Pastor tua membentangkan peta di meja: "Aku punya tiga strategi: unggul, menengah, dan inferior. Tergantung pilihan Tuan Kedua Chi."
Para perwira dan pejabat lain di tenda diam-diam mengakui dalam hati. Tak disangka, dalam situasi genting seperti ini, orang ini masih bisa menyediakan 3 pilihan berbeda.
“Strategi terbaik, mari kita lihat peta. Kita semua tahu, setelah pertempuran dengan pasukan Federasi Utara, Legiun Farnorth pasti mengalami kerugian besar. Setelah berbulan-bulan pemulihan, sekarang mereka pasti berada di sekitar kita, menunggu kesempatan untuk pertempuran akhir. Di mana mereka berada?” Pastor tua menunjuk ke pesisir timur: “Pasti masih di sekitar pesisir timur, area ini memudahkan mobilisasi pasukan dan suplai dari Benua Fanos. Sedangkan di barat, karena berbatasan langsung dengan Wilayah Pertahanan Jielin Kekaisaran yang dijaga Marsekal Chi Datong, musuh tidak mungkin melakukan pergerakan besar. Jadi, usul saya, kita segera bergerak ke barat dari sini. Perkiraan 15-20 hari, kita bisa memasuki Wilayah Pertahanan Jielin. Di sini ada zona militer lengkap Kekaisaran. Kita pasti bisa memperoleh logistik di tempat, lalu menyusuri Jielin ke utara, akhirnya menyerang kota Ulu melalui jalan raya.”
Tayang berbicara dengan ekspresi serius yang jarang terlihat: “Strategi menengah, kita memiliki 600 lebih Ksatria Burung Ganas dan 6-7 Ksatria Binatang Legenda. Pasukan ini bisa menyerang lebih dari 200 li dalam sehari. Menurut perkiraanku, gereja maksimal bisa menerapkan kebijakan bumi hangus dalam radius 100-200 li di sepanjang rute kita. Sekarang kita sudah memasuki kawasan padat manusia di Dataran Bunga. Maju lebih jauh akan masuk ke wilayah semi-agraris, di sini setiap 30 li pasti ada permukiman. Saya usul kirim Ksatria Burung Ganas untuk menyerang berbagai kota kecil. Dengan Tetua Qing Luo yang menjaga, musuh sulit menyergap mereka. Setelah mendapat logistik di kota kecil, Pasukan Ekspedisi bisa bergerak mendekat.”
"Opsi terburuk, persediaan saat ini cukup untuk 5.000 orang selama sebulan. Maka, bubarkan... tidak... perintahkan pasukan sekutu ekspedisi untuk bergerak ke barat, menghancurkan semua bangunan di sepanjang jalan, dan akhirnya bersatu dengan Zona Perang Hutan Perbatasan. Sementara markas besar pasukan ekspedisi bergerak ringan, berusaha menerobos Dataran Bunga dalam waktu sesingkat mungkin." Setelah berkata demikian, Tayang menyipitkan matanya memandang Chi Aotian.
Chi Aotian mendengarkan dengan kepala tertunduk, kedua ibu jarinya saling mendorong-dorong seolah sedang berjuang dalam pikiran.
Selama 10 menit penuh, Chi Aotian berdiri: "Pendapat Tuan Tayang tepat. Menurutku, opsi pertama kita coret." Para perwira Kesatria Naga Hitam telah menduga hasil ini. Marsekal Chi Datong saat ini berada di Hutan Perbatasan. Chi Aotian memiliki ketakutan bawaan terhadap ayah dan kakeknya. Ekspedisi ini pun sebelumnya tidak mendapat restu dari orang tua. Masak sekarang mau menyerahkan diri? Pasti sang kakek akan menghantam meja komandan lalu menghajarnya habis-habisan. Paling tidak, pasti ditahan beberapa hari.
"Opsi terburuk juga kita tinggalkan. Lagipula, dengan hanya 5.000 orang, mustahil kita merebut kota mana pun." Chi Aotian kembali ragu sejenak: "Lebih baik kita jalankan opsi menengah yang Tuan Tayang usulkan."
Su Wen menghela napas panjang. Dia adalah orang yang paling berharap untuk menjalankan strategi tengah. Hanya dengan cara ini, dia bisa memastikan anak buahnya tidak tercerai-berai, dan hanya dengan cara ini dia bisa membalaskan dendam rekan senjatanya dengan cara paling langsung: "Jenderal Chi Er, saya juga berpendapat strategi tengah yang diusulkan Penasihat militer adalah yang terbaik. Saya ingin menambahkan dua poin. Pertama, saya usulkan Kesatria Naga Hitam sebagai pasukan tengah, sebisa mungkin menghindari taktik pergerakan luas, harus menyimpan tenaga untuk persiapan melawan pasukan elit gereja. Saya bersedia memimpin pasukan sekutu untuk terus menggerakkan Dataran Bunga dan mengembalikan perbekalan ke pasukan. Kedua, untuk meningkatkan pasokan logistik, saya usulkan membentuk kelompok perburuan dari pasukan sekutu. Faktanya, banyak banteng dan kuda liar di Dataran Bunga. Mayoritas pasukan sekutu adalah penggembala yang ahli berburu. Dengan membentuk beberapa unit 100 orang khusus untuk berburu selama pergerakan, setidaknya bisa meringankan beban. Selain itu, ini juga meningkatkan kekuatan tempur sekutu." Maksud perkataan Su Wen sangat jelas, semua orang di ruangan itu memahaminya.
Qing Luo, yang menjadi subjek pembicaraan, menggerakkan alisnya halus: "Baiklah, saya juga ingin mengajukan usulan. Operasi ini sepenuhnya akan dilaksanakan oleh batalion kami. Saya rasa tidak ada desa kecil yang bisa menghalangi kami di malam hari." Bekerja sama dengan Chang Qing, aura pembunuhannya terlalu kuat. Tak terhitung permukiman yang akan hancur. Jika semua pasukan peri yang dikerahkan, mungkin tidak perlu membunuh satu orang pun untuk menaklukkan sebuah desa. Ini adalah pemikiran paling jujur Qing Luo.
Usulan Qing Luo segera disetujui. Ini adalah saran terbaik - tidak ada ksatria terbang yang berani menantang pemanah peri Burung Ganas di langit malam.
"Kapan pasukan Farnorth akan bertempur habis-habisan dengan kita?" Chi Aotian melanjutkan pertanyaannya. Bukan berarti Chi Aotian tidak suka berpikir, model musyawarah seperti ini sangat umum dalam sistem Pasukan Bayaran Kecil. Yakni, para pejabat tinggi mengumpulkan bawahan utama lalu duduk secara santai - berbeda dengan rapat meja panjang yang umum di militer. Mereka membahas situasi musuh layaknya obrolan santai, bukan forum satu suara melainkan forum diskusi kolektif, hingga akhirnya pejabat tinggi memilih pola terbaik dari berbagai usulan.
Model Pasukan Bayaran Kecil ini dipuji oleh ahli strategi militer generasi berikutnya sebagai "metode baik yang membuka era baru". Mengenai alasan mengadopsi model rapat yang sama sekali baru ini, menurut kenangan para perwira menengah utama di masa awal Pasukan Bayaran Kecil, terdapat dua faktor berbeda secara internal dan eksternal. Faktor eksternalnya adalah meskipun Pasukan Bayaran Kecil awalnya tidak besar, namun terdapat banyak orang yang memiliki hak berbicara. Secara lahiriah Amy sebagai komandan, namun kenyataannya baik Jenderal Chi Hanfeng, Magister Lei Ge, bahkan Balbas, Long, Moye dan lainnya, bisa dengan leluasa "mengganggu dan menggoda" Komandan Amy di depan umum. Belakangan, Amy sering menghilang tanpa kabar. Pada periode kritis, banyak anggota seperti Chi Aotian, Da Qing Shan, Huo Ensi, Yang Mulia Ratu Ling Bao'er dan lainnya memiliki hak berbicara dalam rapat - sebenarnya Da Qing Shan memiliki hak pengambilan keputusan, sayangnya ia selalu mengundurkan diri secara sukarela. Dalam situasi seperti ini, model diskusi ini menyebar luas. Terlepas dari benar tidaknya suatu pendapat, ketika dibahas secara terbuka, kebenaran akan menjadi jelas. Sedangkan faktor internalnya adalah Amy sendiri. Amy adalah pribadi yang sangat hati-hati, jarang melakukan kesalahan karena alasan subjektif. Berdasarkan pengalaman Pasukan Bayaran Kecil dengan model ini, Amy merangkum kalimat klasik: "Di dunia ini sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar luar biasa, khususnya dalam strategi militer. Yang disebut kemenangan melalui taktik tak terduga hanyalah memanfaatkan titik buta pemikiran jenderal lawan. Sehebat apapun seorang jenderal legendaris, jika 10 perwira biasa menganalisis semua aspek dengan teliti, sebagian besar bisa menebak maksud lawan. Jika 10 orang tidak cukup, 20 orang yang melakukan prediksi, maka tidak akan ada lagi yang luput dari tebakan."
Ini juga alasan mengapa seseorang seperti Chi Aotian yang terlihat keras kepala bisa mentolerir sikap buruk Tayang dalam rapat militer semacam ini - situasi serupa sering terjadi sebelumnya di Pasukan Bayaran Kecil. Semua orang bisa membayangkan bagaimana almarhum Tuan Chi Hanfeng akan memperlakukan Amy, Da Qing Shan, Chi Aotian, Huo Ensi, dan lainnya yang malang. Dibandingkan dengannya, Tayang... masih terlihat seperti bayi yang lucu, setidaknya dia tidak akan memasukkan sepanci salju ke dalam selimut orang lain.
Chang Qing berdiri tiba-tiba: "Wakil komandan, bagaimana kalau saya memimpin saudara tentara bayaran untuk memperluas patroli? Jika melihat musuh, saya akan membakar mereka!" Dengan hilangnya misi yang hampir didapat akibat perkataan Qing Luo, suasana hati Chang Qing sangat buruk, meski sebagai remaja dia masih menghormati senior dan tidak mengekspresikannya melalui kata-kata.
"Istirahatlah, bagaimana mungkin Amy si Otak Emas memiliki bawahan bodoh sepertimu? Masih berani menyebut diri komandan tim? Kalau kau memimpin pasukan, bukankah musuh akan bersorak gembira?" Pengumpat itu tentu saja Tayang. Chang Qing yang juga tak berani melawan pastor tua itu hanya menirukan Tuan Regu dengan mengusap hidung lalu duduk pasrah.
Tayang yang sudah melampiaskan emosinya, terus memutar-mutar sebuah kacang kecil merah-hitam di tangannya: "Kurasa, musuh butuh sekitar 40-50 ribu pasukan untuk bisa mengalahkan kita sekaligus. Mengumpulkan pasukan sebanyak itu mungkin tidak butuh waktu lama, mungkin... dalam waktu dekat ini." Di bawah cahaya lampu, pastor tua itu berdiam seperti patung selama beberapa menit, lalu membungkuk menunjuk peta: "Mari kita lihat, posisi kita sekarang di sini—" Jari tebalnya menunjuk bagian tengah peta: "500 li di utara kita ada Sungai Sanggan dan Sungai Singa di bagian timur Sungai Xixili, ini salah satu benteng alam Benua Eminoll. Jika tebakanku benar, musuh... pasti membuat persiapan di sini. Seperti kata pepatah, Waktu yang Tepat tak sebanding Tempat yang Menguntungkan, hmph..."
"Pendapat Yang Mulia?" Chi Aotian tidak seperti perwira lain yang menunduk melihat peta, peta itu sudah hampir rusak karena sering dibuka remaja itu.
"Manuver cepat, manuver kilat. Sekarang kita semua bergerak ke timur atau barat, berjalan terus 500 li lebih. Dengan begitu, pasti formasi musuh akan kacau. Jika mereka berani mengejar, dengan keunggulan jenis pasukan Pasukan Ekspedisi, hmph... Aku yakin bisa membuat bajingan-bajingan itu muntah darah." Senyum kejam mengembang di wajah pastor tua.
"Setuju. Besok bergerak ke timur, kecepatan 150 li. Tuan Qing Luo, malam ini mohon bantuannya." Chi Aotian melihat tidak ada keberatan dari perwira lain, langsung berdiri memberi perintah. Qing Luo segera berpamitan, meninggalkan dua Ksatria Burung Ganas peri, membawa anggota sukunya yang lain menghilang.
Setelah Pastor tua dan Su Wen meninggalkan tenda komando, keduanya berdiskusi singkat. Dari sini mereka bergerak ke timur laut, dengan cepat mendekati Kekaisaran Gurun Suci. Di Benua Eminoll, Kekaisaran Gurun Suci adalah satu-satunya negara yang tidak menyembah Dewa Cahaya. Di negeri yang memuja Yang Mulia Dewa Api ini, kekeringan melanda sepanjang tahun, sama sekali tidak cocok untuk operasi militer pasukan Fanos. Mungkin Chi Aotian sudah memiliki rencana tersendiri mengenai hal ini. Memang, keturunan Keluarga Chi seolah terlahir dengan bakat memimpin pasukan. Putra Kedua Keluarga Chi termasuk yang terbaik di antara mereka.
Keesokan harinya subuh-subuh sekali saat langit masih gelap, Pasukan Ekspedisi segera berangkat, bergerak dalam formasi besar ke timur laut. Dalam perjalanan sebelumnya, pasukan ini biasanya menempuh 60 li per hari. Namun pada tanggal 10 Bulan Pertama Musim Panas Tahun Ke-6 Kalender Sihir, Legiun Chi Aotian menempuh 160 li dalam sehari, baru mendirikan kemah sekitar pukul 7 sore.
Tanggal 11 Bulan Pertama Musim Panas, Legiun Chi Aotian bergerak lurus ke timur sejauh 150 li. Mereka bersatu kembali dengan pasukan Qing Luo di Kota Kecil Xiaozao. Selain menyisakan 10 kilogram makanan per orang untuk penduduk setempat, mereka menyita 200.000 kilogram bahan pangan. Dari 3.000 lebih penduduk Xiaozao, 600 warga sipil digiring paksa, sementara 2.500 lainnya mengungsi ke daerah lain pada malam itu juga.
Tanggal 12 Bulan Pertama Musim Panas, Legiun Chi Aotian bergerak ke timur laut sejauh 170 li.
Tanggal 13 Bulan Pertama Musim Panas, Legiun Chi Aotian kembali bergerak ke timur laut 150 li. Mereka bersatu kembali dengan pasukan Qing Luo untuk kedua kalinya di kota kecil Muming, menggiring paksa 100 warga sipil dan menyita 140.000 kilogram bahan pangan.
Pada tengah malam tanggal 13 Bulan Panas Kalender Sihir, sebagian besar personel Pasukan Ekspedisi yang telah melakukan perjalanan darat terburu-buru selama beberapa hari terlihat kelelahan. Berdiri di alun-alun pusat kota kecil, mereka bisa mendengar jelas deru ngorok seperti gemuruh ombak dan angin topan dari segala penjuru - bukan hanya manusia, bahkan kuda perang dan Naga Tanah pun mendengkur keras.
Tiba-tiba, dua bayangan hitam jatuh dari langit dengan siulan nyaring. Personel yang sedang bertugas mengangkat obor dan berlari mendekat, menemukan dua Kesatria Peri Burung Ganas melompat turun dari ketinggian.
"Mengapa berani mengacau barak militer tanpa izin?" Wajah komandan regu yang sedang bertugas gelap seperti air. Di malam hari, situasi seperti ini paling ditakuti karena bisa memicu peristiwa buruk seperti kerusuhan di barak.
Kedua peri itu sama sekali tidak menghiraukan perwira di depan mereka. Mereka memperlihatkan lambang Pasukan Bayaran Kecil dan langsung menuju rumah tempat Chi Aotian menginap: "Wakil Komandan, Wakil Komandan! Ada serangan diam-diam musuh!"
Di keheningan malam, suara ketukan pintu yang berdebam dan suara panik kedua peri itu terdengar menusuk tajam...
