Di antara kerumunan tak berujung di bawah panggung kuil, terhimpit dua remaja berbaju putih.
Melihat keanehan yang tiba-tiba muncul di atas panggung, terutama kilatan sabit hitam pekat yang misterius, dua remaja tak bisa menahan decak kagum seperti penduduk yang berkerumun di depan mereka.
Gulungan kabut hitam sepertinya merupakan makhluk hidup berkesadaran. "Ia" terlihat sangat puas dengan decak kagum dari sejuta penonton di bawah, lalu... "Ia" mulai melakukan gerakan baru.
Perlahan, sehelai tangan seputih giok muncul dari kabut hitam. Jari-jari yang langsing berhenti sejenak, seolah "ia" sedang merenungkan sesuatu. Setelah berpikir sebentar, jemari itu membalikkan genggaman pada kabut, lalu membuka selubung hitam itu dengan lembut seperti mengangkat tirai...
Kabut yang melayang perlahan mulai memadat, berubah dari asap tipis menjadi cairan kental, dan akhirnya menjadi kaca hitam.
Tangan putih bak giok lunak terlihat kontras di antara kilau kaca hitam yang memantulkan cahaya. Dengan sedikit tekanan tambahan, retakan mulai muncul di gulungan kabut hitam...
"Braak... Syuur... Syuur..." Denting kristal menggema, kabut hitam pecah menjadi ribuan keping, berhamburan di bawah terik matahari bagikan es yang remuk...
"Ah..." Seribu ribu penonton serentak mengeluarkan decak kagum.
Di balik kabut hitam, terlihat seorang remaja pria tampan berwajah seputih giok. Hidungnya lurus, alisnya ramping seperti pedang. Rambut hitam panjangnya diikat sederhana dengan pita hitam, berkibar tertiup angin. Jubah hitam dramatis menjuntai di tubuhnya. Saat menoleh, pupil matanya yang hitam memancarkan aura dingin yang pekat.
Di antara desahan satu juta penonton, terdengar tiga suara yang sangat berbeda.
"Kakak Chi, kenapa kau..." Penguasa tertinggi berambut pirang di atas panggung melangkah refleks ke depan, suaranya mulai bergetar.
"Wakil komandan! Ini wakil komandan! Sudah kukatakan, wakil komandan tidak mungkin mati!" Dua remaja berbaju putih yang lebih muda menarik-narik tangan rekannya yang lebih tua. Wajahnya memerah seolah akan melompat kapan saja.
"Kamu... lihat lebih teliti lagi..." Sebutir air mata kemilau mengalir di pipi remaja berbaju putih yang lebih tua. Ia menghirup perlahan, sayap hidungnya bergetar halus...
Saat si muda menoleh dan mengamati lebih seksama, barulah ia sadar: pemuda berbaju hitam di panggung itu ternyata melayang setengah di udara. Angin lembab menerbangkan rambut hitam dan jubah hitamnya... Tak ada jejak Mantra pengapungan di bawah kakinya.
"Tidak! Mustahil! Komandan tim, aku tidak percaya!" Bocah lelaki itu mencucurkan air mata deras, mendorong orang-orang di sekitarnya dengan kasar, berusaha menerobos naik ke panggung!
……
8 awal musim panas Tahun Ke-6 Kalender Sihir.
4 orang Kesatria Naga dari Pasukan Bayaran Kecil tiba di garis depan Kota Rod di Dataran Bunga—karena kurangnya intelijen akurat, luasnya Dataran Bunga yang tak terkira, serta dua dari empat Kesatria Naga tersebut adalah Kesatria Naga Emas fase 4. Naga Emas yang termasuk dalam unsur tanah memiliki kecepatan terbang paling lambat di antara enam jenis naga. Long dan Ling Yun terpaksa menahan kecepatan naga mereka untuk menyesuaikan, sambil terus bertanya informasi. Mereka melacak dari Kota Kifu tempat pertama kali Pasukan Ksatria Naga Hitam muncul, hingga akhirnya tiba di Kota Rod. Ironisnya, Pasukan Ekspedisi baru saja meninggalkan tempat ini beberapa hari sebelumnya.
Dari ketinggian, keempat Kesatria Naga menyaksikan puluhan permukiman dalam radius ratusan li di sekitar Kota Rod—semua menunjukkan bekas-bekas kebakaran. Terlihat jelas bahwa Legiun Chi Aotian terlibat pertumpahan darah di sini. Long bersama keempat remaja itu menyisir beberapa desa dengan cermat.
Tak ada tanda kehidupan di desa-desa itu—bahkan makhluk hidup sekalipun. Di salah satu desa ditemukan mayat yang terbakar, dengan jejak pertempuran di sekitarnya. Mereka bahkan menemukan helm hitam standar pasukan Kekaisaran—jika Long tidak salah mengenali, ini adalah perlengkapan ksatria ringan Pasukan Ksatria Naga Hitam. Di tiga desa lainnya, tidak ada tanda peperangan sama sekali—seolah penduduk desa sengaja membakar rumah mereka sendiri.
Apa yang terjadi? Keempat orang itu berpikir lama namun tak menemukan alasan, dan di sekitar sini, tak ada lagi yang bisa memberi tahu kemana perginya Legiun Chi Aotian - Kota Rod pasti menjadi pertempuran terbesar Chi Aotian di wilayah ini, tembok kota yang menghitam membuktikannya. Tapi setelah itu, kemana mereka pergi? Sudah lebih dari 10 hari sejak meninggalkan Altar Feng Long. Semula dikira, dengan mengendarai Naga Raksasa di angkasa yang bisa melihat seluruh daratan, tentu cepat menemukan pasukan yang sedang berperang. Lagipula Legiun Chi Aotian memiliki banyak Ksatria Burung Ganas, seharusnya kedua belah pihak mudah saling menemukan. Tak disangka, ternyata serumit ini.
Terpaksa, Long dan Ling Yun menggunakan identitas Tentara Bayaran Bawah Tanah, dengan alasan melaporkan penyelesaian misi tentara bayaran ke Serikat Tentara Bayaran, memasuki wilayah Kota Rod. Pemandangan di depan masih membuat mereka terkejut, bahkan veteran seperti Long yang pernah mengalami banyak perperangan matanya perih... Ling Yun jelas mendengar sosok orang tuanya mengutuk pelan: "Chi Aotian, anak setan kecil ini, pembantaian, pembantaian ya..."
Saat ini, Kota Rod sepenuhnya telah dikuasai oleh lebih dari 20.000 personel militer gereja. Di dalam dan sekitar kota, empat baris lubang besar digali berjejer rapat.
Ribuan petugas gereja tingkat rendah mengangkat kain putih dari kereta kuda, lalu memindahkan mayat-mayat yang sudah tidak utuh dari barisan kereta lainnya. Setiap mayat diolesi minyak wangi dan dibungkus kain kafan putih, lalu ditempatkan di lubang-lubang besar.
Mayat terlalu banyak, dan karena sebagian besar kasus adalah pembantaian seluruh desa, semua jenazah tidak ada yang mengklaim, apalagi mengetahui nama mereka. Setiap kehidupan di sini berubah menjadi simbol-simbol hitungan vertikal-horizontal yang serupa – yang membedakan hanyalah prasasti sederhana di depan lubang kuburan: "13.987 pahlawan yang gugur di Kota Rod"; "18.632 warga tak bersalah yang menjadi korban di Kota Kifu"; "16.328 pengkhianat yang bersekutu dengan musuh di Kota Rod"; "12.531 penduduk yang menjadi korban di Early Rice dan 5 kota lainnya"...
Angka di setiap lubang kuburan besar berkisar antara 10.000 hingga 20.000. Hanya berjalan kurang dari setengah lingkaran di sekitar Kota Rod, total angka yang tercatat sudah mencapai 170.000 mayat. Di jalan raya utama yang menyambung ke Kota Rod, iring-iringan kereta kuda terus berdatangan. Setiap kereta ditandai dengan salib, terlihat jelas bahwa hampir semua yang diangkut adalah mayat.
Barisan kereta kuda putih itu membentang tak terlihat ujungnya.
Dua Kesatria Naga tidak bisa memasuki Kota Rod – di dalam kota juga telah digali lubang kuburan besar yang sedang digunakan untuk menguburkan mayat.
Long berhasil mendapatkan informasi tentang serangan Chi Aotian ke Kota Rod dari pasukan gereja setempat dengan cara berbelit-belit.
Mendengar puluhan ribu penduduk diusir oleh Chi Aotian untuk ikut perang pengepungan kota, setelah pertempuran 100.000 penduduk dihanguskan, wajah Long dan Ling Yun pucat seperti salju - Dalam ingatan mereka, Chi Aotian tidak mungkin melakukan hal seperti ini. Bahkan jika mengurangi 10 kali kejahatan yang dituduhkan gereja kepada prajuritnya, Chi Aotian tetap tidak mungkin melakukannya. Wakil komandan Chi memang bukan tipe orang seperti Da Qing Shan atau Amy yang menampakkan kebaikan di permukaan... Tapi juga bukan tipe orang yang tangan berlumuran darah. Bagaimana mungkin dia melakukan perbuatan keji seperti ini?! Saat Jenderal Chi Hanfeng gugur, semua orang berduka, namun Ling Yun yakin dirinya sendiri takkan pernah melakukan hal seperti ini! Pasukan Bayaran Kecil tidak mungkin ada yang berbuat begini. Bocah lelaki itu segera teringat pertempuran di Pelabuhan Duan Bing, saat Legiun Farnorth mengusir warga untuk menyerang kota. Pasukan Bayaran Kecil hampir mengerahkan seluruh 2.000 lebih pasukan bayaran kecil mereka untuk melindungi warga sipil dari dua puluh ribu lebih musuh, menukar luka parah mereka dengan kehidupan sebagian besar warga. Wakil komandan Da Qing Shan hampir tewas karena dikhianati dalam pertempuran itu. Saat itu, termasuk Chi Aotian, banyak pejabat Pasukan Bayaran Kecil sangat membenci tindakan mengikutsertakan warga sipil dalam perang. Ling Yun sama sekali tidak percaya bagaimana wakil komandan yang berhati mulia meski berwajah dingin ini bisa melakukan hal seperti itu...
Hanya saja... Jika bukan Chi Aotian... Siapa lagi yang bisa meninggalkan "karya besar" seperti ini di Kota Rod...
Tidak heran, sebelum berangkat, Amy diam-diam meminta Ling Yun untuk menanyakan pada Chi Aotian: "Membunuh begitu banyak orang tak bersalah, apakah hatimu tidak merasa bersalah?" Saat itu, Ling Yun tidak tahu apa yang sebenarnya dilakukan Chi Aotian selama perjalanan. Melihat semua yang ada di depan mata, telapak tangan Ling Yun basah oleh keringat dingin. Sang remaja pun semakin tidak tahu jawaban seperti apa yang akan didapat dari pertanyaan semacam ini.
Sebelum bertemu dengan Hu'erdu dan Guan Shanpei, Long berpesan pada Ling Yun untuk tidak menyebarkan kabar yang didengar. Semuanya harus menunggu sampai bertemu Chi Aotian.
Segera, 4 Kesatria Naga mengejar ke utara. Mereka tidak menyangka bahwa Legiun Chi Aotian tiba-tiba berbelok ke timur laut untuk menghindari pertempuran frontal dengan musuh yang lebih unggul. Musim hujan di Dataran Bunga membuat vegetasi tumbuh sangat cepat, jejak tapak kuda dari pasukan besar bisa tertutup dalam satu dua hari. Tidak heran mereka tidak menemukan jejak.
Keempat Kesatria Naga baru menyadari mereka kehilangan jejak saat sudah sampai di atas kota Ulu.
Long menyuruh Hu'erdu yang paling muda untuk menyelidiki informasi di Bar Pohon kota Ulu. Segera diketahui bahwa untuk menyelesaikan Legiun Chi Aotian secara tuntas, gereja telah mengerahkan puluhan ribu pasukan ditambah lebih dari 30.000 pasukan Fanos yang mendarat di pesisir timur, sedang mengepung dan memblokade Legiun Chi Aotian. Menurut informasi internal Serikat Tentara Bayaran, Legiun terkutuk Chi Aotian telah mengetahui musuh yang jumlahnya berlipat ganda yang sedang bertahan di posisi strategis, kini mereka sedang pontang-panting melarikan diri di Dataran Bunga.
Mendengar kabar seperti itu, keempat Kesatria Naga merasa sangat gelisah. Tampaknya informasi yang sebelumnya diterima departemen militer kekaisaran bukanlah berita terbaru. Tanpa menggangu kota ini, mereka segera berangkat ke selatan di tengah malam.
Hasilnya, Long salah menilai arah. Dia berpikir bahwa karena Legiun Farnorth mendarat di pesisir timur, dan pasukan Chi Aotian memiliki ratusan ksatria terbang yang pasti melakukan pengintaian dengan baik, maka dalam situasi dikepung musuh besar-besaran dari segala arah, Chi Aotian dan kawan-kawan pasti akan memilih bergerak ke barat untuk menyambut Zona Perang Hutan Perbatasan. Jadi, keempat Kesatria Naga terbang ke barat daya, yang membuat mereka tertunda beberapa hari.
Akhirnya, pada tanggal 23 Bulan Pertama Musim Panas, keempat Kesatria Naga telah terbang hampir 25.000 li di Dataran Bunga. Mereka akhirnya menyerang dua unit 100 orang pasukan gereja, dan baru mengetahui lokasi pertempuran terakhir: Kota Kecil Niuyao.
Tengah malam berikutnya, keempat Kesatria Naga mengganti seragam menjadi pasukan gereja, dan memasuki Kota Kecil Niuyao dengan menyamar sebagai perwira rendah Pasukan Ksatria Kuil.
Saat ini, Merton telah memimpin semua pasukan elitnya menyeberangi Sungai Xixili dan terus ke utara untuk menghancurkan sisa pasukan Chi Aotian. Kota kecil ini dipenuhi pasukan gereja dan rohaniwan. Pasukan bersenjata yang minim pengalaman tempur ini menjadikan Niuyao hampir seperti kota tanpa pertahanan. Tentu saja, keempat Kesatria Naga tidak mengetahui hal ini.
Benar saja, di sini para Ksatria Naga menemukan target yang telah mereka kejar selama lebih dari setengah bulan di Dataran Bunga—Pasukan Ekspedisi Chi Aotian yang berjumlah ribuan dan tersusun rapi. Namun, semua prajurit gagah itu ternyata... seluruhnya adalah mayat yang terbaring. Para pastor di kota kecil itu sibuk mengolah mayat-mayat tersebut dengan sihir, mempersiapkan gerobak untuk mengangkutnya ke Kota Rod.
4 orang ini dilanda firasat buruk yang kuat—Sebelum mengutus mereka, Amy sudah menjelaskan dengan jelas bahwa jumlah Pasukan Ekspedisi Chi Aotian sekitar 5000～6000. Tepat seperti jumlah mayat di depan mata ini. Setiap jasad membengkak tak berbentuk akibat terendam air sungai, wajah aslinya nyaris tak bisa dikenali. Perlengkapan mayat-mayat itu telah dilepas, baju zirah hitam dan pedang panjang standar yang hitam bertumpuk membentuk bukit kecil di bawah terik matahari...
Di kejauhan, para penduduk desa yang serakah sedang sibuk menguliti kuda-kuda mati dan Naga Tanah yang tewas untuk diambil dagingnya. Di antara gunungan mayat tunggangan itu, terlihat juga banyak bangkai Burung Ganas.
Seperti diketahui umum, Naga Tanah hitam adalah tunggangan eksklusif Kesatria Naga Hitam. Belum lagi Pasukan Ksatria Burung Ganas yang menjadi ciri khas pasukan bayaran kecil... Hati keempat orang ini benar-benar membeku. Mata Ling Yun langsung berkaca-kaca. Dalam amukannya, remaja itu mengeluarkan seruling naga dan bersiap memanggil naga tunggangannya.
Pada saat itu, beberapa perwira Gereja Suci menemani ork Farnorth berjalan mendekat. Mereka sedang mengawasi proses penanganan mayat. 4 Ksatria Naga tidak sengaja mendengar percakapan mereka.
"Harus diakui pemberontak Chi Aotian dan Pasukan Ksatria Naga Hitam memang sangat gagah berani. Mereka berhasil menembus sampai ke sini. Tapi akhirnya semua dihancurkan oleh Adipati Tieshou Lanjiang dalam satu serangan menentukan, bukan?"
"Tentu saja. Adipati Besar menempati 10 besar di Papan Peringkat Jiwa Perang. Ditambah Han Han, dua Ksatria Naga super itu bekerja sama. Pasti tidak ada jalan keluar bagi para pemberontak."
"Hmph... Kalau bukan karena Jenderal Besar Norton kami yang mengejar sepanjang malam, berapa pun Ksatria Naga akan mati semua..." Kata ork setengah darah yang masih terbata-bata menggunakan bahasa manusia.
"Benar, benar. Jenderal Norton dan Merton adalah pahlawan paling termasyhur di ketentaraan."
"Kabarnya, Yang Mulia Xiu Da sang Ksatria Naga Suci sedang membawa beberapa Ksatria Naga melacak jejak musuh yang berhasil menyeberangi sungai. Kali ini pasti akan menghancurkan mereka sampai tuntas. Semoga Tuhan memberkati kita."
……
Percakapan mengejutkan ini membuat 4 Ksatria Naga merinding. Tanpa menunda sedetik pun, mereka langsung menunggangi Naga Raksasa dan meneruskan pengejaran ke utara melintasi Sungai Xixili di kegelapan malam.
Mereka dengan mudah menemukan lokasi perang - bahkan saat masih di atas Sungai Xixili, dari kejauhan terlihat api berkobar-kobar yang menghiasi seluruh langit malam dengan warna merah menyala, seolah-olah api itu ingin membakar langit. Meski terpisah hampir ratusan li, gelombang panas yang membara tetap terasa menyergap dari kejauhan.
Saat Naga Raksasa tiba di Pegunungan Yanshan di sisi selatan Sungai Xixili, pegunungan yang dulunya diselimuti pinus dan cemara hijau lebat telah berubah menjadi lautan api tak bertepi. Api berubah bentuk menjadi Burung Gagak Api yang melambung puluhan meter, bau busuk menyengat naik dari lembah, udara di langit habis dilalap si jago merah. Dua Naga Emas Raksasa fase 4 tetap enggan mendekati lautan api meski terus didesak oleh kedua Kesatria Naga. Tunggangan Long dan Ling Yun masing-masing adalah Naga unsur air level 5 dan Naga unsur api. Dengan mengandalkan Ranah Naga khusus level lima dan keunggulan Naga air dalam menahan api, kedua Kesatria Naga itu menerobos masuk ke dalam lautan api, menyusuri pegunungan perlahan-lahan - ini jelas bukan solusi. Jika kemampuan Naga masih bisa bertahan beberapa saat, tubuh manusia sama sekali tak bisa dibandingkan dengan Naga. Api menembus Ranah Naga, mengubah semua bahan katun pada baju zirah menjadi arang, sementara logam baju zirah dan senjata membuat tubuh mereka melepuh. Akhirnya, kedua Kesatria Naga itu terpaksa kabur dari lautan api dengan perih...
4 Kesatria Naga tidak percaya Pasukan Ekspedisi Chi Aotian menghilang begitu saja di lautan api, mereka kembali menunggangi naga raksasa untuk mencari di sekitar selama 10 hari lebih.
Pada saat itu, kabar lebih mengerikan memaksa 4 Kesatria Naga menghentikan eksplorasi - Ibu Kota sementara Kekaisaran, kota Hamburg yang dijuluki "Tak Pernah Jatuh" telah ditaklukkan oleh jenderal terhebat Farnorth, Da Hainuo!
Magister dan naga raksasa level 5 sama-sama merupakan perwakilan puncak di Bidang Kekuasaan Magis dunia yang dikenal.
Banyak orang penasaran tentang mana yang lebih kuat antara dua jenis makhluk ini. Secara teori, naga bukan hanya magister super, tetapi juga benteng udara yang tak tertembus dan pahlawan dengan kekuatan tempur tak terbatas - tubuh naga jauh lebih perkasa daripada fisik rapuh magister. Namun berdasarkan contoh pertempuran nyata, pertarungan antara magister dan naga umumnya dimenangkan oleh magister.
Magister dan naga fase 4 memiliki kemampuan manipulasi sihir yang setara. Naga menggunakan bahasa tingkat atas yang memungkinkan kontrol sihir lebih cepat dan akurat. Namun, keunggulan ini bisa menjadi kelemahan. Begitu naga mencapai level 5, mereka secara alami akan menggunakan Mantra Terlarang ditambah tubuh yang luar biasa kuat - semua kelebihan bawaan ini. Sementara magister manusia harus membayar hampir seluruh hidupnya untuk meraih gelar terhormat ini melalui penelitian sihir intensif dan menaklukkan monumen kuno seperti Menara Permohonan. Kedua pihak memiliki tingkat kesulitan yang tak sebanding, termasuk penguasaan sihir dan aplikasi mantra elemen tinggi yang sama sekali berbeda.
Terutama ketika seorang magister memperoleh tongkat sihir kelas legendaris, jarak kemampuan mereka dengan naga hampir tak terlihat.
Yang lebih penting, sebagian besar naga hidup soliter. Magister tidak akan menantang naga sendirian - siapapun yang bertempur bersama magister, baik prajurit, pencuri, pastor maupun ksatria, pasti memiliki kekuatan tempur mumpuni. Dalam kondisi ini, naga level 5 pun jelas berada di posisi inferior.
——《Chi Yizi*Diskursus Perang》
