Setelah kekalahan telak Pasukan Ekspedisi Chi Aotian di Kota Pinggang Sapi, situasi di Benua Eminoll menunjukkan keunggulan mutlak Blok Kaisar Barat pada periode ini.
Meskipun Jenderal Chi Hantong secara brilian membagi pasukan dan bergerak ke selatan untuk membangun Kota Kembar di dataran, kedua kota ini hanya menciptakan variabel baru dalam situasi perang Kekaisaran Tentara Bayaran. Efeknya belum langsung terasa pada medan tempur lokal, apalagi skala benua. Dalam arti tertentu, pendirian Kota Kembar bagai pedang bermata dua. Konsolidasi kekuatan tentara bayaran yang tersebar memang membentuk kepalan tangan dengan keunggulan lokal, namun sekaligus membebaskan pasukan pembersih Legiun Timur Farnorth yang kemudian berkumpul membentuk lingkaran pengepungan di sekitar kota tersebut.
Selain wilayah lokal ini, situasi perang di berbagai daerah benua seluruhnya jatuh ke pihak Kelompok Kaisar Barat: Kota Hamburg sebagai unit strategis telah punah selamanya dari peta. Sejak itu, Kekaisaran Amy tidak lagi memiliki kastil pertahanan berlevel A ke atas di sisi utara benua. Di kedua sisi timur dan barat Zona Perang Hutan Perbatasan, terkonsentrasi 300.000 personel militer tangguh dengan persenjataan lengkap, bagaikan penjepit kenari berlapis cat biru yang mengkilap. Di tengah penjepit tersebut terdapat Zona Perang Hutan Perbatasan yang dikomandoi Marsekal Chi Datong. Saat itu, total pasukan di zona tersebut termasuk batalion pendekar, cadangan, dan tentara bayaran hanya sedikit di atas 100.000 orang. Pengepungan 300.000 pasukan besi terhadap Hutan Perbatasan, seperti diungkapkan oleh seorang perwira kecil Staf Markas Besar Kaisar Barat bernama Takenaka Hanbei: "Dengan mengerahkan seluruh tenaga, mengayunkan palu besi 90 pon untuk memastikan telur puyuh hancur lebur." Ungkapan ini merefleksikan semangat kemenangan seluruh perwira kelompok Kaisar Barat dalam Pertempuran Hutan Perbatasan saat itu. 300.000 pasukan elit melawan 100.000 pasukan campuran, tak ada alasan untuk kalah. Bahkan menghadapi Pasukan Ekspedisi Chi Aotian, mereka yakin bisa mengulangi kemenangan seperti di Pertempuran Pinggang Sapi.
Semangat juang Kelompok Kaisar Barat mencapai puncaknya, terutama di kalangan perwira menengah-senior. Umumnya muncul pemikiran: "Satu pertempuran tentukan segalanya. Setelah mengerahkan seluruh tenaga menyelesaikan Pertempuran Hutan Perbatasan dan menerima penghargaan, bisa beristirahat beberapa bulan dengan tenang."
Secara teori, ide ini sama sekali bukan karena prajurit muda meremehkan musuh. Saat pengepungan Pertempuran Hutan Perbatasan terbentuk, perbandingan wilayah yang dikuasai oleh tiga pihak di Benua Eminoll adalah sebagai berikut: Kelompok Kaisar Barat 46%, Pulau Iblis 17%, Kekuatan Asli 35%. Perbandingan kekuatan tempur komprehensif adalah sebagai berikut: Kelompok Kaisar Barat 55%, Pulau Iblis 15%; Kekuatan Asli 30%. Untuk kekuatan tempur spesifik di Zona Perang Hutan Perbatasan: Legiun Timur Farnorth 41%, Legiun Barat Farnorth 32%, Legiun Hutan Perbatasan 27%.
Dalam peta medan pasir Staf Markas Besar Kaisar Barat, operasi Pertempuran Hutan Perbatasan yang dijuluki "Operasi ж (Pemecah Kenari)" diperkirakan akan sepenuhnya berakhir dalam 3 bulan. Setelah itu, dua kelompok besar Timur dan Barat akan beristirahat di tempat selama 30 hari. Kemudian, kelompok Barat akan bergerak ke selatan untuk bertempur dengan sisa pasukan Zona Ibu Kota yang dipimpin Amy. Sementara kelompok Timur juga akan menyusuri Hutan Perbatasan ke selatan, menyerang kota penting Benteng Tongyun, mengelilingi titik dan menyerang bala bantuan. Setelah pasukan selatan Chi Changyun tertarik kembali, serangan gabungan utara-selatan akan dilancarkan dengan minimal 350.000 pasukan untuk mengepung Zona Perang Gunung Suci kekaisaran.
Poin kunci dalam rencana ini adalah kemampuan Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan untuk menarik Pasukan Ekspedisi Amy selama 3 bulan, tanpa mengejar prestasi namun hanya menghindari kesalahan. Bahkan komandan tertinggi di wilayah ini diizinkan untuk melepaskan beberapa kota pinggiran demi memperoleh 3 bulan berharga tersebut. Dalam simulasi medan pasir, Staf Markas Besar Kaisar Barat menyimpulkan: Dengan kemampuan saat ini di Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan, bahkan kelompok Amy yang memiliki Kesatria Naga sekalipun akan kehilangan 100 personel setiap maju 30 km di jalan raya benua, 1000 personel setiap merebut kota kecil-menengah. Untuk menaklukkan kota besar dengan 10.000 pasukan, dibutuhkan minimal sebulan dengan korban tidak kurang dari 5000. Angka waktu dan korban ini sudah memadai, sehingga Staf Markas Besar memilih garis Kota Hanyang di tepi utara Sungai Sanggan sebagai medan pertempuran penentu. Dalam simulasi mereka, tak seorangpun memperkirakan kota bertahan seperti Hanyang bisa jatuh dalam sebulan.
Sejak Malam Berdarah Ibukota, Kota Hanyang yang strategis ini terus dikendalikan kuat oleh kubu Kaisar Barat.
Sebagai salah satu bidak terpenting dinasti baru, status strategis Hanyang meningkat. Namun vitalitas kota, tingkat kehidupan rakyat, dan perlakuan terhadap personel militer justru merosot tajam.
Sebagai kota penghubung transportasi darat dan air, biaya jalan tol dan pajak jembatan-perahu selalu menjadi sumber pendapatan terbesar Kota Hanyang. Bagian ini saja menyumbang 5% dari total pajak Kekaisaran Amy. Alasan mengapa mantan Wakil Perdana Menteri kekaisaran menempatkan kerabat pernikahan anaknya sebagai jenderal daerah di sini, salah satunya adalah untuk menimbun kekayaan. Istilah "penghasilan sehari bisa mencapai segunung emas"... Di Kota Hanyang masa damai, pajak kepala masuk kota yang dikumpulkan dari empat gerbang kota setiap hari benar-benar diukur dengan keranjang.
Setelah Peristiwa Malam Berdarah Skambray, seluruh Benua Eminoll terjerumus dalam perang dan berbagai raja mendirikan pangkalan. Pendapatan Kota Hanyang merosot drastis hingga kurang dari 3% dari sebelumnya. Disparitas besar ini langsung tercermin dalam kemunduran perdagangan kota. Kelompok dagang mem-PHK puluhan ribu pekerja secara massal, diikuti merebaknya ketidakpuasan dan rumor di masyarakat. Dalam kondisi ini, Wakil Perdana Menteri terpaksa memindahkan "Jenderal Anjing" Earl Lei Badun - pejabat terbaik dan paling tangguh dalam sistemnya - untuk menjaga lokasi strategis ini.
Bicara tentang Earl Lei Badun, di antara para jenderal senior pasukan Kekaisaran, ia adalah pengecualian mutlak.
Jalan promosi perwira tinggi pasukan Kekaisaran sebagian besar dapat dibagi menjadi tiga kubu berbeda. Proporsi terbesar adalah kelompok lulusan sekolah ksatria - mereka lulus dari tiga sekolah ksatria utama Kekaisaran, memulai karir militer sebagai perwira menengah-rendah, lalu naik pangkat bertahap hingga menjadi jenderal senior. Mayoritas mereka berasal dari keluarga bangsawan Kekaisaran. Perwira yang berasal dari warga sipil Kekaisaran mengambil jalan kedua, mulai dari pangkat terendah, mengumpulkan jasa perang secara stabil, dan naik pangkat berdasarkan kemampuan hingga menjadi jenderal yang didukung anak buah. Meski jarang memegang tongkat komando Marsekal, kelompok ini mendominasi lebih dari setengah posisi komandan batalyon, komandan skuadron, dan komandan regu. Sebagian kecil perwira lain naik melalui sistem staf administratif seperti operasi, logistik, dan perencanaan. Perwira tipe ini biasanya ahli strategi atau yang biasa disebut "jenderal pintar". Ketiga kelompok ini juga menjadi komponen utama Ksatria Binatang Legenda, sehingga tidak perlu dianggap sebagai sistem terpisah.
Lei Badun, Sang Earl Seumur Hidup, sama sekali berbeda. Awalnya dia hanyalah gembala tak dikenal di wilayah kekuasaan Keluarga Marquis Delaware, fisiknya bahkan tidak terlihat gagah dan cenderung lemah.
Kawasan Gunung Meixisi yang bersalju sering dihuni serigala liar, beruang cokelat, dan hewan karnivora lainnya. Setiap tahun, setidaknya 10% ternak dirampas oleh predator ini. Sebagai gembala, jika sering terjadi insiden semacam ini pada kawanan domba atau sapi yang dijaga, pasti akan mendapat hukuman dari petugas keluarga.
Saat Lei Badun berusia 14 tahun, Gunung Meixisi baru memasuki musim gugur sudah dilanda beberapa kali badai salju besar. Lapisan salju dan es setebal dua chi menutupi ribuan li pegunungan dengan rapat, serigala dan beruang cokelat sama sekali tidak bisa berburu normal. Bahkan hewan yang mati membeku terkubur di bawah salju yang dalam, tidak menyisakan sedikitpun bau. Serigala masih bisa bertahan, tapi beruang-beruang ini yang sebentar lagi akan hibernasi, hanya kurang makanan terakhir ini, matanya sudah memerah karena lapar.
Puluhan serigala yang kelaparan dan empat lima beruang yang juga pusing kelaparan justru masuk secara paksa ke kawanan domba yang menjadi tanggung jawab Lei Badun. Para binatang ini mungkin sudah trauma kelaparan, tidak hanya makan dan minum sepuasnya, saat akan mundur pun setiap serigala masih membawa satu paket. Yang lebih menyebalkan lagi beruang cokelat, demi menjaga kualitas hibernasi mereka, mulutnya menggigit satu domba, pundak menggendong dua ekor, sambil bersenandung lagu gunung: 3——5——6——3——5——, 6——5——3——1——2—— dengan ekspresi pemenang seolah "pulang dari latihan tembak".
Menghadapi kejadian seperti ini, manajer paling baik hati pun tidak bisa tinggal diam. Sekalipun ada rasa kasihan di hati, hukuman tetap harus diberikan. Kalau tidak, bukankah semua hewan ternak di gunung akan berjoget riang masuk ke mulut binatang buas? Remaja Lei Badun ditelungkupkan dan dipukul habis-habisan, juga didenda gaji setahun penuh.
Remaja yang baru berusia 14 tahun itu segera menunjukkan sisi jeniusnya. Dengan gigitan gigi, remaja tersebut pertama-tama mengurung semua domba yang baru dibagikan di kandang dan membiarkan mereka kelaparan selama dua hari. Kemudian dia meminjam kulit serigala dari gembala tua, menaburkan air asin di atas rumput segar yang paling lezat, lalu meletakkan rumput tersebut di dalam kulit serigala yang dibentuk menyerupai serigala dan beruang. Awalnya kambing-kambing itu sangat ketakutan melihat hewan karnivora ini, namun karena sangat lapar, mereka mulai menyadari bahwa hewan-hewan ini tidak menyerang mereka. Mencium aroma lezat makanan dari tubuh "hewan" tersebut, mereka tak tahan lapar dan mencoba menyobek kulit serigala dengan tanduknya - akhirnya mereka bisa makan... Mbeeek~ Mbeeek~ Mbeeek~ "Rasanya sandwich ini juga enak," puji kambing-kambing itu satu persatu.
Lei Badun melihat metode ini berhasil, lalu mulai memperkuat bau asli hewan pada kulit serigala dan beruang. Akhirnya, dia bahkan menggunakan kulit serigala yang masih baru dikuliti dan berlumuran darah untuk membungkus rumput segar, melatih keberanian domba-domba tersebut melalui latihan ini.
Hati remaja sangat teliti, dia khawatir jika bertemu kawanan serigala, kalau ada domba yang lebih dulu dibunuh oleh serigala, seluruh kawanan akan panik. Dia mengarahkan kawanan domba untuk membentuk formasi kotak yang rapi dalam charge militer dengan cara melempar batu kerikil - dari kejauhan terlihat bahkan mirip ksatria reguler. Selain itu, dia mencari serigala sakit atau cacat untuk latihan kawanan domba, begitu berhasil membunuh serigala, hadiahkan air garam bongkah pada domba. Dalam proses ini, dia khusus mencari beberapa ekor anjing beruang putih yang terkenal gagah untuk menggembalakan domba, anjing jenis ini jauh lebih besar dari anjing biasa, dari kejauhan ukurannya hampir sama dengan Serigala Salju di benua beku, sama sekali tidak takut serigala, bahkan berani menerkam dan menggigit beruang cokelat. Biasanya digunakan untuk menjaga domba, saat latihan menggunakan peluit untuk mengarahkan anjing beruang putih menggigit domba bandel kembali ke kelompok charge militer.
Seorang anak baru berusia 10 tahun lebih yang mengatur kawanan domba seperti ini, para Tuan sama sekali tidak memperhatikan, bahkan jika melihat, paling hanya menganggap ini sebagai hiburan anak belaka - anak kecil memang suka main perang-perangan naik kuda, tak ada yang akan mengingat hal ini dalam hati.
Orang dewasa tidak menyadari bahwa sejak saat itu, kawanan domba Lei Badun tidak pernah lagi menderita kerugian akibat serangan binatang buas. Dalam suatu pertemuan dengan 20 serigala liar, lebih dari 150 domba yang bertanduk tumpul justru berhasil menanduk 16 serigala hingga mati. Di musim dingin itu, Lei Badun berhasil mendapatkan lebih dari 30 serigala dari kawanan dombanya. Lei Badun yang masih kecil cukup bisa menjaga rahasia - sebenarnya si anak serakah ini menyembunyikan fakta agar bisa menjual kulit serigala sendiri untuk membeli barang-barang pribadi, karena jika diketahui pasti para petugas akan menyita kulit itu untuk dibuat mantel.
Kebenaran akhirnya terungkap juga.
Saat Lei Badun berusia 18 tahun, tepatnya di tahun keempat sejak diam-diam memperoleh keuntungan dari domba selama 3 tahun, terjadi migrasi besar-besaran peternakan yang harus menempuh jarak 400 li. Mengingat seringnya kelompok pencuri berkeliaran di pegunungan, sang Pengurus Marquis sengaja menyewa kelompok tentara bayaran tingkat D untuk mengawal perjalanan.
Menyewa kelompok tentara bayaran memang ide bagus, sayangnya demi menghemat biaya, Pengurus hanya menyewa kelompok rendahan dengan total 120-an prajurit. Mereka berhasil mengusir pencuri kecil sepanjang perjalanan, namun justru menarik perhatian "Besi Sekop" - salah satu kelompok pencuri terbesar di wilayah Gunung Meixisi. Nama "Besi Sekop" sekaligus menjadi julukan pemimpin kelompok pencuri Robin Hood, menggambarkan cara kerja mereka yang menyapu bersih semua harta benda layaknya sekop besi.
Kelompok pencuri yang berjumlah lebih dari 400 orang menghadapi kelompok tentara bayaran 120-an personel, bahkan menyiapkan penyergapan dengan pola yang sempurna. Meski tahu tak mungkin menang, kelompok tentara bayaran tetap menerjang demi menunaikan kewajiban tentara bayaran, dan akhirnya tumbang semua oleh persiapan matang pencuri.
Lei Badun mulai panik - dengan jumlah pencuri sebanyak ini, meski dilepaskan pasti seluruh kawanan domba akan dirampas. Remaja ini tak mau pantatnya kembali dihajar rotan. Maka dengan mata memerah, remaja itu mengarahkan formasi besar domba-berang-berang yang biasa digunakan berburu serigala ke arah kelompok pencuri.
Selama 3 tahun, kawanan domba di bawah komando Lei Badun berkembang pesat karena minim gangguan binatang buas, mencapai lebih dari 500 ekor domba besar-kecil dan lebih dari 60 ekor berang-berang putih besar.
Kelompok pencuri Tie Pazi yang telah mengalahkan tentara bayaran mengira segalanya beres. Para pencuri bersenandung "Babi oh, domba oh, dikirim ke mana... Untuk Tie Pazi tercinta... Hei... ho... hei ho yo..." siap merampas kawanan domba. Tapi... yang mengejutkan, kawanan domba ini tidak lari tercerai-berai seperti biasanya. Mereka berbaris rapi 20 ekor per baris: domba besar/jantan di depan, anak domba di belakang. "Satu, dua, tiga, empat, tango-tango... melangkah, dua langkah menunduk, empat langkah mengasah tanduk..." berjalan sistematis - hampir seperti bisa berhitung sendiri dengan suara embek.
Para pencuri senang sampai air liur meleleh, ini terlalu mudah. Sekilas melihat saja sudah tahu berapa banyak domba dalam kawanan ini, nanti pembagian rampasan perang pun jadi mudah diatur. Mana mungkin mereka menduga, domba-domba yang tampak jinak ini sambil memikirkan rerumputan segar dan mengeluarkan air liur, juga menggunakan kesempatan berjalan santai untuk menyesuaikan formasi ke kondisi serangan terbaik.
Tepat ketika para pencuri dengan gembira membuka tangan hendak membagi rampasan, kawanan domba putih salju tiba-tiba berlari kencang mengikuti siulan, 40 tanduk domba sepanjang lebih satu chi berbaris rapat tanpa celah. Domba-domba ini sebenarnya digunakan untuk melawan kawanan serigala. Secepat apa pun serigala, mana mungkin para pencuri bisa menyaingi mereka? Bahkan serigala sudah dikalahkan, apalagi pencuri ini?
Yang sama sekali tak terduga oleh para pencuri adalah tinggi domba jantan dewasa ini persis setinggi pinggang manusia. Saat menundukkan kepala dan menusukkan dua tanduk ke depan, posisi dan ketinggian tanduk ini... terlihat agak tidak sopan.
Terutama jarak antara dua tanduk domba, rasanya tidak seperti didesain untuk melawan hewan karnivora ganas, malah seperti dibuat khusus untuk mengurangi kemampuan reproduksi manusia. Puluhan pencuri di depan bahkan belum sempat berteriak "mama" sudah terkena tusukan. Bagaimana pun arah tusukan dua tanduk ini, apakah akan menembus kaki atau tidak, yang pasti setidaknya satu tanduk akan muncul di antara dua kaki...
Tanduk kambing yang bagai gelombang dahsyat ini terus-menerus melakukan uji coba menusuk, mencocok, menusuk, mengorek, dan meremas bagian vital manusia... 30 lebih pencuri di depan langsung pingsan tanpa sempat berteriak...
Pencuri di belakang segera menyadari rahasianya, melemparkan senjata mereka dan lari terbirit-birit... Rupanya saudara seperjuangan pencuri ini cukup cerdik, sambil lari mereka memasang perisai di pantat, yang tak punya perisai langsung menempelkan panci - depan memang vital, tapi belakang juga sama pentingnya. Kalau sampai tertusuk tanduk kambing... Makan apa pun jadi tak enak... Para pencuri juga heran, untuk apa kambing-kambing ini melakukannya? Tertusuk sih sakit sebentar masih bisa ditahan... Tapi kenapa setelah menusuk malah dikocok-kocok bahkan seolah mau membedah untuk melihat... Emang ada apa di dalam pantat? Banyak pencuri sampai mati pun tak mengerti logika ini.
Akibatnya, selain 60 lebih pencuri yang gesit memanjat pohon, semua pencuri lainnya tumbang. Hampir 20% tewas mengenaskan di bawah kaki domba, akhirnya hanya 100 lebih pencuri yang berhasil melarikan diri.
Lei Badun meraih ketenaran dalam satu pertempuran! Setelah mendapat pengakuan dari Yang Mulia Marquis, mantan penggembala ini berubah menjadi personel militer semi-profesional di wilayah kekuasaan, bahkan menyandang gelar perwira rendah. Puluhan hari kemudian, sekelompok pria yang mengusap-usap pantat dan area bawah perut mereka menemui Lei Badun. Pemimpinnya tak lain adalah Robin Hood Besi Penggaruk. Menurut Robin Hood: "Sebagai pencuri profesional, kami dan komplotan tak pernah takut mati atau terluka. Tapi... metode Yang Mulia beberapa hari lalu benar-benar membuat kami, para pencuri, gemetar ketakutan. Untuk menghindari cidera di bagian vital oleh kawanan domba Yang Mulia lagi, lebih baik kami bergabung saja. Cukup bisa dapat sesuap nasi, sekaligus menjamin kelangsungan garis keturunan kami."
Kisah legendaris ini mungkin belum tentu, tapi fakta besi menunjukkan bahwa tokoh pencuri legendaris Robin Hood Besi Penggaruk akhirnya membawa bawahannya yang paling setia untuk bergabung dengan Lei Badun.
Di kemudian hari, melalui berbagai konflik dengan kelompok-kelompok pencuri berbeda, Lei Badun akhirnya meraih jabatan Wakil Komandan Pasukan Penjaga Wilayah Keluarga Marquis, serta gelar Baron keluarga. Kemudian, mantan Yang Mulia Wakil Perdana Menteri yang ingin memiliki kekuatan di militer merekomendasikan Lei Badun untuk masuk dinas militer, hingga akhirnya menjadi seorang jenderal termasyhur. Tentu saja, pasukan di bawah Lei Badun sudah bukan binatang lagi, meski julukan menghina "Jenderal Anjing" tetap melekat padanya hingga kini.
Yang membuat para personel militer merasa sangat sulit dipahami adalah, ahli zoologi terkenal di masa depan, Tuan Darwin, justru mendapatkan inspirasi besar dari pertempuran ini. Dalam bukunya "Teori Evolusi Spesies", dia dengan tegas menyatakan: Seleksi alam, bagi kambing yang hidup di pegunungan, selama ribuan tahun musuh terbesar sama sekali bukan serigala, beruang coklat atau elang emas, melainkan manusia. Jika tidak... Mengapa setelah berevolusi selama puluhan ribu tahun, kambing justru mengembangkan senjata yang khusus menargetkan dua titik vital depan dan belakang manusia? Hah... Ah... Jika Marsekal Lei Badun masih memiliki arwah di alam baka, entah akan tertawa atau menangis melihat artikel seperti ini?
Mengesampingkan sejarah masa lalu ini, ketika Jenderal Lei Badun baru saja memegang stempel Jenderal Sungai Sanggan, melihat para perwira bawahannya yang resah, ditambah sebagian besar prajurit biasa dan perwira rendah yang bahkan tidak tahu harus setia kepada Baginda Raja mana, apalagi tatapan bermusuhan warga kota yang kelaparan. Setiap kali ada prajurit lewat di jalan, pasti ada anak-anak yang meludah di belakang mereka.
Yang Mulia Jenderal benar-benar pusing. Jika keadaan terus memburuk seperti ini, bahkan tanpa perlu menunggu serangan militer lain, cukup seorang pejabat sipil yang diutus Yang Mulia Hongshi untuk berpidato di sini, mungkin massa akan langsung menyerbu kediaman jenderal dan mengikatnya sebagai hadiah kecil untuk Kaisar Hongshi.
Sedangkan perintah dari ibukota adalah, jika strategi pendekatan lunak benar-benar tidak bisa diterapkan, maka penindasan dengan kekuatan fisik juga merupakan cara yang lebih aman. Untuk kota yang sangat tidak stabil dan penting secara geografis, jika diperlukan, tindakan yang lebih keras bisa digunakan. Mengutip mantan Wakil Perdana Menteri kekaisaran: Zaman kacau membutuhkan hukum keras.
