“Oh ya? Apakah persyaratannya sesederhana itu?” Tayang terkekeh di samping seperti ayam jantan berekor hitam yang bangun pagi melihat ulat bangun pagi: “Apakah… tidak ada syarat bahwa naga itu harus level empat? Dan yang baru saja naik ke level empat adalah yang paling ideal? Apakah… tidak dijelaskan mengapa tidak boleh Naga Emas Raksasa level lima?”
“Eh? Semi-Guru, Anda juga tahu rahasia ini?” Adam*Ping semakin sopan terhadap Tayang, nada bicaranya penuh kerendahan hati. Namun Su Wen memperhatikan pipi remaja itu langsung memerah setelah mendengar dua kalimat terakhir Tayang.
“Tentu saja, sialan nenek moyang, kayu kering dan api berkobar, paling cocok untuk mengubah beras mentah menjadi nasi matang. Apa lagi yang tidak kuketahui? Tapi toh ini niat baik, meskipun… ada sedikit risiko.” Tayang menggaruk-garuk kepalanya yang botak: “Risiko selalu sebanding dengan imbalan… hehe… aku justru menantikan badai yang lebih dahsyat.”
“Lagipula, kulihat kali ini pasukan yang kau bawa cukup banyak, jadi rencanamu tidak bertentangan dengan ideku. Lakukan saja, takut serigala di depan dan harimau di belakang hanya akan berakhir seperti diserang serigala dan harimau.” Tayang tersenyum sambil mengangkat tangan kanannya menghitung orang, seperti mengundang makan: “Di sini aku butuh kau dan tujuh tetua Pemuja Api yang setara kemampuan pendeta api, minimal satu magister sihir atribut angin, satu magister sihir unsur tanah. Sayang, gadis yang bisa Teknik Siluman itu pergi terlalu cepat, kalau tidak bisa sangat membantu di sini.”
Adam*Ping Imam Besar juga refleks mengangkat tangan menghitung, wajahnya tersenyum, lalu membungkuk dalam ke Tayang: “Semi-guru memang menguasai langit. Tapi aku masih belum paham, untuk apa Yang Mulia membutuhkan delapan pendeta api? Dua magister angin dan tanah sudah ikut.”
Tayang menyipitkan mata, hahahaha, tertawa ngakak ke langit, sama sekali tidak menanggapi sapaan Yang Mulia Imam Besar, membuat orang geram.
Qu Jianhong yang berdiri di belakang Tayang dan Su Wen di hadapannya saling berpandangan. Qu Jianhong sedikit mengangkat lutut, Su Wen menggeleng. Tingkah Tayang yang sengaja membuat penasaran tanpa memberi jawaban ini membuat semua orang geram. Siapa yang tidak ingin menendangnya terbang lalu menginjak-injaknya sepuluh ribu kali untuk melampiaskan dendam?
Hanya saja, setelah mengalami "Skandal Unta Jantan", Su Wen berpikir ulang berkali-kali namun tak kunjung mengerti bagaimana dirinya yang tak bersalah bisa terseret dalam masalah ini. Kini, pemikiran paling sederhana Su Wen adalah menghormati roh dan dewa namun menjaga jarak. Ucapan ini... sebenarnya cukup masuk akal.
Chi Aotian juga mendengar dialog ini. Dengan wataknya, banyak hal bahkan jika ditanyakan langsung padanya pun tak akan dijawab. Apalagi, masalah ini jelas tak ada hubungan langsung dengannya. Tayang dan Pendeta Kepala pasti tak mungkin sengaja menyakiti Huerdu. Karena itu, ia hanya memandang dingin perkembangan situasi.
Tayang segera melambaikan tangan pada Kesatria Naga Emas yang sedang melayang di udara, wajahnya dipenuhi senyum bahagia. Tayang terkenal sebagai ahli kepura-puraan di Pasukan Ekspedisi, konon menguasai seni pergantian wajah aliran Sichuan, dan melakukannya dengan sempurna. Mungkin bisa ketahuan jika berhadapan dengan Amy, tapi untuk menipu dua pemuda bodoh di bawah 20 tahun dan seekor Naga Bijak Lin Wei Wei'e yang baru mencapai level empat, itu hal sepele.
Huerdu yang melihat ada kejadian di sini segera menekan Naga-nya - Hmm... Remaja sering bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi. Mengapa tidak sekilas melihat apa yang dilakukan sesepuh Tayang, Su Wen, di belakang sana?
Sayangnya mata Su Wen hampir terpelintir keluar, namun hanya mendapat respons "berbicara pada serigala". Justru Naga Emas Raksasa di belakang Huerdu yang baru memasuki masa pubertas... oh... salah... sang nona salah menafsirkan, mengira pria paruh baya ini memberikan isyarat romantis padanya. Wajah keemasannya memerah, menundukkan kepala cantik sebesar bak mandi dengan malu-malu, membuat sepasang tanduk naga yang baru bercabang memerah total. Hampir saja bergumam pelan: "Jahat, jahat, kamu benar-benar jahat."
"Huerdu, kemarilah..." Tayang tersenyum manis bagai angin musim semi: "Serigala kecil pasukan kita mulai dewasa..." Ungkapan ini benar, penduduk Benua Beku sangat menghormati Serigala Salju, bahkan menyebut pemuda kesayangan mereka sebagai "anak serigala kecil". "Ada satu hal yang Kakak Aotian dan Paman Su Wen sungkan untuk menyampaikannya, jadi aku yang harus jadi orang jahat dengan muka tebal ini."
Huerdu kaget: "Hal apa?" Sebagai anggota baru Pasukan Bayaran Kecil, hari-hari yang dihabiskan bersama Chi Aotian tak sampai sebulan. Wakil komandan berwajah dingin ini selalu membuatnya merinding.
Tak berani mencari jawaban dari raut wajah Chi Aotian, lagipula mustahil menemukannya - bukankah wajah sang komandan selalu seperti patung es? Remaja itu langsung menoleh ke Su Wen. Su Wen pernah berjuang bersama Jenderal Chi Hanfeng dan ayah Amy dalam satu kelompok, dan sama-sama berasal dari Federasi Utara. Pasti takkan mencelakakannya.
Faktanya, pemikiran Huerdu ini sama sekali tidak salah. Kesalahannya justru terletak pada upaya Su Wen yang tadi berusaha menarik perhatian Huerdu dengan menggerakkan mata, hidung, mulut, hingga kedua pipinya secara tidak beraturan... Setiap organ wajahnya yang malang tak pernah mengalami aktivitas seintens ini. Gerakan yang berlebihan ini membuat otot-otot yang terdistorsi bergetar tak terkendali. Ketika pandangan Huerdu beralih ke arahnya, bahkan senyum pahit pun tak bisa Su Wen paksakan.
Selesai... Huerdu benar-benar salah pahit, mengira telah terjadi hal yang sangat besar.
Jika dikatakan situasi ini tidak masuk dalam perhitungan Tayang, Su Wen dan Qu Jianhong lebih memilih mati daripada mempercayainya. Memandangi Tayang yang sedang menggali lubang, namun terpaksa melompat ke dalamnya sambil membawa batu—sialan nenek moyang! Bukankah ini seperti orang bisu yang terpaksa menelan kepahitan?
"Berdasarkan pengamatan kami beberapa hari terakhir, kami memutuskan untuk mengirimmu ke Benteng Tongyun guna mendukung Marsekal Chi Hantong."
Apa? Huerdu sempat bingung. Pergi mendukung Chi Hantong? Di antara empat zona perang Eminoll saat ini, hanya wilayah komando Chi Hantong yang memiliki keunggulan relatif melawan musuh di front utara. Beberapa bulan terakhir ini terus melakukan serangan ke selatan dan utara dengan mulus. Lagipula, di bawah komando Chi Hantong juga tidak kekurangan Kesatria Naga. Selain itu, hampir setengah Ksatria Binatang Legenda kekaisaran kini berada di bawah komandonya, cukup untuk membentuk dua regu pasukan reguler. Dengan kekuatan seperti ini, meskipun datang dua tiga Kesatria Naga, perang di udara sama sekali tidak ada ketegangan. Untuk apa mengirimku ke sana? Bukan hanya bukan bantuan di saat sulit, bahkan tidak bisa disebut sebagai penghias kue.
Sebelum Huerdu sempat bertanya mengapa, Tayang menjilat bibirnya dengan gelagap, wajahnya menunjukkan ekspresi agak malu saat membuka rahasia: "Jangan salah paham, ini sepenuhnya niat baik kakakmu Chi Aotian dan Paman Su Wen."
Dasar jangan salah paham! Sialan nenek moyang! Su Wen sekarang sudah tahu maksud busuk Tayang ini... Kenapa setiap kali si Tayang menyiapkan topi kotoran baru, dirinya selalu jadi yang mengulurkan kepala untuk dipasangi? Nasib macam apa ini? Jabatan Wakil Panglima Pasukan Ekspedisi? Lebih tepat disebut ember toilet atau dewa sial!
“Lihatlah, di kubu lawan selain Ksatria Naga Suci, ada dua pahlawan super yang masuk 20 besar Papan Peringkat Jiwa Perang. Paman Su Wen sebenarnya malu mengatakannya padamu, kemampuanmu jauh di bawah Jenderal Chi Aotian dan Ling Yun baik sebagai manusia maupun pengendara naga. Jika terjadi pertempuran antar Ksatria Naga, haruskah kami mengirimmu? Kalau maju hanya akan menjadi sasaran empuk lawan, tapi kalau tidak maju akan mempermalukan prajurit Federasi Utara yang agung. Jadi maksud Paman Su Wen adalah memberimu tugas aman di wilayah Jenderal Chi Hantong... Hei, jangan melotot! Terutama jangan melotot ke Paman Su Wen! Ini maksud baik, beliau sudah janji setelah pertempuran ini selesai, saat menghadapi musuh lemah nanti akan memanggilmu kembali... Ah... Tenang saja, pasti masih ada kesempatan berperang dan meraih jasa untukmu...”
Huerdu yang baru saja menjadi Ksatria Naga sedang dipenuhi ambisi. Tak disangka mendapat tegasan seperti ini, bibirnya bergetar gemetar seolah gigi-giginya bisa menghancurkan serbuk besi.
Meski Ksatria Naga menahan diri karena menghormati sesepuh, Naga Emas Raksasa di belakangnya mendengar jelas. Naga level empat ini memiliki kemampuan sihir setara magister manusia, kekuatan tempur yang tak ada pahlawan berani hadapi satu lawan satu, serta kebijaksanaan melampaui kapasitas otak manusia. Bagi naga level empat, bahasa universal benua sama sekali tidak perlu dipelajari.
“Nona Naga Raksasa yang mulia tentu memahami maksud tersirat dari pria hina di hadapannya……”
Membuat marah Naga perempuan dengan pola pikir emosional jauh lebih mudah daripada membuat marah Naga laki-laki yang rasional. Terutama ketika merendahkan kemampuan sang Naga perempuan di hadapannya. Aura kemarahan langsung memenuhi dada gagah sang Naga remaja: "Manusia banci tua, jelek, dan tak berguna ini, biar kuhabisi nyawa hina-mu..." (Terjemahan cepat Bahasa Naga, akurasi hanya 89.7% karena keterbatasan pengetahuan penulis)
Cakar naga sebesar kipas daun lontar menyambar udara, tiga butir bola merah tua melesat ke arah Tayang.
“Fusi Nuklir Tiga Serangan……”
Beberapa staf pendamping Pendeta Besar Pemuja Api yang berpengalaman langsung mengenali nama sihir ini. Fusi Nuklir adalah sihir campuran yang menggabungkan Elemental api dan Elemental Kegelapan. Dibanding sihir elemen tunggal, sihir serangan campuran biasanya melepaskan efek khusus dari dalam dan luar tubuh secara bersamaan. Magister Sihir biasa yang bisa melepaskan dua telur fusi nuklir dalam sekejap saja sudah sangat luar biasa – dua telur ini bahkan bisa membunuh prajurit level menengah dalam satu serangan. Naga Raksasa di depan mata ini tanpa perlu kidungan, langsung melepaskan tiga telur fusi nuklir... cukup untuk membakar Naga Tanah menjadi arang.
Berbeda kontras dengan rohaniwan Pemuja Api yang terkejut, para perwira senior Pasukan Ekspedisi justru menunjukkan reaksi berbeda. Perwira tingkat komandan batalyon di lingkaran luar tersenyum mengamati pertunjukan Tayang dengan penuh minat. Di lingkaran dalam, Qu Jianhong yang berada dalam jangkauan sisa-sisa serangan Fusi Nuklir sama sekali tidak menghiraukan telur nuklir, wajahnya tetap tersenyum sembari berbisik sesuatu pada Jenderal Chi Aotian. Ekspresi beku Chi Aotian tak berubah, hanya sesekali mengangguk. Tak satu pun yang bersedia membantu Pastor Agung Tayang di momen kritis hidup-mati ini!
...Ah...tidak bisa menyamaratakan semua orang. Dalam Pasukan Ekspedisi memang ada pahlawan berhati mulia seperti Tuan Su Wen yang berdiri di belakang Tayang dengan wajah pucat pasi. Kedua tangannya setengah terangkat, siap menyelamatkan Pastor Agung Tayang dari jebakan di detik-detik genting...Sayangnya, sang Wakil Komandan yang gugup berlebihan ini justru menempatkan posisi tangan dan kakinya sedemikian rupa. Kesempatan untuk menyelamatkan nyawa dengan sigasih nyaris tak ada, sementara gerakan-gerakannya justru lebih berpotensi memberi pukulan terakhir sebesar 99.9%.
Tayang sama sekali tidak terburu-buru, ekspresi wajahnya tidak berubah sedikitpun. Pikiran dan keinginan selaras, pada jarak setengah meter dari tubuhnya, sebuah perisai magis emas Abraham Braak terbuka. Hampir pada saat yang sama, di belakang Perisai Abraham langsung terbentang perisai magis perak sakral. Seketika setelah itu, di belakang Perisai Suci muncul perisai magis cahaya suci putih susu.
Tiga perisai magis? Itu pun tanpa kidungan? Ini jauh lebih sulit daripada Naga Raksasa yang melemparkan tiga telur Fusi Nuklir dalam sekejap! Bahkan magister besar sihir dalam legenda pun mustahil bisa mengaktifkan tiga perisai magis level menengah ke atas secara instan tanpa mantra! Apalagi pria tua buruk rupa dan tak berguna ini hanyalah Pastor Jubah Hitam, bukan penyihir jubah hitam. Ini benar-benar di luar perkiraan para perwira senior Pasukan Ekspedisi yang mengira sang pastor mungkin akan memanggil Manusia Kambing atau Manusia Sapi untuk bertahan.
Yang lebih mengejutkan Pasukan Ekspedisi dan para petinggi Kekaisaran Gurun adalah daya penghancur Fusi Nuklir yang dilepaskan Naga Raksasa jelas jauh melampaui Magister Sihir manusia biasa. Ketika Fusi Nuklir pertama menghantam Perisai Abraham, serangan api merah langsung meletus seketika. Spirit magis emas dan merah bergemuruh menyatu sebelum akhirnya menghilang. Daya serang khusus Fusi Nuklir segera terlihat. Pada saat serangan api, serangan sihir gelap langsung menerobos Perisai Abraham dan melepaskan diri di Perisai Suci. Spirit magis Kegelapan dan Suci adalah musuh alami. Dua kekuatan alam ini meledak seketika saat bersentuhan, gelombang ledakannya langsung merusak lapisan ketiga perisai cahaya suci...
Dua Fusi Nuklir lainnya tanpa hambatan meluncur dengan sedikit parabola seperti dua bola hias yang berlomba-lomba terjatuh ke pelukan Tayang!
Tayang menyaksikan dua benda hitam itu melayang mendekat dengan senyuman tak berubah. Tepat saat bola hitam dan merah hendak mendarat di dadanya, tiba-tiba ia mengangkat tangan kanan. Persis di depan hidungnya, sebuah perisai magis hitam terkembang keras. Perisai Kegelapan? Ini adalah perisai magis yang hanya bisa dimiliki penyihir sejati!
“ ，，，。，。
……？。
，。
“……，，，，，，。，？”，。
Masih ada yang bermata tajam, dua orang magister yang berdiri di belakang Tayang saling bertukar pandang: Pastor Jubah Hitam ini benar-benar menyimpan kemampuan tersembunyi. Di tangan yang baru saja ditariknya, jelas terlihat empat buah cincin sihir berwarna emas, perak, putih susu, dan hitam tertanam dalam di ruas jari yang gemuk sekali. Tanpa pengamatan seksama sulit terlihat. Yang lebih mengejutkan kedua magister, keempat cincin itu kemungkinan adalah set cincin - selain perbedaan warna, pola hiasannya sangat mirip, deretan empat batu mulia sebesar butir beras memancarkan cahaya kristal yang luar biasa.
Di dunia sihir, pembuatan barang-barang sihir hanya mungkin dilakukan oleh Magister Sihir level tinggi. Level Magister Sihir hanya mampu memberikan kekuatan magis jenis tunggal pada senjata atau baju zirah yang besar - semakin besar peralatannya, semakin mudah proses pemberian kekuatannya. Bahkan jika kemampuan magis kurang memadai, bisa dikompensasi dengan menyematkan kristal sihir di bagian krusial untuk memperkuat efek magis melalui energi kristal. Kekuatan magis yang diberikan Magister Sihir bersifat semi-permanen, akan menghilang setelah beberapa waktu dan harus diperbarui. Sedangkan magister bisa memberikan kekuatan magis permanen pada barang-barang, efeknya akan bertahan kecuali benda tersebut hancur total.
Untuk memberikan kekuatan magis permanen pada barang-barang berukuran sangat kecil seperti cincin, kalung, atau anting-anting, setidaknya dibutuhkan kerjasama dua orang magister atau lebih. Adapun set cincin yang mampu mengaktifkan beberapa mantra sekaligus secara instan, telah tercatat detail dalam literatur sihir kuno. Bahkan sekarang, markas besar Serikat Sihir di Pulau Biru Tua mungkin masih menyimpan beberapa set. Menurut catatan, para pemberi kekuatan magis pada set cincin ini harus berstatus magister besar sihir. Hanya tingkat inilah yang bisa mengkonsolidasikan kekuatan cincin magis miliknya sendiri sambil berkoordinasi secara harmonis dengan para pemberi kekuatan lainnya, memastikan setiap cincin memiliki level kekuatan sihir yang setara. Dengan cara ini, pengguna set cincin bisa memanggil kekuatan tersembunyi di dalam cincin-cincin tersebut secara bebas saat menghadapi serangan eksternal.
Set cincin tingkat tinggi, baik yang terdiri dari empat atau enam cincin, secara intrinsik membentuk titik keseimbangan empat atau enam jenis elemen magis. Ketika terjadi gelombang besar spirit magis dengan karakteristik berbeda di sekitar titik keseimbangan ini, set cincin akan secara otomatis mengaktifkan sihir yang tersimpan di dalamnya. Seorang murid sihir pemula yang memiliki set cincin ini bahkan bisa bertahan melawan seorang magister sekalipun.
Pada fase akhir Perang Sihir-Senjata, jika bukan karena peran krusial senjata magis seperti set cincin ini, keruntuhan Kekaisaran Sihir mungkin akan terjadi 300 tahun lebih cepat.
Tapi, bagaimana mungkin Tayang, seorang Pastor ini, memiliki set cincin semacam itu? Apakah... dia dikirim dari Pulau Biru Tua? Tapi bagaimana mungkin Pulau Biru Tua mengirimkan seorang Pastor?
Magister Han Feng yang pemikirannya relatif lebih tajam segera teringat pada pahlawan lain dalam Pasukan Ekspedisi yang sangat legendaris. Orang ini pernah menyusup sendirian ke Pulau Biru Tua, kalau begitu... Saat itu sang pahlawan mungkin saja "mengambil satu dua set" secara diam-diam. Jika dianalisis seperti ini, semuanya menjadi masuk akal.
Tetua Besar Qing Luo yang sedang mengawal rombongan pendeta besar di langit tiba-tiba bersin dua kali berturut-turut. Dengan sendu ia menghela nafas: "Ah... Waktu terus menggerogoti, usia tak pandang bulu."
Apa hubungannya semua ini...
Melihat performa naga tunggangan dan mendengar ucapan Tayang, Huerdu beserta naga tunggangannya Lin Wei Wei'e langsung diam seribu bahasa. Tak usah takut tak kenal naga, yang ditakuti adalah perbandingan antar naga. Andai naga tunggangan Chi Aotian atau Ling Yun yang menyerang tadi, Tayang mungkin sudah babak belur.
"Hahaha..." Tayang memandang wajah pucat Huerdu yang seolah bisa mengucurkan tinta, lalu tertawa terbahak: "Remaja, tak perlu khawatir berlebihan. Bukankah ada aku di sini? Aku pun cara untuk meningkatkan kekuatan tempurmu dan naga raksasamu – meski tak secepat Dragon Saint Envoy elemen es, tapi naik ke level lima pasti bisa. Tentunya akan ada sedikit tekanan, apakah kalian berdua berani menghadapi tantangan ini?"
Kurma apa yang paling manis dan enak? Jawabannya unik dan eksklusif – kurma yang langsung dimasukkan ke mulut setelah ditampar, itulah yang paling manis.
"Huerdu dan Naga Emas Raksasa dihina dan dimaki habis-habisan oleh Tayang. Kemudian melalui gerakan tubuhnya yang penuh kekuatan tak tertandingi, ia memperkosa kepercayaan diri sang Naga betina. Tubuh harimau dan tubuh naga sama-sama bergetar hebat, kepercayaan diri mereka hancur lebur. Mereka pun berniat mencari tali panjang yang kuat, lalu mencari pohon bengkok di hutan belantara. Di satu sisi mengikat manusia, di sisi lain mengikat ekor naga. Berseru "satu, dua, tiga!", bersama-sama mengakhiri hidup menyedihkan penuh kepahitan ini."
Tiba-tiba... seolah-olah jalan buntu terlihat di depan mata, namun tiba-tiba muncul jalan keluar yang tak terduga?
Takut? Apa itu takut? Sebagai naga mulia, mana mungkin kami gentar menghadapi tantangan apapun?
Nona Naga Lin Wei Wei'e menggebrak dada mulusnya yang baru berusia 16 tahun dengan kepalan seukuran tutup panci, membuat gunung-gunung bergoyang dan ombak menggelora.
Huerdu berusaha keras menahan cairan yang mulai mengalir deras kembali ke kelopak matanya... Menurut bahasa Federasi Utara: "Bagaimana ini? Memakan gigi patah dengan darah, dibandingkan melawan gravitasi planet mana lebih sulit?"
"Ck ck... Benarlah pahlawan selalu muncul dari kalangan remaja. Lihatlah, sama-sama orang Federasi Utara, kalian benar-benar mewarisi gaya Komandan Resimen Amy dan Wakil Komandan Da Qing Shan." Tayang tersenyum dengan bangga layak sesepuh yang melihat junior berbakat: "Sekarang berkoar-koar gagah, nanti jangan sampai tidak tahan penderitaan lalu kabur sambil tepuk pantat..."
"Mana mungkin? Yang Mulia Penasihat, Anda belum mengenal saya. Bagaimana ini? Saya dan Komandan Resimen Amy kan berasal dari daerah yang sama. Mana mungkin saya mempermalukan komandan kami. Tenang saja, lihat saja nanti." Rupanya Huerdu yang malang ini, setelah susah payah belajar bahasa Mandarin standar di Benua Eminoll, karena panik langsung kembali ke logat aslinya.
"Hmph, membuktikan diri bukan dengan omongan tapi tindakan. Yang Mulia Adam*Ping, serahkan anak ini pada Anda. Anda sudah dengar apa yang diucapkan saudara seperjuangan Anda ini. Segera tugaskan orang terbaik untuk meningkatkan levelnya. Ingat, pastikan saudara Anda ini benar-benar membuktikan diri."
"Penasihat, tenang saja. Pedang terhunus ke langit tertawa lebar, kepergian dan kehadiran setegar gunung Kunlun." Huerdu kembali berkaca-kaca, melantunkan puisi heroik sambil melupakan fakta bahwa Pendeta Besar Adam*Ping baru berusia 14 tahun.
Yang Mulia Imam Besar Pemuja Api sambil mengelabui Kesatria Naga, menyembunyikan desahan dinginnya. Dengan senyum dipaksakan, ia memerintahkan tiga tetua yang sudah menguasai kemampuan imam api untuk membawa Huerdu menjalani eksekusi... eh... maksudnya pelatihan intensif peningkatan kekuatan tempur.
"Tayang memandang Huerdu berbelok di tikungan, lalu buru-buru mengeluarkan sapu tangan atau kaus kaki hitam dari kantongnya, mengusap lapisan keringat di dahinya... Menipu Huerdu yang berpikiran tunggal ini terlalu mudah, bahkan sampai Naga Raksasa level empat yang bijaksana itu ikut terjerumus. Bukankah ini membutuhkan keahlian khusus? Bard legendaris seperti Zhao Benshan* pun mungkin takkan sanggup."
"Sementara Tayang mengusap keringat, semua perwira senior di sekitarnya menghela napas lega. Adegan tadi benar-benar penuh liku-liku dan menegangkan. Tampaknya kedepannya siapapun yang berurusan dengan Pastor Jubah Hitam harus ekstra hati-hati, kalau tidak... benar-benar akan dijual lalu malah membantu menawar dan menghitung uang..."
"Baiklah, selanjutnya..." Tayang memanjangkan nada bicaranya, lalu menggerakkan jari seolah memetik udara. Tiga Iblis Kecil dan tiga Manusia Kambing muncul dari Kekosongan: "Kita akan mengadakan rapat penting terkait nasib Pasukan Ekspedisi dan militer Kekaisaran Gurun. Kamu, kamu, kamu... dan kamu yang ikut. Untuk menghindari korban salah, siapa pun dilarang mendekati aula pertemuan."
"Jari kotor Tayang bergerak menyapu deretan Adam* Ping, Hosea, Chi Aotian, Qu Jianhong, Su Wen, Chang Qing, Qing Luo, Ling Yun, serta dua magister..."
"*Karya abadi 'Spektrum Naga Bangga' mulai disusun oleh orang-orang yang penasaran sejak akhir Perang Para Dewa."
《Ao Long Pu》 menggunakan gaya realis dengan latar belakang berbagai pertempuran besar selama Perang Para Dewa, menggambarkan lebih dari 100 naga mulia secara hidup dan nyata. Yang lebih mengejutkan generasi manusia dan naga kemudian adalah, dalam perang legendaris ini, para pahlawan manusia tidak hanya ditemani naga biasa dan Naga Suci yang sebelumnya tak terbayangkan, tetapi juga beberapa Dragon Saint Envoy, naga tunggangan Malaikat Maut, serta beberapa naga ilahi berlevel lebih tinggi.
Begitu diterbitkan, buku ini langsung menyedot perhatian publik dengan klik rate yang meledak. Tiket VIP bulanan bergemuruh seperti ombak menghujani mahakarya agung ini hingga babak belur.
Ini juga merupakan satu-satunya bacaan bilingual yang mencapai penjualan lebih dari 100.000 eksemplar di dunia penciptaan dan dunia naga. (Catatan: Buku "Ao" telah dicetak ulang berkali-kali di dunia penciptaan dengan total penjualan melebihi 4 juta eksemplar, bertahan di posisi kedua berbagai chart penjualan buku selama lebih dari 200 tahun, hanya kalah dari satu buku lain terkait Perang Para Dewa.)
——《Shan Hai Jing*Ao Long Pu》
