Amy terpaku... Sebelumnya, meski pernah membayangkan kemungkinan anggota Pasukan Bayaran Kecil akan datang menjemputnya. Dia sudah memprediksi sebagian besar alasan yang mungkin diajukan, bahkan menyiapkan berbagai dalih untuk menolak.
Tapi... semua yang terjadi sekarang... Ini apa?
Siapa yang terjadi sesuatu? Hati Amy langsung berdebar kencang.
"Komandan Resimen——"
Lebih dari 100 remaja menangis beramai-ramai...
Da Qing Shan limbung, berjalan terhuyung-huyung menghampiri Amy. Suaranya terisak tak karuan: "A...A...Amy... Paman Chi... Dia... meninggal..."
Apa?!
Wajah Amy berubah dari merah menjadi pucat, lalu kebiruan, hingga menghitam. Matanya membelalak menatap kosong ke arah Da Qing Shan.
"Apa yang kau katakan?" Amy tiba-tiba meraih bahu Da Qing Shan: "Apa maksudmu? Omong kosong! Bagaimana mungkin Paman Chi tewas??? Katakan, apakah kau membohongiku? Sekalipun ingin membuatku keluar, tak perlu menggunakan kebohongan seperti ini!" Amy mengguncang-guncang bahu Da Qing Shan seperti orang gila.
Sha Ruo menangis sambil berkata: "Amy... Da Qing Shan tidak berbohong... Gereja Suci bersekongkol dengan Farnorth, menyerbu ibukota. Paman Chi... Dia... Demi melindungi Kaisar Hongshi, akhirnya dikepung tiga Kesatria Naga di tempat kejadian, lalu bunuh diri... Hiks..."
"Bohong! Semua ini dusta! Aku tak percaya, tak percaya!" Amy mengamuk menendang kayu bakar hingga beterbangan.
Tiba-tiba, gemuruh guntur bergema dari langit jauh... Dentuman menggelegar dari tanah, mendekat dengan kecepatan luar biasa. Di langit cerah, awan hijau bergulung-gulung menyebar cepat.
Seketika, rangkaian dentuman naga yang nyaring bergema.
Beberapa tarikan napas kemudian, suara tawa riang jatuh dari langit: "Ha... ha... Kenapa kalian semua ada di sini? Aku mencari ke Pelabuhan Duan Bing tapi tak ada yang ada. Sudah capek-capek terbang jauh, Amy, Da Qing Shan, aku hampir mati lelah. Kalian harus ganti rugi..."
Dalam debu beterbangan, Lü'er yang hilang selama setahun lebih mendarat dari langit.
Lü'er yang tersenyum nakal segera mengecilkan tubuhnya saat mendarat, menjadi sedikit lebih tinggi daripada Da Qing Shan dan Amy. Sambil berbicara, ia merogoh makanan dari baju Amy dan Da Qing Shan: "Ada makanan enak nggak? Di dunia naga, setiap hari cuma dijamu Dewa Naga atau pengawal, makan ikan besar daging tebal, telapak beruang, sarang burung walet, ari-ari rusa, udah bosen. Ada roti kukus nggak? Ada sayuran pahit digulung? Dendeng ikan murahan yang dulu kamu tipu-tipu aku, atau dendeng kadal ada nggak? Aku sekarang harus mengingat pahitnya masa lalu... Ih—kenapa kalian pakai baju putih semua, buat sembunyi di salju ya? Main petak umpet?"
Melihat Da Qing Shan dan Amy diam membatu, Lü'er melanjutkan tradisi ngawur ala Amy dan Chi Hanfeng: "Kok pada nangis? Apa ini? Walaupun seneng ketemu orang tua seperti aku, nggak perlu sampai kayak gini..."
"Lü'er..." Da Qing Shan bicara dengan susah payah: "Jangan lanjutkan..."
"Kenapa?" Lü'er yang sedang bersemangat sama sekali tidak ingin berhenti, senyumnya semakin lebar: "Ketemu aku kan senang, bukan ada yang mati. Nangis-nangis apaan? Jangan-jangan Chi Hanfeng si brengsek itu udah mati kaku..."
"Diam!" Da Qing Shan tiba-tiba meledak mendengar kalimat itu.
"Lü'er kaget, refleks meraba kepala botaknya. Kecerdasan Naga Suci fase 4 telah jauh melampaui manusia biasa. Dalam sekejap, wajah Lü'er memucat pucat karena terkejut dengan pikirannya sendiri."
Sha Ruo menjawab dengan suara parau: "Lü'er... Paman Chi... Dia... gugur dalam pertempuran."
"Apa katamu..." Xiao Lü'er melompat-lompat di tanah: "Kamu bohong! Pasti ini tipuan..." Lü'er panik, butiran air mata sebesar kacang jatuh berderai.
"Benar..." Sha Ruo sudah mulai terisak, menceritakan semua kejadian Malam Berdarah di Ibukota yang dia ketahui secara detail.
Lü'er dan Amy, manusia dan naga, terduduk kaku seperti patung Buddha sambil mendengarkan. Air mata terus mengalir di wajah mereka. Terutama Lü'er, awalnya air mata, lalu darah bercampur, hingga akhirnya darah mengucur.
Tubuh Lü'er bergetar halus. Semua yang hadir bisa mendengar jelas gemertak giginya. Anakan naga itu mengeluarkan erangan sedih rendah, lalu dentuman naga yang meledak-ledak menggema ke langit. Awan hijau di langit seolah dicabik dewa, salju sebesar bulu angsa berdesir jatuh...
Pemuda-pemuda yang tenggelam dalam kesedihan tidak menyadari bahwa salju sebesar bulu angsa perlahan berubah menjadi kemerahan... Akhirnya, kepingan salju merah menyala berterbangan di langit... Untuk pertama kalinya dalam puluhan ribu tahun dunia penciptaan, turun hujan salju merah darah yang terang...
Di tengah badai salju, seekor anak naga hijau zamrud berdiri sendirian di antara langit dan bumi. Kedua cakar kecilnya memeluk kepala gundulnya sendiri, menangis tersedu-sedu "Muu... muuu..."
Tiba-tiba tubuh Naga Hijau yang menderita mulai menyusut, semakin kecil, hingga akhirnya berubah menjadi seekor anak naga sepanjang satu chi lebih. Secara tiba-tiba, di depan mata semua orang, tubuh mungil itu memancarkan kilau yang menyakitkan mata.
"Boom——" Bersamaan dengan ledakan kilau tersebut, sepasang tanduk naga tiba-tiba tumbuh di kepala Lü'er yang sebesar telur. Seluruh tubuh Lü'er meledak dahsyat, serbuk kristal hijau zamrud beterbangan ke segala penjuru. Pada saat yang sama, awan hitam di langit tiba-tiba berubah menjadi awan lima warna, bergulung-gulung seperti ombak besar menuju sembilan langit!
Amy, Da Qing Shan, Sha Ruo dan pasukan bayaran kecil lainnya memandang tertegun...
Di tempat Lü'er sebelumnya, duduk seorang bocah lelaki berambut hijau. Bocah itu menutupi matanya sambil menangis tersedu-sedu dan berkata dengan suara parau: "...Bunuh... semua... bajingan... remuk tulangnya... kupas kulitnya..."
Tak seorang pun menyangka Lü'er bisa mengutuk begitu kejam. Bocah lelaki yang menangis itu berubah kembali menjadi naga kecil sepanjang satu chi lebih - dedaunan hijau menopang bunga merah. Dalam hujan salju merah, kilau hijau kristal itu terlihat sangat menyilaukan dan menggoda. Anak Naga Hijau itu mengibaskan sayapnya melesat ke langit, amukan Naga Hijau kelas atas membuat kepakan sayapnya memecahkan udara. Tubuhnya meninggalkan rentetan ledakan di udara sebelum lenyap tanpa jejak.
……
14 Januari Tahun Sihir 6 Musim Semi, menjadi hari yang tak terlupakan seumur hidup bagi satu juta penduduk Kota Skambray.
Pukul 2 sore, langit cerah tiba-tiba berubah gelap gulita. Salju merah darah sebesar bulu angsa mulai turun dari langit, kepingan salju yang tak pernah terlihat dalam seratus tahun ini masing-masing sebesar telapak tangan, menempel di jendela dengan suara 'pak-pak-pak'. Setelah menyentuh tanah, salju itu mulai meleleh, air es merah seperti darah mengalir perlahan di parit drainase.
Yang lebih mengerikan, tiba-tiba terdengar suara tangisan pilu yang terus-menerus memenuhi angkasa - tangisan seorang anak kecil.
Wu... Wu...
Dari suaranya, jelas berasal dari makam Yang Mulia Jenderal Chi Hanfeng yang baru saja gugur membela negara.
"Dengarlah... Ketika pahlawan setia gugur, langit pun menangis..."
"Ini air mata para dewa yang mengiringi kepergian Jenderal Besar Chi yang gugur gagah berani..."
"Hmph... Para brengsek itu bilang para dewa memihak gereja. Lihatlah, apa arti salju merah ini?"
……
Seluruh warga di jalan-jalan besar dan gang-gang kecil Skambray sedang berspekulasi tentang pertanda Hongxue. Tentu saja, kecuali sedikit pengikut gereja yang pro-damai, hampir semua orang memiliki pemikiran yang sama. Saat ini, warga ibukota telah memahami secara detail peristiwa Malam Berdarah di ibukota, bahkan mengetahui bahwa Kaisar Hongshi setelah kalah telah menjadikan kota tak tertembus Hamburg sebagai ibu kota sementara kekaisaran, sedang merencanakan serangan balik besar-besaran. Jenderal Chi yang gugur melindungi Yang Mulia telah secara resmi dianugerahi gelar anumerta sebagai Raja Setia dan Berani oleh kekaisaran.
Di depan makam kerajaan jenderal terdapat kamp tawanan. Sesuai usulan Yang Mulia Xiang Tian, semua tawanan dipekerjakan. Mengingat sebagian besar tawanan memiliki gelar bangsawan, keluarga-keluarga bangsawan ini dimintai imbalan tinggi untuk mengisi kas keuangan kekaisaran yang baru dibentuk.
Dalam dua bulan terakhir, sebagian personel militer telah ditebus oleh keluarga mereka - untuk mencegah tawanan ini bergabung kembali dengan pasukan Kekaisaran, Kekaisaran Mianyang memasukkan semua perwira kekaisaran dalam daftar penolakan penebusan. Selain itu, keluarga personel militer yang ditebus diwajibkan meninggalkan sandera di Skambray, menunjukkan maksud yang sudah jelas.
Sebenarnya di kamp tawanan ini juga pernah ditahan lebih dari 10.000 prajurit batalion pendekar. Namun mengingat bahwa batalion pendekar baik dari segi kekuatan tempur maupun loyalitas terhadap kekaisaran tidak dapat dibandingkan dengan perwira dan prajurit dari tiga kesatuan elit kekaisaran yaitu Legiun Naga Pelangi, Pasukan Pengawal Kekaisaran, serta pengawal istana, atas saran Pangeran Delaware (yang diberi gelar oleh Kekaisaran Mianyang), kecuali perwira bangsawan, seluruh prajurit batalion pendekar lainnya dibubarkan dan didistribusikan ke empat Legiun Farnorth yang menyusup diam-diam dari Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan.
Setelah Chi Hanfeng gugur dalam pertempuran, untuk memperjuangkan pembangunan makam yang layak bagi status Yang Mulia Jenderal, semua tawanan perang melakukan aksi mogok makan selama tiga hari penuh, akhirnya berhasil memperoleh jenazah penguasa tertinggi.
Yang membuat lebih dari 10.000 prajurit terkejut dan takkan pernah terlupakan seumur hidup adalah jenazah penguasa tertinggi yang mengenakan jubah suci biru muda - jika tidak salah mengenali, itu seharusnya adalah jubah Magician, hanya saja tidak diketahui bagaimana jubah itu bisa dikenakan pada sang penguasa. Dari tubuh sang penguasa terpancar aroma cendana samar, bahkan dari jarak dekat sekalipun, Yang Mulia Jenderal terlihat seperti sedang tertidur lelap, wajah tegasnya tanpa bayang-bayang penderitaan, tenang dan damai bagaikan gadis remaja.
Dalam legenda, hanya para suci dan bijak yang meninggalkan dunia fana yang memiliki sikap tenang seperti ini. Sejak saat itu, di antara pasukan, bahkan penganut Dewa Cahaya paling setia mulai goyah keyakinannya. Jika Yang Mulia Jenderal benar-benar mewakili kekuatan jahat, bagaimana mungkin ada wajah jenazah yang sakral seperti ini?
Kabar ini perlahan merembes ke masyarakat melalui kunjungan keluarga dan saluran lainnya.
Sebagian besar anak-anak bangsawan kekaisaran menguasai sihir dasar. Mereka membangun rumah es sementara sebagai tempat peristirahatan sementara sang penguasa tertinggi.
Pembangunan makam kerajaan berlangsung sangat cepat. Meski tanpa alat, hanya mengandalkan tangan kosong, fisik kuat personel militer dan sistem manajemen sempurna membuat proyek besar ini berjalan lancar tanpa kekacauan.
Di tengah air mata penduduk kekaisaran yang beterbangan bagai hujan, sang penguasa tertinggi memasuki tempat peristirahatan abadinya.
Personel militer berpangkat Youji ke atas bergiliran menjaga jenazah Yang Mulia Jenderal. Saat itu, seorang prajurit seolah mendengar Kaisar Reynold dari Kekaisaran Mianyang yang datang berziarah bergumam: "Andai aku gugur di medan perang dulu, akankah aku mendapat kehormatan seperti Paman?"
114 Tahun Sihir 6 Musim Semi, prajurit di kamp tawanan juga mendengar tangisan pilu. Kamp tawanan yang berdekatan dengan makam kerajaan membuat mereka tidak seperti penduduk kota yang mengira suara itu datang dari segala penjuru - seolah berasal dari makam kerajaan. Jika ini terjadi sebulan lalu, hal ini wajar karena banyaknya peziarah. Namun sebulan sebelumnya, pasukan Fanos menutup beberapa gerbang kota di sekitar makam dengan dalih meningkatkan kewaspadaan, sekaligus melarang orang-orang mendekati kamp tawanan yang dianggap kawasan militer, apalagi makam kerajaan. Tangisan itu seperti berasal dari anak kecil, mungkin anak bangsawan yang diam-diam kabur untuk berziarah.
Komandan regu yang sedang bertugas dari Legiun Naga Pelangi mendatangi makam kerajaan bersama dua prajurit.
Benar saja, seorang anak berusia sekitar 6-7 tahun dengan rambut hijau pekat duduk di tanah menutupi mata sambil menangis keras...
"Huh..." Komandan regu menggeleng pelan. Entah anak siapa yang begitu berbakti ini. Belakangan Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing sering mencari masalah, lebih baik segera larang anak ini pulang agar tidak menyusahkan keluarganya.
Komandan itu berjongkok: "Nak, jangan menangis... Angin kencang begini bisa melukai matamu. Sang Jenderal memang wafat secara tidak adil, tapi lihatlah - langit pun menurunkan hujan darah..." Perwira itu terkejut melihat darah bercampur air mata mengalir di wajah anak itu, tak tahu harus berkata apa.
"Wu..." Tangisan bocah lelaki itu tiba-tiba meledak keras, menggema hingga ke langit.
Tiga personel militer terjatuh oleh suara tangisan yang bak guntur, es dan salju yang menggantung di pohon pinus sekitar makam Raja beterbangan ke segala arah.
Pada saat ini, pihak Kekaisaran Mianyang tentu sudah memberikan respons.
Yang pertama tiba adalah pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing. Untuk mengawasi lebih dari 2.000 tawanan perang pasukan elit Kekaisaran Amy, Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing telah menempatkan 10 resimen 1000 ksatria yang dipersenjatai sampai ke gigi di empat sisi.
Jika bukan karena sebagian besar personel Legiun Naga Pelangi adalah bangsawan kekaisaran yang memiliki wilayah khusus dan kekuatan keluarga yang besar, Kekaisaran Mianyang mungkin sudah lama mengambil tindakan lain. Bagi kekaisaran mana pun, keberadaan kamp tawanan perang seperti ini di dekatnya bukanlah hal yang menyenangkan. Di samping tempat tidur, mana mungkin membiarkan orang lain mendengkur, apalagi ini bukan satu orang melainkan sekumpulan harimau yang penuh dendam dan siap menerkam.
"Bubar! Bubar!" Cambuk kulit ular derik menggelegar di udara. Dari beberapa arah datang lebih dari 200 Kesatria Naga Tanah Xuan Qing, dengan kasar mengusir tawanan perang: "Yang mengerumuni dan membuat keributan, hukumannya mati!"
Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing yang kini berubah status sebagai tuan, setidaknya telah memiliki gelar bangsawan terendah berupa Ksatria Kerajaan turun-temurun. Sebelumnya, akibat konflik dengan Pasukan Bayaran Kecil, personel dari dua sistem besar yaitu Pasukan Pelangi Tujuh Warna dan Pasukan Pengawal Kekaisaran sering mencari-cari kesalahan mereka. Setelah peran mereka bertukar, balas dendam terlihat jelas dan tak perlu ditutup-tutupi: "Cepat minggir kau!" Brak! Cambuk menyambar wajah prajurit yang baru saja keluar dari barak, darah membeku sejenak sebelum mengalir di pipinya.
Mantan tentara bayaran ini memiliki mata yang jauh lebih tajam daripada personel militer Kekaisaran Amy. Tangisan menggelegar seperti guntur dan salju merah yang memenuhi langit, namun anehnya salju itu sama sekali tidak jatuh pada bocah lelaki itu. Dengan berbagai keanehan yang terkumpul ini, semua orang tahu bocah ini mungkin yang paling berbahaya. Semua cambukan dan kemarahan hanya dilampiaskan pada tawanan perang.
Yang Mulia Jenderal Kekaisaran Mianyang, pahlawan bernama "Blackwater Soul", Komandan Resimen Kesatria Naga Tanah Xuan Qing saat ini—Xiang Tian—melangkah keluar dari barak. Di bawah alis tebalnya, mata harimainya menatap pemandangan aneh di hadapannya.
Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing berhasil menghabisi dua kelompok B-level tinggi dan 9 kelompok di bawah level C di Skambray, sekaligus melakukan ekspansi besar-besaran hingga mencapai 25.000 personel. Xiang Tian yang dikenal rajin sebagai petarung, menempatkan semua kelompok baru tersebut di sekitar Gerbang Selatan Kecil Skambray dan secara pribadi mengawasi latihan siang-malam. Inilah alasan mengapa Xiang Tian memilih tinggal di barak.
Dentuman naga menggema dari kejauhan. Xiu Da dan Bi datang bersama 40-an kesatria naga palsu. Reynold, Penguasa Kekaisaran Mianyang yang kehilangan naga tunggangannya, juga sedang dalam perjalanan ke sini dengan 20 lebih ksatria binatang legenda.
Sebelumnya, para pejabat Kekaisaran Mianyang sedang membahas pasukan mana yang bisa menghentikan serangan gila pasukan Chi Aotian. Tiba-tiba pengawal masuk tergopoh-gopoh melaporkan turunnya salju merah, lalu mimpi buruk terburuk terjadi - tangisan keras membahana dari arah Makam Pangeran Chi Hanfeng, seolah puluhan ribu orang sedang meratap. Segala hal terkait Chi Hanfeng selalu membawa malapetaka bagi kekaisaran baru ini. Semua pejabat utama kecuali Pangeran Delaware segera bergerak.
Ketika Xiu Da dan Bi tiba, situasi hampir tak terkendali.
Semakin banyak tawanan perang keluar dari barak, mengabaikan pedang melengkung berkilauan dan tombak panjang yang menghadang, bergerak membentuk kerumunan hitam yang mendesak maju.
Tanpa perintah atasan, Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing pun tidak berani melakukan eksekusi massal tawanan perang. Selain itu, situasi di depan mata terlalu aneh, para ksatria Xuan Qing bertindak sangat hati-hati untuk menghindari masalah.
"Anak haram siapa ini? Mau mati ya? Berani nangis-nangis di sini! Pergi sana!" Melihat kesatria naga di langit, Xiang Tian yang mendapati masalah terjadi di depan matanya sendiri merasa sangat kesal. Komandan resimen baru yang berkarakter kasar ini justru kurang cerdik dibanding anak buahnya. Ia mendekati bocah lelaki itu dan menendangnya keras sambil mengumpat.
Anak itu terjatuh tersungkur ke tanah, rintihan terisak-isak tak putus dari mulutnya.
Tawanan perang di luar mulai memberontak.
"Xiang Tian, dasar brengsek! Kalau memang jagoan, hadapi aku! Ngapaian mukulin anak kecil, dasar kemampuan tai kucing!"
"Dasar anak haram tanpa didikan! Dulu kalau bukan karena belas kasihan Tuan Muda, kepalamya udah digulingkan. Sekarang sok jagoan!"
"Xiang Tian, kasih aku pedang! Ayo duel! Ngentot lu jagoan ngancem anak kecil. Ngaku ranking di Papan Peringkat Jiwa Perang? Kayaknya lu ranking pertama di Papan Beruang Madu kali..."
……
Dihadapkan pada hampir 10.000 anak buah di belakangnya, dua bangsawan kerajaan di atas kepala, dan Raja Muda yang baru saja masuk bersama pengawalnya dari kerumunan, wajah Xiang Tian memerah: "Bangsat! Siapa berani buka mulut lagi, Bunuh!"
Wah... Tangisan anak itu semakin keras, sambil menangis bocah itu terus berkata: "Paman Chi... Hik... Siapa yang membunuhmu... Tunjukkan padaku, akan kubalas dendam untukmu... Kulitnya akan kukuliti... Uratnya kucabut... Kepalanya akan kutaruh di sini untuk persembahanmu..."
Personel militer yang hadir telah mencapai 20.000 orang, baik dari Kekaisaran Amy maupun Kekaisaran Mianyang. Semua yang mendengar kutukan paling kejam dari bocah lelaki belum genap 10 tahun itu merasakan hawa dingin menusuk tulang sekonyong-konyong. Dua Ksatria Naga di langit tiba-tiba merasakan tunggangan mereka gemetar hebat, mata naga yang semula berkilauan kini memancarkan ketakutan luar biasa. Dalam sekejap, lebih dari 40 naga palsu menjerit pilu, kotoran dan urine beterbangan di udara, sayap mereka mengepak-ngepak tak berdaya. Boom! Boom! Boom!... Tubuh mereka menghantam tanah dengan keras.
Magister Sihir Bi segera menebak jawabannya: "Xiang Tian mundur cepat! Cepat..."
Di antara ras dewa dan Klan Naga juga terdapat pembagian kekuatan tempur yang berbeda.
Yang terkuat tentu Dewa Pencipta dan Dewa Naga. Mungkin ada perbedaan di antara mereka, tapi sangat tipis. Lagipula, Dewa Pencipta dan Dewa Naga tidak akan pernah saling bertarung. Sebagai dewa tertinggi di dunia masing-masing, keberadaan mereka menentukan kelangsungan dunia mereka sendiri, sekaligus memberi pengaruh besar pada dunia lainnya.
Setelah Dewa Pencipta menciptakan segalanya, enam Utusan Peri yang langsung diciptakan-Nya memiliki kemampuan yang luar biasa. Secara rasional, kekuatan tempur mereka menempati peringkat kedua di dunia dewa. Enam Utusan Peri umumnya tidak pernah meninggalkan dunia peri dan Menara Permohonan. Bahkan terhadap konflik di dunia dewa, mereka biasanya tidak ikut campur. Enam Utusan Peri adalah dewa-dewa stabil yang menjaga keseimbangan dunia.
Dewa Utama adalah makhluk ilahi yang diciptakan Dewa Pencipta untuk membantu proses penciptaan dunia. Karenanya, kemampuan mereka juga melebihi dewa biasa. Perlu diperhatikan bahwa karena para dewa bersifat abadi, dewa biasa yang memiliki tekad kuat sebenarnya bisa mencapai tingkatan Dewa Utama. Asalkan Dewa Pencipta menyetujui, dewa tingkat rendah seperti itu bisa menjadi salah satu Dewa Utama.
Di dunia naga, meskipun status Enam Utusan Naga Suci setara dengan Enam Utusan Peri dan Dewa Utama, namun Utusan Naga yang memiliki umur pakai yang sangat lama ini pada akhirnya akan punah. Kekuatan tempur mereka juga masih cukup berbeda jika dibandingkan dengan Dewa Utama. Demikian pula, naga biasa juga memiliki kesenjangan kemampuan dibandingkan dewa tingkat rendah.
Menurut legenda, enam Utusan Naga Suci pertama yang diciptakan Dewa Naga langsung mewarisi darah naga suci, sehingga memiliki kehidupan tak terbatas dan kekuatan tempur super. Mereka dijuluki Naga Purba. Semua ini hanya tinggal dalam cerita rakyat, kebenaran eksistensinya sulit dilacak, dan Dewa Naga sendiri tak pernah membahas topik semacam ini.
Sedangkan untuk naga raksasa biasa, kemampuan mereka sama sekali tidak sebanding dengan para dewa. Bahkan bisa dibunuh oleh pahlawan-pahlawan dari dunia penciptaan.
——《Shan Hai Jing*Misteri Hamparan Bumi》
