Dibandingkan dengan rohaniwan senior Gereja Suci dan lebih dari 60.000 pasukan cadangan kekaisaran, performa Staf Markas Besar Kaisar Barat di Skambray jauh lebih profesional.
Saat Yang Mulia Reynold dengan muka masam membawa perintah tertulis Paus ke Staf Markas Besar, Kepala Staf Greenlan*Meister mengangkat dokumen itu perlahan. Mata orang tua itu telah rabun jauh, menyipitkan matanya sambil berusaha menjauhkan surat perintah itu. Reynold sangat mengagumi para kakek berjanggut panjang dari keluarganya ini. Apapun yang terjadi, para kakek ini tetap tenang bagaikan Gunung Suci yang tak tergoyahkan.
Kali ini ternyata sama persis. Orang tua itu kembali dengan lambat meletakkan perintah tertulis di atas meja, memberi isyarat kepada seorang perwira kecil di bawahnya untuk membawanya berkeliling.
Sebagian besar Staf Markas Besar adalah anak-anak muda, dan cukup banyak di antaranya memiliki hubungan darah dengan Reynold. Seorang pemuda yang belum genap 20 tahun diam-diam menjulurkan lidah ke arah Reynold, mengambil perintah tertulis sambil berjalan sambil membaca. Baru dua langkah melangkah, pemuda itu bersorak gembira. Lebih banyak perwira berkumpul dari berbagai sudut ruangan.
Reynold menggelengkan kepala dengan lemah, wajahnya menyungging senyum getir. Sungguh benar pepatah "remaja tak kenal rasa khawatir". Sebagai generasi penerus keluarga yang sama, Xiu Da dan dua sepupunya yang sudah menjadi Komandan Legiun Farnorth, tentu termasuk dirinya sendiri yang berada di garis depan urusan perang dan negara - setiap hari menanggung tekanan besar, berkali-kali hampir kalah dan tewas dalam peperangan, adik perempuannya kini tidak diketahui nyawanya. Namun anak-anak seusia mereka di Staf Markas Besar ini malah tertawa gembira melihat kabar serius seperti ini. Reynold hampir-hampir ingin mengusap pelipisnya. Dia bisa menebak langkah berikut yang akan diambil Staf Markas Besar: pasti mencabut status tempur Zona Perang Hutan Perbatasan, membagi pasukan menjadi dua jalur - satu bergerak ke selatan untuk bersama Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan mengepung dan menghancurkan Legiun Amy, sementara jalur lain bergerak ke utara membangun sabuk pertahanan di sebelah utara kota Ulu. Jika waktu memungkinkan, sebaiknya halangi Pasukan Ekspedisi Chi Aotian di tepi utara Sungang Mississippi.
Ah... Ide seperti ini juga bisa terpikir oleh diri sendiri, tapi... bisakah mengeluarkan perintah seperti para perwira muda ini? Reynold bertanya pada dirinya sendiri.
Tentu tidak mungkin.
Untuk Pertempuran Hutan Perbatasan, seluruh persediaan pangan dari kota-kota sekitar Skambray telah dikumpulkan. Musim dingin ini hingga musim semi mendatang, pasti akan ada penduduk yang mati kelaparan. Jika berhasil merebut Hutan Perbatasan, pengorbanan ini layak dan perlu. Namun jika gagal, berarti kekuatan tempur kekaisaran akan mengalami kerusakan parah. Bagaimana mungkin operasi militer sebesar ini bisa dihentikan begitu saja? Mengangkat mudah, meletakkan sulit. Bukan karena pahlawan sudah uzur, melainkan beban tanggung jawab yang begitu besar membuat harus mempertimbangkan segala risiko.
Terkadang, Reynold agak iri pada Amy, Chi Aotian, dan Da Qing Shan. Mereka tak pernah pusing dengan keuangan negara, apalagi menjaga keseimbangan antara kekuatan nasional dan kemampuan militer. Benar kata pepatah, yang tidak menduduki jabatan tak perlu memikirkan urusan pemerintahan.
Keputusan akhir Staf Markas Besar persis seperti yang diperkirakan Reynold. Saat Baginda Raja yang muda mencap stempel kerajaan pada perintah darurat itu, hatinya seperti terkoyak.
Para perwira muda berpendapat, penduduk biasa di Dataran Bunga sudah seperti burung yang ketakutan oleh bunyi busur. Barisan kedua hampir seluruhnya direkrut dari pengungsi - alasan mereka menjadi pengungsi adalah karena pembantaian berdarah sepanjang perjalanan Chi Aotian. Karena itu, keruntuhan besar-besaran bahkan kekalahan total bukan hal yang aneh.
Mengenai kekuatan tempur Pasukan Ekspedisi Chi Aotian saat ini, para perwira muda di Staf Markas Besar cukup optimis.
Kekaisaran Gurun memiliki kekuatan nasional terlemah di antara lima kekaisaran besar asli Eminoll. Alasan utama mereka bisa bertahan selama ratusan tahun bahkan sering menyerang negara lain adalah dengan menjadikan gurun luas sebagai pangkalan kuat. Setiap perang, mereka hanya merampas lalu bersembunyi di gurun. Jika meninggalkan wilayah seluas tiga mu pasir ini, Kadal Pasir dan ksatria unta mungkin tidak bisa menghadapi pasukan reguler kekaisaran lain secara langsung. Mengenai rumor Malaikat Maut, para perwira muda mengejek: Jika Chi Aotian benar-benar memiliki kekuatan tempur sehebat itu, pasti sudah menyerang balik. Masih perlu mobilisasi nasional Kekaisaran Gurun Suci?
Lampiran surat Staf Markas Besar setelah perintah pemindahan pasukan darurat menyatakan: Dalam penempatan pasukan, Dua Perisai Farnorth harus menempatkan pasukan gereja di garis kedua. Gunakan Legiun Farnorth atau Legiun Kavaleri Berdarah Kuda sebagai pasukan utama untuk memenangkan 1-2 pertempuran, sekalipun konflik skala kecil. Kemenangan akan menstabilkan semangat juang. Baru setelah itu pasukan gereja bisa benar-benar dimanfaatkan.
Norton kini secara resmi menjabat sebagai Panglima Korps Dataran Bunga - posisi yang bertukar dengan Yang Mulia Mouten. Namun berkat sifat Mouten yang tidak picik dan kepribadian Norton yang lapang, kerja sama mereka tetap harmonis. Perwira senior seperti Tangan Besi Penghalang Sungai yang juga berada di bawah komando Norton pun menunjukkan koordinasi yang baik.
Untuk perintah yang sangat mendesak dari Staf Markas Besar, Norton dan Merton hanya melakukan diskusi singkat, kemudian segera memerintahkan semua batalion untuk segera berangkat. Pasukan pelopor tetap dipegang Pasukan Norton - Dua Perisai Farnorth memiliki kesan yang terlalu mendalam terhadap Pasukan Ekspedisi Chi Aotian. Kedua komandan legiun yakin: Jika tidak bisa segera menghentikan Pasukan Ekspedisi Chi Aotian yang kemampuannya telah meningkat drastis, dalam 10-15 hari ke depan, mungkin... ribuan li di utara Dataran Bunga akan menjadi sepi tak berpenghuni. Jika itu terjadi, kemenangan dalam Pertempuran Hutan Perbatasan menjadi tidak berarti.
Justru karena alasan ini, Zona Perang Hutan Perbatasan Kekaisaran tiba-tiba mendapatkan keuntungan tak terduga.
Aliran sejarah berbelok sedikit di sini. Jika... izinkan saya membuat asumsi di sini, seandainya belokan ini tidak terjadi dan pasukan perintis pimpinan Chi Aotian bisa berangkat pada hari yang sama saat berkumpul, maka dengan kecepatan gerak Legiun Chi Aotian, sangat mungkin sekarang mereka sudah berada di bawah tembok kota Ulu. Jika itu terjadi, sekalipun Jenderal Terbang Norton memiliki sayap di tubuhnya, mustahil bisa menghentikan Pasukan Ekspedisi Chi Aotian merebut kota Ulu. Namun karena banyak kepala suku Kekaisaran Gurun ingin mendapatkan bagian dari pasukan perintis, tanggal keberangkatan Pasukan Ekspedisi Chi Aotian tertunda 12 hari. Justru 12 hari berharga ini memberi waktu cukup bagi Staf Markas Besar Kaisar Barat untuk mengatur strategi pasukan, dan juga memberi kesempatan kepada Yang Mulia Jenderal Terbang Norton untuk kembali menunjukkan aksi operasi kilat ribuan li.
Pasukan Norton setelah pemulihan dan pengisian personel, kini jumlahnya telah melewati batas 10.000 personel. Terdiri dari 1 formasi 1000 prajurit beruang, 2 resimen ork setengah darah, 3 resimen manusia serigala, 2 resimen centaur, 2 resimen infanteri manusia, 2 resimen ksatria manusia, serta pasukan pengawal langsung Jenderal Norton.
Sesuai kebiasaan Yang Mulia Norton, baik dalam pergerakan pasukan maupun pertempuran, pasukan pengawal langsung selalu berada di garis terdepan. Zhan Bu'er, putra kedua almarhum komandan resimen Du Qilie, memimpin lebih dari 50 personel militer di bawah komandonya untuk berada di paling depan formasi pengawal.
Awalnya menurut rencana Norton, setelah Perang Pinggang Sapi berakhir, Zhan Bu'er akan segera ditugaskan ke bawah komando Marsekal Da Hainuo. Namun rencana berubah - baru 20 hari masa pemulihan pasca Pertempuran Pinggang Sapi, surat penugasan terbaru dari Staf Markas Besar tiba bersama Rencana Operasi Pemecah Kenari.
Norton mempertimbangkan bahwa dalam Pertempuran Hutan Perbatasan pasti akan bergabung dengan Marsekal Da Hainuo, sehingga tidak perlu mengatur perjalanan terpisah. Namun hal ini tidak menghambat promosi Zhan Bu'er - berkat performa luar biasa dalam serangan malam, remaja itu resmi diangkat sebagai komandan regu 10 orang.
Setelah beberapa waktu berinteraksi, Norton semakin menyukai si kecil ini. Dibandingkan dengan ayahnya, di balik sifat beruang Zhan Bu'er tersembunyi karakter rubah—dalam beberapa latihan internal legiun, Zhan Bu'er berulang kali menunjukkan performa luar biasa. Tentu bukan seperti ayahnya yang menyerang langsung dengan kekuatan tak terbendung, melainkan lebih mirip rubah lincah yang licik. Tak peduli seberapa kuat lawannya, dia selalu mengintai ketat, begitu menemukan celah, langsung menerkam dan menggigit habis-habisan, lalu segera lari setelah menggigit, mengulangi terus sampai musuh kehabisan tenaga.
Dalam kondisi seperti ini, Norton dengan tenang menyerahkan pengelolaan 5 komandan regu 10 orang di unit 100 orang kepada Zhan Bu'er.
Pada hari ketiga setelah Pasukan Norton berangkat, mereka bertemu dengan para pelarian dari utara Ulu—bukan hanya pengungsi, tapi juga desertir dari pasukan garis kedua. Wajah berbulu hitam Zhan Bu'er mengeras, membawa lebih dari 40 ork setengah darah menerjang maju. Semua yang mengenakan seragam militer langsung ditangkap di tempat, tanpa diberi kesempatan membela diri atau melalui proses pengadilan, langsung digiring ke tepi parit drainase di kedua sisi jalan raya. Kilau pedang militer berkelebat, semburan darah terbang tinggi ke langit... Mayat-mayat tanpa kepala berjatuhan ke dalam parit.
Para pengungsi yang melarikan diri bersama-sama wajah mereka pucat ketakutan, sama sekali tidak mengerti mengapa para prajurit yang terlihat lebih ganas daripada binatang buas ini bisa begitu kejam. Tak lama kemudian, para pengungsi menyadari para prajurit itu justru bergerak ke arah mereka, satu per satu lumpuh ketakutan. Personel militer ork setengah darah saling dorong mengusir semua pengungsi keluar dari jalan raya, kendaraan dan kuda pengungsi disita di tempat, gerobak besar dijungkirkan ke parit drainase, persediaan pangan, alas tidur, dan perabotan di atasnya berlumuran darah menyembur. Beberapa pengungsi yang baru saja protes langsung didorong ke tepi parit drainase dan dipenggal kepalanya.
Penindasan kejam itu membuat seluruh pengungsi berikutnya ketakutan dan meninggalkan jalan raya.
Perintah kejam seperti ini sebenarnya telah dikeluarkan oleh Komandan Legiun Norton sebelum keberangkatan. Kecepatan adalah kunci dalam perang. Hanya ada beberapa jalan raya, Norton menduga jalan-jalan itu pasti dipadati pengungsi dan desersi yang tercerai-berai, dalam situasi seperti ini, prajurit yang paling berhati lembut pun harus mengayunkan pedang algojo.
Mengenai eksekusi di tempat terhadap desersi, bahkan jika Marsekal Da Hainuo yang berhati lebih lembut yang memutuskan, langkah yang sama akan diambil. Jika membiarkan kekalahan besar ini terus menyebar, paling lama sebulan, seluruh kota di Gereja Suci tidak akan memiliki pasukan yang bisa digunakan, pertempuran itu jelas tak perlu dilanjutkan.
Pasukan Norton mengacungkan pedang algojo berlumuran darah, membabat jalan raya lebar di tengah hampir satu juta pengungsi. Menurut statistik tidak resmi, selama 13 hari operasi kilat ini, lebih dari 20.000 desertir dieksekusi Pasukan Norton. Hampir separuh pengungsi yang enggan minggir dari jalan raya juga dibantai.
13 hari kemudian, Pasukan Norton yang kehilangan 10% personel kembali tiba di Sungai Mississippi. Sementara itu, Legiun Chi Aotian sedang menyeberang di Kota Kecil Niuyao!
Bukan musuh tidak bertemu!
Chi Aotian dan Norton, dua musuh bebuyutan ini bertemu lagi di lokasi yang hampir sama setelah beberapa bulan. Sedikit berbeda, kali ini hubungan penyerang-tertukar secara fundamental...
