Musim semi tahun ke-6 Kalender Sihir.
Utusan penobatan Kekaisaran Mianyang melakukan tindakan mengejutkan di Kerajaan Kurcaci Pegunungan.
Mayoritas sejarawan kemudian berpendapat, dalam situasi khusus saat itu, peristiwa ini pasti akan terjadi.
Dalam kurun kurang dari 40 hari, Raja Kurcaci Pegunungan Shengxiong XI telah mengusir tiga utusan penobatan Kaisar Barat secara kasar - bagi raja kurcaci, alasan untuk bertindak demikian sangat banyak.
Pertama, menurut hukum era Perang Sihir-Senjarta, suksesi tahta Kerajaan Kurcaci tidak memerlukan persetujuan kerajaan mana pun, bahkan tidak perlu pemberitahuan. Di masa kejayaan keluarga Kaisar Barat sekalipun, mereka tak pernah berani mengangkat raja kurcaci. Kini... ini jelas khayalan kosong dan tindakan sia-sia.
Kedua, atas dasar apa Kaisar Barat berhak melewati raja kurcaci dan langsung menganugerahkan gelar Pangeran kepada beberapa tetua? Meski para tetua yang jujur menolak gelar aneh ini seperti sang raja, tindakan ini sendiri merupakan provokasi terhadap raja dan kerajaan.
Ketiga, penyerahan tahta? Wangsa kerajaan Kurcaci Pegunungan adalah keturunan langsung ksatria kurcaci Shengxiong dari "Trio Kelesit" era Perang Sihir-Senjata. Ucapan tentang 'penyerahan tahta' akan mengundang tawa seluruh kurcaci di dunia.
Keempat, mundur sepuluh ribu langkah, semua hal di atas tidak perlu dipertimbangkan. Kaisar Barat menggunakan tipu muslihat untuk menaklukkan Skambray, gereja menginjak-injak kepercayaan yang selama ini mereka sebarkan. Perbuatan ini membuat semua kurcaci merasa jijik. Terus terang, setiap utusan Kaisar Barat meninggalkan istana, para kurcaci akan membersihkan lantai dengan keras - dalam ras kurcaci, pengkhianatan seperti catatan kaki ini cukup untuk membuat seseorang mati dengan jenazah tak terkubur.
Raja Kurcaci yang sedang murka dan para tetua kurcaci berbicara tanpa sensor, menyampaikan berbagai pandangan di atas secara blak-blakan kepada utusan penobatan raja. Hal ini menyebabkan semua utusan Kaisar Barat memiliki intuisi yang sama setelah meninggalkan Kerajaan Kurcaci - begitu perang meletus di sini, atau begitu Kerajaan Kurcaci memiliki alasan yang tepat, mereka pasti akan menjadi sekutu paling setia Kaisar Hongshi.
Sejarawan masa kemudian berpendapat bahwa penilaian ini pasti salah. Kerajaan Kurcaci, khususnya Kurcaci Pegunungan, selalu menjaga netralitas dalam perang antar manusia. Kita tidak bisa menilai Kurcaci Pegunungan berdasarkan kasus individu seperti Huo Ensi, lagipula Huo Ensi bukan Kurcaci Pegunungan. Jika saat itu Kaisar Barat mengesampingkan Kerajaan Kurcaci Pegunungan, kerajaan ini pasti akan mempertahankan prinsip netral dalam perang. Sayangnya... sejarah tidak tahan terhadap "jika-jika" seperti ini, dan sebagai pencatat Perang Para Dewa, penulis bukanlah ahli dalam membuat sejarah alternatif.
Misi gelombang keempat utusan hanya satu - menghabisi seluruh keluarga Raja Kurcaci Pegunungan sekaligus, meninggalkan kekosongan kekuasaan besar, lalu mencoba mendukung faksi pro-Kaisar Barat naik takhta selama perebutan kekuasaan antar tetua kurcaci.
Dalam rombongan utusan, terdapat dua pencuri senior dari Pasukan Kesatria Naga Tanah Xuan Qing.
Rombongan khusus memilih tiba di Kerajaan Kurcaci saat senja. Tentu saja Baginda Suci XI tidak keberatan menahan para "ksatria hina" ini di luar gua dengan alasan larangan menerima tamu di malam hari - namun sayangnya, kali ini alasan itu pun telah diantisipasi ksatria manusia. Tengah malam, dua pencuri senior meracuni seluruh aliran sungai bawah tanah di sekitar istana dan cairan di dapur dengan racun Farnorth.
Racun berasal dari spesies ikan khas Farnorth. Ikan itu sendiri tidak beracun, namun jika dikonsumsi dan kulit terkena duri/cairan apapun dalam 12 shichen, racun akan aktif secara instan.
Raja Kurcaci tak menyangka penolakan takhta akan membawa malapetaka bagi keluarga kerajaan, juga tak pernah mengenal racun yang memerlukan pemicu eksternal. Seluruh 72 anggota keluarga dibantai utusan penobatan dalam setengah shichen!
Sebenarnya, semua ini bisa berjalan mulus tanpa cela.
Tapi, begitu para utusan baru saja keluar dari istana Raja Kurcaci, seorang gadis berbaju hitam turun dari kuda di depan istana. Gadis ini ternyata memiliki hubungan darah dengan keluarga kerajaan Kurcaci. Para Ksatria yang tidak mengetahui latar belakang ini tetap bersiap menghunus pedang untuk melakukan pembunuhan – yang mengejutkan mereka, gadis itu tiba-tiba menghilang secara misterius di udara. Kemampuan luar biasa seperti ini pasti disertai kemampuan tempur setara. Pemimpin utasan segera memerintahkan untuk secepatnya meninggalkan istana, asalkan tidak meninggalkan bukti di TKP. Jika nanti ada yang menanyakan, mereka bisa berkilah dengan alibi mati tanpa saksi.
Para Ksatria mengabaikan kemampuan tempur dan kecerdikan gadis tersebut.
Apa? Raja Kurcaci dibunuh?
Perkataan gadis itu membuat suhu ruangan turun 10℃ lagi. Dua anak buah kurcaci di penginapan langsung naik darah, mengambil palang pintu besi dan menerjang sambil mengaum. Pemilik penginapan yang ragu akan kebenaran cerita ini tak membuang waktu, langsung berbalik masuk ke dalam ruangan dan membunyikan alarm yang terhubung ke kerajaan bawah tanah Kurcaci Kristo.
"Mundur!" perintah Earl Ksatria dengan suara rendah. Para Ksatria berbaju mewah mengangkat jenazah rekan mereka yang tewas, meninggalkan belasan Ksatria penjaga belakang, lalu mundur keluar kota.
"Kota kecil Kristo hampir seluruhnya dikelilingi oleh gua-gua kurcaci, saling terhubung satu sama lain. Para kurcaci yang mendengar peringatan keluar dengan terkejut dari gua-gua mereka, mendengar kabar buruk tentang percobaan pembunuhan raja. Mereka juga mendengar bahwa pelaku berasal dari negara manusia yang beberapa bulan lalu merebut Kota Skambray dengan cara hina. Dengan naluri baik-buruknya, para kurcaci mempercayai berita ini. Para kurcaci yang marah mengangkat palu tambang dan pahat sambil mengutuk mengejar ksatria-ksatria itu.
Namun, kecepatan lari kurcaci jauh tidak bisa menyaingi manusia, apalagi kuda terbaik dari Dataran Bunga. Setelah kehilangan dua tiga penunggang kuda, para ksatria dengan cepat menerobos kepungan kurcaci.
Amy berbisik pada Da Qing Shan: "Panggil Lü'er, bantu kurcaci mencegat ksatria-ksatria ini... Jangan lemah hati."
Kemudian, menoleh ke empat anggota Pasukan Bayaran Kecil di belakangnya: "Kalian empat segera pergi ke Panggung Feng Long, laporkan ke Yang Mulia Hongshi tentang kejadian di sini. Aku akan berusaha segera menyusul, tapi sekarang kita harus tetap di sini. Mungkin peristiwa ini bisa menarik Kerajaan Kurcaci ke pihak Kekaisaran. Hmm... Tolong sampaikan pada Yang Mulia Hongshi, jika waktunya tiba, jangan tunda Ritual Feng Long hanya karena aku belum datang."
"Siap, Komandan Resimen! Pastikan Tuan sampai tepat waktu!" Empat pemuda itu menyusuri jalan gunung menuju barat.
Mengapa rombongan Amy muncul di lereng timur Gunung Salju?
Jika mengikuti rute pelayaran semula, Amy, Da Qing Shan dan yang lain harus kembali ke Pelabuhan Duan Bing, lalu ke Kota Hamburg sebelum menuju Panggung Feng Long. Waktu jelas tak akan mencukupi. Untuk mengejar jadwal Feng Long, Amy bersama Da Qing Shan, Sha Ruo, serta 4 anggota Pasukan Bayaran Kecil yang ditunjuk langsung oleh Tuan Huo Ensi untuk mengikuti Ritual Feng Long, terpaksa mendarat lebih dulu di tebing curam——Mengenai seleksi peserta ritual, dengan kecerdikan Tuan Huo Ensi, ia tak ingin menyinggung anggota Pasukan Bayaran Kecil. Langsung dipilih jabatan tertinggi dari ratusan anggota Pasukan Bayaran Kecil yang dikirim ke Benua Beku. Kebanyakan pejabat ini diangkat oleh Amy dan Da Qing Shan. Jika ada yang marah, marahlah pada mereka berdua——mungkin ini pikiran sebenarnya Huo Ensi.
Tak disangka, mereka malah menghadapi pemandangan ini.
Da Qing Shan memusatkan pikiran. Sebuah Lingkaran Sihir hijau muncul melayang di udara, segel heksagonal berputar perlahan. Spirit magis es menyembur keluar. Di langit nun jauh, lapisan awan seolah diaduk oleh bendera raksasa, dalam sekejap berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil seperti kapas, bergulung-gulung. Di bawah mentari menyilaukan, serpihan salju halus berhamburan dari langit. Dalam hitungan napas, salju membesar hingga seukuran kepalan bayi, menghujam deras bagai bulu angsa. Seekor naga suci kecil berwarna hijau meliuk-liuk mendekat dengan suara menderu dari kejauhan.
"Hmm... Sepertinya, naga raksasa ini tidak sedang terbang, lebih tepatnya seperti sedang menerima pijatan. Sambil menggoyangkan tubuhnya, ia terus mengidungkan dengan keras: 'Tiga putaran ke kiri, tiga putaran ke kanan, putar leher, goyangkan pantat, tidur awal bangun pagi, mari kita berolahraga, kibas tangan, kibas kaki, tarik napas dalam-dalam, belajar menyanyi dan menari seperti kakek, agar tak cepat tua, tersenyum manis, tersenyum manis, ramah pada orang...'"
Amy menepuk bahu Da Qing Shan dengan heran: "Apa yang terjadi dengan Lü'er belakangan ini? Apakah ada masalah dengan Paman Chi, apakah dia terlalu tertekan hingga mengalami gangguan jiwa? Haruskah kita bawa ke Rumah Sakit Jiwa An Ding untuk diperiksa?"
"Hmm, tidak tahu... Sepertinya tidak." Da Qing Shan mengerutkan alisnya.
"Lalu dari mana dia belajar gerakan-gerakan gila seperti ini?"
“Oh... Sepertinya, beberapa Naga Suci baru-baru ini secara tidak sengaja membuka lubang ke dunia lain. Katanya di dalam lubang itu ada makhluk bernama dinosaurus yang semuanya betina. Mereka mengira itu spesies sejenis, lalu menangkap beberapa untuk dipersembahkan kepada Dewa Naga Pirot dan beberapa Utusan Naga Suci. Tapi ternyata, ukuran dinosaurus ini mirip manusia, namun... wajah mereka membuat Dewa Naga sampai tidak berani bergerak sama sekali.” Da Qing Shan mulai bercerita panjang lebar: "Dewa Naga murka, memarahi mereka sampai wajahnya membiru seperti terong: 'Bangsat! Cepat kembalikan dinosaurus-dinosaurus ini! Tutup rapat lubang itu, tambahkan gunung besar dan 100 segel permanen! Kalau cewek dinosaurus saja sudah sejelek ini, bayangkan kalau cowoknya datang menuntut balas! Ras naga bisa kolaps semua kena serangan jantung!' Yang lucu, dinosaurus-dinosaurus ini membawa alat kecil bernama WALKMAN yang berkilauan, bisa bersinar dan mengeluarkan suara. Dewa Naga dan para Utamasanya sangat menyukainya. Sayangnya energi magis di dalam alat ini cepat habis, tidak sampai sehari sudah tidak bisa dipakai. Kidungan yang sedang dilantunkan Lü'er sekarang adalah mantra terpanjang dari alat itu... Tapi aku belum pernah melihat efek magisnya."
Yang Mulia Lü'er menyambar turun dengan cepat, berhenti mendadak di depan Da Qing Shan: "Oh... Sungguh kehormatan besar bisa bertemu lagi dengan dua pahlawan pria dan seorang pahlawan wanita. Ada keperluan apa gerangan tiga pahlawan manusia mencari hamba?"
Da Qing Shan sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Sejak Lü'er bisa berubah wujud, lebih tepatnya sejak bisa bicara, kecenderungannya mulai mendekati Chi Hanfeng. Untungnya selama ini, Amy dua kali kabur dari rumah secara tidak bertanggung jawab, sehingga Lü'er sedikit membaik. Tapi setelah pertemuan tiga pihak di Daratan Es kali ini... Ah... Pantas saja orang tua bilang "belajar baik butuh tiga tahun, belajar buruk cuma tiga hari". Bagaimana bisa daya tarik Amy sebesar ini? Waktu bersama mereka hanya 24 jam, tapi tingkat omong kosong Lü'er melesat naik dengan pesat. Benar-benar berubah setiap hari, "bertambah setiap detik", memahami hal-hal terkait, seolah alami, respons cepat, seperti ikan di air, matang sebelum waktunya...
Sebagai pengamat pertama seperti Da Qing Shan, dia bahkan bisa melihat bayangan Amy yang dulu perlahan berubah dari polos menjadi licik di wajah Lü'er yang berubah wujud menjadi manusia. Ah... Salah memilih teman... Memikirkan ini, wajah Da Qing Shan sering memerah - Bagaimana ayah Lü'er dengan penuh kesungguhan menyerahkan remaja di bawah umur itu ke tangannya. Sebagai Ksatria Naga, sungguh tanggung jawabnya untuk membentuknya menjadi naga suci dengan cita-cita besar, moral mulia, mencintai tanah air, mencintai rakyat, lima ajaran empat keindahan tiga kecintaan. Tapi... Sekarang... Ah... Kenangan masa lalu tak tertahan di bawah sinar bulan...
Da Qing Shan yang dipenuhi penyesalan juga tidak banyak bicara dengan Yang Mulia Lü'er. Langsung menaiki punggung naga, tubuh Lü'er membesar dengan cepat.
Ksatria Kekaisaran Mianyang tidak menyangka aksi pembunuhan ini menimbulkan kegaduhan sebesar ini, bahkan pada akhirnya muncul Kesatria Naga Suci yang turut campur. Cambuk teracung tinggi, kuda berlari bagai terbang.
Bangsa Kurcaci telah mengkonfirmasi kabar pembunuhan Raja Kurcaci. Seluruh institusi kekerasan Kerajaan Kurcaci diaktifkan oleh kelompok tetua di bawah tanah. Dari permukaan bahkan bisa terdengar suara terompet nyaring yang sesekali bergema dari gua-gua bawah tanah. Dalam waktu singkat, pasukan kurcaci menunggangi Trenggiling Raksasa menyembur keluar dari gua-gua di lereng bukit, menyapu dari berbagai arah.
Di jalan gunung terjal, Trenggiling Raksasa adalah juara tak terbantahkan dalam kecepatan lari. Dalam beberapa tarikan napas, dua ksatria kurcaci pengendali trenggiling dari kedua sisi menabrak simultan ksatria manusia terakhir. Kuda perang setinggi 1,7 meter terjepit di tengah hingga hancur menjadi bubur daging tanpa sempat merintih. Penderitaan ksatria manusia hanya sesaat - Palu Delapan Sisi Lei Tian standar militer Kerajaan Kurcaci (berasal dari evolusi palu tambang, tiga varian berat: 34, 55, 71 kilogram dengan kandungan mineral Kristo) menyambar horizontal. Kepala ksatria remuk menjadi cairan otak putih dan pecahan tengkorak terciprat di tebing sisi jalan, tubuh tanpa kepala menyemburkan darah deras sebelum terjatuh di pinggir jalan.
“Lindungi Tuan, cepat mundur!” Seorang ksatria paruh baya berteriak keras, membawa tujuh delapan ksatria mengendalikan kuda berputar-putar untuk menghadapi musuh. Meskipun menghadapi Kesatria Naga Suci yang kuat, bahkan dua tiga Kesatria Naga pun tak punya ruang gerak. Namun selama menyandang gelar ksatria, sekalipun hanya manusia biasa magang ksatria, di saat memikul kehormatan kesatria, bahu mereka juga menanggung tanggung jawab seberat Kesatria Naga Suci.
Manusia jarang berperang dengan kurcaci, terutama Kurcaci Pegunungan. Mereka hampir tak pernah muncul di organisasi tentara bayaran maupun militer. Sembilan ksatria sama sekali tak siaga terhadap kekuatan tempur kurcaci, apalagi tahu bahwa Pasukan Ksatria Trenggiling Raksasa di Kerajaan Kurcaci adalah pasukan elit Keluarga Kerajaan.
400 Ksatria Kurcaci Trenggiling Raksasa terpilih dari ratusan ribu suku kurcaci. Mayoritas berusia 400-800 tahun, puncak masa hidup kurcaci. Tugas harian mereka berpatroli di bawah tanah, membasmi binatang buas raksasa yang bersembunyi. Banyak monster ini belum pernah dilihat manusia, seperti binatang magma dekat lava, ular buta di sungai bawah tanah, bahkan Naga Tanah berpanjang 30 meter.
Di dunia Dewa Pencipta yang diketahui, terdapat dua kekuatan puncak - Elf Hutan dan Kurcaci. Masa hidup mereka dapat mencapai 2.000 tahun, Elf seumur hidup mempelajari sihir, sedangkan Kurcaci meski tidak memiliki hubungan dengan sihir namun mencintai kemampuan tempur. Dalam hal sihir dan bela diri, bahkan magister besar sihir manusia atau prajurit sihir terkuat dalam sejarah manusia tidak dapat menyaingi mereka - lagipula umur manusia terlalu pendek. Dewa Pencipta adalah ahli keseimbangan, setelah menganugerahi dua keahlian puncak kepada Elf dan Kurcaci, Dia mencabut hak mereka menjadi Kesatria Naga - dunia pun seimbang.
Peristiwa "Pembunuhan Raja Kurcaci" menjadi pertama kalinya Ksatria Kurcaci muncul di hadapan manusia, 10 ksatria menjadi hidangan megah dalam pertemuan bersejarah ini。
Pangolin raksasa memiliki tinggi bahu rata-rata 1.5 meter. Pangolin yang berada di barisan terdepan yang ditunggangi ksatria kurcaci sudah melebihi tinggi kuda perang biasa. Ksatria kurcaci mengangkang di pelana hewan, setinggi satu kepala lebih tinggi dari ksatria manusia. Dari bawah helm kepala hewan hitam yang menutupi seluruh tubuh, terdengar raungan kemarahan. Palu perang di tangannya tak berhenti bergerak - pukulan pertama menghantam seorang ksatria berbaju baja biru. Tombak perang yang baru saja ditusukkan ksatria itu justru terjepit di ketiak kiri kurcaci. Palu itu menghantam tepat di kepala ksatria, membuat tubuhnya langsung terpenggal separuh. Kuda perang yang menanggung gaya gravitasi secara tidak langsung meringkik kesakitan sebelum jatuh terguling di pinggir jalan dengan darah membanjir dari mulutnya.
Ksatria kedua melemparkan tombak panjangnya. Dengan perisai baja dia mendorong ke arah kurcaci, sementara pedang tusuk di tangannya menyusur perisai untuk menikam pinggang kiri kurcaci. Ksatria kurcaci sama sekali tidak menghiraukan. Bunyi melengking tajam terdengar saat pedang tusuk menyusur plat armor. Palu perang delapan sisi berputar membentuk pola bunga sebelum menghunjam miring ke perisai. Perisai baja terkoyak seperti kertas menjadi tiga bagian, menempel di tubuh ksatria. Bagian atas tubuh ksatria dan bagian belakang tunggangannya remuk menjadi bubur daging berdarah.
Kematian dua ksatria pertama memberi sedikit waktu bagi ksatria lainnya. Ksatria kerajaan Mianyang masih menunjukkan kekuatan tempur yang cukup. Tiga ksatria di belakang membentuk formasi charge militer bersama di jalan gunung terjal. Tiga tombak perang menusuk keras ke arah ksatria Kurcaci dari tiga arah dengan kecepatan tunggangan dua arah. Ksatria Kurcaci tinggi besar tanpa gerakan mewah, palu perangnya menyapu horizontal. Tiga tombak baja sekonyong terpelintir seperti kawat, darah memancar dari telapak tangan ksatria. Makhluk trenggiling raksasa bergulir melintas, tunggangan di tengah tertabrak roboh. Ksatria itu terguling-guling di tanah lalu tak bergerak lagi. Dua ksatria di samping; satu dada bajunya remuk dihantam kepala palu, satunya lagi ditusuk gagang palu oleh ksatria Kurcaci yang menarik kembali senjata. Darah dari rongga dada mengalir deras di depan-belakang tubuh ksatria.
Wajah empat ksatria terakhir di bawah baju zirah pucat pasi. Seorang ksatria muda tangan gemetar, perisai dan pedang jatuh bersamaan. Ia memutar kepala kuda dan berlari kencang menyusuri jalan gunung.
Tiga orang lainnya saling memandang, menjepit tombak di ketiak mereka. "Kehormatan adalah nyawa kami!" teriak tiga ksatria sambil menyerang. Martil seberat 71 kilogram melesat di udara bagai tak berbobot, menghantam dua ksatria berikut kuda mereka ke tebing. Yang terakhir terlempar dari pelana, melayang lebih dari sepuluh meter sebelum jatuh bersama kepala kuda perangnya—saat terlempar, baik kuda maupun ksatria telah dipanggil Malaikat Maut.
Menghadapi wibawa mengerikan Malaikat Maut, Dewi Keberuntungan kabur meninggalkan ksatria yang panik. Pangolin raksasa memanjat tebing dan bergerak di tepi jurang. Ksatria muda itu kaget melihat kurcaci berkuda yang tadi berada di belakangnya kini muncul di depannya dengan kepala berlumuran bubur daging merah-putih. Kehilangan keseimbangan di pelana, ia terjatuh tepat menghindari martil delapan sisi yang menderu. Namun keberuntungannya berakhir di sini—kakinya tersangkut di sanggurdi. Kuda liar itu terus berlari hingga suara ksatria muda itu menghilang... Cairan otak putih dan darah merah membasahi tebing di sisi kanan jalan.
Meski telah menyaksikan banyak pertempuran berdarah, tak ada yang bisa membayangkan seorang ksatria kurcaci mampu menumbangkan sembilan setengah ksatria manusia dalam hitungan napas...
Yang merasa ketakutan bukan hanya para ksatria Kekaisaran Mianyang. Para pedagang manusia di depan hotel sama-sama pucat pasi. Amy dan Da Qing Shan yang sudah berpengalaman di medan perang pun merasakan mulut kering dan anggota badan gemetar - Ksatria Kurcaci... pengalaman langsung lebih meyakinkan daripada seribu cerita.
