“Cepat, cepat ikuti, masing-masing ke posisinya.” Tayang melambaikan tangan ke pasukan sekutu Ekspedisi di belakangnya.
Setelah mengalami Pertempuran Pinggang Sapi dan menerobos jantung gurun, di satu sisi hujan hadiah gelar bangsawan dan uang berlimpah, di sisi lain pedang algojo berdarah - kini sekutu Farnorth telah sepenuh hati mengabdi pada Chi Aotian sampai mati.
Pasukan sekutu berlari membungkuk mendekati Tayang, membawa busur panjang standar sepanjang 1,8 meter.
Formasi pasukan sekutu diperluas saat di Kekaisaran Gurun. Suku ibunda Baginda Raja yang berasal dari suku Kazakh paling garang di gurun, membuat jumlah personel Legiun bertambah tiga kali lipat dengan pemuda-pemuda terbaik.
Tayang berdalih menjamin keamanannya sendiri, langsung mengambil satu skuadron dari pasukan sekutu lama sebagai pasukan pengawal langsung di bawah komandonya.
Para perwira senior Pasukan Ekspedisi tahu ini cuma alasan Pastornya. Jaminan keamanan? Badan Tayang yang kekar bisa mengayunkan palu 400 kilogram dengan satu tangan, mengembalikan palu perang standar terbesar ke Qu Jianhong karena dianggap terlalu ringan. Bisa memanggil empat Iblis Kecil dan empat Manusia Kambing sebagai pengawal pribadi tanpa perlu kidungan mantra. Dengan kekuatan mencekam seperti ini, Naga Raksasa pun hanya akan menjadi batu loncatan bagi reputasi pemburu naga si bajingan tua ini. Masih perlu satu skuadron pengawal?
Namun memikirkan konsekuensi yang mungkin terjadi jika tidak memenuhi permintaan "kecil" Tayang ini, semua perwira termasuk Chi Aotian, Qu Jianhong, Su Wen, dll. menutup mulut rapat-rapat. Lebih baik berseteru dengan pria terhormat daripada berseteru dengan orang picik. Tayang bukan hanya orang picik, tapi juga sering menyebut dirinya sebagai super picik sejati yang membalas dendam seketika.
Tayang menyuruh lebih dari 600 prajurit sekutu membangun perkemahan baru di dalam kemah besar. Sejak saat itu, Tayang sering terlihat mondar-mandir di sekitar Kota Mumbai seperti anak orang kaya yang manja, ditemani ksatria sekutu dengan pakaian mewah dan kuda biasa. Kadang ia mengajak beberapa pendeta besar Pemuja Api, dan sering meminta alokasi persediaan seperti bulu panah. Namun sejak resmi bergabung dengan Pasukan Ekspedisi, hampir semua tindakan Tayang selalu mengejutkan, sehingga para perwira senior sudah terbiasa.
Kini pasukan bawahan langsung Tayang jelas terkait dengan operasi sebelumnya di Kota Mumbai. Tapi... Bagaimana mungkin prajurit sekutu menggunakan busur panjang standar sebesar itu? Busur panjang standar terpendek pun panjangnya 1.5 meter. Laki-laki dewasa biasa saja sulit mengangkatnya horizontal, apalagi terus-menerus menarik dan menembakkan panah. Memilih pemanah panjang yang memenuhi syarat sangat sulit di militer. Kemampuan personel militer sekutu... Mustahil tiba-tiba memiliki banyak prajurit hebat sekaligus.
Apakah Tayang akan memberikan mantra penguatan seperti Heroic Spirit satu per satu ke ratusan sekutu ini? Apakah Tayang mau melakukan hal yang melelahkan seperti ini? Jangan-jangan orang ini diam-diam menambahkan obat perangsang atau semacamnya ke dalam makanan sekutu di pagi hari.
Misteri segera terungkap. Para prajurit sekutu berlari ke merlon, menambahkan pengait berbentuk V di bagian tengah pegangan busur panjang. Mereka membuka pengait V, menempelkannya di merlon tembok kota, menginjakkan satu kaki di merlon, mengambil anak panah panjang berwarna hitam pekat dari punggung, meletakkannya di tali busur, lalu menginjakkan kaki satunya di merlon. Dengan mengerahkan tenaga tangan, kaki, dan pinggang secara bersamaan seperti udang raksasa, busur panjang seberat 50 kilogram berderit-derat hingga tertarik penuh.
Kilatan Sinar Dingin melintas di mata Su Wen!
Pemandangan ini mengingatkan sang prajurit senior pada sebuah kisah sejarah. Sebelum era Jenderal Perang Han Xin, Kekaisaran Qin Kuno memiliki senjata penyerang jarak jauh super berat - busur kaki. Konon, pria dewasa setinggi 1.75 meter bisa menembakkan 3 anak panah dengan jangkauan lebih dari 600 meter per menit. Meski kecepatan tembaknya jauh di bawah busur panjang standar yang bisa menembakkan 10-12 bulu panah per menit, jangkauan yang setara dengan Elf Padang rumput ini membuat pasukan tersebut menguasai enam negara selama bertahun-tahun.
Jika cara memanah yang digunakan sekutu ini tidak ada hubungannya dengan busur kaki, Su Wen tidak akan percaya sama sekali.
"Bentuk anak panah juga menarik perhatian Su Wen. Di ujung depan setiap panah terikat kantung kulit yang menggembung, mirip panah api yang digunakan untuk menyerang kamp musuh. Tapi ukurannya jelas lebih besar dan terlihat berisi cairan. Su Wen tak bisa menebak isi sebenarnya dalam kantung itu."
Tayang semakin misterius. Akhir-akhir ini Su Wen sering terbesit keinginan untuk membuka jubah hitam penyihir itu dan melihat apa yang tersembunyi di balik jubah sihirnya.
"Tembak! Bunuh raksasa bodoh ini! Mereka datang dari ribuan li hanya untuk mati, mana mungkin ku sia-siakan." Tayang berdiri di atas tembok kota sambil terkekeh seperti gagak hitam.
Empat hingga lima ratus anak panah melesat menghujam raksasa satu mata. Para raksasa itu menutupi mata dengan satu tangan sambil mencabut perisai besi khusus dari pinggang untuk melindungi titik vital.
Akurasi pasukan sekutu buruk. Dari 400 lebih anak panah, jangkauannya tersebar dari 100 meter hingga lebih dari 300 meter. Hanya sedikit raksasa yang terkena panah. Mereka mencabut panah sambil meludah ke telapak tangan dan mengoleskannya ke luka - cara disinfeksi khas raksasa.
Sesuatu yang tak terduga terjadi. Di setiap lokasi panah menancap, mengalir cairan hitam kental yang menyiprat ke segala arah. Tak lama kemudian, Braak, braak! Cairan itu tiba-tiba terbakar! Asap hitam menyengat mengepul membentuk gumpalan-gumpalan.
Luka fisik biasa, saraf kasar raksasa satu mata masih bisa ditahan dengan gigitan gigi. Tapi sekarang, sedikit cairan hitam menempel di kulit dan membakar ke bawah, rasa sakit ini menusuk hingga ke tulang.
Beberapa raksasa yang terkena panah menjerit-jerit, menggosok kulit mereka keras-keras dengan tangan untuk memadamkan api, tapi cairan hitam itu melekat erat di kulit dan terus menyala-nyala. Raksasa lain di sekitarnya terkejut, mengabaikan serangan ke tembok kota, merobek kantong air yang dijahit dari setengah kulit sapi, menuangkan air bersih ke area yang terbakar. Api sama sekali tidak padam, bahkan menyebar bersama air mengalir ke mana-mana, menyalakan gumpalan-gumpalan api baru di setiap tempat yang disentuhnya.
Hujan panah gelombang kedua, ketiga, keempat, dan kelima menderu menghujam. Semua raksasa terjangkau, area sepanjang 100～250 meter di depan tembok kota seketika berubah menjadi lautan api. 60 raksasa satu mata membuka mulut lebar-lebar mengeluarkan jeritan pedih, menepuk-nepuk tubuh dengan telapak sebesar tutup panci, berguling-guling di tanah... Cairan hitam, api merah, dan asap menyengat tetap tak terbendung. Hanya dalam 2-3 menit, teriakan mencekam di tanah lapang ditelan api, menyisakan puluhan kerangka besar yang masih menyala-nyala dan bau menyengat yang menusuk...
Termasuk sekutu pemanah dalam kedua belah pihak yang bertempur, semua personel militer menunjukkan gejala gangguan endokrin. Mata mereka melotot, mulut kering, tak tahu harus berkata apa.
60 ekor raksasa satu mata dewasa... Pasukan dengan kekuatan tempur seperti ini mampu membuat kekuatan militer manapun memandang dengan kekaguman layaknya menyongsong gunung perkasa.
Menurut catatan sejarah tidak resmi, seekor raksasa satu mata dewasa mampu melempar 1000 batu sebesar kepalan tangan dalam tiga menit, mengubah kawanan mamut raksasa setinggi 6 meter menjadi adonan isian pangsit bubuk tulang yang memenuhi standar.
Bahkan jika 10 ekor Naga unsur api datang, meski semua menggunakan Mantra Terlarang atau bola Naga Api raksasa, mustahil mengubur 60 raksasa satu mata dalam hitungan menit. Para raksasa pasti akan menghindar sambil menyemburkan sinar dari mata tunggal mereka, ditambah hujan batu yang dilemparkan bagai angin topan dari tangan mereka, meninggalkan kenangan tak terlupakan bagi para Naga. Belum tentu pula siapa yang akan menang di akhir.
"Bocah Qu, masih menunggu apa? Ingin kubuatkan susu untukmu?" Tayang dengan gesit memanggil empat Manusia Kambing, menggoyang-goyangkan palu perang berparuh tajamnya. Kabut cahaya putih mengembang di bawah kakinya saat ia melompat dari atas tembok kota seperti penyelam amatir yang membuat percikan air bertebaran - Tayang yang mencintai keindahan, sengaja membuat percikan airnya berwarna lebih cerah.
Gendang yang bagus tak perlu dipukul keras, Qu Jianhong yang sedang mencari kesempatan di menara sudut gerbang jelas bukan orang bodoh: Saat ini, tirai api memisahkan pasukan penyerang musuh dengan pasukan utama. Sekalipun komandan musuh bereaksi cepat dan ingin menyelamatkan, mereka harus memutar melalui kedua sisi - menempuh lebih dari 500 meter di bawah tembok kota. Pada jarak sepanjang ini, setidaknya separuh lebih pasukan bantuan akan tumbang oleh serangan prajurit di atas tembok. Masih belum jelas apakah bisa menyelamatkan atau malah justru lebih banyak korban yang masuk daripada yang diselamatkan. Kini, Panglima Farnorth telah terjebak dalam dilema maju-mundur.
Waktu mendesak, Qu Jianhong memerintahkan ksatria unta membuka jalan di gerbang. Dengan membawa dua jenis ksatria berat berkendara Kadal Pasir dan Naga Tanah, mereka menerjang keluar dari Gerbang Timur bagaikan sumpit besi merah membara yang menusuk perapian, menyusuri rapat Tembok Selatan dan lautan api, menikam tajam ke bawah!
Sebagian besar personel Legiun 13 Zona Timur Farnorth masih dalam kondisi menyerang. Tertekan oleh panasnya lautan api, mereka mundur selangkah demi selangkah ke bawah tembok, berjejal seperti biji kacang. Komandan Legiun Yamamoto Nihyaku telah menyadari keanehan sebelum Qu Jianhong membuka Gerbang Timur, segera memerintahkan penyesuaian arah pertahanan... Sayangnya... Dari atas menghujam batu dan cairan logam mendidih, di belakang menyala api yang melahap tubuh. Para komandan resimen dan komandan pasukan seratus semuanya berada di garis depan pengawasan pengepungan. Bagaimana sarang semut yang disiram air mendidih, begitulah kekacauan Legiun 13 sekarang. Masih bisakah mengharapkan perintah yang dipatuhi?
Prajurit manusia beruang, prajurit ork setengah darah seberani dan seganas apa pun... Dalam kondisi di mana Waktu yang Tepat, Tempat yang Menguntungkan, Harmoni Manusia semuanya tidak berpihak, mustahil melawan naga palsu! Apalagi, sebagian besar prajurit bahkan belum sempat membentuk formasi tempur sebelum diterjang gelombang baja!
Qu Jianhong yang telah ditempa oleh Chi Aotian dan Tayang menjadi kejam, bahkan sengaja menempatkan pasukan Ksatria Kadal Pasir di belakang untuk membersihkan medan perang. Pasukan penyapu dengan cakar besar kadal pasir menyapu seluruh area, dalam kurang semenit, erangan yang berserakan di medan perang lenyap secara ajaib, digantikan oleh mayat-mayat berambut hitam...
Legiun ke-13, sejak dikerahkan dalam perang pengepungan kota hingga dilenyapkan total, hanya membutuhkan waktu satu jam empat puluh menit. 1326 perwira termasuk Komandan Legiun dan 8630 personel militer biasa tewas tanpa terkecuali. Kepala Komandan Legiun beserta sepuluh komandan resimen bersama helmnya dipenggal dengan pedang melengkung Damaskus oleh batalyon penyapu, lalu digantung tinggi di menara sudut Kota Fan Gang.
Para Kesatria Naga Farnorth yang terbang di langit jauh hanya bisa menyaksikan pasukan elit markas mereka dihancurkan total. Jika dulu selalu bilang "tongkat terlalu pendek untuk mencapainya", kini jarak yang hanya perlu dikepakkan sayap naga pun tetap tak bisa membantu - meski keempat kesatria naga turun langsung, takkan bisa menyelamatkan legiun di bawah tembok. Wilayah udara atas tembok kota adalah wilayah kekuatan Pasukan Ekspedisi. Dalam kericuhan pertempuran antar kesatria naga, mungkin saja pemanah peri akan memperlebar luka Farnorth.
Di kejauhan 800 meter, Tuan Merton dan Norton saling bertukar pandang penuh penyesalan yang tak terhapuskan.
Awalnya ingin mengerahkan resimen elit bawahan langsung Farnorth untuk menyerbu puncak tembok Kota Fan Gang. Sekalipun akhirnya diusir, semangat juang pasti membara - tapi hasilnya malah sebaliknya. Dari wajah masing-masing, kedua komandan tahu prajurit biasa pasti sudah putus asa. Andai tahu pertahanan Fan Gang sekuat ini, andai tahu peralihan serangan-bela secepat ini, buat apa mengirim pasukan elit?
Sudah tahu takkan bisa buru serigala, tak perlu lempar anak sendiri ke medan perang. Yang Mulia Paus pun setuju menggunakan pasukan gereja sebagai kekuatan utama di fase awal pengepungan, untuk menguras darah Pasukan Ekspedisi Chi Aotian... Ini benar-benar sia-sia...
Api besar di depan mata telah membakar selama 20 menit penuh sebelum perlahan padam. Kedua komandan sama-sama tak mengerti mengapa api ini begitu tahan lama. Demi kehati-hatian, 3.000 warga sipil dikerahkan untuk menggali tanah dan menutupi seluruh area yang terbakar, lalu memindahkan tim pemadam kebakaran dari kamp militer - Norton beranggapan penyebab utama api tak bisa dipadamkan sebelumnya adalah kurangnya pasokan air. Dengan 40 unit pemadam air yang diambil dari Sungai Fan, diharapkan masalah teratasi.
Di menara sudut tembok kota, pendeta api Pemuja Api bernama Lola yang sedang menyaksikan pertempuran tampak menyadari sesuatu.
Alis Yang Mulia Tetua berkerut tak terkendali - Di masa kejayaan Pemuja Api, gereja-gereja megah menjulang tersebar di Benua Beku dan Benua Eminoll. Mengapa Yang Mulia Dewa Api begitu istimewa terhadap Kekaisaran Gurun Suci, hingga menetapkan kuil utama di Kota Mumbai... Rahasia ini hanya diketahui lingkaran inti tertinggi Pemuja Api.
Pada awal Perang Suci Dewa dan Iblis, wilayah Kekaisaran Gurun Suci sebenarnya merupakan daerah subur dengan tanah hijau dan perairan melimpah, tak kalah dari Dataran Bunga masa kini. Di akhir perang, Dewa Pencipta Yang Mulia telah menyelesaikan tempaan Tiga Pedang Dewa, lalu membuat perjanjian dengan para dewa dari dimensi lain untuk bertarung habis-habisan di tempat ini.
Dalam perang itu, hampir satu juta nyawa lenyap di sini, puluhan ribu dewa meregang nyawa di pesisir timur Eminoll. Darah hitam para dewa antardimensi yang tumpah mencapai ketebalan 20 cm, sejak saat itu medan perang kuno tidak lagi menumbuhkan tanaman. Kemudian, setelah perubahan selama puluhan juta tahun, medan perang kuno berubah menjadi gurun, sementara darah para dewa meresap ke kedalaman bumi.
Ada dua alasan Yang Mulia Dewa Api memilih Kota Mumbai sebagai kuil utamanya: pertama, menggunakan reputasinya untuk menekan arwah penasaran dengan kekuatan spiritual luar biasa di bawah gurun; kedua, dengan kekuatan dewanya Beliau menyambungkan aliran darah hitam peninggalan Dewa-Dewi Purba. Setiap peri api tingkat tinggi atas menjaga pilar api di Lapangan Pemuja Api, membakar habis aliran darah ini sekuat tenaga untuk menghindari malapetaka.
Tapi... Bagaimana pahlawan kebangkitan Tayang mengetahui rahasia ini? Lola tidak berani memastikan apakah informasi ini dibocorkan oleh Pendeta Kepala Yang Mulia Adam* Ping.
Sebenarnya Pendeta Adam* Ping difitnah - bukan tidak mau, tapi tidak tahu. Saat Adam* Ping menerima jabatan pendeta besar, usianya baru 14 tahun, belum sempat mempelajari catatan sejarah ini. Lagipula, dengan kualifikasi Tayang, perlukah orang membocorkan informasi sejarah seperti ini? Omong kosong belaka!
Musim dingin tahun ke-6 Kalender Sihir, panah api Tayang yang dijuluki pertahanan kota terkuat dan metode tembakan menginjak Tayang resmi tercatat dalam sejarah Perang Para Dewa.
Namun sayangnya, formula dan metode pembuatan panah api Tayang tidak diwariskan. Berdasarkan perkiraan orang yang penasaran, bahan baku yang dibutuhkan untuk satu panah api Tayang standar kira-kira sebagai berikut: satu bulu panah busur panjang standar, sedikit darah iblis suci dari wilayah Gurun Suci, sedikit kotoran serigala kering, sedikit bubuk pembakar, dan satu kandung kemih domba. Secara prinsip, seharusnya tidak ada kesalahan. Namun dalam praktiknya, tingkat kesulitannya sangat luar biasa. Seringkali, bubuk pembakar langsung terbakar hebat saat baru dicampurkan ke dalam darah iblis suci. Meskipun ada yang berhasil membuatnya, sebagian besar panah api tidak dapat menyala otomatis setelah ditembakkan.
Meskipun panah api Tayang telah punah, darah iblis suci kemudian dikategorikan sebagai logistik perang tingkat khusus. Sejak diperkenalkan, harganya terus meroket. Dalam waktu singkat 12 bulan, harga per liter melonjak tiga kali berturut-turut dari 3,96 koin emas menjadi 5,40 koin emas. Nilai total pendapatan nasional Kekaisaran Gurun Suci tumbuh 120% per tahun, namun yang menyebalkan, mereka masih sering mengeluh bahwa harga ini belum selaras dengan dimensi paralel - benar-benar ingin enak sendiri tapi masih banyak permintaan.
Di sisi lain, jangan lupa pada orang yang menggali sumur saat minum air! Bangsa padang pasir yang telah sejahtera bersyukur dan memuja, setiap rumah tangga membuat patung Pastor Jubah Hitam dari kayu cendana termahal. Sejak itu, asap dupa mengepul seolah ingin menyaingi Yang Mulia Dewa Api - tentu semua ini adalah cerita belakangan.
Hancurnya Legiun ke-13 tidak berarti berakhirnya Pertempuran Pertahanan Kota Fan Gang, apalagi mencapai tujuan strategis Yang Mulia Paus.
Dari tanggal 25 Bulan 3 Musim Dingin Kalender Sihir tahun ke-6 hingga 4 Bulan 1 Musim Semi Kalender Sihir tahun ke-7, Pertempuran Pertahanan Kota Fan Gang berlangsung selama sepuluh hari penuh. Dalam kurun waktu ini, Tuan Norton telah mengerahkan 17 legiun. Selain Legiun ke-13 yang dilenyapkan total, 5 legiun pasukan gereja, 2 legiun Farnorth, dan 1 kelompok pasukan Tentara Bayaran Keringat Darah yang ikut dalam serangan menderita korban lebih dari separuh sehingga terpaksa mundur ke garis kedua. Sementara 8 legiun sisanya masih mempertahankan kekuatan tempur mereka dengan susah payah.
Dalam 10 hari perang ini, total korban jiwa mencapai 63.983 orang (termasuk komandan legiun ke bawah) dengan 56.392 orang terluka. Angka kematian yang lebih tinggi dari korban luka terutama disebabkan oleh peristiwa di hari kedua pengepungan - sebuah tengah malam tanpa angin dan bulan, ketika Pastor Agung Tayang menggunakan beberapa pemimpin Legiun Kerangka sebagai pemicu eksternal untuk melaksanakan ritual misterius. Cairan hitam yang diekstrak dari tubuh perwira kerangka itu dicampurkan ke dalam cairan emas. Siapapun yang terkena ramuan baru ini langsung kehilangan kesadaran dan menyerang segala benda bergerak di sekitarnya dengan ganas. Banyak prajurit pengepung Farnorth akhirnya tewas di bawah pedang rekan mereka sendiri.
Untuk mencegah kebocoran rahasia ini, Tayang menyiapkan ratusan karung kotoran serigala. Asap sinyal yang mengepul tebal tidak hanya mengaburkan pandangan, tetapi juga membuat sebagian besar personel militer kehilangan kemampuan menilai situasi secara akurat. Bahkan mereka yang selamat pun kebanyakan tidak bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi di bawah tembok kota.
Untuk menangani mayat yang menumpuk seperti gunung di bawah tembok kota, dan menghindari munculnya epidemi besar, dengan persetujuan diam-diam dari militer Aliansi Farnorth, Pasukan Ekspedisi merekrut pekerja sipil untuk menggali saluran air selebar 4 meter dan kedalaman 2 meter yang menghubungkan hulu dan hilir Sungai Fan Shui, mengalirkan air sungai untuk membersihkan mayat, darah kotor, dan sampah perang lainnya.
Setiap musim dingin, Sungai Fan Shui mengalami masa kekeringan. Saat musim dingin berakhir dan musim semi tiba, lapisan es di hulu mencair, wilayah hilir Sungai Fan Shui akan mengalami banjir akibat es yang mencair.
Pada musim semi tahun ke-7 Kalender Sihir, penduduk hilir Sungai Fan Shui terkejut menemukan bahwa sungai yang seharusnya dalam masa kekeringan tiba-tiba meluap dengan air berwarna merah tua yang mengalir selama sebulan penuh sebelum perlahan kembali ke warna aslinya. Musim dingin tahun itu, tidak terjadi banjir es di Sungai Fan Shui, namun... muncul banjir daging yang terbentuk dari puluhan ribu mayat manusia...
Saat itu, Wakil Panglima Farnorth Merton pernah mengeluh secara pribadi: "Ini bukan mengepung kota, ini seperti memasukkan daging ke dalam mesin penggiling..."
Tuan Merton tidak menyangka bahwa ucapannya dicatat dengan akurat oleh sejarawan istana. Perang Pertahanan Kota Fan Gang dalam sejarah juga dikenal sebagai "Perang Mesin Penggiling dari Pertempuran Dua Mesin di Kota Fan Shui".
Demikian pula, komandan tertinggi yang paling aktif dalam perang ini, Pastor Jubah Hitam Yang Mulia Tayang, dijuluki oleh sejarawan sebagai "Jenderal Penggiling Daging".
