoh bisa menghindari kekalahan besar asal mengikuti prosedur standar.
Kemudian satu Regu Ksatria membawa tiga bendera pasukan: satin putih bermotif bulan salju, kain hijau pinus di dasar putih, dan gunung salju di dasar putih, berkuda ke arah musuh. Batalyon Infanteri Ringan bersenjata tombak berada di tengah, dua Skuadron Ksatria mengapit di sayap kiri-kanan, dengan Pasukan Pendekar di belakang. Seluruh pasukan mulai bergerak.
"Setelah menaiki sebuah bukit kecil dengan ketinggian lebih dari 20 meter, keempat komandan itu serentak melihat musuh di hadapan mereka - ini benar-benar ork sejati."
"Jika ork setengah darah, manusia serigala, manusia beruang dan sejenisnya masih memiliki bentuk mirip manusia yang mungkin dikira sebagai prajurit manusia dari kejauhan, musuh-musuh di depan mata ini sama sekali tidak mungkin salah dikenali kubu mereka. Di bukit kecil lain yang berjarak sekitar 500 meter dengan ketinggian sekitar 40 meter, terlihat pasukan pemanah centaurus setidaknya satu resimen 1000 personel berbaris rapat. Tubuh atletis mereka dengan rambut pelipis keperakan berkibar dalam angin sepoi-sepoi."
"Bangsat! Bagaimana bisa para bajingan ini mendapatkan intel begitu akurat? Mereka tahu kita semua ksatria dan prajurit, jadi mengirim pasukan pemanah besar-besaran." Alis Wardwich mencuat tinggi.
Pasukan ksatria paling takuti adalah pasukan pemanah. Bahkan pasukan ksatria berat sekalipun akan mengalami pukulan menghancurkan saat berhadapan dengan pemanah panjang manusia——apalagi menurut data internal Departemen Militer Kekaisaran, pemanah centaurus dalam pasukan ork setengah darah mendapat penilaian sangat tinggi. Ras ini dianggap sebagai prajurit pemanah alamiah, baik jangkauan maupun akurasinya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan pemanah panjang manusia.
Saat ini musuh juga menguasai sebuah lereng bukit kecil. Posisi menyerang ke atas adalah saat paling rentan bagi pasukan ksatria untuk terkena panah. Bagi sebagian besar pasukan ksatria, ini merupakan ujian berat.
Lord Qilieluoge menepuk bahu Wodeweiqi: "Hēhē, tenang saja. Kau terlalu menganggap mereka hebat. Mamah Basah! Taktik ini mungkin efektif untuk pasukan lain. Biar si kampungan ini melihat kehebatan Legiun Bulan Salju."
Lebih dari 20 pasukan berkuda ringan dengan cepat mendekati musuh, lalu berhenti di jarak sekitar 300 meter——ini adalah jangkauan efektif pemanah centaurus menurut data Departemen Militer Kekaisaran. Pada jarak ini, pemanah sama sekali tidak mengancam ksatria. Bahkan jika panah ditembakkan melengkung, ksatria masih bisa dengan tenang menggerakkan kuda untuk menghindar.
Bendera pasukan hijau-pinus di atas latar putih dikibarkan tinggi, ditancapkan dengan kuat ke tanah oleh seorang ksatria senior.
Baron Yemingbo melompat turun dari punggung kuda, berteriak keras: "Seluruh pasukan, Formasi Meitu, maju!" Pengawal pribadi di samping Baron terus-menerus mengibarkan bendera komando. 9 komandan regu dengan hiasan hijau berlari keluar dari barisan, mengatur infantri ringan membentuk 100 formasi kolom, dengan 20 formasi bunga plum di garis depan.
"Salju——penuh——gunung——" 9 komandan regu berteriak serempak.
"Salju——penuh——gunung，bulan——penuh——langit，seribu——prajurit——pemberani，malam——memutus——Pegunungan Lan，ratus——pertempuran——ratus——pertempuran——，hanya——leluhur——kami，ada——mati——tak——ada——hidup!"
4000 infantri ringan mengangkat rata perisai mereka, berteriak sekuat tenaga. Setiap kata yang diteriakkan diikuti langkah maju teratur, sampai prajurit di barisan paling depan berdiri di bawah bendera pasukan.
Setiap pasukan di Federasi Utara memiliki sejarahnya sendiri. Batalyon Infantri Ringan III yang dipimpin Baron Yeminghao, 200 tahun lalu masih merupakan batalion pendekar. Dalam sebuah perang melawan Orang Hami, mereka menerima perintah darurat untuk bergerak dari Gunung Xuemeng di ujung selatan Federasi Utara ke medan perang Hutan Es dan Salju di utara. 1000 pendekar menempuh 530 li jalan bersalju selama tiga hari dua malam tanpa tidur. Setelah mengambil alih wilayah pertahanan Gunung Lan, mereka langsung diserang bertubi-tubi oleh tiga resimen 1000 Orang Hami. Di bawah benteng kecil yang terbuat dari es dan salju, terkubur lebih dari 1500 prajurit Hami dan 800 serigala salju. Saat menarik diri dari benteng, hanya tersisa 57 orang dari 1000 rekan senjata. Setelah ditempa berkali-kali, besi pun menjadi baja. Batalion pendekar ini menjadi legendaris dalam satu pertempuran, dinaikkan pangkat luar biasa menjadi pasukan reguler Kekaisaran dan diperluas menjadi batalyon. Sejak itu, dalam setiap pertempuran, generasi penerus Batalyon Infantri III selalu meneriakkan prestasi leluhur mereka sambil menerjang maju tanpa takut mati seperti para pendahulu, bertarung hingga tetes darah terakhir.
Formasi pemanah centaurus mulai menunjukkan gelagat panik - pasukan ini jelas berbeda dengan militer yang pernah mereka hadapi sebelumnya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan.
Pasukan ksatria tiba-tiba bergerak serentak. Satu skuadron ksatria mulai berlari perlahan, mengambil posisi di belakang infantri ringan. Dua skuadron ksatria lainnya bagai gelombang perak menyebar ke kedua sisi, membentuk lengkungan sambil mengurung musuh.
Dari kejauhan terlihat jelas para pemanah centaurus saling berbisik-bisik - sesuai rencana komandan Farnorth, mereka ingin memanfaatkan serangan jarak jauh dan pergerakan cepat centaurus untuk mengikis kekuatan musuh dengan kerugian minimal. Namun para ork sama sekali tidak menyangka musuh akan bertindak seperti ini. Jelas terlihat pasukan ksatria musuh bergerak di luar jangkauan tembak, dengan tujuan akhir yang sederhana - pengepungan menyeluruh. Begitu terkepung dari semua arah dan pasukan manusia melancarkan serangan, regu 1000 centaurus yang tersebar untuk pertahanan 360° sekalipun akan sulit memberikan ancaman berarti meski memuntahkan panah habis-habisan.
Ketika empat regu yang awalnya dikerahkan bergabung dari kedua sisi untuk mengepung ksatria, barisan ksatria perak di kedua sayap melesat seperti garis salju yang bergulir cepat. Bendera regu 1000 centaurus yang sebelumnya berkibar di depan akhirnya diturunkan, sang komandan segera memerintahkan pasukan untuk mundur ke kejauhan.
"Kejar!" Tiga bendera pasukan serentak diangkat oleh ksatria terdepan, aliran besi bergemuruh menyapu padang rumput hijau zamrud bagai angin puyuh.
Dalam hal kecepatan, centaurus adalah yang tercepat di antara semua pasukan saat bergerak di dataran. Bahkan sambil melarikan diri, pemanah centaurus di barisan belakang masih sempat menembakkan 1-2 panah. Untungnya, karena mereka juga takut terlalu dekat dengan pasukan Kekaisaran yang bisa mengurung mereka, sebagian besar panah jatuh di ujung jangkauan tembak. Hanya sesekali ksatria terjatuh dari kuda, jumlahnya sangat sedikit. Lagipula centaurus tidak berani berlama-lama - ksatria ringan dari kedua sayap sudah mendekat dengan derap kuda yang menderu.
Yang Mulia Sang Lord segera memerintahkan penghentian pengejaran.
Wardweqi berlari terengah-engah dari depan: "Kenapa berhenti ngejar? Bangsat, ada lebih dari 20 prajuritku yang kena panah, kenapa berhenti?!"
Baron Yeminghao menjawab mewakili Komandan Resimen Ksatria: "Intelijen menyebut ada 3000 musuh. Sekarang kita hanya melihat maksimal satu batalyon, itu pun seluruhnya centaurus yang sangat cepat. Mereka lari tanpa bertempur, bagaimana jika ini jebakan?"
"Hiii—Nenek sialan!" Wardwe menghempaskan gada besinya ke tanah dengan keras, urat lehernya menegang.
Personel militer Federasi Utara segera memilih sebuah bukit kecil dengan ketinggian sekitar 100 meter untuk mendirikan perkemahan. Di padang rumput yang tidak memiliki pepohonan, pembuatan pagar pertahanan menjadi masalah besar. Dua komandan regu yang sedang bertugas sambil mengutuk tanah terkaya di dunia, dengan susah payah memimpin anak buahnya menggali parit dan mendirikan tembok tanah. Hingga malam tiba, tembok tanah standar setinggi 2,3 meter akhirnya selesai dibangun. Bersamaan dengan itu, muncul parit sedalam lebih dari 4 meter di luar tembok kota. Karena lapisan tanah Dataran Bunga yang tipis, baru menggali kurang dari 2,5 meter, air tanah sudah mulai merembes keluar.
Malam berlalu tanpa kejadian. Keesokan paginya, ketika prajurit yang bangun pagi sedang membersihkan diri, tiba-tiba terdengar derap kaki kuda yang mendesak dari kejauhan. Dua pemanah centaurus muncul dari balik bukit. Sebuah panah peringatan melesat ke udara menuju perkemahan, menancap keras di tembok tanah. Kedua pemanah itu kemudian menghilang dengan cepat membawa debu.
Di antara para perwira senior, Balbas yang bangun paling awal - sesuai tradisi Pasukan Bayaran Kecil - menjadi orang pertama yang melihat panah peringatan tersebut. Isinya adalah surat tantangan perang.
Tulisan itu sederhana namun buruk bentuknya. Terlihat jelas bahwa komandan Legiun Farnorth memiliki latar belakang pendidikan yang rendah.
"Kami, tentara gagah berani Benua Dewata yang melakukan ekspedisi militer, ingin membangun Lingkungan Kemakmuran Bersama Benua."
"Hamba-hamba berdosa ini masih berani melawan? Menyerahlah segera! Jika tidak, sore ini di 30 li tenggara, bersiaplah untuk disembelih!"
[Ditandatangani] Legiun Ekspedisi Timur Farnorth
Qilie Luoge dan dua komandan batalyon lainnya tiba, mengambil surat tantangan dari tangan Balbas. Baru saja melirik, Qilie Luoge langsung melempar surat itu ke tanah sambil meludah dua kali: "Dasar sialan! Siapa bajingan yang membawa benda bau ini? Tulisan busuk begini layak dibaca manusia? Seharusnya dibaca dulu lalu laporkan saja! Sekarang kami harus makan pagi bagaimana? Gaji dipotong dua bulan!"
Mengabaikan wajah memelas komandan regu yang sedang bertugas, Qilie Luoge memerintahkan membongkar kemah dan bergerak ke tenggara sesuai lokasi yang tertera di surat tantangan.
Lebih dari 10 kelompok pengintai terus mengirimkan laporan kilat tentang situasi dalam radius 20 li.
Di depan 30 li sudah mencapai tepi Dataran Bunga. Di sini tidak hanya ada pepohonan berdaun lebar tropis, tapi juga rangkaian bukit kecil (Pegunungan Langcang) - bukit-bukit inilah yang menghalangi udara lembab hangat dari Hutan Peri, memisahkan hutan dan dataran bunga menjadi dua zona iklim tropis dan subtropis.
Legiun Ork Setengah Darat berjumlah minimal 4.000 orang telah berkonsentrasi di lereng bukit sebelah utara Gunung Mengluotedisi. Pemanah yang terlihat kemarin ada di antara mereka, ditambah lebih dari 1.000 infantri berat, sekitar 2.000 infantri ringan, dan setidaknya 300 Kesatria Naga Tanah.
Wajah ketiga komandan batalyon sekaligus berubah tegang. Balbas yang melihat keanehan ini menyikut dengan keras lengan Qilie Luoge: "Sepertinya ada yang tidak kuketahui. Ceritakan!"
“Hehe…” Wajah Qi Lieluoge menunjukkan kegembiraan sambil menggaruk leher belakangnya: "Bangsat, tak kusangka kita dapat ikan besar, Bunga Farnorth, benar-benar Bunga Farnorth ya…"
Wajar saja Balbas tidak tahu, intelijen departemen militer kekaisaran bersifat transparan satu arah dalam proses distribusi, sebagian informasi rahasia hanya disalurkan ke pasukan terkait seperti intel Bunga Farnorth.
Gunung Langcang merupakan perbukitan terbesar di sisi selatan Dataran Bunga.
Di lereng selatan Gunung Langcang mengalir anak sungai terbesar Sungai Singa – Sungai Langcang.
Menurut catatan sejarah, aliran utama Sungai Langcang sebenarnya adalah lembah Gunung Langcang, di mana air deras telah mengalir selama puluhan ribu tahun. Namun 1400 tahun lalu terjadi perang antara magister besar sihir di sini. Magister besar sihir atribut air menyelam ke dasar sungai untuk mengalahkan magister es dengan Bidang Kekuasaan air, tapi justru seluruh Gunung Langcang dibekukan menjadi es oleh Kekuatan sihir magister es.
Akhir perang sihir ini adalah: setelah terkepung 7 hari, magister besar air terpaksa menggunakan mantra kehidupan "Lanya Air" untuk memanaskan air di bawah es hingga di atas 100℃ – seluruh gunung es meledak. Kedua magister sihir hancur lebur tanpa sisa, puncak selatan gunung hancur 200 meter lebih, dan Sungai Langcang pun berubah aliran sejak itu.
Setelah Sungai Langcang berubah aliran, 200 tahun kemudian, endapan sungai yang terpanggang sinar matahari menguap, seluruh lembah Langcang terekspos dan akhirnya menjadi bagian dari jalan raya benua.
——《Shan Hai Jing》
