Setelah kepergian Chi Aotian, permukaan Kota Hamburg tampak tenang namun menyimpan gelombang konflik yang berlapis-lapis.
Orang yang paling kontradiktif adalah Sha Ruo. Bagi seorang gadis berusia 21 tahun yang tidak suka tersenyum, suasana Kota Hamburg cukup membuatnya sesak napas.
Sha Ruo besar di lingkungan gereja. Ia menjadi pastor magang sejak usia 6 tahun, lalu beralih profesi menjadi Sage Pastor Senior setelah menjadi Ksatria Binatang Legenda di usia 16 tahun. Dalam hati Sha Ruo, gereja adalah rumahnya. Yang Mulia Paus sebagai satu-satunya juru bicara Dewa Cahaya di dunia fana, di mata para rohaniwan sama seperti dewa yang tak pernah melakukan kesalahan.
Perilaku Yang Mulia Paus selama Malam Berdarah Ibukota mengejutkan seluruh dunia, termasuk Sha Ruo. Andai bukan Da Qing Shan yang melihat langsung dan menceritakannya, Sha Ruo takkan percaya semua ini.
Berbeda dengan rakyat biasa, sebagai rohaniwan Sha Ruo mengetahui bahwa Paus sebenarnya menjalankan perintah Dewa Cahaya. Dari perspektif gereja, Sha Ruo sudah memaafkan Paus. Bagaimanapun, bagi rohaniwan, perintah dewa tak boleh dilanggar.
Posisi ini bertolak belakang dengan semua orang di Hamburg, termasuk para komandan Pasukan Bayaran Kecil seperti Da Qing Shan dan Huo Ensi, bahkan seluruh prajurit biasa di pasukan tersebut.
Dalam hati terdalam Sha Ruo, tetap ada secercah ketidaksetujuan terhadap tindakan Yang Mulia Paus ini.
Bagaimanapun juga, bahkan jika mundur sepuluh ribu langkah, sekalipun Dewa Cahaya memerintahkan gereja untuk membantu keturunan Kaisar Barat membangun kekaisaran, gereja seharusnya bisa berdiskusi secara terbuka dengan Kaisar Hongshi. Dengan karakter Kaisar Hongshi, meski tidak setuju, pasti tidak akan melakukan tindakan apapun yang merugikan gereja. Saat itu, gereja bisa berdiri tegak di pihak Kaisar Barat, menggunakan dunia sebagai papan catur, merencanakan strategi untuk menentukan hidup mati. Sayangnya, Yang Mulia Paus justru menggunakan cara yang hampir paling hina.
Kabar gugurnya Chi Hanfeng juga merupakan pukulan berat bagi Sha Ruo. Setelah meninggalkan gereja, Sha Ruo hampir setiap saat bersama Pasukan Bayaran Kecil. Mengenai pernikahan Sha Ruo dan Da Qing Shan, sebagai guru Da Qing Shan, Chi Hanfeng dan seluruh Keluarga Chi selalu memperlakukan hal ini seperti urusan keluarga sendiri. Satu hari sebagai guru, seumur hidup sebagai ayah. Bagi Da Qing Shan yang berwatak tenang dan Sha Ruo yang juga berkarakter lembut, Chi Hanfeng selalu dianggap seperti ayah.
Gugurnya Chi Hanfeng membuat Sha Ruo sama sekali tidak bisa berhadapan dengan banyak pemuda es dan salju di Pasukan Bayaran Kecil - bahkan ada sedikit rasa bersalah dalam dirinya, takut orang lain menganggapnya sebagai mata-mata gereja juga.
Da Qing Shan yang berpenampilan kasar sebenarnya memiliki hati yang sangat teliti. Tentu saja dia merasakan penderitaan Sha Ruo, namun karena kaku dalam berbicara, dia hanya bisa meminta Lin Yushang untuk menasihati. Lin Yushang pun mengajak Sang Ratu Peri. Menurut perkataan Lin Yushang sebelumnya: "Kalian berdua adalah pasangan beku yang bisu. Jika tidak kebetulan bertemu di benua beku, bagaimana mungkin 'orang bisu yang bisa bicara' ini menyelesaikan urusan pernikahan?"
Singkatnya, yang membuat Da Qing Shan lega adalah senyum akhirnya kembali menghias wajah Sha Ruo. Adapun metode apa yang digunakan putri Keluarga Lin ini, tidak ada yang tahu.
Tak disangka, masalah baru muncul dari Kaisar Hongshi. Sejak menerima kabar kematian Chi Hanfeng dalam pertempuran, dalam kurang dari 20 hari, sosok penguasa yang dulu bersemangat ini tampak menua drastis... Uban putih memenuhi pelipisnya yang sebelumnya bersih, keriput samar menghias dahinya. Dibandingkan dengan Bupati Lin yang seusia, Kaisar Hongshi terlihat lebih tua 10 tahun - Menurut pelayan istana, Baginda Raja tidak tidur selama 5 hari berturut-turut, batuk terus-menerus. Di malam sunyi, suaranya masih terdengar dari beberapa ruangan jauh.
Masalah belum reda, gelombang baru muncul. Saat para menteri sedang mengkhawatirkan kesehatan raja, kurir dari Marsekal Chi Datong dari Kerajaan Tongyun tiba dua hari lalu.
Awalnya, sesuai usul para jenderal yang bertugas di departemen militer, diharapkan Yang Mulia Marsekal dapat datang ke Kota Hamburg untuk memimpin situasi. Bagaimanapun, posisi strategis Hamburg yang mudah dipertahankan menentukan pentingnya kota ini di masa-masa kritis.
Namun, Yang Mulia Raja Kabupaten Tongyun mengirim utusan untuk menyampaikan secara halus: Wilayah timur Kekaisaran sudah ada zona yang memberontak, Zona Perang Hutan Perbatasan menanggung tekanan dari tiga arah sekaligus. Pada situasi seperti ini, pejabat tertinggi departemen militer meninggalkan pos pertahanan jelas akan dicurigai melarikan diri dari medan perang, tentu akan menimbulkan pemikiran di kalangan prajurit...
……Marsekal Chi Datong yang memimpin departemen militer lebih dari 20 tahun, bisa disebut sebagai tulang punggung pasukan Kekaisaran. Terutama dalam penguasaan arah strategis besar, setiap keputusannya selalu membuat para jenderal terkagum-kagum di kemudian hari. Di tengah situasi sulit negara, sebagai pejabat tertinggi dalam hierarki militer justru harus memimpin pertempuran di satu front tertentu – perkataan seperti ini seharusnya tidak mungkin keluar dari mulut Marsekal Chi Datong.
Para pejabat tinggi departemen militer tentu tidak akan mengucapkan kata-kata sembrono seperti "Yang Mulia Marsekal sudah pikun". Satu-satunya penjelasan adalah, mungkin sang Marsekal tidak ingin atau tidak bisa bertemu dengan seseorang... Huh... Hal yang tidak terkait dengan diri sendiri tidak membuat gelisah, tapi jika terkait diri sendiri maka jadi kacau. Bahkan orang kuat seperti Chi Datong yang menguasai baik kemampuan militer maupun politik pun tak luput dari hal ini.
"Kalau begitu..." Bupati Lin tidak tahu bagaimana mengajukan pertanyaannya secara halus: "Mengenai Raja Setia dan Berani..."
Ksatria Binatang Legenda bawahan langsung Marsekal Chi Datong membuka mulut, tapi tak mengeluarkan sepatah kata pun. Air mata menyembur keluar: "Yang Mulia Marsekal... sama sekali tidak menyebut hal ini, kami pun tidak berani menyentuhnya..."
Huh... Beberapa jenderal departemen militer juga tidak tahu harus berkata apa...
Keluarga Chi selama puluhan generasi telah menjadi pilar pasukan Kekaisaran. Hampir setiap generasi dari keturunan langsung kepala keluarga memiliki anggota yang gugur demi negara. Marsekal Chi Datong sebagai kepala keluarga generasi ini, meskipun dipenuhi kepedihan, harus menahan segala perasaan di tengah kekacauan dunia. Jika tidak, kekacauan benar-benar akan terjadi.
Pada tanggal 21 bulan 2 musim dingin tahun ke-5 Kalender Sihir, rapat bersama departemen militer memutuskan untuk mengeluarkan maklumat resmi atas nama Kaisar Hongshi.
1. Kenaikan pangkat perwira berikut:
Gubernur Federal Utara sebelumnya, Pangeran Tiedu, resmi diangkat sebagai Marsekal Kekaisaran; Memimpin Zona Federasi Utara Kekaisaran, membangun pangkalan kuat baru Kekaisaran, sekaligus bertanggung jawab atas operasi militer melawan gereja di utara.
Marquis Chi Hantong, mantan Jenderal Tongyun, dipromosikan sebagai Marsekal Kekaisaran; Memimpin urusan militer tiga zona besar Kekaisaran: Tongyun, Sungai Singa, dan Sungai Sanggan.
Viscount Fan, mantan Wakil Jenderal Zona Ibu Kota, dipromosikan sebagai Wakil Marsekal Kekaisaran sekaligus Jenderal Wilayah Barat;
Earl Lin He, mantan Jenderal departemen militer, dipromosikan sebagai Wakil Marsekal Kekaisaran sekaligus Jenderal Zona Ibu Kota;
Marquis Nuode, mantan Jenderal Zona Hutan Perbatasan, dipromosikan sebagai Wakil Marsekal Kekaisaran sekaligus Jenderal Zona Hutan Perbatasan;
Chi Changyun, mantan Pelaksana Tugas Jenderal Tongyun, dipromosikan sebagai Jenderal Zona Tongyun;
Wakil Komandan Pasukan Bayaran Kecil, Huo Ensi, dinaikkan pangkat menjadi Wakil Jenderal Zona Ibu Kota.
2. Semua zona pertempuran utama akan menambah pasukan dua kali lipat dari formasi sebelumnya. Setelah penambahan, total pasukan di 5 zona yang dikontrol Kekaisaran mencapai 2.4 juta.
3. Memberikan wewenang kepada para jenderal zona untuk menggunakan cadangan logistik perang seperti persediaan makanan dan persenjataan.
4.Mengumumkan terjadinya pemberontakan di Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan dan Wilayah Pertempuran Pelabuhan Es Apung. Seluruh pangkat militer, gelar bangsawan, dan wilayah khusus kedua jenderal wilayah tersebut dicabut secara resmi. Jika ada personel militer di wilayah tersebut yang berhasil membunuh jenderal pemberontak, maka secara hukum berhak memperoleh semua hak mereka.
5.Memberikan wewenang kepada bangsawan berpangkat Ksatria ke atas di Kekaisaran untuk merekrut pasukan sukarelawan dan berkumpul di berbagai wilayah pertempuran utama.
6.Kekaisaran akan menyelenggarakan Ritual Feng Long pada tanggal 22 Bulan 2 Musim Semi tahun ke-6 Kalender Sihir (Hari Naga Mengangkat Kepala).
Terlihat jelas bahwa dari 7 jenderal wilayah besar Kekaisaran sebelumnya, 5 orang yang tidak ikut memberontak semuanya dinaikkan satu tingkat pangkat. Baik Wakil Marsekal maupun Marsekal, semuanya adalah personel militer langka di dunia yang memiliki tongkat komando Marsekal. Adakah kehormatan yang lebih tinggi dari Marsekal bagi seorang tentara? Tampaknya, apapun gelar yang diberikan gereja dan Kaisar Barat kepada dua jenderal pemberontak tersebut, pasti akan ada rasa iri yang tersirat.
Para petinggi departemen militer dan Kaisar Hongshi memiliki harapan besar terhadap Amy. Dalam situasi yang belum stabil, mereka telah berulang kali mendesak para komandan utama pasukan bayaran kecil untuk menjemput Amy kembali. Secara bersamaan, mereka juga menyerahkan dua dokumen pengangkatan kepada Da Qing Shan.
Dokumen pertama bermeterai Kaisar Hongshi dan Departemen Administrasi Kekaisaran - Mengangkat Amy Haber sebagai Earl yang mewarisi jabatan ayahnya menjadi Raja Muda Setia dan Berani Kekaisaran. Dokumen kedua bermeterai Kaisar Hongshi dan Kementerian Militer Kekaisaran - Mengangkat Yang Mulia Raja Muda Setia dan Berani Kekaisaran Amy, Pangeran Sihir Pedang Kerajaan Peri Haber, sebagai panglima 300.000 pasukan bayaran Kekaisaran, sekaligus mempersiapkan pembentukan pasukan garis kedua.
Dua dokumen pengangkatan ini pasti sangat menarik bagi siapa pun. Namun, Da Qing Shan dan Huo Ensi hanya bisa tersenyum kecut setelah membacanya. Tak disangka, kesan yang ditinggalkan Amy kepada Kaisar Hongshi dan para pejabat departemen militer justru seperti ini.
Apakah Amy benar-benar akan meninggalkan desa kecil itu? Gelar jabatan dan uang selalu hanya mainan baginya. Saat muncul di hadapannya, dia pasti akan berusaha meraihnya, namun menggunakan ini sebagai ancaman atau godaan sama sekali tidak efektif. Jika... Kaisar Hongshi bisa menemukan cara untuk mengeluarkan Ying dari hutan peri, mungkin itu solusi sebenarnya.
Untuk menjemput Amy, Da Qing Shan pasti akan pergi. Sha Ruo juga bersikeras ikut - naluri gadisnya mendorongnya untuk menghindari pusat badai di Hamburg. Lin Yushang juga ingin ikut ke benua beku, namun Huo Ensi yang mempertimbangkan hal lain, menggunakan alasan Sang Ratu Peri membutuhkan pendamping untuk menahannya.
Da Qing Shan dan Sha Ruo sedang berjalan keluar dari kantor pemerintahan penjaga kota Hamburg. Saat melangkah di ambang pintu, mereka melihat Huo Erdu tiba bersama dua Ksatria Burung Ganas yang terbang mendekat dari kejauhan. Huo Ensi yang bermata tajam langsung melihat pita putih di kepala Huo Erdu - Sebelum berangkat, Huo Erdu pasti belum mendengar kabar duka tentang Jenderal Chi Hanfeng... Alis baja kurcaci muda itu mengerut kencang.
Saat tiba-tiba turun dari langit, mata Huerdu melihat seragam duka putih. Sama seperti dua anggota pasukan bayaran kecil di belakangnya, dia terpaku. Baru setelah Huo Ensi mengguncang tangannya tiga kali, dia tersadar.
"Bukannya kau disuruh mencari Paman Balbas? Kalian..." Huo Ensi tak melanjutkan ucapannya.
"Kalian... untuk apa ini? Siapa yang memakai pakaian duka?" Huerdu tak menggubris, balik bertanya dengan wajah kosong.
"Paman Chi... gugur dalam pertempuran..." Sebelum Huo Ensi menyelesaikan kalimat, remaja itu merasa kepalanya berputar.
Ayah Huerdu direkrut langsung oleh Tuan Chi Hanfeng ke Resimen Ksatria. Setelah bergabung dengan Pasukan Bayaran Kecil, saat Chi Hanfeng mengetahui ayahnya gugur, dia menemani Huerdu berduka lama. Untuk masalah ini, dia sering mengundang Huerdu ke kediaman adipati. Bocah yang kehilangan kasih ayah ini baru saja menemukan kehangatan bapa... Kini...
Hati remaja itu seakan dirajang Naga Raksasa. Tubuhnya oleng, darah merembes dari sudut bibir Huerdu sebelum ambruk. Dua pemuda di belakangnya tak lagi bisa menahan tangis. Anggota pasukan bayaran di samping Da Qing Shan yang baru pulih beberapa hari ini kembali melelehkan air mata.
Huo Ensi dengan wajah masam memarahi semua orang, membangunkan Hu Erdu, lalu kurcaci muda itu mendengar kabar buruk lainnya: "Wakil komandan, Paman Balbas... dan lebih dari sepuluh ribu personel militer Federasi Utara... semuanya dibunuh oleh Farnorth dan Gereja Suci."
Apa?
Dua berita ini seperti petir yang meledak di Pasukan Bayaran Kecil. Balbas... Sejak hari pertama Pasukan Bayaran Kecil benar-benar beroperasi, dialah yang mengurus semua urusan internal. Dari benua beku hingga Benua Eminoll, prajurit yang bergabung sebelum Tahun 4 Kalender Sihir hampir semuanya direkrut dan dilatih langsung oleh Balbas. Bagi semua pemuda dari benua beku, pasukan Federasi Utara adalah rumah pertama mereka.
Tangisan yang mengguncang langit dan bumi kembali bergema.
Bupati Lin, Jenderal Luo Hui dan yang lain segera keluar dari aula pertemuan. Meski sudah ada persiapan mental, mereka tetap terkejut dan terdiam di tempat mendengar kabar ini.
Dalam waktu singkat lebih dari setahun, pertama Legiun Singa Api menerima pukulan berat. Beruntungnya, di bawah skenario jahat setan Viscount Fan, yang dikorbankan pertama kali adalah pasukan bangsawan lokal. Legiun Singa Api tidak mengalami kerusakan struktural. Di bawah pimpinan Chi Hantong, mereka menjilati lukanya dan singa ini tetap perkasa. Selanjutnya, Legiun Naga Tanah Pelangi juga menerima pukulan hampir mematikan. Dari 7 formasi pasukan setingkat batalyon, 4 batalyon utuh dihancurkan total. Hanya tersisa satu batalyon infanteri berat yang kini menjaga ibukota sementara Kota Hamburg, dan satu setengah batalyon di bawah kendali Jenderal Chi Hantong. Kini, di Legiun Bulan Salju yang paling kuat di Kekaisaran, ada satu batalyon lagi yang dilenyapkan total... Kabar seperti ini sungguh sulit diterima oleh departemen militer kekaisaran.
Jika... Marquis Chi Hantong melakukan kesalahan, mungkin akan menghancurkan setengah Pasukan Ksatria Naga Hitam, sebagian besar Legiun Naga Pelangi, seluruh Pasukan Ksatria Singa Api, dan separuh Legiun Bulan Salju...
Setelah berdiskusi, beberapa jenderal departemen militer segera mengirimkan dua Wu dari Batalion Pendekar Burung Ganas untuk memberi tahu Marquis Chi Hantong - hampir seluruh pasukan elit terakhir Kekaisaran berada di tangannya. Saat ini, tidak perlu mencari prestasi, cukup hindari kesalahan. Cukup dengan menarik pasukan ini dengan aman dari utara Sungai Singa ke Zona Perang Hutan Perbatasan atau Zona Perang Gunung Suci, itu sudah menjadi jasa besar.
Perjalanan Da Qing Shan terpaksa ditunda satu hari.
Da Qing Shan sendiri juga tidak ingin pergi... Sungguh tidak tahu harus bagaimana. Chi Hanfeng gugur, Balbas gugur, 10.000 pasukan elit Federasi Utara gugur. Kabar duka seperti ini... Di sepanjang perjalanan pasti akan melewati Benteng Es, Da Qing Shan sama sekali tidak punya keberanian menghadapi markas cabang Pasukan Bayaran Kecil di luar Benteng Es dan kompleks perumahan keluarga Tentara Kekaisaran. Pada akhirnya... juga harus bertemu Amy.
Berangkat dari Kota Hamburg, beberapa hari kemudian tiba di Pelabuhan Duan Bing. Tempat ini masih berada di wilayah kekuasaan Viscount Fan. Komandan Batalyon Batalion Pendekar yang bertugas mempertahankan kota secara pribadi mencari 4 kapal besar, mengangkut lebih dari 100 personel Pasukan Bayaran Kecil.
Menyusuri garis pantai utara benua, setelah lebih dari 20 hari baru tiba di luar Pelabuhan Es Apung. Kemudian perjalanan laut lebih 10 hari lagi mencapai Benua Beku - Karena gereja di utara pasti juga memberontak, Da Qing Shan sangat hati-hati. Tidak langsung merapat ke daratan, melainkan terus menyusuri pantai ke utara hingga mencapai perairan luar Federasi Utara. Garis lintang di sini sangat tinggi, permukaan laut tertutup es dan salju. Para tentara bayaran meninggalkan kapun dan menaiki es.
Sungguh tidak tahu harus berkata apa di Benteng Es. Karena ketakutan, Da Qing Shan memilih berputar jalur. Hanya melewati satu dua pos pemeriksaan wajib, hampir menghindari semua kota.
Lebih dari 10 hari kemudian, terlihatlah Hutan Es dan Salju.
Sudah lebih dari 4 tahun Da Qing Shan dan Sha Ruo tidak kembali ke sini. Semakin maju, semakin banyak hal yang familiar... Bar pohon, Danau Salju Bulan, Sungai Air Hangat...
Dari Hutan Es dan Salju, air mata berlinang mulai menggenang di mata Da Qing Shan. Pemuda Berbaju Hitam yang telah bergelar Earl itu menekan mati-matiri perasaannya agar tak terlihat - remaja itu merasakan aroma kehadiran Tuan Chi Hanfeng di sini.
Menyusuri Sungai Air Hangat tak sampai 10 li, terdapat perbukitan tertinggi di area ini. Pandangan Da Qing Shan yang tak sengaja menyapu tebing langsung mengingatkannya pada 7 tahun lalu, ketika seorang pemuda tampan dengan senyum nakal mendorong Lü'er dari puncak tebing... Air mata tak tertahan lagi, pandangan menjadi kabur... Suara familiar itu masih bergema di telinga.
Pemuda itu menunduk menghirup hidungnya, diam-diam mengusap air mata.
Kemudian, setelah berjalan kurang dari 15 li, mereka tiba di lereng landai. Melihat tempat ini, Da Qing Shan tak kuasa menahan tangisnya - 5 tahun lalu Chi Hanfeng dan Lei Ge berpisah dengan mereka di sini. Saat itu Chi Hanfeng mengucapkan kata terakhir: "Jalan, kalian harus melangkah sendiri selangkah demi selangkah. Kami tak bisa menggantikanmu." Peristiwa itu seolah terjadi kemarin... Di depan mata Da Qing Shan masih terbayang bayangan dua orang yang menjauh dengan lengan baju berkibar-kibar.
Semua pasukan bayaran kecil yang datang bersama Da Qing Shan adalah keturunan personel militer dari Daratan Es. Lebih dari separuhnya memiliki orang tua yang pernah mengabdi di bawah komandan ayah Amy atau Chi Hanfeng. Melihat Da Qing Shan menangis, lalu mendengar cerita terputus-putusnya tentang peristiwa 5 tahun lalu di tempat ini, air mata mereka mengalir deras. Hampir seluruh pakaian di dada mereka membeku menjadi es.
Da Qing Shan tak menyangka, saat mereka melewati lereng bukit kecil, tiba-tiba terlihat remaja berbaju putih berdiri di pintu desa jauh di depan. Remaja itu memanggul setumpuk besar kayu bakar... Seketika kayu-kayu itu berhamburan di tanah.
