Untuk masuk ke Zona Perang Hutan Perbatasan dari sini, cara termudah tentu terbang melintas. Kecuali Amy dan Tong Chui, anggota lain bisa melakukannya dengan mudah. Amy dan Tong Chui mungkin bisa menggunakan mantra pengapungan atau sihir serupa untuk melewati pos garda. Tapi dalam kondisi perang, semua jalur yang bisa dilalui pasti dijaga ketat dengan pos pengintaian tersembunyi, plus sejumlah Ksatria Binatang Legenda yang berpatroli di udara - Pasukan Ekspedisi baru saja menang besar di front timur, jadi kekuatan pertahanan utama Zona Perang Hutan Perbatasan pasti terkonsentrasi di barat. Hampir mustahil menyusup tanpa memicu alarm.
Ksatria Hutan mungkin tak berdaya melawan 5000 pasukan ekspedisi, tapi menangani 7-8 petualang yang menyusup dengan tujuan tak jelas? Itu perkara mudah. Bisakah 10 petarung teratas di Papan Peringkat Jiwa Perang yang diikat bersama mengalahkan satu skuadron elit kekaisaran? Jawabannya pasti tidak. Jika... Zona Perang Hutan Perbatasan bisa mengkonfirmasi keberadaan Amy, Ratu Peri, Da Qing Shan dalam kelompok ini, mereka pasti akan mengerahkan lebih dari satu dua skuadron. Menangkap salah satu dari mereka saja bisa menjadi tiket untuk bangkit kembali meski kehilangan Hutan Perbatasan.
Amy menepuk punggung makhluk trenggiling besar di belakang Tong Chui sambil tersenyum: "Tetua, tahu kegunaan benda ini?"
Qing Luo seketika tersadar...
Manusia memiliki titik buta kebiasaan masing-masing, semakin dekat sesuatu di depan mata, semakin mudah diabaikan. Di hutan peri juga ada trenggiling, hanya ukurannya tidak sebesar ini, umumnya sekitar satu meter. Selain kepala dan perut, seluruh tubuh hewan ini ditutupi sisik tebal. Sepasang kaki depan trenggiling sangat kuat dengan sepuluh cakar tajam di ujungnya. Dalam keadaan mengamuk, trenggiling bisa mencabik kulit serigala dengan cakarnya. Ciri khas trenggiling adalah keahliannya menggali lubang. Hewan penggali lain seperti luak atau tikus tanah jauh kalah dibandingkan. Kecuali granit keras, tidak ada yang bisa menghalangi trenggiling.
"Tong Chui, suruh trenggilingmu menggali lubang besar di bawah tanah, semakin besar semakin baik. Kita akan sembunyi di sana setengah hari. Anqiu Sheng, nanti kamu menyamar di jalur yang pasti mereka lewati. Tetua, timbunan tanah hasil galian trenggiling ini saya serahkan padamu." Amy dengan santai membagikan tugas ke semua orang.
Setengah jam kemudian, semua manusia dan tunggangan mereka menghilang tanpa jejak. Di lokasi semula, muncul hamparan tanaman merambat yang luas...
Tetua Qing Luo yang telah menyandang gelar Magister Sihir elemen kayu, sama sekali tidak kesulitan menggunakan sihir mempercepat pertumbuhan tanaman tingkat tiga. Dengan ketelitiannya, Qing Luo menumbuhkan tanaman penuh duri kait yang berlapis-lapis. Kecuali musuh memiliki kemampuan trenggiling, mustahil menemukan jejak apapun.
Anqiu Sheng kembali menghilang di hutan, hanya kali ini ia memilih pucuk pohon sebagai tempat berpijak.
“Benar saja, sekitar pukul 3 sore, kafilah unta Tom Tua melewati area sekitar. Puluhan anggota tim menyebar membentuk garis, menyisir wilayah beberapa li di sekitarnya... Mereka tidak menyadari bahwa tepat di atas kepala mereka, sebuah siluet perlahan berpindah dari satu rumpun dedaunan ke rumpun lainnya...”
“Berdasarkan perhitungan waktu, kafilah seharusnya berkemah di lokasi yang sangat dekat dengan jalan raya benua. Besok pagi-pagi mungkin mereka akan mencoba mendekati pos garda Hutan Perbatasan.”
“Keesokan harinya pagi-pagi, Amy, Da Qing Shan, dan Tong Chui berangkat terlebih dahulu, bergerak cepat ke timur. Sementara Tetua Qing Luo memimpin tiga anggota lainnya langsung menuju pos garda jalan raya di Zona Perang Hutan Perbatasan.”
“Tepat seperti dugaan, rombongan empat orang Tetua Qing Luo nyaris bersamaan waktunya bertabrakan dengan kafilah dagang Tom Tua di dekat pos garda.”
“Senior, kalian harus berhati-hati. Sepertinya mereka mengincar rombonganmu.” Tom Tua segera mendekat: “Setelah berpisah, kami sama sekali tidak bisa melacak lagi orang yang memata-matai kami.”
“Terima kasih.” Qing Luo sudah menduga hasil ini, wajahnya tidak menunjukkan sedikitpun ekspresi terkejut.
“Bagaimana dengan tiga anggota lainnya?”
“Oh, ada misi baru yang harus mereka selesaikan. Tidak tahu apakah sekarang mereka sudah memasuki pos garda. Perkiraan akan bergabung kembali dengan kami satu dua hari lagi.” Jawaban Qing Luo terdengar sempurna, tapi segera ia menyadari kejanggalan: “Oh, di rombonganmu juga terlihat berkurang beberapa anggota kan? Hmm... yang hilang itu yang bertubuh sangat kekar.”
“Haha, Dewa Utama memberkati, mereka adalah tentara bayaran abu-abu yang saya sewa. Kawanan ini bisa makan dan minum banyak. Sekarang saya sudah sampai di tujuan, tentu tidak perlu lagi membiarkan mereka menguras dompet saya.” Jawaban Old Tom juga rapat tanpa celah.
Pandangan kedua orang tua ini tak sengaja bertemu. Tiba-tiba keduanya tertawa terbahak-bahak bersamaan—sembari tertawa, di lubuk hati sama-sama muncul dua kata: “Membohongi setan!”
Tidak berjalan beberapa langkah, mereka sampai di pos garda Zona Perang Hutan Perbatasan. Sampai di pos, Qing Luo dan Old Tom sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut. Di Bar Beruang, informasi yang mereka dapat sama—pemeriksaan di pos Hutan Perbatasan sangat ketat, setiap hari ada orang yang ditahan. Ternyata di sini sama sekali tidak seperti itu. Meski di dalam dan luar pos ada 20 lebih personel militer, pemeriksaannya sangat longgar. Untuk petualang hanya ditanya dua tiga perkara, untuk kafilah dagang yang akan masuk ke Hutan Perbatasan bahkan lebih longgar, hanya memeriksa dua peti barang secara acak lalu dilepas.
Sekarang dipikir-pikir, alasannya pasti sederhana.
Setelah kudeta terjadi, situasi Hutan Perbatasan pasti sangat tidak stabil. Dalam kondisi seperti itu harus dikelola dengan tangan besi. Kini kudeta telah berlalu sebulan. Dengan status Pangeran Tiedu dan daya panggil Marsekal Chi Datong, pasti semua faktor tidak stabil sudah dibersihkan. Jika tetap mempertahankan tekanan tinggi di dalam Hutan Perbatasan, justru akan memicu reaksi keras dari massa.
Lagipula, Wilayah Hutan Perbatasan bukanlah daerah penghasil pangan tradisional. Berbagai kebutuhan hidup termasuk bahan pangan dan logam harus diangkut dari daerah lain. Selama sebulan terakhir dalam status siaga, diperkirakan banyak persediaan yang telah terkikis separuhnya. Sekarang harus bersikap ramah pada kafilah dagang dan para petualang, hanya dengan cara ini harga dan kehidupan di Wilayah Hutan Perbatasan bisa kembali normal.
Andai tahu begini, Amy, Da Qing Shan, dan Tong Chui sama sekali tidak perlu menyusup lewat terowongan. Benar-benar rencana tak bisa mengikuti perubahan. Sejak meninggalkan Maqila, setiap langkah dalam operasi ini penuh kejutan.
Dugaan Qing Luo ternyata tepat. Kafilah dagang Lao Tom mendapat sambutan istimewa. Perwira pos garda secara khusus mengeluarkan surat izin khusus untuk kafilah tersebut, dan berulang kali menjamin jika ada masalah bisa melapor ke Badan Inspektur yang berada di bawah kaisar. Empat orang Qing Luo juga dianggap sebagai anggota kafilah Lao Tom, sehingga dengan mudah masuk ke saluran air melingkar.
Dengan demikian, mata-mata pertama yang disediakan misi Level B itu sekarang sudah tidak diperlukan lagi.
Sebenarnya, pos garda ini sudah merupakan pos kedua. Pos garda pertama yang sesungguhnya berada di pintu masuk Hutan Perbatasan, yang telah dihindari oleh kafilah dagang dan para petualang.
Setelah masuk pos garda, Qing Luo aktif mencari alasan untuk meninggalkan kafilah. Saat berpisah, Lao Tom masih penuh semangat bertanya: "Kapan Senior akan menyelesaikan misi dan pergi dari sini? Setelah mengurus barang dagangan dan membeli persediaan baru, saya akan kembali ke Sungai Sanggan. Apakah bisa ikut bersama Senior? Saya yakin upah yang saya bayar akan memuaskan Senior."
“Ini saya benar-benar tidak tahu. Ada beberapa tugas yang menumpuk, jika bisa diselesaikan dengan cepat, mungkin membutuhkan sekitar 10 hari. Nanti, jika kita bisa bertemu di sekitar pos garda ini, mungkin benar-benar bisa berjalan bersama lagi.” Qing Luo tidak tahu apakah undangan Tom tua ini tulus atau sekadar basa-basi, jadi berusaha membuat perkataannya fleksibel.
“Baiklah, semoga Dewa Ayah melindungi kita semua.” Setelah berkata demikian, Tom tua membawa kafilah dagangnya meninggalkan jalan raya menuju tenggara.
Sesuai kesepakatan sebelumnya, Qing Luo bersama tiga pemuda lainnya juga meninggalkan jalan raya, menuju saluran air melingkar dari arah timur laut. Seluruh saluran air melingkar hanya memiliki satu jembatan, itu pun jembatan apung, terletak di ujung paling selatan. Jembatan apung ini terhubung dengan jalan raya sejauh 10 li ke selatan. Dari jembatan apung lurus ke utara 80 li adalah ibu kota administratif tertinggi Zona Perang Hutan Perbatasan - Kota Jinbian. Kota Jinbian juga merupakan ibu kota sementara yang dipilih kaisar boneka. Kondisi di dalam saluran air melingkar dan Kota Jinbian saat ini masih menjadi misteri. Namun dalam rencana perjalanan ini, markas sementara Marsekal Chi Datong di Kota Jinbian adalah tujuan akhir.
Titik pertemuan yang disepakati Qing Luo dan Amy adalah Kota Xiaoyuan yang disebutkan dalam misi Level B. Kota kecil ini berjarak sekitar 50 li dari saluran air melingkar.
“Tetua, apakah hari ini kita bisa bertemu kakak?” Di dalam hutan lebat, Ling Bao'er menarik-narik baju Qing Luo. Yang Mulia Ratu juga seperti orang yang pernah digigit ular, takut pada tali selama sepuluh tahun - perilaku kabur dari pernikahan Amy telah meninggalkan trauma mengerikan di hati kecil Sang Ratu yang belum dewasa. Bisa dikatakan, hanya karena hal ini saja, Amy sudah pantas disebut penjahat kelas berat.
“Yang Mulia, Meskipun Pangeran mengambil rute memutar, kecepatannya lebih cepat dari kita. Bisa jadi dia sampai lebih dulu. Kita pasti akan bertemu hari ini, jangan khawatir.” Qing Luo segera menghibur Sang Ratu.
“Tentu saja kalian akan bertemu, di penjara Yang Mulia Kaisar.” Suara mengerikan tiba-tiba bergema dari hutan yang menutupi langit!
Udara di hutan langsung menjadi tegang...
Qing Luo dengan kilat mengambil busur pendek peri dari punggungnya, tiga bulu panah hijau pekat terpasang di telapak tangan; Anqiu Sheng tanpa bicara mengeluarkan pedang hitam dari punggung, melangkah miring 45° untuk melindungi Ratu Ling Bao di tengah; Sha Ruo menarik Sang Ratu ke pelukannya, sementara tangan lainnya mengangkat tongkat sihir perak dimana kristal sihirnya memancarkan cahaya putih.
Tak ada siapa-siapa... Hutan lebat di sekitar terlihat kosong...
"Siapakah Yang Mulia? Bersembunyi seperti pengecut, tidak takut merusak reputasi sendiri?" Qing Luo tahu ini pertanda utama, 90% semua kejadian sebelumnya terkait dengan makhluk ini.
"Kilat Malam Gelap, tokoh paling terkenal. Hmm..." Suara mengejek bergema di hutan kelam, tapi sumbernya tak terlacak.
"Muncullah. Jika tidak, kami tak akan tanggung jawab atas cedera tak disengaja." Wajah Qing Luo datar, busur pendeknya sudah terarah sejajar dada.
“Tak disangka, Kilat Malam Gelap juga bisa membual. Bertahun-tahun ini, gelar-gelar seperti 'Kesatria Naga Suci Pertama Sepanjang Masa' dan 'Otak Emas' nyaris meledakkan telingaku. Sekarang baru kusadari, tak ada yang istimewa. Sepanjang perjalanan, kapan kalian benar-benar mendeteksi kami? Jika bukan karena rencana mempersembahkanmu kepada Yang Mulia Kaisar Militer... hmph...”
“Yang Mulia, sebenarnya masih ada ikatan persaudaraan di antara kita. Tapi sekarang, Yang Mulia sama sekali tak menghargainya. Kalau begitu, maafkan kami.” Qing Luo mengangkat busur pendeknya, tiga bulu panah terpasang di tali busur, mengarah tepat ke depan—padahal tak ada siapa-siapa di sana.
“Haha, aku ingin lihat bagaimana kau memecahkan kulit sapi dengan tiupan... ah...” Suara mengejek tiba-tiba terputus oleh jeritan!
Seketika, tali busur di tangan Qing Luo bergetar tiga kali berturut-turut. Tiga bulu panah berubah menjadi gelombang udara samar yang melesat horizontal. Tiba-tiba, ketiga gelombang itu berbelok tajam di udara, menyerang dari tiga sudut berbeda ke arah langit...
Di udara, di atas dahan pohon yang menjorok, seekor burung gagak hutan hitam sedang bertengger!
