Suara menggemaskan gadis peri menghidupkan kisah pertempuran epik yang mencekam, lalu menceritakan bagaimana Amy merebut Kota Hanyang dengan kecerdikannya sebelum bayangan matahari bergeser.
Qu Jianhong dan para perwira menengah-senior lainnya merasa hati mereka lapang namun juga tertegun mendengarkan. Setahun ekspedisi ini, pertempuran sengit, pertumpahan darah, dan perjuangan sendirian terus berlangsung. Menyaksikan jenderal-jenderal terkenal seperti Chi Aotian, Tayang, Merton, dan Norton merencanakan strategi di medan perang, gaya komando mereka ada yang megah dan misterius, ada yang ahli dalam manuver kejutan, ada yang berprinsip lurus, ada yang bertahan kokoh, atau mengutamakan kecepatan sebagai kunci. Dalam persepsi mereka, para perwira muda ini mengira telah melihat gaya komando paling imajinatif di dunia. Tak seorang pun menyangka, baru memasuki wilayah 1 mu 3 fen yang menjadi tanggung jawab Tuan Aimi, tiga komandan tertinggi Pasukan Bayaran Kecil langsung memberikan pelajaran hidup yang berkesan.
Kalau dipikir-pikir sekarang, seandainya Tuan Aimi yang memimpin ekspedisi 10.000 li ini, mungkin rombongan akan menari-nari sambil bernyanyi sepanjang perjalanan sampai ke kota Ulu. Tuan Aimi mungkin akan menyandarkan tangan di bahu Yang Mulia Paus sambil merangkul pinggang gemuk Tuan Norton dengan tangan lainnya, berbincang halus tentang cara menyelenggarakan pesta api unggun paling megah dan mewah se-dunia di kota Ulu...
Para perwira senior Pasukan Ekspedisi penasaran ingin bertemu Wakil Komandan Huo Ensi. Yang mengejutkan, sore itu mereka tidak berhasil menemui Huo Ensi - remaja tentara bayaran yang bertugas menerima tamu dengan sopan memberitahu: "Huo Ensi pergi menginspeksi garis pertahanan yang dipasang Legiun Merlin."
Sorotan mata Qu Jianhong dan Su Wen bertabrakan di udara kering yang gersang. Sialan, Wakil Komandan Ketiga kelompok tentara bayaran ini hanya datang untuk menginspeksi garis pertahanan Legiun Merlin yang sudah dipersiapkan selama berbulan-bulan, alih-alih menyambut Wakil Komandan Kedua yang telah bertugas lebih dari setahun. Masak alasan seperti ini dipakai buat pencitraan? Sudah lama dengar bangsa Kurcaci tidak pandai bersilat lidah, tapi tidak menyangka sampai segitua konyolnya. Mau tutupi tapi malah ketahuan! Pasti si Kurcaci kecil ini dengar kabar angin, akhirnya memilih kabur untuk menghindari keterlibatan.
Sore hari berikutnya, Pasukan Ekspedisi memasuki Kota Kecil Maqila di ibukota Zona Utara Kekaisaran yang kini menjadi markas Pasukan Bayaran Kecil. Pasukan Bayaran Kecil bersama perwira senior bekas Zona Ibu Kota Kekaisaran menyambut kedatangan. Skala penyambutannya sangat megah - tanah kuning dihamparkan sepanjang 4-5 li, sepanjang jalan pohon-pohon dihiasi sutra warna-warni. Di balik kemeriahan tersembunyi ketegangan: Seluruh personel militer Batalion Kedua Pendekar Pedang Burung Ganas dan Pemanah Peri Burung Ganas membubung ke langit, bahkan 4-5 Ksatria Binatang Legenda berpatroli di sekitarnya.
Dari kejauhan, Tuan Aimi yang mengenakan seragam resmi Jenderal Ibu Kota Skambray Kekaisaran terlihat sangat gembira. Namun, para veteran Pasukan Bayaran Kecil seperti Chang Qing, Qing Luo, dan Ling Yun yang berada di belakangnya melihat Da Qing Shan dengan wajah muram dan Huo Ensi yang tampak canggung. Hati beberapa orang ini berdebar-debar. Ini bukan pertanda baik - wajah Huo Ensi bagai barometer cuaca... Saat ini Qing Luo, Chang Qing, dan Ling Yun hanya mengetahui sedikit informasi samar, perasaan mereka bagai jungkat-jungkit yang tak stabil.
"Sudah kembali?" Senyum mengembang di bibir Aimi, sorot matanya yang jernih dipenuhi kehangatan.
"Sudah kembali." Senyum serupa muncul di wajah Chi Aotian.
Setelah tiga kata sederhana itu terucap, segalanya telah tersirat tanpa perlu penjelasan.
Da Qing Shan menghampiri dari belakang dan memeluk Chi Aotian dalam diam. Huo Ensi menggenggam erat tangan Chi Aotian, ibu jarinya yang sebesar lobak kecil mencubit punggung tangan itu dengan kuat. Chi Aotian tertegun sejenak - sebelumnya kurcaci itu tak pernah punya kebiasaan seperti ini.
Di belakang triumvirat Pasukan Bayaran Kecil, belasan perwira menengah berbondong-bondong mendekat dengan sorak gembira, berpelukan dengan Chang Qing dan kawan-kawan yang sudah lama tak jumpa. Di belakang mereka berbaris perwira menengah-atas dari mantan Zona Ibu Kota. Sebagian besar perwira menengah Kekaisaran merupakan alumni sekolah ksatria yang sama, sehingga obrolan nostalgia pun mengalir tak putus.
"Ayo kita masuk kota untuk berbicara." Amy menepuk bahu Chi Aotian, lalu memberi perintah santai: "Qing Luo, Chang Qing, kalian berdua bawa anggota Pasukan Bayaran Kecil kembali ke formasi. Gabungkan Batalion 1 dan 2, kalian tetap sebagai komandan tim... Oh ya, Wakil Komandan Tim 2 sebelumnya jadi wakil komandan. Eh, yang di belakang itu kan Paman Balbas dan kawan-kawan? Masukkan juga ke dalam formasi Pasukan Bayaran Kecil. Jenderal Su Wen, kau bawa Pasukan Ekspedisi dan pasukan sekutu masuk ke perkemahan luar kota. Setelah urusan selesai, temui kami di kota."
Senyuman paksa di wajah Su Wen membeku. Tuan Aimi memang sesuai legenda, dengan licin memisahkan Pasukan Bayaran Kecil dari tanggung jawab. Mungkin... karena dirinya berasal dari Daratan Es, maka dia dibebaskan. Entah harus merasa lega atau...
"Cepat pergi!" Chi Aotian menoleh dan mendesak lagi.
"Ah... Baik. Yang Mulia Jenderal harap berhati-hati di perjalanan." Su Wen tak tahu mengapa mulutnya mulai mengoceh tanpa kendali.
"Hati-hati? Hmph..." Chi Aotian tak acuh: "Kembali ke Pasukan Bayaran Kecil itu seperti pulang ke rumah. Sudah di rumah, buat apa hati-hati?"
"Betul," sela Amy sambil tersenyum: "Sudah lama dengar Tuan Su Wen sangat berhati-hati sepanjang perjalanan, sekarang baru menyaksikan sendiri. Cepat laksanakan tugasmu, urusi hatimu sendiri!"
Hati yang harus dijaga? Jantung Su Wen kembali berdebar kencang.
Masuk ke kota kecil, bekas kantor walikota telah disita Aimi sebagai lahan sementara Zona Utara Kekaisaran. Di pintu berdiri tiga pasang penjaga, empat tentara bayaran dan dua personel militer pasukan reguler Kekaisaran.
"Yang Mulia Jenderal, mohon Anda dan anak buah melepas pedang panjang tipis." Personel militer pasukan reguler Kekaisaran menyilangkan tangan di dada.
"Tuan Aimi, sejak kapan aturan seperti ini berlaku di sini? Di kediaman adipati pun tak ada aturan demikian bukan?" Qu Jianhong berdiri di belakang Chi Aotian, nada bicaranya mulai menusuk.
"Benarkah? Mungkin kediaman adipati memang tak memiliki persyaratan seketat ini." Pupil mata berwarna cokelat Aimi menatap Qu Jianhong yang reflek menghindari pandangan: "Aku pun tak ingin melakukan ini, tapi mereka bilang, baik kediaman Pangeran Kekaisaran maupun kantor Wali Kerajaan Peri wajib mematuhi aturan ini."
Qu Jianhong memang lupa, saat ini Aimi sudah menyandang tiga mahkota. Konon, belum lama ini Kekaisaran Tentara Bayaran berencana menambahkan mahkota emas serupa Raja Tentara Bayaran di kepalanya.
"Di sini tinggal Sang Ratu Peri, lepaskan." Chi Aotian berkata sambil melepas pedang panjang tipisnya dan melemparkannya ke Ksatria kerajaan.
"Setelah masuk ke aula pertemuan, semua orang duduk. Amy mengambil tumpukan laporan pertempuran yang tebal dari meja di sampingnya: "Kau benar-benar memberiku banyak masalah. Lihat, sejak paruh kedua tahun lalu, departemen militer kekaisaran tidak bisa menghubungimu lagi. Semua penghargaan jasa perang, pujian, kabar kemenangan... dilempar ke sini. Hehe... Berulang kali mengirimkan surat pujian, dokumen gelar kebangsawanan, surat kenaikan pangkat ke sini, tapi tidak ada yang memberikan hadiah nyata. Sungguh pelit!""
"Setengah tahun ini, pasukan yang kau pimpin sekarang pasti sudah murni terdiri dari bangsawan. Di sini sudah terkumpul lebih dari 1000 dokumen pengangkatan gelar dengan nama jelas. Orang-orang bilang, kehormatan seperti ini hanya pernah terjadi pada Legiun Naga Pelangi di era pendirian kekaisaran." Arah pembicaraan Amy tiba-tiba berubah, tumpukan dokumen dihempaskannya ke meja: "Tapi saat itu, komandan Legiun Naga Pelangi adalah Kaisar Pendiri sendiri!""
"Pengawal!" Amy berteriak ke arah pintu.
Qu Jianhong langsung melompat berdiri. Tangan Chi Aotian dan Da Qing Shan bersamaan mendarat di bahunya, menekannya kembali duduk dengan kasar.
"Ikat Chi Aotian, Qu Jianhong dan yang lain! Kerahkan batalion pendekar untuk melucuti senjata semua perwira Kesatria Naga Hitam mulai dari komandan skuadron ke atas. Sekarang... bawa mereka ke penjara kecil di belakang kediaman pangeran, jaga ketat." Tidak ada sedikitpun senyum di wajah Amy sekarang.
"Di belakang Chi Aotian dan Qu Jianhong, tiga perwira senior Kesatria Naga Hitam masih mencoba melawan. Sekarang di dalam ruangan Amy duduk 4-5 kesatria kurcaci pengendara trenggiling besar. Setiap kepalan tangan mereka lebih besar dari kepala manusia biasa. Seperti mencekik anak ayam, mereka menekan semua perwira senior Kesatria Naga Hitam ke tanah. Tentara bayaran dari luar dengan gesit mengikat semua perwira Pasukan Ekspedisi."
"Yang Mulia Aimi, apa artinya ini? Kami Pasukan Ekspedisi telah bertempur mati-matian selama setahun penuh di timur dan barat. Begitukah sambutan Kekaisaran saat kami kembali?" Qu Jianhong menatap tajam ke arah Amy dan Da Qing Shan.
"Pura-pura tidak tahu." Amy mengambil laporan tempur dari meja, mengeluarkan yang paling bawah: "Surat Buruan Departemen Militer Kekaisaran. Chi Datong, Chi Hantong, Chi Aotian, dan Chi Changyun - empat generasi keluarga ini diduga terlibat pemberontakan. Dicabut semua jabatan dan gelar bangsawan. Di belakangnya ada cap stempel Baginda Raja."
"Raja yang mana yang mengeluarkan perintah ini?" Qu Jianhong merasa hampa. Setelah setahun berperang di Dataran Bunga tanpa masalah besar, baru kembali ke Kekaisaran sudah dua kali menghadapi penyergapan mematikan yang sama. Pasukan Ekspedisi lolos dari pertama, tapi sekarang... tampaknya tidak mungkin lolos dari yang kedua.
"Berani sekali! Ada berapa Baginda Raja? Tentu saja Yang Mulia Hongshi!" Amy berdiri di depan Qu Jianhong dengan muka hitam.
"Brengsek! Saat kami melewati Hutan Perbatasan, Yang Mulia Raja Wu sudah memberi kami surat penghargaan, bahkan mengangkat Er Shao sebagai Pangeran, menganugerahi segel Adipati dan Marquis. Kami berhasil menerobos blokade Ksatria Hutan. Tapi sekarang... alasan di sini malah lebih konyol. Lebih baik sialan nenek moyang..." Mantan komandan ksatria magang dari Kesatria Naga Hitam itu ditelungkupkan ke tanah, kedua kakinya terus menendang-nendang anggota Pasukan Bayaran Kecil di sekitarnya sambil mengumpat.
"Diam!" Qu Jianhong menghentikan ucapan berbahaya itu.
"Yang Mulia Amy, saya tidak protes Anda mengikat Jenderal Chi Aotian. Tapi kenapa ikat saya? Saya hanya seorang sarjana." Benjamin yang menjadi korban ikutan kini terikat seperti bakcang.
"Oh? Rencana awalnya menangkap seluruh kelompok pemberontak Chi Aotian, tapi tak disangka... jaring ini malah menjaring ikan kecil." Amy mengitari Benjamin sambil terkekeh. Hanya dialah yang masih bisa tertawa di aula ini: "Dengan nama apa Yang Mulia?"
"Saya Profesor Benjamin dari Akademi Besar Hai Ulu." Tenaga genggam anggota Pasukan Bayaran Kecil itu kuat, membuat profesor tua itu meringis kesakitan.
"Ooooh..." Amy mengeluarkan suara panjang penuh keheranan, nada suaranya seolah dipenuhi kegirangan.
“Yang Mulia juga tahu tentang saya, berarti seharusnya tahu saya tidak bersalah, cepat lepaskan saya. Saya ahli ramal, mungkin nanti bisa...” Barang mahal di perantauan, orang hina di tanah asing. Dulu di Ulu, berapa banyak kaisar dan jenderal yang mengesampingkan muka membayar mahal untuk minta ramalan Benjamin. Sekarang, profesor tua ini malah terus-terusan menawarkan ramalan.
“Tidak usah.” Senyum licik memenuhi wajah Amy: “Sepertinya ramalan Yang Mulia tidak terlalu akurat. Kalau tidak... Kenapa tidak bisa meramalkan nasib masuk penjara ini? Awalnya saat menerima perintah departemen militer, saya masih ragu. Tapi sekarang bukti sudah jelas. Profesor Benjamin, apakah kamu utusan Gereja Suci dan Benua Fanos yang disusupkan ke kemah Chi Aotian?”
Apa? Benjamin benar-benar bingung, ini masalah dari mana?
“Nah, kenapa Kesatria Peri Burung Ganas sering menemukan manusia beruang di pasukan reguler Hutan Perbatasan. Ternyata... Kalian benar-benar bersekongkol dengan pasukan Fanos. Sekarang semua sudah lihat, ini fakta yang tak terbantahkan. Masukkan mereka semua ke sel, jaga ketat!”
“Siap, Tuan Regu.” Pasukan Bayaran Kecil mendorong Chi Aotian dan lima enam orang lainnya keluar.
Sepanjang proses ini, tersangka utama kasus pengkhianatan besar Chi Aotian tidak mengucapkan sepatah kata pun.
“Kalian semua sudah lihat.” Amy melempar laporan pertempuran tebal ke meja lagi, lalu berpaling ke para perwira pasukan reguler Kekaisaran: “Apa arti kejadian tadi? Kamu... Farel, coba jelaskan.”
"Farrell sebelumnya adalah Komandan Batalyon Infanteri Kedua Legiun Bulan Salju. Setelah mengikuti Ritual Feng Long, dia ditahan Amy di zona utara dan tidak bisa kembali ke pasukannya. Sekarang berpikir lagi, untung dia tidak bisa kembali - anak buahnya semua berada di bawah komando Marsekal Chi Hantong. Kalau kembali... Pasti namanya masuk daftar pemberontak." "Yang Mulia Jenderal, ini membuktikan bukti konkret. Mereka benar-benar terlibat pemberontakan."
"Omong kosong! Aku tidak tahu mereka memberontak?" Amy melototi Farrell. Perwira ini dulunya berasal dari Pasukan Infanteri Gletser. Meski tidak ada hubungan langsung dengan ayahnya, tapi memang veteran dari kesatuan yang sama. "Ini menunjukkan bahwa Yang Mulia Jenderal ini memahami legitimasi moral, berjiwa luhur, mengambil keputusan tegas, bertindak cepat, memimpin pasukan dengan baik..."
"Benar, benar." Tong Chui, wakil pemimpin Ksatria Kurcaci di belakang Huo Ensi yang familiar dengan idiom-idiom ini buru-buru melanjutkan: "Tuan Regu Amy benar-benar bertindak cepat, keras kepala, bermata indah..."
Huo Ensi langsung tahu idiom itu berasal dari kitab suci Kurcaci. Dia menyikutnya keras-keras. Tong Chui baru saja mengucapkan "mengayunkan pedang", dua kata terakhir tertahan masuk ke perutnya.
“Jadi kalian harus ingat, jika utusan departemen militer datang menyelidiki kasus ini, kalian harus bersaksi tentang penanganan bijaksana Yang Mulia Jenderal saat ini. Sekalian sampaikan ke departemen militer, demi memikirkan solusi brilian ini, Yang Mulia Jenderal sudah tiga hari tiga malam tidak tidur, memeras otak dan bermeditasi tanpa henti. Alangkah baiknya departemen militer memberikan penghargaan materi yang konkret.”
Para perwira senior pasukan Kekaisaran diam-diam mengusap keringat, anak tikus memang terlahir pandai menggali lubang...
“Sudah, rapat selesai. Kalian boleh pergi.” Amy melambaikan tangan mengusir para perwira dan pejabat. Aula upacara yang megah tiba-tiba menjadi kosong melompong, hanya menyisakan tiga orang.
“Hah...” Amy menghela napas panjang lalu menjatuhkan diri di kursi.
“Apa perlu melakukan ini semua hari ini?” Horo Ensi yang juga terlihat kelelahan, duduk bersila di lantai.
“Perlu... Tentu saja perlu...” Amy menghela napas berat: “Perintah seperti ini dari Yang Mulia Hongshi pastilah memiliki dua alasan. Pertama, ada orang picik di sisi Kaisar yang mengabaikan situasi perang di Benua Eminoll. Kedua, Kaisar kini mulai mencurigai semua orang... Bayangkan, adik kandung sendiri dan paman sendiri saja bisa berkhianat...”
Ruangan yang sunyi itu pun terasa semakin mencekam. Ketiganya termangu tanpa kata.
“Tidak ada pilihan. Jika tidak melakukan ini, mungkin... nama kita akan tercantum di surat buruan berikutnya.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan?” Horo Ensi menggebrak lantai dengan tinjunya.
“Chi Aotian meraih kemenangan besar di Dataran Bunga. Menurutku, Farnorth tidak akan punya sisa kekuatan untuk bertempur lagi dalam waktu dekat. Jadi, maukah kau tetap di sini menjaga markas? Aku, Da Qing Shan, Qing Luo, dan beberapa orang lain akan pergi ke Zona Perang Hutan Perbatasan. Aku ingin melihat langsung apa yang sebenarnya terjadi di bawah hidung kita ini! Jika mereka benar-benar membuatku marah, akan kulakukan pembunuhan!” Amy mengatakannya sambil menggertakkan gigi.
Hutan Perbatasan, sesuai namanya, merupakan hutan luas yang membentang seperti garis pemisah alami, membelah wilayah tengah-selatan Benua Eminoll menjadi dua bagian.
Puncak tertinggi Pegunungan Lanskap, Luojifeng, bercabang ke selatan membentuk dua rangkaian pegunungan berbentuk huruf ''. Rangkaian utama mengarah timur hingga tenggelam di laut, membentuk Hutan Lanskap. Sisa cabangnya memanjang lurus ke selatan, membentuk Hutan Perbatasan yang dimulai dari sisa cabang ini. Setelah 3.000 li ke selatan, Hutan Perbatasan bertabrakan dengan Gunung Suci, lalu menyebar ke timur dan barat mengikuti rangkaian Gunung Suci. Bagian timur akhirnya bertemu dengan Hutan Peri di Benteng Tongyun.
Baik luas maupun panjang total Hutan Perbatasan jauh melampaui empat hutan besar lainnya (Hutan Es dan Salju di Benua Beku, Hutan Peri di Benua Eminoll, Hutan Lanskap, dan Hutan Gunung Meixisi). Dengan memasukkan jalur hutan di lereng timur Gunung Suci, total panjang Hutan Perbatasan melebihi 4.000 li, dengan luas total dua kali lipat lebih besar dari Hutan Peri.
Karena Hutan Perbatasan memiliki orientasi utara-selatan maupun barat-timur, dan rentangnya melebihi 2.000 li, dengan rentang sebesar ini baik tumbuhan maupun hewan, tingkat kekayaan spesiesnya tidak bisa dibandingkan dengan tiga hutan besar lainnya.
Sungai Sanggan, Sungai Mississippi, dan Sungai Singa adalah tiga sungai terbesar di Benua Eminoll. Meskipun sumber mata airnya berbeda, ketiga sungai besar ini bertemu di Hutan Perbatasan. Dapat dikatakan: 4.000 li Hutan Perbatasan tertembus oleh 4.000 li aliran sungai. Di bagian tengah utara Hutan Perbatasan, ketiga sungai besar membentuk lingkaran sungai raksasa seluas 300 li, bagaikan parit pertahanan alami.
Seperti hutan peri, Hutan Lanskap, dan Hutan Es dan Salju, sebagian besar Hutan Perbatasan juga merupakan daerah terlarang bagi manusia. Di balik bayang-bayang kelam hutan, bahaya mengintai di setiap sudut.
Sebuah couplet menggambarkan Hutan Perbatasan sebagai: Dari utara-selatan, mengenakan helm emas menunggang kuda putih, menyimpan segudang rahasia; Dari timur-barat, berjubah sutra mengibarkan pita hijau, menyembunyikan kosmos dalam lengan. Kalimat horisontal: Pahlawan Hamparan Bumi.
Catatan: "Helm emas zirah perak" merujuk pada Gurun Pasir Besar dan Gunung Suci; "jubah brokat sabuk hijau" mengacu pada Dataran Bunga dan tiga sungai besar.
——《Shan Hai Jing*Hutan Perbatasan》
