Seperti sebelumnya, Sha Ruo langsung ditransmisikan ke Altar Nanming begitu menginjakkan kaki ke kolam api.
Begitu pemandangan berubah, Sha Ruo menyaksikan aliran energi hijau kebiruan menembus langit seperti pelangi, menghantam gumpalan energi tiga warna (hijau, merah, ungu). Ketiga gumpalan itu bereaksi seketika, menyemburkan energi dalam gelombang dahsyat...
Sihir pendukung dan defensif yang sebelumnya melekat pada tubuhnya kali ini lenyap seluruhnya. Sebagai Sage yang sudah bertransmigrasi kelas, durasi efek sihir-sihir tersebut seharusnya mencapai 1 shichen (2 jam). Kecepatan penghilangannya kali ini benar-benar di luar dugaan.
Sha Ruo sudah menduga sesuatu, namun belum menyerah. Ia segera melantunkan kidungan rendah... Kali ini... Benar saja... Tidak ada spirit magis suci yang bisa dirasakan.
Pada saat yang sama, tiga gas berwarna bergulung-gulung mencapai posisi sekitar 1 meter di sekitar Sha Ruo. Ketiga gas berhenti bersamaan - Sha Ruo segera mengeluarkan dua gulungan sihir dan merobeknya... Namun baik perisai magis maupun Perisai Kegelapan, kedua gulungan sihir senilai 10 koin emas itu sama-sama tidak berfungsi.
Wajah Sha Ruo berubah pucat. Sebelumnya ketika dua gas menyatu, muncul burung emas itu. Kini dengan tiga gas yang melebur, apa yang akan tercipta? Lebih buruk lagi, gulungan sihir sama sekali tidak bisa digunakan. Perlu diketahui, saat menyegel gulungan sihir, biasanya dimasukkan spirit magis dalam jumlah cukup untuk memastikan gulungan tersebut bisa digunakan kapan saja. Tak disangka di sini justru tidak bisa digunakan... Kekuatan tempur utama pastor bukanlah serangan sihir, melainkan serangan fisik super yang dibantu magis sekaligus mengandung unsur sihir. Jika pastor tidak bisa menggunakan sihir... maka seperti penyihir biasa yang menjadi bulan-bulanan musuh. Keyakinan Sha Ruo untuk melewati rintangan ini mulai goyah.
Yang tak terduga, setelah satu napas, tiga gas warna itu justru tidak langsung menyerang Sha Ruo. Tiba-tiba mereka mulai berputar searah jarum jam dengan kecepatan sedang. Awalnya ketiga gas terpisah jelas tanpa saling mengganggu. Seiring bertambahnya putaran, gas hijau dan ungu mulai melebur pertama - menjadi merah. Akhirnya, menyatu dengan gas merah sepenuhnya.
Puluhan tarikan napas kemudian, gas merah marun perlahan berputar mengelilingi Sha Ruo. Tanpa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Sha Ruo tetap diam tak bergerak. Setelah gumpalan gas merah berputar tak terhitung kali, kabut merah mulai menyembur dari gumpalan yang telah berbentuk tabung, menyusup ke kulit putih bersih sang gadis...
Sha Ruo menyaksikan kedua tangannya yang terbungkus kabut. Mati rasa merambat dari 10 jarinya, berubah menjadi gatal perih. Beberapa tarikan napas kemudian, rasa sakit itu berubah tajam seperti ditusuk pisau...
Gadis itu menarik napas kesakitan. Secara refleks, kedua tangannya saling menggosok. Gerakan ini membuat sebagian kabur permukaan berubah menjadi serbuk merah berhamburan, sementara kabut lainnya seolah menyusup ke bawah kulit. Tangan kecil Sha Ruo yang putih pucat kini sebagian memerah, hanya sedikit area yang tetap terjaga warnanya.
Yang lebih menegangkan terjadi kemudian - kulitnya yang memerah kehilangan sensasi. Dengan mata telanjang, kulit itu mulai mengkristal. Beberapa jarinya bahkan berubah menjadi rubi merah transparan, hingga Sha Ruo bisa melihat bayangan tulang melalui kristal itu...
Proses ujian ini telah melampaui semua pengetahuan yang pernah Sha Ruo miliki.
Pada kulit yang sudah semi-transparan, muncul kilatan-kilatan sinar merah... Sha Ruo saat ini sudah sama sekali tidak bisa mengendalikan tubuhnya, perasaannya seperti terkena sihir petrifikasi... Seolah tubuhnya telah berubah menjadi batu, bahkan lebih tepatnya seperti seonggok batu giok merah utuh...
Di antara kilatan cahaya merah, tiba-tiba... muncul seberkas cahaya putih samar di tengah dominasi merah... Cahaya putih ini ternyata berasal dari bagian kulit Sha Ruo yang belum memerah...
Bintik-bintik cahaya putih perlahan bersatu, akhirnya mulai menahan dengan stabil gempuran cahaya merah.
Sha Ruo bisa merasakan dua aliran cahaya berbeda di kulitnya yang saling berperang. Meski cahaya merah lebih dominan, namun tak sekuat cahaya putih susu yang berakar kokoh. Kedua cahaya ini terjalin erat bagai pertarungan sengit yang tak berkesudahan.
Saat Sha Ruo masih bingung, tanpa disadarinya, di luar Altar Nanming, hampir 20 dewa senior menunjukkan ekspresi aneh. Hampir semua tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan... Tentu saja, raut wajah Yang Mulia Dewa Api Li tak kalah terkejutnya.
"Yang Mulia, bagaimana mungkin... gadis ini sudah menyandang kekuatan dewa senior? Ini... jelas menunjukkan ciri-ciri makhluk dewa." Seorang dewa tingkat dua akhirnya memberanikan diri mengutarakan pertanyaan yang mengganjal di benak semua anggota suku.
“Dewa Li Huo tentu tidak menyangka bahwa sebuah tes sederhana bisa menimbulkan begitu banyak kejadian tak terduga. Yang Mulia Dewa Suci sambil menstabilkan ujian di altar dengan kekuatan dewanya, merenungkan pergerakan bintang-bintang selama satu siklus penuh, akhirnya menghindari pertanyaan dari dewa tingkat dua ini: "...Untuk masalah ini, lebih baik Yang Mulia Dewa Huo De Xingjun yang memutuskan. Saya akan meminta Nona Sha Ruo keluar terlebih dahulu."
Begitu sang dewa selesai bicara, Sha Ruo telah dipindahkan keluar. Sinar merah dan cahaya putih tiba-tiba menyala berkilauan, menusuk mata lebih dari dua puluh dewa termasuk Dewa Li Huo.
Ketika penglihatan para dewa kembali normal, mereka baru menyadari Sha Ruo berdiri tenang di bawah altar seolah tidak terjadi apa-apa. Gadis itu bahkan bertanya sopan kepada Dewa Li Huo: "Yang Mulia, apakah tes ini sudah dianggap saya lulus? Tes apa berikutnya?"
"Yang Mulia Sha Ruo." Kali ini nada bicara Dewa Li Huo bukan saja sangat hormat, bahkan kepalanya yang biasanya angkuh itu menunduk dalam-dalam: "Bolehkah saya bertanya, apakah sebelumnya ada dewa lain yang mengundang Yang Mulia untuk menjadi juru bicara atau perwakilan mereka di dunia manusia?"
Sha Ruo memperhatikan perubahan drastis dalam pandangan para dewa terhadapnya. Beberapa bahkan menunjukkan kekaguman. Gadis itu sama sekali tidak mengerti pertanyaan Li Huo: "Yang Mulia Li Huo, saya tidak paham maksud Anda. Sebelum bertemu Anda, saya seperti semua pastor lainnya yang sepenuhnya memuja Yang Mulia Dewa Cahaya. Apakah ini dianggap sebagai perwakilan dewa atau sejenisnya?"
"Oh?" Alis Li Huo hampir berkerut menjadi satu gulungan, keraguan di wajahnya semakin bertambah. Saat hendak bertanya lebih lanjut, tiba-tiba Dewa Api muncul bersama lebih banyak dewa. Jelas... ini mungkin terkait erat dengan penampilan Sha Ruo sebelumnya.
"Li Huo, mengapa kurasakan wibawa Dewa Utama lain di sini? Apakah ada yang berani membuat onar di tempat ini?" Dewa Api yang lama absen dari dunia dewa itu mempertanyakan, apakah wibawa Istana Bintang Api Virtue sudah merosot hingga diinjak-injak dewa lain?
"Bukan..." Li Huo ragu sejenak, "Yang Mulia Bintang, anehnya... gadis ini sepertituh sudah membawa aura Dewa Utama lain. Saat Api Tanpa Nama masuk ke tubuhnya, kukira... dia sudah dipilih sebagai manusia dewa oleh Dewa Utama lain."
"Oh! Jangan-jangan itu ulah terkutuk Dewa Cahaya..." Aura merah menyala tiba-tiba memancar dari tubuh Dewa Bintang Api Virtue! Jika Dewa Cahaya berani mengulurkan tangannya sejauh ini, itu benar-benar tindakan bajingan tingkat tinggi.
"Tidak! Yang Mulia Bintang, wibawa ini berasal dari Yang Mulia Dewi Bulan." Li Huo menegaskan dengan pasti. Sebagai penggerak altar, dia menguasai semua detail dalam altar.
Oh, Yang Mulia Dewi Bulan?
Apa maksud Dewi Bulan? Sebagai dewi tertua di semesta, dari sudut pandang manapun seharusnya dia berada di barisan yang sama dengan Istana Bintang Api Virtue. Mengapa menghalangi aksi kita?
"Penampilan Dewa Api Li Huo tiba-tiba menjadi canggung: "Yang Mulia Dewa Bintang... Kurasa, bukan Dewi Bulan yang ikut campur urusan kita, tapi kitalah yang ikut campur urusan Dewi Bulan. Aku merasakan, aura ilahi Dewi Bulan pada gadis ini telah ada setidaknya selama 10 tahun. Bahkan Dewi Bulan pun tak mungkin meramalkan kejadian 10 tahun kemudian." Maksud tersiratnya tentu Dewi Bulan tidak mungkin menaruh bidak catur ini 10 tahun lalu untuk mengganggu Istana Bintang Api. Apalagi, hubungan Dewi Bulan dengan Yang Mulia Dewa Matahari selalu baik, sementara hubungan Yang Mulia Dewa Matahari dengan Yang Mulia Dewa Api bahkan lebih erat lagi. Istana Kun Merah seharusnya tidak akan melakukan hal yang menyakiti sekutu dan menguntungkan musuh ini."
"Hmm, lalu, bagian mana dari Nona Sha Ruo yang bisa memfasilitasi kekuatan ilahi api?" Dewa Bintang Api ragu sejenak.
"Lebih dari 60%, area lainnya sudah sepenuhnya dikuasai aura ilahi Dewi Bulan."
"Kalau begitu, sudah memenuhi standar minimum?"
"Benar, Tuan. Hanya saja... Menurut penilaianku, jika proses pemurnian ilahi kali ini dipimpin oleh Istana Kun Merah, tingkat kompatibilitasnya bisa mencapai lebih dari 90%, bahkan mungkin 100%." Dewa Api Li Huo yang merupakan saudara sepupu Dewa Bintang Api segera menebak maksud akhir pertanyaan ini: "Jika kita lakukan ini, khawatir Yang Mulia Dewi Bulan akan kecewa."
"Jangan pedulikan dia!" Dewa Api menggerakkan tangannya: "Istana Bintang Api punya alasan kuat. Lagipula, gadis ini belum menjadi makhluk ilahi."
"Baik, Yang Mulia Dewa Bintang." Dewa Api Li Huo mengangguk: "Apakah kita masih perlu melakukan ujian ilahi ketiga?"
“Dalam Tiga Ujian Dewa-Manusia, setiap ujian memiliki fokus yang sama sekali berbeda, dan metode setiap ujian juga tidak sepenuhnya sama. Namun tujuan akhirnya sangat jelas. Secara logis, karena Sha Ruo telah memperoleh kewibawaan Dewi Bulan, maka ia pasti bisa melewati ujian ketiga dewa.”
“Kau benar, tidak perlu melakukan ujian ketiga.” Dewa Api menjawab tanpa keraguan sedikit pun.
Sejak penciptaan dunia, dunia dewa selalu memiliki kewaspadaan terhadap dunia manusia. Akar permasalahannya tidak lain adalah dua hal: Pertama, sifat buruk manusia yang umum seperti ingkar janji, licik, dan materialistis. Dalam sejarah manusia, tidak jarang manusia merencanakan pemanfaatan ras dewa. Kedua, plastisitas manusia yang menakutkan. Meskipun ras manusia terlihat tidak sekuat kurcaci dalam kekuatan fisik, maupun sebanding dengan peri dalam sihir, namun pahlawan terkuat di dunia bawah seringkali berasal dari manusia. Mereka yang akhirnya dikukuhkan sebagai dewa juga kebanyakan manusia. Para dewa, terutama Dewa Utama, pasti diam-diam berjaga-jaga. Dalam arti tertentu, Tiga Ujian Dewa-Manusia adalah cara terbaik bagi manusia untuk mempelajari dunia dewa. Oleh karena itu, dengan kehati-hatian Dewa Api: jika tidak perlu, lebih baik tidak dilakukan. Ini menghindari kemungkinan gadis ini membocorkan detail kepada suaminya dan menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Sha Ruo, hasil ujian tadi menunjukkan bahwa engkau telah layak menjadi manusia-dewa.”
“Hah?” Sha Ruo tertegun: “Yang Mulia Dewa Api, bukannya ada 3 ujian?”
“Benar. Tapi dalam ujian tadi, performamu sangat baik. Tidak perlu ujian ketiga lagi.”
“Kali ini Sha Ruo benar-benar terkejut. Dari dua ujian sebelumnya, dia sudah menebak beberapa hal. Jelas, meski tingkat kesulitan kedua ujian ilahi ini tidak jauh berbeda, yang terakhir lebih penting daripada yang pertama. Menurut logika ini, ujian ketiga seharusnya yang paling krusial. Tapi performanya tadi? Menurut perasaannya sendiri, sama sekali tidak ideal. Bagaimana mungkin…”
“Yang Mulia Sha Ruo, tubuhmu mampu memadukan sebagian besar kekuatan Istana Bintang Api De, tapi pasti bukan seluruhnya—hm, bisa dikatakan, kekuatan ilahi yang akan kau miliki setara dengan dewa tingkat pemula. Setelah memperoleh kekuatan ini, jika kau terus melatih diri, maka kekuatanmu akan terus meningkat. Pada akhirnya, bahkan mungkin mencapai level dewa tingkat dua.” Dewa Li Huo menambahkan penjelasan.
Sha Ruo mengangguk sambil berjanji.
“Nona Sha Ruo,” Dewa Qing Yan juga maju, “Setelah kembali ke dunia manusia, jika kau bersedia mendirikan agama baru, Istana Bintang Api De akan memberikan dukungan penuh. Tentu, jika tidak mau, kami tidak akan memaksa. Harap hindari konflik terbuka dengan dewa-dewa senior Kuil Cahaya kecuali dalam keadaan darurat. Kami tahu, sejak Tuan Duta Naga Hijau mengalahkan malaikat bawahan Dewa Cahaya, sang dewa telah turun tangan langsung dalam perang tingkat rendah.” Mengabaikan ekspresi terkejut Sha Ruo, nada bicaranya berubah: “Tentu, Istana Bintang Api De sama sekali tidak takut. Setelah menyandang gelar Manusia Ilahi, jika masih ada dewa yang berani menyerang… Hmph…”
"Yang Mulia Sha Ruo," Dewa Api kembali mengambil alih pembicaraan: "Setelah menjadi dewa, Yang Mulia akan memiliki kehormatan yang melebihi semua kaisar manusia di dunia bawah. Mohon Yang Mulia benar-benar berhati-hati. Menurut pemahaman kami yang belum lengkap, beberapa tahun terakhir ini dunia bawah sangat tidak stabil, dan muncul banyak manusia licik. Kabarnya yang terkenal di antaranya adalah Amy, Haber, Hanfeng*Chi, Lei Ge, Shui Wuhen, dll. Mohon Yang Mulia waspada dan jangan mendekati mereka. Bagaimanapun, status Yang Mulia sekarang sudah sangat istimewa."
Meski memiliki ketenangan dan kewaspadaan Nona Sha Ruo, mendengar daftar hitam seperti ini pipinya terasa panas membara. Inilah yang disebut tidak bertemu orang baik, apalagi "jangan mendekati"... Bukannya mendekati, malah sudah terlalu lama terpengaruh.
……
"Tidak mungkin... Apa... Aku sudah terkenal sampai segitunya?" Amy yang sedang mendengar cerita tiba-tiba mendengar namanya disebut, wajahnya langsung dipenuhi senyum getir: "Sha Ruo, dewa-dewa ini memberi label sembarangan tanpa memahami situasi sebenarnya. Bisa kutuntut mereka atas fitnah? Menurutmu, bisakah aku mengancam untuk jadi dewa juga atau semacamnya?"
Huo Ensi melihat ekspresi Amy yang sulit digambarkan, secara refleks mengusap keringat di dahinya dengan punggung tangan. Syukurlah, tidak ada namanya disebut di sini, kalau tidak, Yang Mulia Dewa Matahari tidak tahu akan mengamuk seperti apa. Kurcaci kecil itu sudah bulat tekad untuk mengatasi segala rintangan dan memutus hubungan dengan Amy, kalau tidak... dirinya pasti akan tergelincir tak terbendung ke jurang tak berdasar - Di dunia ini, selain Da Qing Shan, mungkin tidak ada manusia lain yang bisa tetap murni berada di dekat Amy. Amy... benar-benar mewarisi gaya si fulan yang tidak kenal lelah merusak orang!
"Lanjutkan, lanjutkan... ceritakan, bagaimana kelanjutannya?"
"Kelanjutannya? Tidak ada lagi." Ekspresi Sha Ruo polos tak bersalah.
"Aku mau pingsan, Sha Ruo. Cerita ini sedang memasuki bagian paling menarik dan puncak perubahan menjadi dewa. Bagaimana bisa kau berhenti? Ceritakan detailnya, biar kami juga menambah wawasan."
"Tidak ada lagi. Setelah itu, aku masuk kembali ke Altar Nanming. Dewa Api menggerakkan gumpalan energi merah, memberikan atribut dewa api kepadaku. Kemudian, Dewa Li Huo mengantarku keluar dari surga, lalu aku dan Huo'er pulang."
"Oh..." Amy menggaruk dagunya dengan jari telunjuk, terlihat tengah merenungkan sesuatu.
“Sha Ruo, aku benar-benar menyarankanmu untuk mendirikan sebuah agama untuk melawan Gereja Suci, bagaimana menurutmu? Nama sudah kupikirkan, Phoenix Api Mahayana, hmm... Aku yakin, asal kita sebarkan kabar bahwa kau adalah manusia dewa, pasti tidak akan kesulitan mencari pengikut. Dengan begitu, Nona Besar Sha Ruo otomatis akan menjadi pendiri aliran baru.” Begitu kata-katanya keluar, Da Qing Shan, Sha Ruo, dan Huo Ensi ketiganya terdiam... Apa maksud Amy? Apakah ucapan ini serius atau sekadar lelucon?
