Pikiran Amy seperti air mendidih, bergejolak dengan ribuan ide dalam sekejap. Ia segera memanggil Da Qing Shan, kedua remaja itu melompat ke kuda dan memacu mereka sepanjang jalan kuda menuju tembok kota.
Ya Tuhan! Pada pandangan pertama terhadap kota udara, wajah kedua remaja Amy dan Da Qing Shan langsung memucat sama seperti orang lain!
Ini bukan kota, lebih tepatnya sebuah benteng! Sebuah benteng yang skalanya tak kalah dengan kota.
Di sebelah selatan Kota Hamburg, sebuah kastil raksasa perlahan muncul dari hutan. Sekilas terlihat, tinggi tembok 40 meter dengan lebar 150 meter. Sisi yang menghadap Hamburg berkilauan dan transparan dari atas ke bawah, seolah terbuat dari salju dan es, awan putih melayang di kaki kastil ditiup angin.
Yang mengejutkan Amy dan yang lain, di sisi kastil yang menghadap langsung ke Hamburg, terpajang puluhan busur raksasa - kekuatan senjata ini sebelumnya telah dijelaskan Da Qing Shan, bahkan Naga Raksasa pun harus menghindar ketika berhadapan dengan senjata mematikan ini. Saat ini, Naga milik An Qiusheng masih dalam masa penyembuhan di dalam kota. Di belakang busur raksasa terdapat katapel berjumlah 50 unit. Di belakang katapel berjejer pasukan pemanah centaurus. Di bawah kastil, terdapat kubu es yang menjorok ke dalam pada interval tertentu, di dalamnya berdiri seorang penyihir atau pastor. Tampaknya mereka sedang sibuk memberikan mantra pengapungan pada benteng raksasa ini. Yang lebih mengejutkan, di sekeliling kastil terdapat dua Naga Biru Raksasa yang terus berputar-putar sambil melepaskan sihir. Sihir biru muda itu dengan cepat mengkristal menjadi tetesan air di udara, yang segera diubah menjadi butiran es oleh beberapa penyihir di puncak kastil, memperkuat benteng dari semua sisi. Di atas benteng, dua Naga Emas Raksasa masing-masing menarik tali tebal yang terikat di dasar Benteng Es. Seekor Naga Hijau Raksasa dan puluhan naga palsu berukuran lebih kecil terbang di ketinggian ekstrem, jelas menunggu momen "Si Burung Pemakan Belalang di Belakang".
Dengan empat sayap raksasa dua Naga Emas Raksasa terus mengepak di udara, kastil yang melayang perlahan bergerak mendekati Kota Hamburg...
Ini adalah cara kuno, tapi pasti cara kuno yang sangat efektif!
Ini adalah kristalisasi kebijaksanaan kolektif 3 magister - membangun kota, menggunakan salju dan es untuk membuat benteng kastil yang mampu menyaingi bahkan memiliki keunggulan dibanding Kota Hamburg. Tiga magister telah menghitung cermat seluruh kekuatan mereka. Di batalion Da Hainuo, terdapat lebih dari 500 penyihir dan pastor yang mampu menggunakan Mantra pengapungan. Para penyihir ini umumnya mampu terus-menerus mengaplikasikan mantra pengapungan pada suatu objek, selama objek tersebut tidak terlalu berat, maka secara teori objek dapat tetap melayang pada ketinggian 10-50 meter. Sedangkan tiga magister dapat memanggil badai salju dalam Bidang Kekuasaan mereka sendiri dan membekukan badai tersebut sesuai keinginan. Banyak busur silang dan katapul tentu bisa menjadi ancaman bagi tembok kota Hamburg, sementara pastor tingkat tinggi memiliki kemampuan untuk memberikan perlindungan pada benteng ini dalam jarak tertentu.
Satu-satunya kekurangan adalah kecepatan tiga magister dalam memanggil sihir es dan salju di dalam Bidang Kekuasaan masih belum cukup cepat. Menurut kecepatan mereka, membangun kota ini akan memakan waktu setidaknya sebulan. Selain itu, jika musuh menggunakan sihir untuk menghancurkan tembok kota, akan sulit untuk memperbaikinya dengan cepat - yang terbaik adalah memiliki satu atau dua magister air untuk melakukan pekerjaan ini. Kebetulan ada dua Naga Raksasa air yang datang dari Benua Fanos untuk ikut perang. Dalam laporan darurat yang diserahkan Da Hainuo kepada Reynold, ketiga magister mengajukan rencana ini dan berulang kali meminta agar setidaknya satu dari dua naga ini bisa datang untuk mendukung "rencana Fu Luo".
Reynold juga memiliki potensi dan visi seorang jenderal hebat. Kebetulan perang di perbatasan selatan saat ini telah mereda, sehingga tanpa ragu ia memindahkan kedua Kesatria Naga air ke sini. Sekaligus menggunakan rencana ini sebagai alasan untuk membebaskan Kesatria Naga Yemoda.
Para magister pertama-tama memasang kayu raksasa di perkemahan besar, kemudian menggunakan sihir di atas kayu untuk menciptakan kota. Ketika kota ditarik ke atas oleh dua naga bersama banyak penyihir menggunakan Mantra pengapungan, para magister memerintahkan prajurit untuk menggunakan air panas untuk mencabut kayu raksasa dari lapisan es guna mengurangi berat kastil - dalam hal ini, para magister tidak seberpengalaman Amy dan Da Qing Shan yang tinggal di daratan es - jika menggunakan minyak sebagai isolator, titik beku minyak cukup rendah, biasanya tidak membeku hingga -20℃. Dengan minyak, es dapat dipisahkan sempurna dari objek lain.
Dalam rencana para magister, jika ini masih tidak bisa menaklukkan Kota Hamburg sekaligus, maka di malam hari, kastil akan ditarik kembali ke markas besar, dan keesokan harinya kembali menyerang kota. Bagaimanapun juga, di bawah tembok Kota Hamburg, suhu malam hari biasanya hanya beberapa derajat, sehingga kecepatan pencairan salju dan es sangat lambat.
Kastil sekuat apa pun tidak akan tahan terhadap serangan berulang dari kastil terbang.
Sejak zaman kuno, belum pernah ada contoh pertempuran seperti ini.
Hampir semua orang di atas tembok Kota Hamburg nyaris panik, menyaksikan kastil raksasa perlahan mendekati kota pada ketinggian sekitar 100 meter di udara. Di atas kastil, para ork terus berlarian, menarik katapul dan alat pengepungan lainnya hingga maksimal, dengan tumpukan batu yang siap dipasang di lengan pelontar katapul.
"Gersu!" Amy berteriak ke belakang.
"Ya, Tuan Regu!" Elf padang rumput setengah baya itu melangkah keluar dari kerumunan.
"Segera kumpulkan semua elf padang rumput! Setelah diberi penguatan sihir angin, tembak tembok jauh itu! Berusaha memberikan ancaman maksimal pada musuh!"
"Siap, Tuan Regu!" Gersu buru-buru pergi.
"Komandan Batalyon Lantian!" Amy kembali berteriak.
"Hadir, Yang Mulia Jenderal." Lantian segera berlari dari barisan perwira. Di Kota Hamburg, selain sistem Pasukan Bayaran Kecil, pasukannyalah yang paling banyak dan kuat.
"Kerahkan 2.000 pasukan infantri berat ke atas tembok! Gunakan perisai untuk melindungi pemanah peri! Cepat! Ulangi perintahku!"
“2.000 pasukan infantri berat, lakukan pertahanan terhadap pemanah peri!” Lantian tidak berani lengah, setelah mengulangi perintah langsung memanggil pengawal pribadinya untuk turun ke bawah tembok kota.
“Da Qing Shan, kau yang perintahkan semua katapul! Jangan pelit bahan pelontar, tembakkan ke jarak jauh! Gempur musuh tetap di luar jangkauan Kota Hamburg! Cepat!”
“Siap, Komandan Resimen!” Da Qing Shan memberi hormat lalu turun melalui jalan kuda.
Ini memang solusi. Karena daya apung Mantra pengapungan terbatas, harus menggunakan objek tertentu untuk mengapung. Artinya, bagaimanapun juga kota apung ini hanya bisa muncul di depan Kota Hamburg, masih dalam jangkauan katapul Hamburg. Prinsip kerja katapul adalah melontarkan batu dengan sudut 45° ke ketinggian tertentu sebelum jatuh. Kecuali Da Hainuo benar-benar bisa menemukan 10 atau 100 Naga Raksasa yang bisa menyeret benteng ini dari ketinggian ekstrem ke atas Kota Hamburg, kota apung akan tetap berada dalam jalur tembak katapul Hamburg. Hanya saja karena katapul Hamburg tidak bisa bergerak, diperkirakan begitu kota apung berpindah, harus mengaktifkan katapul baru untuk mengejar.
“Apakah Yang Mulia Ketua Tetua Qing Tingmingya ada di sini?” Terhadap pasukan sekutu, nada suara Amy jauh lebih tenang.
“Di sini, Yang Mulia Perdana Menteri.” Tetua Besar berambut putih itu dengan anggun memberi hormat kepada Amy.
“Mohon Yang Mulia dan para Tetua Besar bersusah payah merangsang pertumbuhan berbagai jenis tanaman di dalam Kota Hamburg. Biarkan mereka tumbuh tinggi secepat mungkin, sebaiknya sampai menutupi seluruh kota.” Amy sangat memahami kemampuan para elf ini.
Ketua Tetua ragu sekejap mata, sihir pertumbuhan ini sepenuhnya dua hal yang berbeda dengan sihir kayu. Metode paksa menaikkan tinggi tanaman dengan cara mencabut tunas ini akan mengakibatkan kerusakan mendalam pada vegetasi. Bahkan sebagian besar pepohonan bisa mati karenanya. Vegetasi asli di Kota Hamburg yang memang sudah sedikit, ditambah lingkungan yang buruk...
"Sarang yang runtuh, mana mungkin ada telur utuh?" Amy sangat memahami sifat Elf Hutan. Pada masa itu, saat dirinya membeli bunga untuk Yingying, dia mengalami banyak kesulitan. Yingying sempat menegur habis-habisan, itu adalah salah satu dari beberapa kali sang gadis kecil menunjukkan watak kekanak-kanakan. Jika terhadap bunga saja sudah demikian, apalagi terhadap pepohonan.
"Mengerti, kami akan berusaha sebaik mungkin." Perkataan Amy membuat hati Yang Mulia Tetua berdesir. Begitu api peperangan menjalar ke dalam kota, ini bukan hanya persoalan pepohonan semata. Ratu Ling Bao'er masih berada di sini. Mana yang lebih penting, tentu terlihat jelas.
"Qiusheng, Yuede, kalian berdua bertugas di markas besar kelompok tentara bayaran. Bersiaplah untuk bertindak setiap saat." Saat ini Amy agak menyesal. Seandainya tahu Da Hainuo menyiapkan formasi sebesar ini di sini, tidak seharusnya dua Kesatria Naga lainnya dikirim sekaligus. Sekarang sebagian besar aset Reynold terkonsentrasi di sini. Dari mana lagi mencari orang untuk menyerang Marquis Lin He?
"Bacon, kamu bawa 300 personel Batalion Pendekar untuk patroli di dalam Kota Hamburg. Larang semua orang keluar tanpa izin. Yang melanggar ditahan, yang melawan dipenggal!" Setelah Ling Yun pergi ke Dataran Bunga, Wakil Komandan pertama Batalion Pendekar sebelumnya, Bacon, secara resmi diangkat menjadi Komandan.
"Siap, Komandan Resimen." Remaja itu membungkuk memberi hormat lalu berlari menuruni tembok kota bersama para Pendekar Pedang Besar.
Dalam hitungan menit, jalanan Kota Hamburg menjadi sepi. Hanya beberapa Magister Peri yang berjalan perlahan sambil melantunkan kidungan Bahasa Peri Rendahan dengan kencang. Cahaya sihir hijau pucat yang kuat melayang di sekitar para elf, spirit magis kayu berdenyut perlahan lalu menyebar ke segala arah, seakan menyatu dengan jalanan dan bangunan sekitar... Nada kidungan kuno bagai hujan musim semi menyirami bumi yang beku, menghidupkan kembali semua bentuk kehidupan dengan kecepatan yang terlihat mata - rumput muda, lumut lembut, pohon plum Han yang tegak, pohon holly kerdil... Sulur-sulur merambat tak henti, helai demi helai daun berkembang cepat...
Warna hijau merambat dari kaki tembok, merayap dari satu bangunan ke bangunan lain. Ketika para magister berkumpul di alun-alun pusat Hamburg, seluruh kota telah tertutupi warna hijau.
Hampir bersamaan waktu itu, kota terapung telah berada hanya sejauh seribu meter dari Kota Hamburg.
Braak——sebuah panah busur melesat cepat dari udara, menderu menuju puncak tembok kota.
Beberapa pasukan infantri berat mengangkat perisai baja mereka dan berlari kecil menghampiri, perisai raksasa berjajar melindungi pemanah peri. Tak disangka, saat hampir mendekati tembok kota, tiba-tiba kehilangan tenaga dan meluncur cepat sebelum akhirnya terjatuh di atas es.
Merlin berdiri di atas kota terapung, mengangguk puas. Jarak tembak sebenarnya dari busur silang ini ternyata mencapai 900 meter, pantas saja begitu dahsyat. Tidak heran Yang Mulia Marsekal tua baru-baru ini menyuruh para pengrajin membuat anak panah sederhana dari kayu keras dan lapisan besi. Tampaknya Kota Hamburg yang seperti landak berduri ini kini berhadapan dengan babi hutan yang durinya lebih banyak lagi.
"Sasaran: kota terapung di depan! Tembak menyebar, empat putaran! Tembak!" Di bawah komando Gersu, lebih dari 730 elf padang rumput melepaskan bulu panah mereka secara bersamaan. Bulu panah ramping berwarna coklat itu meninggalkan jejak hijau kebiruan menembus langit, dan setelah beberapa tarikan napas, bulu-bulu itu menderu jatuh dengan suara desisan api...
Untuk mempertahankan ketinggian dan durasi pengapungan kota terapung, tidak banyak personel militer tambahan di atasnya. Lebih dari 300 ork setengah darah mengangkat perisai berat ke langit. Bulu panah berhujanan di atas perisai seperti gerimis, beterbangan di sekitar kota terapung. Satu per satu korban berjatuhan tertembak...
8 Pastor Suci tingkat tinggi membacakan kidungan dengan lantang di bawah terik matahari, mengaktifkan sihir penyembuhan besar-besaran seperti sinar bulan. Cahaya putih pucat dengan cepat menutup luka-luka. Selama bukan luka fatal langsung atau anggota tubuh yang terpotong, kehadiran Pastor Suci tingkat tinggi membuat semuanya menjadi sederhana. Di sela-sela hujan panah, para pastor senior bahkan sempat memberikan mantra penguat kepada personel militer ork setengah darah di garis depan. Reaksi prajurit ork setengah darah menjadi jauh lebih lincah, bahkan melompat-lompat di antara kota terapung untuk menghindari bulu panah yang beterbangan.
Dalam Pertempuran Kota Hamburg Kedua, jika membandingkan sistem sihir kedua belah pihak, kekuatan yang dimiliki Da Hainuo jelas lebih unggul daripada Kota Hamburg. Meskipun Kota Hamburg memiliki beberapa magister sihir kayu yang bertahan, namun sebenarnya manfaatnya sangat terbatas. Di daerah setinggi Hamburg dimana pertumbuhan pohon terhambat oleh cuaca dingin, sihir kayu mengalami penurunan efektivitas yang sangat parah. Dalam lingkungan seperti ini, untuk sihir ofensif, magister sihir kayu bahkan kalah dari Magister Sihir netral biasa. Sedangkan 3 magister dari kamp militer Farnorth semuanya masuk Menara Permohonan dengan status Magister Besar Istana, telah lama berada di level magister, dan tumbuh di era penuh gejolak sehingga sangat mahir dalam aplikasi sihir terutama sihir ofensif. Di daerah bersalju seperti Hamburg, mereka benar-benar bisa mengendalikan cuaca. 8 pastor tingkat tinggi semakin berguna karena mantra Elemen Suci tidak bertentangan dengan iklim salju, bisa menyerang sekaligus bertahan. Ditambah 5 Kesatria Naga yang membantu, mengerahkan begitu banyak elit sistem sihir untuk menyerang satu kota sebenarnya agak berlebihan. Jika Lü'er bisa keluar dari dunia naga, mungkin bisa membalikkan situasi. Sayangnya... Utusan Naga Suci telah terluka parah di bawah serangan gencar para pastor tinggi Elemen Suci.
