Meski sudah mempersiapkan mental, Chi Aotian, Qing Luo, dan Su Wen yang naik ke puncak bukit pasir menggunakan tali tebal tetap terkejut melihat pemandangan di depan mata.
Pasukan Ekspedisi telah membentuk formasi lingkaran di bawah komando perwira senior seperti Tayang. Di tengah formasi terdapat Naga Tanah, Burung Ganas, dan prajurit terlantar di tandu. Lapisan berikutnya diisi pemanah peri dan prajurit luka ringan dengan busur silang kecil. Di luarnya lagi ada ksatria magang bersenjatakan busur tanduk, kemudian sekutu yang membawa tombak panjang ksatria magang. Paling luar adalah Kesatria Naga Tanah yang menancapkan Perisai Menara di tanah.
Formasi pertahanan ini bahkan bisa memberikan daya hancur bagai gelombang dahsyat sekaligus bertahan kokoh ketika menghadapi serangan kavaleri musuh berlipat ganda di padang rumput. Meski terkesan berlebihan untuk melawan monster, sorot mata setiap prajurit dalam formasi justru menunjukkan ketidakpercayaan mereka pada Formasi Bulan Sabit yang dijuluki "Raja Pertahanan" ini!
Tentu saja tidak ada kepercayaan diri. Hanya beberapa puluh meter di luar formasi besar ini, pasangan-pasangan kadal gurun terbang berwarna abu-abu bertebaran setiap puluhan langkah. Lidah merah yang ramping sesekali menjulur dari mulut mereka, cairan keruh menetes dari taring kuning. Dari jarak sejauh ini, bau busuk mayat yang menyengat menyapu ke arah sini.
Personel militer Pasukan Ksatria Naga Hitam pernah mendengar tentang kadal gurun terbang, makhluk naga yang kejam ini, namun belum ada yang menghubungkannya dengan binatang di depan mata. Pasukan sekutu yang berasal dari penggembala perbatasan selatan Dataran Bunga hanya samar-samar mendengar tentang kadal pasir, tapi tak ada yang menyangka legenda ini nyata. Meski sebagian besar elf berusia lebih dari 200 tahun dan menghabiskan waktu lama di Hutan Peri, Qing Luo sengaja menyembunyikan pengalaman dan identitasnya di masyarakat manusia, sehingga istilah seperti kadal gurun terbang tidak diajarkan pada sesama elf. Berkat ini, prajurit muda di Formasi Bulan Sabit yang luas masih bisa menjaga ketenangan yang semestinya.
Mengapa bisa ada begitu banyak kadal pasir?
Yang bingung bukan hanya Chi Aotian. Qing Luo di puncak pertama kariernya pernah berkunjung ke Kekaisaran Gurun Suci. Ia bahkan pernah menerima misi terkait Kadal Gurun Terbang, dan secara pribadi membunuh dua Ksatria Kadal Terbang. Dalam proses ini, tentu saja ia juga menghadapi serangan gila Kadal Gurun Terbang. Terhadap ras sub-naga ini, Qing Luo memiliki pemahaman yang mendalam, bahkan tidak kalah dari para Ksatria Kadal Terbang. Dalam ingatannya, kadal raksasa ini memiliki aura penguasa yang absolut. Setiap pasangan Kadal Gurun Terbang akan mempertahankan wilayah mereka tanpa kompromi. Setiap Kadal Terbang dewasa yang berani memasuki wilayah sesama spesies hanya punya dua akhir: membunuh lawan dan merebut wilayah, atau dibunuh oleh lawan. Dalam proses ini, sama sekali tidak ada ruang untuk kompromi.
Selain itu, jumlah ras sub-naga ini sangat sedikit, dan umumnya menjauhi manusia - ini adalah hukum dasar bertahan hidup semua makhluk di dunia ini: menjauhi ruang hidup manusia. Bahkan Naga Raksasa pun tidak terkecuali. Kekuatan fisik sehebat apapun tidak akan bisa bertahan menghadapi serangan berulang personel militer manusia yang terorganisir, disiplin, dan strategis.
"Sekarang, bagaimana mungkin Kadal Gurun Terbang ini berani menyerang prajurit manusia? Lagipula, sejak kapan naga kelas rendah ini memiliki kecerdasan setinggi ini, sampai-sampai mengirim dua pengintai untuk menguji dulu, lalu mengepung dari segala arah secara besar-besaran... Jangan-jangan... pengaruh Kaisar Barat sudah sampai ke sini? Apakah pendeta Kekaisaran Gurun Suci juga memiliki kemampuan seperti Druid yang bisa mengendalikan binatang buas?"
Begitu pikiran ini muncul di benak, hati Qing Luo sedikit bergetar.
"Panggil binatang gaib!" Melawan hampir seratus makhluk raksasa yang memancarkan aura kematian - termasuk dua yang bertubuh sangat besar - Chi Aotian tidak ragu. Seketika, kilatan cahaya putih bermunculan. Kecuali Qu Jianhong, 6 kavaleri binatang gaib memanggil tunggangannya. Chi Aotian juga memanggil Yao Li Long.
Melihat Yao Li Long yang menghembuskan aura hitam, banyak Kadal Gurun Terbang tak sadar menggesekkan kaki belakang mereka di pasir. Naga Undead dari dunia Malaikat Maut memang memiliki kemampuan alami untuk menekan sebagian besar spesies di dunia penciptaan.
Tapi, Kadal Gurun Terbang tidak berniat melepaskan hak serang mereka. Dalam ekosistem gurun pasir besar ini, merekalah satu-satunya penguasa. Tak ada ras yang berani menantang keperkasaan mereka!
Di tengah teriakan panik sekutu, suara letusan bergemuruh hampir bersamaan dari segala penjuru. Langit yang baru saja terang kembali menjadi gelap...
Hingga saat ini, barulah Chi Aotian benar-benar melihat wujud monster ini. Kulit punggung setiap monster tiba-tiba mengerut, sepasang sayap kecil yang tidak proporsional dengan tubuhnya muncul. Saat terkembang, sayap semi-transparan ini mencapai panjang 2 meter, kepakan sayap tipisnya menjadi sangat rata. Dibandingkan naga raksasa, frekuensi kepakan sayap kadal pasir 10 kali lebih cepat, gerakan sayap yang gesit bahkan menciptakan ratusan bayangan samar. Suara "pat-pat-pat" yang rapat berasal dari getaran sayap ini... Pasir kuning berhamburan setinggi lebih dari 10 meter ditiup angin!
Ini sudah masuk dalam jangkauan serangan efektif pemanah peri. Mengapa Tetua Qing Luo tidak memberi perintah tembak? Baru saja pertanyaan ini muncul di benak Chi Aotian, hampir seratus kadal pasir serentak mengepakkan sayap, melesat ke langit dengan mulut berdarah menganga. Puluhan ribu gigi kuning membentuk tangga supercepat menuju dunia Malaikat Maut!
"Targetkan mata, Tembak!" Qing Luo memberi perintah tepat saat kadal pasir meninggalkan tanah.
Kenali diri dan lawan, tak terkalahkan dalam ratus pertempuran! Pepatah ini tak ternilai harganya di segala situasi. Terutama dalam perang! Dibanding pahlawan biasa, keunggulan terbesar Pasukan Ekspedisi menghadapi kadal pasir adalah keberadaan Qing Luo. Prajurit elf berusia 600 tahun lebih ini memiliki pengalaman yang mustahil dimiliki pahlawan manusia biasa. Jika ditulis semua, mungkin lebih tebal dari Ensiklopedia Besar Kekaisaran... Dan tentu lebih berwibawa.
Kadal Pasir jenis monster ini seluruh tubuhnya dipenuhi sisik dan bulu, senjata biasa seperti pedang maupun tombak sama sekali tidak mempan melukainya. Untuk membunuh Kadal Pasir, harus menggunakan senjata tumpul seperti palu perang atau gada besi, dan harus dilakukan oleh ras-ras seperti Kurcaci, Berserk, atau manusia beruang yang mampu mengangkat ribuan kilogram. Meski sudah diatur sedemikian rupa, tetap harus siap mental dengan korban jiwa yang besar.
Jika bicara kelemahan, hanya mata! Itu pun harus diserang saat terbang. Saat merayap di bawah pasir atau merangkak di permukaan bukit pasir, kedua lapisan kelopak mata mereka menutup rapat untuk melindungi mata dari pasir - lapisan terluarnya bahkan berupa kulit semi-transparan yang keras. Hanya ketika Kadal Pasir terbang tinggi ke langit untuk menyerang musuh, kelopak terluar ini akan terbuka - memungkinkan mereka melihat target dengan jelas. Ini suatu keharusan, karena ras yang mampu memaksa Kadal Pasir terbang pasti memiliki kecepatan luar biasa. Jika masih melihat dunia melalui mata berkabut semi-transparan, naga-naga besar ini bisa muntah darah sekalipun.
Namun, kelemahan ini sama sekali tidak berlaku bagi Kadal Gurun Terbang. Begitu makhluk ini terbang ke udara, kecepatannya luar biasa. Kecuali menghadapi puluhan ribu pemanah yang menembak serentak, mungkin ada beberapa anak panah beruntung yang mengenai mata. Tapi untuk kelompok tentara bayaran atau pasukan kecil, mustahil terjadi, apalagi binatang buas lain tanpa serangan fisik jarak jauh.
200 lebih pemanah peri menggerakkan lengan kiri mengikuti gerakan kadal terbang. Bulu panah hijau muda menderu menembus udara disertai bayangan samar!
Inilah makna sebenarnya dari hubungan predator-mangsa. Di puncak piramida makanan gurun, Kadal Gurun Terbang bertemu pemanah peri tampan dari Hutan Peri tropis yang basah. Seperti gajah bertemu tikus kecil! Anak panah pendek hijau yang bahkan tak berarti bagi kadal itu menyusup ke orbit mata kadal raksasa dalam sekejap, hanya menyisakan sepotong bulu panah di luar. Cairan kuning-merah mengalir deras dari mata yang terluka!
Kecuali beberapa kadal sial yang menjadi target dua peri sekaligus, atau sedikit yang lolos dari bidikan, sebagian besar kadal buta satu mata. Konsep "duri dalam daging" ini persis seperti menusuk paku kayu berujung besi ke mata kadal raksasa. Bahkan kadal terbang yang digerakkan saraf pusat pun tak tahan rasa sakit ini!
Teriakan kesakitan bagai angin kencang dan hujan deras menyapu seluruh langit! Dentuman naga mengguncang sembilan langit, hampir seratus subspesies naga yang histeris langsung memicu ledakan udara. Pasukan sekutu dan para elf dalam Pasukan Ekspedisi yang fisiknya paling lemah terhempas hempasan angin yang menerjang formasi perisai bagai ombak besar. Beberapa elf yang paling ringan langsung terlembak seperti layangan, bahkan salah satu elf tertancap di tombak ksatria hingga tewas seketika.
"Jangan berhenti! Tembak cepat!" Qing Luo yang biasanya seperti pria sopan tiba-tiba memperlihatkan suara parau. Baik Pemburu sejati maupun dari guild mercenary sama-sama tahu - subspesies naga yang terluka matanya akan menjadi lebih merusak!
Tapi sesuatu yang membuat Qing Luo putus asa terjadi. Kadal Terbang terbukti memiliki kecerdasan tinggi. Menyadari musuh bisa dengan mudah menembak mata mereka, monster-monster itu segera menutup kelopak ganda dan mendarat. Bayangan-bayangan hitam berkelap-kelip di antara debu kuning yang membubung.
"Bunuh!"
Wajah Chi Aotian tetap tenang meski berteriak keras - dia bukan tak pernah menyaksikan medan perang seperti ini. Sisik Kadal Terbang ini sekuat apapun takkan bisa menandingi dua pedang gaib dari Biru Tua, pedang panjang ciptaan Dewa Pencipta yang menjelma menjadi makhluk pedang.
Chi Aotian tentu juga mengingat penampilan menakjubkan Yao Li Long dalam pertarungan sengit itu. Chi Aotian mencabut Pedang Besar Xing Han dan melompat turun dari punggung Yao Li, sambil memerintahkan naga necromancy itu melalui kesadarannya untuk menyerang kadal-kadal terbang besar di hadapannya.
Tiga-empat kadal terbang terdepan yang matanya tertembak buta total telah memasuki mode amuk. Dalam kemarahan buta, mereka mengandalkan indra penciuman tajam untuk menerjang ganas!
"Mati kau!" Pedang perak tiba-tiba menyemburkan serpihan salju. Siluet hitam Chi Aotian lenyap dalam badai salju!
Kadal terbang tercepat sama sekali tak sempat menghindar. Tubuhnya menghujam masuk ke dalam badai salju, menyemburkan cairan merah menyala! Mengetahui sifat ulet saraf pusat naga-naga ini - yang tetap memerintahkan penghancuran meski kepala terpenggal - Chi Aotian mengayunkan Xing Han seperti angin puyuh. Lebih dari 10 tebasan mendarat, memutus arteri-arteri vital. Darah menyembur deras mengikuti arah pedang: puf! puf! puf!
Kadal terbang itu hanya sempat meraung sekali sebelum ambruk ke tanah.
Mencium bau darah pekat, kadal terbang kedua dan ketiga langsung mengamuk masuk ke badai salju perak. Kembang salju pun merekah lagi!
Yao Li Long meraung dan melesat melewati Chi Aotian dengan kecepatan tinggi, cakar raksasanya menyambar ekor Kadal Terbang dari bayangan pedangnya. Daya penghancur Naga Undead fase 4 terungkap, monster seberat dua ton itu diayunkan ke udara dan dihempaskan ke tanah dengan gemuruh. Kadal Terbang buta di belakangnya langsung terbenam dalam pasir kuning. Saat Yao Li Long mengayunkan mangsanya untuk kedua kalinya, reptil besar yang tertanam di pasir telah berubah menjadi gumpalan daging cincang...
Semua personel militer terpana!
Para perwira tahu Chi Aotian adalah Pahlawan sekaligus Pahlawan super yang mampu menduduki Papan Peringkat Jiwa Perang. Tapi tak ada yang menyangka, Tuan Kedua Keluarga Chi ini menunjukkan kekuatan tempur yang begitu mengagumkan dalam sekejap! Batalion garda depan yang kewalahan melawan dua Kadal Terbang kebal elemen di malam hari, justru melihat Tuan Kedua Chi berhasil membunuh tiga ekor hanya dalam hitungan detik - itu pun setelah melompat dari punggung naga untuk bertempur.
Hingga kini, beberapa perwira senior yang mengingat pertarungan antar saudara Keluarga Chi di Benteng Tongyun masih merasakan getirnya keringat dingin untuk Adipati Muda Chi Changyun! Rupanya, Tuan Kedua Chi saat itu sengaja menyimpan kemampuan sejatinya.
Kekuatan tempur Chi Aotian sehebat apapun tetap hanya keberanian membabi buta. Kadal Terbang yang tersisa hanya tertegun sejenak, lalu menyerbu tanpa ragu! Lagipula, kadal besar ini jelas memiliki kecerdasan tertentu. Melihat kekuatan super Chi Aotian, setidaknya 10 ekor kadal langsung menerjangnya sendirian.
Dua ekor Kadal Pasir bertubuh sangat besar melompat dua kali, melampaui kawan-kawannya dan berada di garis depan. Dibandingkan kadal lain, kedua kadal ini tingginya lebih setengah kali lipat, sisiknya berkilau keemasan, sayap terkembangnya juga keemasan. Bulu Panah para elf yang beterbangan tadi sama sekali tidak melukai kedua kadal raksasa ini. Secara logika, mustahil elf tidak menyerang kadal sebesar ini. Satu-satunya penjelasan: kedua Kadal Pasir raksasa ini melihat kilatan titik-titik dingin di balik pasir kuning, lalu segera menutup kelopak mata ganda mereka. Jika benar demikian, kedua kadal ini sungguh memiliki insting yang luar biasa tajam.
Di hamparan semesta yang luas ini, pada momen ini hanya ada raungan Kadal Terbang dan gemuruh dahsyat cakar raksasa mereka yang menghunjam tanah...
