Perang Pertahanan Kota Hamburg Kedua!
Sepanjang perang ini, situasi pertempuran beberapa kali menunjukkan ketimpangan yang ekstrem. Bahkan para komandan lapangan seperti Amy, Da Hainuo, dan Da Qingshan tidak pernah menyangka bahwa di saat-saat genting menjelang akhir perang, muncul aksi pembalikan situasi yang mengejutkan!
Bagaimana mungkin ini terjadi!
Dalam perang yang berlangsung hampir 3 bulan, senjata perang tak tertandingi dalam sejarah manusia - kota terapung, telah memberi terlalu banyak ilusi bagi Legiun Farnorth. Pada akhirnya, keputusan Yang Mulia Jenderal Da Hainuo untuk menghancurkan jembatan penyeberangan sungai benar-benar memaksimalkan fungsi kota terapung sebagai senjata perang - mirip seperti pahlawan yang memotong lengannya sendiri, tapi jauh lebih cerdik dari itu. Ini bisa disebut sebagai strategi pemusnahan terhebat sepanjang masa! Saat Amy, Da Qing Shan, Huo Ensi dan anak-anak muda lainnya masih sibuk menghitung keuntungan harian di Kota Hamburg, berharap bisa mengelabui Da Hainuo dengan trik-trik kecil, mereka tak menyangka bahwa Da Hainuo sama sekali tak perlu melihat melalui tipuan kecil ini. Istilah "kebijaksanaan yang tampak bodoh" atau "kecerdasan yang tak terlihat", mungkin hanya kata-kata semacam ini yang bisa menggambarkan langkah jenius Da Hainuo!
Yang tak terbayangkan oleh siapapun adalah, taktik strategis yang layak disebut jurus pamungkas ini... justru mengalami kekalahan telak!
Malam itu, di bawah komando langsung Da Hainuo, lebih dari 30.000 personel militer diam-diam membereskan tas punggung dan membongkar kemah. Banyak perwira senior yang melirik terakhir kali ke Kota Hamburg yang seolah bisa direbut dalam sekejap, berjarak ratusan meter itu. Di saat ini, para ork berkemauan baja, ork setengah darah, dan prajurit manusia dengan diam-diam menitikkan air mata kepahitan dan kepasrahan.
Dalam hampir 100 hari terakhir, berapa banyak personel militer Farnorth yang unggul telah berjuang dalam darah dengan tubuh berdarah mereka menahan ribuan batu terbang. Pemandangan itu benar-benar "otak dan hati berserakan". Untuk dewa-dewa yang berada di tempat tinggi, untuk orang tua dan kerabat yang menderita di tanah tandus ribuan li jauhnya, para pejuang ork muda yang sederhana seperti emas merah menyala ini, dengan demikian meninggalkan kehidupan mereka di bawah kota benteng kokoh di padang salju ini. Dengan 10.000 nyawa dan darah panas, mereka kembali membangun reputasi tak terkalahkan Kota Hamburg, dan sekali lagi mengukir gelar "Bintang Kehancuran Farnorth" bagi anak-anak muda Pasukan Bayaran Kecil itu.
Perwira-sastrawan elegan seperti Merlin, melihat Kota Hamburg, bahkan menangis sampai tidak bisa bicara! Komandan Legiun muda itu kembali kehilangan hampir 20% anak buahnya. Apakah mulai sekarang Legiun Farnorth harus mundur tiga she begitu melihat panji ular derik bersayap Pasukan Bayaran Kecil?
Setelah kota terapung jatuh ke lembah dalam, dua komandan legiun dari faksi muda - Merlin dan Morashou - mengaum membawa pasukan mereka untuk maju, bertekad menginjak-injak benteng yang mempermalukan semua legiun Farnorth ini dengan tubuh berdarah mereka.
Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi Barat Da Hainuo bahkan tidak bisa menghentikan mereka. Akhirnya, Yang Mulia Marsekal tua menampar Morashou dengan keras, baru membuat kedua komandan legiun itu tenang. Yang Mulia Marsekal tidak mengatakan apa-apa, hanya menunjuk ke padang salju putih yang sudah tidak terlihat seperti kota di seberang ratusan meter itu.
Dua komandan legiun menatap dengan air mata panas mengalir dari rongga mata yang dalam, kedua orang itu berlutut di tanah dengan putus asa.
Beberapa menit yang lalu, tepat ketika hampir 20.000 pasukan bergerak serentak, dari reruntuhan Kota Hamburg yang telah ambruk total, tiba-tiba muncul puluhan ribu personel militer. Lihatlah gerakan gesit mereka, garis pertahanan yang cepat dibentuk, perwira menengah-rendah yang berteriak mengatur formasi serangan, terutama para prajurit muda yang dalam 10 menit singkat berhasil membangun tembok rendah setinggi 2 meter menggunakan balok es di depan mata.
Morashou dan Merlin tentu mengerti makna semua ini! Dalam perang pengepungan hampir 100 hari ini, pasukan Kota Hamburg sama sekali tidak mengalami kerusakan berarti. Mungkin... kata "utuh tanpa cedera" agak hiperbolis, tapi pasti tidak ada kerugian strategis! Rasio korban gugur dan terluka Pasukan Bayaran Kecil dalam perang ini, dibandingkan dua pertempuran sebelumnya di Pulau Xilin dan Pelabuhan Duan Bing, sangat tidak signifikan!
Perang ini mustahil dilanjutkan.
Pasukan penjaga Kota Hamburg pasti telah membangun banyak bunker bawah tanah selama dua bulan ini. Semua senjata perang seperti katapul, pagar sumur, atau ketapel perang - alat-alat maut ini dirancang untuk menghancurkan tembok kota. Begitu pasukan bertahan mundur ke bunker bawah tanah, bahkan menggunakan fasilitas ini untuk mengurung personel militer Farnorth di atas Kota Hamburg... Jika dalam 10 hari turun salju lebat, puluhan ribu pasukan ekspedisi ini akan terkubur semua di sini.
Personel militer Farnorth mundur! Pertempuran Kedua Kota Hamburg berakhir dengan tragis seperti ini.
Perang tidak kembali ke titik awal. Faktanya, pasukan penjaga Kota Hamburg juga menderita kerusakan parah yang tak tertahankan! Runtuhnya tembok kota mengubah benteng kokoh yang "satu prajurit bisa menghadapi sepuluh ribu musuh" ini menjadi gadis telanjang. Kota Hamburg tidak lagi bisa menjadi simbol militer di peta strategis, kecuali dilakukan rekonstruksi besar-besaran pasca perang.
Bagi personel militer Hamburg, pukulan lebih berat adalah: Wakil Marsekal Kekaisaran, Jenderal Zona Ibu Kota (Zona Utara), dan Kepala Keluarga Marquis Lin He gugur di medan perang, bahkan tulang belulangnya tidak tersisa!
Saat ini, banyak perwira dan pejabat tentara bayaran di Hamburg belum tahu bahwa Marquis harus memotong jari telunjuk kirinya dengan pedang panjang untuk menyelamatkan naga tunggangan sahabat karib Ksatria Naga. Kisah mengharukan ini diceritakan sambil menangis oleh Dragon Saint Envoy Elemen Es sepulangnya dari dunia naga. Menurut Tuan Lü'er, Naga Air Tingkat Tinggi yang diselamatkan Marquis itu nyaris mengalami gangguan mental! Menurut Naga Suci De Luoyila, ketika Yang Mulia Dewa Naga Pirot mendengar kabar ini, Beliau terdiam lama sebelum akhirnya mengeluarkan suara rendah "Ah...", lalu mengusir semua naga dari hadapannya...
Manusia mati, lampu padam! Setelah peti tertutup, penilaian akhir ditetapkan! Siapapun orangnya, setelah kematian, penilaian yang didapat tak lebih dari dua partikel penekanan: "Ah..." dan "Patut...". Di dunia fana ini, berapa banyak yang bisa membuat Dewa Naga menghela nafas "Ah..." setelah kematian mereka? Jangankan manusia, bahkan jika semua makhluk hidup di dunia ini dihitung, berapa banyak yang bisa menggerakkan hati Dewa Naga? Mungkin bisa dihitung dengan jari.
Demikianlah, helaan nafas "Ah..." dari Yang Mulia Dewa Naga Pirot yang Maha Tinggi menjadi penilaian terakhir dan paling langsung untuk Tuan Lin He Shang.
Pada tanggal 20 bulan ketiga musim panas Kalender Sihir tahun ke-6, di tengah tangisan putri Keluarga Lin - Pewaris Turun-temurun dan Kepala Keluarga generasi terbaru Kekaisaran - Amy, Da Qing Shan, Huo Ensi dan pejabat tinggi Pasukan Bayaran Kecil lainnya, serta semua perwira di Kota Hamburg yang berpangkat komandan batalyon ke atas, masing-masing dengan tata krama sebagai anak keponakan dan murid, membangun gundukan pakaian setinggi 30 meter di lembah sebelah timur Kota Hamburg untuk Yang Mulia Marquis! Es merah, putih, dan hitam yang menyatu, di dalamnya terkubur jenazah Yang Mulia Marquis yang tak pernah ditemukan!
Federasi Utara, Legiun Naga Pelangi Kekaisaran, Pasukan Pengawal Kekaisaran... Kurang dari setengah tahun setelah mengantar kepergian seorang atasan yang selalu bertempur di garis depan dan mengorbankan nyawa mulianya untuk menyelamatkan anak buah, kini harus kembali meneteskan air mata darah mengantar kepergian atasan lain dengan pengorbanan serupa! Memiliki jenderal gemilang seperti ini adalah kebanggaan pasukan. Namun kehilangan dua jenderal sama gemilang dalam waktu kurang dari setahun, merupakan luka yang menyayat hati bagi pasukan manapun!
Empat komandan batalyon dari Zona Utara Kekaisaran dengan sikap militer tegap membentangkan bendera Legiun Naga Pelangi berwarna kuning terang. Satu langkah, satu langkah, satu langkah... Akhirnya membentangkan bendera di atas makam es. Lebih dari 40 perwira paruh baya bersenandung rendah lagu mars Legiun Naga Pelangi!
Pegunungan Cang sejauh tiga ribu li menjadi saksi,
Panji Naga Pelangi berkibar-kibar, Pasukan Besi pertama dalam lima ratus tahun zaman kacau!
Samudra luas dua puluh ribu li menjadi saksi,
Lima ribu pemuda berdarah panas, menyapu dunia bersama Kaisar Pendiri!
Legiun Naga Pelangi, legiun yang diwarnai darah sebelas anggota keluarga kerajaan!
Legiun Naga Pelangi, tempat lahir sembilan Kesatria Naga!
Di bawah panji besar Naga Pelangi, nyawa muda kami menjaga keabadian legiun.
Di Pegunungan Meixis, Naga Purba berusia ratus juta tahun menanti pahlawan perang Legiun Pelangi.
Bunga legiun Kekaisaran, legiun yang sejajar dengan Klan Naga.
Kami para personel militer, hidup, berperang di Benua Eminoll, memperluas wilayah;
Kami para personel militer, mati, menjelma menjadi puncak Gunung Meixisi, menjaga kekaisaran.
……
Kami para personel militer, hidup, berperang di Benua Eminoll, memperluas wilayah;
Kami para personel militer, mati, menjelma menjadi puncak Gunung Meixisi, menjaga kekaisaran.
Sambil bernyanyi, keempat komandan batalyon akhirnya tak bisa menahan tangis lagi! Yang Mulia Jenderal Lin He, bukankah... ini benar-benar... telah menjelma menjadi puncak Gunung Meixisi...
Dalam nyanyian lirih, tangisan segera menyebar ke semakin banyak orang, akhirnya, beberapa perwira paruh baya tak kuasa menahan tangis keras...
Sebulan kemudian, Kaisar Hongshi di Benteng Es Federasi Utara mendengar kabar duka ini. Yang Mulia Kaisar berdiam diri selama 10 menit penuh, semua pengawal dan menteri membeku dalam keheningan, di istana megah itu hanya terdengar bunyi keringat jatuh bagai hujan dari perwira pengirim kabar departemen militer yang bersujud gemetar!
Akhirnya, Yang Mulia Kaisar pingsan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun!
Tiga hari kemudian, Kaisar Hongshi yang akhirnya sadar dari ketidaksadaran, bibirnya sudah penuh lepuh darah. Dengan bibir gemetar, Yang Mulia menganugerahkan penghargaan kepada perwira senior seumurannya. Di hari yang sama, Bu mengumumkan ke seluruh dunia.
“Dengan ini, menganugerahkan gelar Raja Kabupaten Anguo Kekaisaran kepada Laksamana Muda Lin He (Bupati turun-temurun tanpa pengurangan) yang gugur demi negara, berlaku turun-temurun selama satu generasi. Putri Lin Yushang dari Raja Kabupaten Lin dinobatkan sebagai Raja Kabupaten Muda Anguo Kekaisaran. Keluarga Bupati Lin dinaikkan pangkat menjadi Marquis Kekaisaran, turun-temurun tanpa pengurangan.”
Pada hari yang sama, departemen militer kekaisaran mengumumkan kepada Dunia.
“Menganugerahkan gelar anumerta Marsekal Kekaisaran kepada Alm. Wakil Marsekal Lin He!”
“Komandan Legiun Cadangan Kekaisaran Amy, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Yang Mulia Jenderal Wilayah Militer Utara!”
Sehari kemudian, Kaisar Hongshi secara pribadi merevisi lagu Pasukan Ksatria Naga Pelangi, mengubah lirik asli "Pasukan Ksatria Naga Pelangi, legiun tempat lahirnya sembilan Ksatria Naga" menjadi "Pasukan Ksatria Naga Pelangi, legiun yang dilindungi Raja Setia dan Berani serta Raja Penjaga Kedamaian". Secara khusus menamai batalyon Pasukan Ksatria Naga Pelangi yang berpartisipasi dalam penjagaan istana selama Malam Berdarah Ibukota sebagai Batalyon Kehormatan Kesetiaan, dan batalyon infanteri berat Pasukan Ksatria Naga Pelangi yang bertempur di Pertahanan Kota Hamburg sebagai Batalyon Kehormatan Penjaga Kedamaian. Kedua batalyon ini diberikan bendera khusus masing-masing berupa Kepala Naga Berlumuran Darah dan Gunung Salju Megah.
Tak dapat dipungkiri, Perang Para Dewa meninggalkan jejak tak terhapuskan dalam sejarah manusia. Jejak ini dibawa oleh makhluk-makhluk kuat seperti Klan Naga dan dewa-dewa yang berpartisipasi dalam Perang Para Dewa ke dalam Sumber Roh Penciptaan saat dunia penciptaan dan dunia naga runtuh, bahkan membawa memori purba ini ke dunia berikutnya.
Bukan hanya karena skala perang, faktanya di dunia penciptaan, perang yang lebih besar dari Perang Para Dewa memang ada, bahkan tidak sedikit. Contohnya Perang Dewa-Iblis, saat itu dewa yang gugur dalam perang berskala besar mencapai 3 digit, personel militer dari ras lain yang gugur bahkan mencapai 1 juta jiwa. Dalam Perang Dewa-Iblis, populasi manusia di dunia penciptaan merosot drastis dari 201,04 juta menjadi 3 juta jiwa. Populasi ras elf hutan berkurang 70%, bangsa Kurcaci berkurang 60%. Itulah perang yang benar-benar melumpuhkan dunia penciptaan. Demikian pula, skala Perang Sihir-Senjata tidak kalah dari Perang Para Dewa. Jumlah magician yang dikerahkan dalam satu pertempuran bahkan mencapai 100.000 orang, sementara kesatria naga yang dikerahkan dalam pertempuran yang sama dihitung per ratusan! 1000 tahun setelah Perang Para Dewa, terjadi pula Perang Milenium yang berkepanjangan, yang skalanya bahkan melebihi Perang Para Dewa.
Tapi! Dari semua perang besar, hanya Perang Para Dewa yang meninggalkan kesan tak terhapuskan pada manusia!
Alasan mendasarnya hanya satu: dalam Perang Para Dewa, semua kata sifat mulia seperti "paling gemilang", "paling populer", "paling heroik"... seluruhnya melekat pada manusia yang sebelumnya berstatus rendah!
Yang lebih mengejutkan berbagai spesies adalah, performa para perwakilan manusia unggul ini, bahkan tingkat rata-rata mereka, jelas-jelas melampaui spesies tingkat tinggi seperti Klan Naga, ras dewa, bangsa elf pada periode yang sama!
Setelah perang besar, ras dewa pernah mengucapkan kata-kata yang terdengar putus asa namun mengandung unsur pembenaran ini: "Perubahan kuantitatif pada akhirnya akan memicu perubahan kualitatif! Keunggulan terbesar manusia adalah jumlah mereka yang seperti semut. Mereka berkembang biak sangat cepat, sepasang suami istri dalam 1000 tahun bisa menghasilkan keluarga berjumlah 10000 orang. Sementara di waktu yang sama, anak pertama ras dewa bahkan belum dewasa. Dari 1000 manusia, akan muncul satu orang berbakat; dari 1000 orang berbakat, akan muncul sosok yang mendekati kemampuan dewa; dari 1000 sosok semacam itu, akan muncul individu yang mendekati Dewa Utama. Ini sudah cukup! Ketika waktu dihitung dalam puluhan ribu tahun, dan semua sosok setara Dewa Utama ini diproduksi massal dalam satu abad yang sama... Itu akan menjadi konsep yang dihitung dalam ratusan... Dunia dewa... pun akan gemetar menghadapinya!"
Meski terdengar tidak menyenangkan, dari perspektif teori probabilitas manusia, pernyataan ini memiliki akurasi 100%. Inilah alasan mengapa negara dengan populasi besar - meski negara tersebut tidak makmur atau penuh masalah - akan melahirkan lebih banyak tokoh brilian dibandingkan negara berpenduduk sedikit. Semua kembali pada hukum probabilitas.
Dalam pertempuran Kota Hamburg, performa Ksatria Naga Elemen Angin Anqiu yang berjuang dalam darah meninggalkan kesan mendalam bagi kedua pihak yang bertempur. Pada periode yang sama, di antara perwira setingkatnya, mungkin hanya Qu Jianhong "Kecantikan Malam Berdarah" dari Pasukan Ekspedisi Chi Aotian yang memiliki performa sama gemilang.
Sayangnya, dalam kubu yang sama dengan Kesatria Naga pemberani di antara pasukan ini, terdapat Tuan Lin He! Penampilan Tuan Lin He dalam Pertempuran Kota Hamburg Kedua sepenuhnya mengalahkan kilau semua orang, naga raksasa, dan senjata. Hanya dua kata yang tersisa dalam ingatan orang: Lin He!
