Beberapa orang lainnya tidak tahu apa yang akan dilakukan Aimi, mengikutinya sambil bergegas melewati dua blok. Aimi langsung berlari ke arah pengemis yang berdiri jorok di persimpangan, lalu menggenggam erat tangan pengemis itu.
Pada detik itu, seluruh dunia tiba-tiba bergetar halus. Rumah-rumah kokoh, gadis cantik, bakaran kukus yang mengepul... dalam sekejap berosilasi lembut seperti gelombang air lalu menghilang perlahan, memperlihatkan dinding putih salju di dalam menara batu dan lampu dinding kuning yang berayun. Pengemis itu pun lenyap. Yang digenggam erat oleh Yang Mulia Aimi adalah seorang penyihir tua berambut putih dengan ekspresi setengah tersenyum.
Pakaian penyihir ini berbeda dari semua penyihir yang pernah dilihat sebelumnya. Di kepalanya ada topi sihir abu-abu yang tembus cahaya; jubah sihir abu-abu yang sangat anggun - tanpa tongkat sihir. Di bagian dada jubah terdapat lambang kekacauan, memancarkan garis-garis abu-abu tua yang menyebar dari pusat secara spiral. Beberapa penyihir di antara para petualang itu mengais ingatan mereka, namun tak menemukan catatan tertulis apa pun yang terkait dengan simbol ini.
Penampilan sang Magician sebenarnya cukup biasa, rambut beruban dan janggut perak keperakan, mata yang cekung, wajah penuh keriput dalam-dalam, kacamata kristal berkilauan — memiliki semua ciri khas seorang penyihir tua. Satu-satunya yang aneh adalah, Magician pada umumnya, karena tubuhnya dipenuhi spirit magis, mudah merasakan gelombang kekuatan magis. Namun penyihir tua ini, yang hebatnya sudah tak tertandingi lagi, sama sekali tak memiliki seberkas pun Kekuatan Magis. Hal ini jika diketahui oleh Serikat Sihir, pasti akan membuat mereka terkejut hingga rahang terlepas.
Ekspresi terkejut juga terpancar di wajah Penyihir tua itu: "Kamu... lulus seperti ini tidak sah! Menurut aturan, kamu harus memiliki Bidang Kekuasaan sendiri, baru bisa keluar dari bidangku."
Amy mendengus dingin: "Lalu bagaimana? Apakah di medan perang, ketika kau mengurung musuh dengan bidang kekuasaanmu, tiba-tiba musuh itu mengenalimu di dalam bidang lalu menyabetmu dengan pedang, kau akan bilang dia curang?" Perasaan Amy sangat buruk, terlebih Bi telah menanggung luka yang tak tertahankan. Baik Amy menerima tes itu lebih dulu atau tidak, Bi pasti akan membencinya. Akibat yang pasti difitnah seperti ini tentu tak bisa diterima siapa pun. Setelah masuk ke dalam bidang kekuasaan lalu terus-menerus dipermainkan, siapa pun yang mengalaminya pasti akan berada dalam mood yang sama buruknya.
Penyihir tua tercekat oleh ucapan dingin remaja itu, jawaban ini memang merupakan kebenaran yang tak terbantahkan, bahkan tidak ada bukti kuat untuk membantahnya.
Sambil mengusap janggut putih peraknya, penyihir tua menyetujui hasil ujian: "Hmm, sudahlah, anggap saja kau lulus. Bagaimanapun, mereka yang melakukan hal besar belum tentu harus yang paling ahli sihir, kecerdasan sering lebih berguna daripada sihir dan kekuatan fisik. Tapi... anak muda... tadi bagaimana kau mengenaliku?"
Senyum melengkung muncul di sudut mulut Amy: "Tidak sulit, menurutku cukup mudah dikenali, sebenarnya sangat jelas, siapapun yang punya mata pasti bisa melihatnya."
"Tidak mungkin!" Mendengar penghinaan ini, janggut penyihir tua itu berkibar-kibar hampir melompat: "Sebagai penyihir panggilan terhebat di dunia yang diketahui, bidang kekuasaan ini aku tiru dari kota kecil tempatku dibesarkan. Aku hidup di sana selama 25 tahun, dan pengemis tua yang kutilu ini telah hidup di bawah pengamatanku selama 18 tahun. Bahkan setiap gerakan orang di setiap saat telah kuatur, setiap orang memiliki rute sempurna, tidak akan ada tabrakan antara dua orang di bidang ini. Bagaimana kau bisa menemukan celah pertahanannya?"
"Ingin tahu? Benarkah Yang Mulia ingin tahu?" Senyum di sudut bibir Amy semakin lebar: "Aku hanyalah tentara bayaran kecil. Secara logika, ada 100 alasan mengapa aku tak perlu membocorkan rahasia ini - bagaimanapun ini adalah jaminan penting untuk keamanan hidupku sebagai tentara bayaran. Tapi melihat usia Yang Mulia yang sudah sepuh, tidak memberitahu pun rasanya kurang pantas. Begini saja, tentara bayaran paling mementingkan kepentingan nyata. Sebutkan harga, akan kudengar. Jika pantas, akan kuberitahu."
"Berani-beraninya kau mengancamku? Aku akan membunuhmu!" Melihat remaja di hadapannya, sang Magician tertawa getir, lalu mulai mengancam keselamatan jiwa Amy dengan wajah garang.
"Baiklah!" Amy tertawa sambil menepuk-nepuk tangan: "Silakan saja, Kakek. Aku sama sekali tidak akan melawan. Aku tidak percaya kalian bersusah payah menunggu orang datang untuk bermain game hanya untuk membunuh? Aku tidak yakin, apakah akan ada orang lain yang datang ke sini dalam 10.000 tahun ke depan? Bahkan jika ada, apakah masih ada pasang besar sihir di luar sana?"
Penyihir tua itu kembali terkesan: "Bagaimana kau tahu semua ini?... Yang Mulia... Jangan-jangan kau ini jelmaan dewa tertentu?"
"Senior, kami hanya generasi muda biasa. Dewa? Kalau memang dewa, mungkinkah kami akan diperlakukan seburuk ini olehmu?" Ekspresi Amy dipenuhi kepasrahan dan kepahitan.
“Oh…” Penyihir tua berpikir memang begitu, dewa yang menjelma ke dunia itu sudah terjadi terlalu lama lalu, dan sekarang pun tidak perlu lagi. Remaja di hadapannya bereaksi sangat cepat, satu-satunya Jawaban mungkin karena terlalu pintar. Namun meski begitu, Penyihir tua tetap ingin mengetahui bagaimana remaja ini langsung melihat melalui Bidang Kekuasaan - padahal bahkan magister yang masuk ke bidang sekuat ini pun tak bisa menemukan sang pemilik bidang. Tangan kemerahan mengeluarkan cincin hitam dari saku: “Cincin ini, cukup gosok permata dengan jari, langsung bisa memunculkan perisai magis kecil. Barang paling praktis bagi para penyihir. Bagaimana, anak muda, bisakah kau beri tahu jawaban pada orang tua ini?”
Amy memegang cincin itu dengan teliti sambil mengamati kilaunya, lalu setelah berpikir sejenak, dia menyelipkan cincin ke dalam mulutnya dan menggigit kuat-kuat – alis penyihir tua berkedut kesakitan. "Huh!" Amy meludahkan air liur, tampaknya ini benda bagus dengan tekstur tak dikenal yang sangat kokoh. Meski tidak bisa memanggil perisai magis, nilai jual dari penampilannya saja sudah cukup baik. Sangat elegan dan berkelas, mungkin banyak pekerja layanan khusus di bar yang akan menyukai benda ini. Dengan santai Amy menyimpan benda itu ke sakunya sendiri, lalu memandang sang penyihir tua dengan ekspresi profesional: "Tadi, alasan saya bisa melihat silut Anda..." Perbedaan tetap ada. Dengan uang di tangan, nada bicara Amy langsung menjadi lebih sopan. Seperti kata pepatah, terima upah selesaikan masalah – bukankah ini gambaran nyata pekerjaan para tentara bayaran? Sebesar apapun ketidaksukaan Amy pada sang penyihir tua, sebagai tentara bayaran dia harus tetap 100% profesional. Apalagi remaja ini memiliki skill mematikan langka berupa "memuji hingga menghancurkan": "Semua ini karena Anda terlalu sempurna, terlalu ingin menampilkan kesempurnaan mutlak. Di bidang kekuasaan yang luas ini, saya benar-benar tidak menemukan celah pertahanan sedikitpun. Semuanya terasa seperti sekumpulan orang asing yang masuk paksa ke kota kecil yang tenang."
Senyum bangga muncul di wajah penyihir tua – sehebat apapun penyihir legendaris, mereka tetap manusia. Selama ada keinginan untuk dipuji, segalanya akan lebih mudah diatur.
"Hanya... ada sedikit detail kecil yang tidak Anda perhitungkan. Setelah kami memasuki kota kecil, mungkin Anda tidak menyangka akan ada 6 tamu sekaligus. Untuk menjaga ketertiban, Anda tidak membaurkan kami dengan penduduk setempat. Jadi apapun yang kami lakukan di kota, semua orang pura-pura tidak melihat, benar?" Setelah mendapat anggukan dari penyihir tua, Amy melanjutkan: "Saat itulah pengemis yang Anda perankan menjadi satu-satunya orang yang aktif berinteraksi dengan kami - Anda meminta-minta pada kami." Di sini, wajah remaja itu menampakkan senyum ramah.
Penyihir tua itu juga menunjukkan ekspresi gembira - Bagi seorang magician, beberapa hal sulit ditingkatkan seperti kemampuan. Namun kesalahan kecil yang tidak disadari ini bisa diperbaiki dengan sedikit perhatian. Tentu saja, dia mulai menaruh simpati pada pemuda yang selalu tersenyum ini - selikit serakah, tapi selain itu semuanya baik.
Batuk... Kesan pertama Amy selalu baik, tapi akhirnya sering mengecewakan. Sayangnya sang penyihir tua belum menyadari hal ini.
"Ikutlah denganku, siapa namamu?" Tanya penyihir tua sambil mendorong pintu menara raksasa, memimpin para petualang melanjutkan perjalanan di padang gurun.
"Amy, ini rekan saya Da Qing Shan; tunangannya Sha Ruo; ini Bi, yang ini Yimeng Luosha, dan ksatria kurcaci ini bernama Huo Lu." Remaja itu memperkenalkan dengan sopan sambil tersenyum.
Menghadapi Penyihir tua yang berada di posisi tinggi, yang lain sama sekali tidak bisa menyela pembicaraan, hanya bisa mengikuti dari belakang sambil melihat Amy memperkenalkan semua orang. Yimeng Luosha mengangguk berterima kasih.
Awalnya Penyihir tua hanya mengangguk sekadar sopan. Ketika mendengar perkenalan Ksatria Kurcaci, ia menundukkan kepala, mengamati kurcaci dari balik kacamatanya. Si kurcaci sama sekali tidak sungkan langsung menatap balik — kebencian kurcaci terhadap penyihir hanya kalah oleh peri. Kesempatan menantang Magister Besar, meski hanya dalam tatapan mata, Huolu tentu tidak mau menunjukkan kelemahan.
Melihat mata besar kurcaci yang bulat seperti lonceng perunggu, sang penyihir tertawa kecil: "Hehe, bertahun-tahun berlalu, tetap tak bisa melupakan... Haihh..."
"Tuan Amy, Anda magis dari aliran alam ya? Siapa guru Anda?" Penyihir tua menunjukkan sikap sopan yang sangat langka kepada Amy.
"Tuan Lei Ge, ketika saya bertemu guru, beliau baru saja keluar dari Menara Permohonan. Beliau adalah magister es."
"Oh, sangat luar biasa. Mampu keluar dari Menara Permohonan. Di zaman kami, sangat sedikit yang berani masuk menara untuk menantang diri. Kebanyakan menggunakan Bidang Kekuasaan buatan untuk memperoleh pengalaman, tidak hanya lebih aman tapi juga percepatan peningkatan level jauh lebih cepat."
"Begitu rupanya. Kalau boleh bertanya, aliran apa Tuan Tua? Dan bolehkah saya tahu nama panggilan Tuan?"
“Bagaimana cara memanggil...” Mata Penyihir tua langsung menunjukkan kebingungan: “Benar, bagaimana orang memanggilku? Mereka memanggilku, ‘Hei’, ‘Orang itu’, ‘Yang paling muda’... Tapi, nama asliku apa ya?” Jari tengah penyihir itu menekan pelipisnya, alisnya berkerut rapat: “Apa sebenarnya namaku? Kenapa aku lupa. Sepertinya ketika Lich Agung itu belum mati, dia pernah memanggil namaku, namaku apa ya...” Penyihir tua itu tiba-tiba berhenti, memeluk kepalanya dan berjongkok di tanah.
Amy sekali lagi bertukar pandangan dengan Da Qing Shan: “Tuan Tua, tidak perlu repot-repot, nama hanyalah tanda. Kami akan memanggil Tuan berdasarkan profesi sihir Tuan.”
Wajah Penyihir tua langsung berseri: “Benar benar, nama itu sepertinya memang tidak penting, seperti kami bertiga bajingan tua ini, aku sama sekali tidak tahu nama mereka, bukankah kami tetap hidup bertahun-tahun dengan panggilan ‘hei’? Aku adalah Druid yang kemudian mempelajari sihir alam, gelar jabatan terakhirku adalah Magister Besar Sihir Pemanggil.”
Masih ada gelar jabatan sihir seperti itu? Meski tidak sepenuhnya mengerti, semua orang segera mengangguk untuk menunjukkan penghormatan.
Senyum tulus terpancar di wajah Amy: “Senang bertemu, walau belum pernah mendengar profesi sihir ini, aku yakin ini pasti salah satu profesi sihir terhebat. Tuan Magister Besar Sihir Pemanggil, ke mana kita pergi sekarang?”
“Hmm, lihat, menara tertinggi di depan itu.” Di kejauhan, berdiri menara batu yang sangat tinggi, tiga kali lebih besar dari menara biasa, satu-satunya yang berpendar cahaya di antara banyak menara. "Kita ke sana, pusat dunia ini. Di sana masih ada dua orang tua abadi sepertiku yang telah menunggumu terlalu lama. Umm... kita perlu mempercepat langkah." Magister Besar Sihir itu menyemburkan beberapa sinar putih dari tangannya yang mendarat lembut di tanah. Cahaya putih itu berputar perlahan, dan beberapa Unicorn muncul dengan tenang di tanah lapang: "Ayo! Kita harus cepat!"
......Bisa begitu? Beberapa petualang merasa pusing. Unicorn adalah makhluk suci paling agung, legenda mengatakan hanya gadis perawan yang bisa mendekatinya. Masak ada penyihir yang bisa memanggilnya? Apa mungkin dipelihara oleh penyihir? Makhluk angkuh seperti ini bisa dijinakkan? Ini lebih mengejutkan daripada legenda pengembangbiakan Naga Raksasa.
Kilatan inspirasi kembali muncul di benak Amy. Ia segera menebak identitas asli Magister Besar Sihir yang ramah ini. Bahkan orang yang biasanya sangat terkendali seperti Amy mulai mengeluarkan butiran keringat dingin di dahinya.
Setelah beberapa tarikan napas, dalam kilatan spirit magis, pintu setinggi dua orang perlahan terbuka.
Di sebelah kanan gerbang besar, lingkaran sihir berbentuk cincin memancarkan cahaya hijau yang berputar perlahan. Penyihir tua itu memberi isyarat halus kepada para petualang, lalu pertama kali berdiri di atasnya. Dalam kilauan cahaya, ia terteleportasi pergi. 6 petualang secara bergiliran berdiri di atas lingkaran, dan dalam kilauan cahaya, mereka tiba di sebuah aula yang dingin dan khidmat.
Lantai hitam legam terbuat dari semacam batuan lautan dalam yang dipotong halus, terasa hangat dan licin. Di atas kepala membentang langit berbintang yang gemerlap, bulan purnama perlahan terbit dari langit selatan. Dalam tiupan angin sepoi, awan putih bergulung-gulung melintas di depan bulan. Sekali lagi ini adalah ilusi sihir, sebagian besar petualang langsung menebak. Adanya bulan di langit sementara sekitar mereka gelap gulita jelas bertentangan dengan hukum alam. Sungguh tidak bisa dimengerti, apa yang diinginkan para penyihir ini dengan membuat hal-hal yang terlihat indah namun tak berguna.
Aula itu gelap total. Di kejauhan, 3 sumber cahaya memancar lembut dari arah atas, terlihat seperti pancaran tiga bintang paling terang. Di bawah sinar lembut itu terdapat 3 kursi tinggi, di mana duduk 3 penyihir tua yang sudah sangat uzur. Penyihir yang membawa mereka masuk sebelumnya duduk di posisi kanan bawah. Posisi kiri lebih terhormat daripada kanan - rupanya pangkat Magister Besar Sihir yang dipanggil memang lebih rendah dari dua orang lainnya.
"Selamat datang para pelulus ujian, silakan duduk." Penyihir tua di tengah menggerakkan tangannya. 6 kursi berlengan tinggi muncul di tengah aula. Kursi model seperti ini hanya ada di Serikat Sihir.
“Terima kasih, Yang Mulia.” Dalam situasi ini, hanya bisa bertindak selangkah demi selangkah. Jangan berpikir untuk melawan sama sekali——tiga bajingan tua di depan mata ini dengan mudah mengubah enam Petualang menjadi abu hanya dengan gerakan tangan. Jangan bicara situasi saat ini, bahkan jika Da Qing Shan memanggil Lü'er, Huluo tetap Ksatria Kurcaci, Bi juga memiliki naga tunggangannya sendiri——di hadapan tiga orang tua ini, apa artinya semua itu? Sudah mampu menekan spirit magis yang aktif dengan kekuatan sendiri, tingkat penyihir seperti ini seharusnya sudah melampaui magister besar sihir. Ai Mi melangkah besar menuju kursi tinggi.
"Oh? Mengapa kau adalah penyihir semua elemen?" Ai Mi baru saja duduk, penyihir di sisi kiri podium bertanya heran. Dua penyihir lainnya juga menunjukkan ekspresi terkejut.
"Apa? Yang Mulia mengatakan apa?" Ai Mi bingung, apa maksud penyihir semua elemen? Ini lagi-lagi istilah baru yang belum pernah didengarnya.
“Tidakkah kau tahu?” Penyihir di sebelah kiri menggerakkan tangannya dengan santai, sebuah dinding sihir berkilauan segera muncul di tengah aula. Di dalam dinding sihir itu terlihat sosok murid sihir pemula, kemudian muncul mantra-mantra enam jenis sihir yang dapat dikuasai manusia di sekeliling murid tersebut: angin, es, air, api, emas, dan hitam. Seketika cahaya biru mengelilingi tiga elemen angin, es, dan air, sementara cahaya hitam lain menyelimuti tiga elemen lainnya: “Kami membagi sihir yang bisa dikuasai manusia menjadi dua kelompok besar. Angin mewakili gerak, air mewakili kehidupan, es mewakili keabadian – ketiganya disebut Unsur Alami atau Kelahiran dalam sihir. Api mewakili penghancuran, emas mewakili kesunyian, hitam mewakili kegelapan – ketiganya mewakili Kematian. Kedua sistem Kelahiran dan Kematian ini bertentangan dan saling meniadakan, sehingga tak bisa menyatu kembali. Penyihir semua elemen adalah mereka yang tidak condong ke satu sistem mana pun, menguasai seluruh unsur tanpa konflik. Hanya penyihir terpintar yang mungkin menjadi penyihir semua elemen, dan sebagian besar dari mereka berhenti di level Magister Sihir. Setiap Ribu Tahun paling banyak satu penyihir semua elemen yang bisa mencapai level magister. Kemampuan aplikasi sihir mereka jauh melampaui penyihir selevel lainnya. Di era kami, penyihir semua elemen wajib dilatih oleh lebih dari tiga Mentor, dan sebagian besar baru masuk jajaran Magister Sihir setelah usia setengah abad. Seperti Yang Mulia yang masih muda ini sudah menjadi Magister Sihir multi-unsur – sungguh belum pernah kusaksikan sebelumnya.”
Wajah Amy menunjukkan senyum getir: "Senior yang terhormat, saya benar-benar tidak tahu apa yang Anda bicarakan. Mentor saya adalah seorang guru atribut es yang lulus ujian Menara Permohonan. Di dunia kami, tidak ada sebutan seperti penyihir multi-atribut, dan selama ratusan tahun terakhir, sangat jarang muncul magister besar sihir."
"Oh? Sekarang tahun apa?"
"Kalender Sihir tahun ke-6."
"Sebelumnya?"
"Kalender Bulan Merah."
"Sebelumnya lagi?"
"Kalender Kaisar Suci."
"Sebelumnya?"
"Kalender Es Berdarah."
"Sebelumnya lagi?"
"Kalender Belalang Terbang. Tiga senior, tidak perlu bertanya lagi. Lima kalender di atas mencakup rentang lebih dari 1500 tahun. Sebelum itu, junior juga sudah lupa." Amy mengakhiri permainan tanya jawab ini. Bahkan bagi seorang penyihir, sungguh tidak perlu memahami sejarah sejauh itu.
"Begitu..." Penyihir tua di sebelah kiri masih belum puas: "Dalam literatur masa kini, apakah ada catatan tentang Kekaisaran Sihir di masa lampau? Kira-kira berapa lama yang lalu?"
Kecuali Amy yang sudah menduga, lima Petualang lainnya seperti terkena Serangan Petir. Pantas saja ada pasang-surut spirit magis tak terbatas, pantas saja ada begitu banyak menara raksasa. Kekaisaran Sihir?! Bayangan yang tidak pernah sirna sejak puluhan ribu tahun lalu, apakah... akan muncul kembali?
Naga Raksasa, terutama jenis biasa yang paling sering berinteraksi dengan manusia, adalah makhluk kontradiktif dalam pandangan manusia.
Dalam sebagian besar legenda, Naga Raksasa selalu menjadi antagonis, dan seringkali menculik gadis-gadis cantik manusia - terutama yang menyukai putri dan sejenisnya. Kemudian, menunggu beberapa pahlawan legendaris datang untuk membunuhnya. Sang naga pasti akan tetap diam di sarangnya, sementara putri yang diculik selalu terlindungi dengan aman oleh naga di sarang tersebut. Sungguh aneh, manusia yang sangat memperhatikan selera makan mungkin bisa membedakan babi panggang muda dan babi betina tua, tapi sama sekali tidak bisa membedakan apakah babi muda ini keturunan pemimpin babi peliharaan atau babi biasa. Mengapa naga begitu yakin bahwa daging Yang Mulia Putri lebih lembut dan harum? Lagipula, setelah dibawa pulang tidak langsung dimakan - jika kita asumsikan naga memiliki fobia kebersihan, tentu perlu melepas pakaian dan memandikannya dulu. Namun dalam legenda, tidak ada satu pun naga yang memiliki perilaku mesum seperti itu. Ada juga yang menduga naga menculik Yang Mulia Putri untuk ××, ini semakin aneh. Secara logika, jika pahlawan direkrut kemudian berangkat dari kastil menuju Sarang Naga yang berada jauh di bawah tanah atau di pegunungan, selama waktu perjalanan ini jika benar-benar terjadi ××, mungkin bahkan anak sudah lahir. Namun kenyataannya, putri yang diselamatkan biasanya masih perawan saat dikembalikan.
Tampaknya ini merupakan bagian dari sumber kesan negatif tersebut.
Sebaliknya, berdasarkan pengorganisasian efektif terhadap deskripsi mayoritas Kesatria Naga tentang rekan mereka, ditemukan kejutan bahwa kata sifat yang paling sering muncul adalah: "mulia, bijaksana, anggun, setia, tak kenal takut..."
Teks seperti ini jika ditempelkan pada pahlawan mana pun akan terlihat penuh kemuliaan, mengapa bisa muncul pada tokoh antagonis utama pria dalam pengertian tradisional? Lagi pula, deskripsi seperti ini benar-benar "seragam semua".
Mengapa ada kontras yang begitu besar?
Dalam sejarah manusia, Naga Suci paling terkenal - Yang Mulia Lü'er, pernah berkata dengan sangat klasik sambil membersihkan gigi dengan tusuk gigi setelah makan: "Andai... kalian manusia bisa mengerti ucapan babi hutan, hmm... maka... kalian akan tahu manusia di mata mereka, mungkin seperti Naga di mata kalian."
Untungnya, begitu kata-kata durhaka ini terucap, sang pahlawan manusia Yang Mulia Amy segera menekan Naga Suci itu di meja dan memukuli habis-habisan, sambil menampar kepala botak Lü'er, Amy berkata kalimat yang membuat semua Naga merinding tapi tak tertandingi: "Andai... kalian Naga bisa mengerti ucapan babi hutan, hmm... maka... kalian akan tahu manusia di mata babi hutan, pasti seperti aku di mata kalian Naga Suci."
Dalam konsep makhluk tingkat tinggi, makhluk rendahan memang tak perlu dihormati - Tentu, dengan prestasi dan status Yang Mulia Amy saat itu, memang memiliki wibawa setara dengan Naga Suci.
——《Shan Hai Jing*Naga》
