Hati semua orang terasa terhunjam... Meski sudah menduga Marsekal Chi Datong tak mungkin terlibat pemberontakan, tapi... tak disangka hasilnya seperti ini.
Amy hendak bertanya lagi, tapi Lei Ge mengangkat satu jari menghentikannya: “Jangan tanya lagi. Aku tak ingin mengingat-ingat. Nanti saat kau bertemu Tie Du atau yang lain, jawabannya akan kau dapat.”
"Ini juga bentuk ketidakstabilan emosi. Sebelumnya, Amy dan Da Qing Shan tidak pernah melihat Lei Ge menunjukkan luapan emosi seperti ini."
"Ngomong-ngomong Guru, bagaimana cara Anda masuk ke lingkaran sihir itu? Kalau bukan karena Guru, pasti kami akan mengalami kekalahan telak." Da Qing Shan mengutarakan pertanyaan semua orang.
"Hmph... Pertama kalinya aku melihat orang bodoh seperti kalian. Berani-beraninya bertarung melawan 10 Penjaga Hutan di dalam hutan. Jika aku yang menemui Penjaga Hutan di hutan, pikiran pertama pasti kabur!" Lei Ge mencubit hidung bengkoknya. Salah satu alasan utama dia menyukai Amy adalah karena hidung Amy sedikit mirip dengannya.
"Kalau aku juga pernah masuk Menara Permohonan, beralih profesi jadi Magister Besar, dan menguasai sihir lompat waktu, tentu aku juga sudah kabur dari tadi." Dalam hati, Amy mengejek sang Guru yang berbicara tanpa merasakan kesulitan.
Lei Ge menepuk belakang kepala Amy: "Sudah kubilang, buku baru terasa kurang saat dibutuhkan. Tapi kamu malah mengingatnya sebagai uang baru terasa kurang saat dibutuhkan."
"10 Penjaga Hutan melepas mantra terlarang sihir kayu di sini. Semua spirit magis kayu dalam radius ratusan li sudah terkuras. Tentu saja aku merasakannya. Sebulan yang lalu, aku sudah sampai di luar formasi magis Chunhua Qiushi, tapi tak bisa masuk. Kekuatan suku kuno Penjaga Hutan terlalu kuat. Amy, apakah kamu melepas sihir pedang besar di dalam lingkaran sihir itu?"
Amy segera menceritakan kejadian saat itu secara detail.
“Oh, saya tahu dua sihir itu. Dalam hal daya penghancur, keduanya setara dengan tingkat Mantra Terlarang. Tapi…” Lei Ge merenung sejenak: “Pedang Bumi masih bisa diatasi, tapi hujan meteor terakhir itu selain sangat membahayakan tubuh manusia, juga akan merusak pedangmu, bahkan bisa hancur total. Bawa pedangmu kemari, biar saya lihat.”
Amy tertegun, saat itu tidak merasakan masalah pada Biru Tua, segera menariknya keluar.
Keriput di wajah Lei Ge menyembul senyum tipis: “Bukan Biru Tua, pedang yang satunya lagi.”
Reaksi Amy sangat cepat, wajahnya langsung berubah, tangan balik menarik Pisau Es. Tangannya segera merasakan bobot Pisau Es tidak normal, setelah ditarik baru sadar Pisau Es ternyata hanya tersisa gagang pedang kosong… Da Qing Shan yang tahu Pisau Es ini warisan ayah Amy, segera membantu Amy melepas sarung Pisau Es. Saat itu baru terlihat, Pisau Es yang telah diperkuat roh elemen es tingkat tinggi telah berubah menjadi tumpukan serpihan!
Tangan Lei Ge menepuk bahu Amy, jarinya memberi tekanan. Terhadap Pisau Es ini, Lei Ge juga memiliki ikatan emosional. Namun Lei Ge tidak ingin ada yang mengamuk karena hal ini. Amy menghela napas panjang, mengalihkan topik: “Apakah karena jumlah roh pedang sudah mencapai batas tertentu sehingga bisa menekan roh kayu, baru Bisa masuk ke sini?”
"Benar. Saat itu Peri Pedang sedang berjaya, logam mengalahkan kayu. Termasuk Penjaga Pohon juga mendapat tekanan dari Peri Pedang. Karena itu, Lingkaran Sihir muncul cacat, sehingga aku bisa masuk. Tentu... pertama-tama aku melepaskan Mantra Terlarang jenis sihir andalan Magister Besar."
"Mengapa tidak lanjutkan pertempuran? Kita bisa memanggil Lü'er, Phoenix Api, dan seekor Naga elemen angin." Amy yang kelelahan sihir saat itu berada dalam kondisi linglung, banyak hal yang tidak dipahaminya.
“Naga Raksasa benar-benar sehebat itu? Apakah Naga Suci tak terkalahkan di dunia?” Lei Ge memandang dengan galak ke arah Amy dan Da Qing Shan: “Jangan berpikir memiliki Naga Suci akan membuatmu hebat... Tahukah kalian apa tiga cambuk yang dimiliki Para Gembala Pohon? Cambuk Pengusir Gunung, Cambuk Pembalik Samudra, dan Cambuk Pemukul Dewa - terutama Cambuk Pemukul Dewa. Setelah Perang Suci Dewa dan Iblis, para dewa di dunia dewa habis tewas atau terluka. Dewa Ayah terpaksa menganugerahkan gelar kepada ratusan dewa sekaligus. Dalam proses pengangkatan dewa ini, cambuk pemukul itu bahkan pernah membunuh dewa tingkat Dewa Utama. Da Qing Shan, kau pernah melihat pasukan Panglima Iblis. Semua ras yang luar biasa kuat itu berasal dari Pulau Iblis. Kekuatan mereka hari ini jauh lebih lemah dibanding nenek moyang mereka setelah penciptaan dunia. Di Benua Eminoll kuno, pernah ada beberapa suku besar warisan Dewa Pencipta sebelumnya: manusia berkepala kambing, manusia berkepala elang, manusia berkepala singa, yang terkuat adalah Raja Iblis. Untuk mengusir mereka ke Pulau Iblis, tiga kepala suku Gembala Pohon pernah bersatu melawan tiga pemimpin: manusia berkepala kambing, manusia berkepala elang, dan Raja Iblis. Hasilnya, kepala suku Gembala Pohon terjebak dalam jebakan, diarahkan ke Gunung Botak dan Bukit Gundul dimana dalam radius ratusan li hanya ada tiga pohon kecil yang menyedihkan.”
“Oh? Apakah para Gembala Pohon kalah?” Ling Bao'er yang paling suka mendengar cerita dan dijuluki pendengar terbaik, selalu mengajukan pertanyaan tepat pada momen-momen kritis.
“Hehe… Dulu tiga pemimpin besar juga berpikir begitu. Yang tidak mereka duga adalah, tiga Dendrophor Du E, Du Jie, dan Du Nan segera menggunakan sihir inti mereka untuk mempercepat pertumbuhan tiga pohon kecil menjadi pepohonan purba berusia ribuan tahun. Kemudian masing-masing bersandar pada satu pohon purba, sehingga memperoleh kekuatan bumi. Tiga Cambuk Dewa yang saling terhubung dan tak henti-hentinya, akhirnya berhasil mengurung Manusia Kepala Kambing Xiao, Manusia Kepala Elang Tianzheng, serta Raja Iblis Pembantai Naga Wuji di dalamnya. Pada akhirnya memaksa tiga suku besar bersembunyi di Pulau Iblis… Raja suku Manusia Kepala Elang Tianzheng bahkan terkikis seluruh energinya oleh tiga Cambuk Dewa hingga tewas lelah dalam formasi sihir cambuk dewa.”
Lei Ge menghela napas sejenak lalu berkata serius pada Amy dan Da Qing Shan: "Di seluruh Benua Eminoll, hanya tersisa 10 Dendrophor. Selama berada di daerah berpepohonan, jangan melawan mereka. Hampir tidak ada kesempatan untuk menang. Ada yang sudah membayar dengan kehidupannya. Aku tidak ingin kalian menjadi korban berikutnya."
“Ayo!” Lei Ge kembali berdiri: “Kota Langit telah mengambang di sini selama 20.000 tahun. Dalam dua puluh ribu tahun terakhir, meski beberapa kali terjadi pasang-surut sihir, dan beberapa penyihir mencoba memasuki Kota Langit, namun akhirnya gagal karena skala pasang-surut terlalu kecil. Kali ini adalah pasang-surut paling dahsyat dalam 20.000 tahun terakhir, menyamai yang terjadi di era Kekaisaran Sihir. Mari kita coba lagi, mungkin bisa memasuki kota kuno yang telah terlantar selama 20.000 tahun ini.”
“Lalu... Guru, menurutmu apakah Guild Penyihir Pulau Biru Tua tidak akan naik ke sana?” Amy bertanya. "Tidak." Qing Luo menjawab: "Berdasarkan perjanjian setelah Perang Sihir-Senjata, semua Magister Sihir level tinggi di Pulau Biru Tua dilarang meninggalkan pulau itu walau satu langkah. Jika tidak, guild mercenary, guild pencuri, guild pembunuh, Empat Keluarga Kuno, Kerajaan Kurcaci Pegunungan, Kerajaan Kurcaci Hutan, Aliansi Naga Raksasa, dan lebih banyak lagi kekuatan misterius yang kini tidak diketahui akan secara bersamaan menyatakan perang terhadap Pulau Biru Tua."
“Tapi,” Qing Luo juga mengajukan keraguan, “Yang Mulia Magister, menurut penjelasan Anda, Kota Langit seharusnya berada di ketinggian yang mendekati Penghalang Hitam (yaitu tembok kokoh yang memisahkan dunia dewa dan manusia). Di ketinggian itu penuh angin kencang, bahkan Naga Suci pun tidak bisa terbang melaluinya. Bagaimana mungkin kita bisa naik ke sana?”
“Awalnya memang sangat sulit. Tapi, baru-baru ini saya mendapatkan sejumlah kristal sihir dengan kualitas sangat unggul, dan kekuatan magis yang terkandung di dalamnya juga cukup besar. Masalah itu sudah terpecahkan.” Lei Ge berkata sambil mengeluarkan beberapa kristal lagi dan menyodokkannya ke tangan Amy.
Alis Da Qing Shan berkerut sedikit. Kristal-kristal ini terasa familiar baginya: “Guru, warna kristal ini menurutku mirip dengan kristal raksasa di bawah istana Kota Skambray?”
Ekspresi Lei Ge lebih menyakitkan daripada menangis: "Hehe... Kamu benar sekali. Kristal itu sudah hancur total. Baru-baru ini aku menemukan sesuatu lain di lokasi kristal..."
"Kunci?" Alis Amy berkedut.
"Ah—ya! Semua kunci yang kamu sebutkan dalam surat. Kristal sihir ini, selama 500 tahun telah memfusikan kekuatan sihir yang jika diukur dengan magister besar sihir, mungkin setara 50～80 kali. Saat kristal hancur, setidaknya separuh kekuatan sihir terkikis. Sisa kekuatan sihir dalam serpihan kristal ini masih sangat mengejutkan."
Tanpa penjelasan lebih lanjut dari Lei Ge, semua orang merasakan kekuatan seperti lautan dari kristal sihir di tangan Amy. Namun selain Amy, Da Qing Shan, dan Sha Ruo, yang lain tidak paham maksud penyihir tua itu.
"Setiap orang punya pilihan sendiri, tak bisa dipaksakan..." Amy menghela napas panjang. Baru sekarang dia tahu makna sebenarnya dari cahaya biru yang menerobos langit di atas Skambray dulu. Hanya gadis itu yang bisa melakukan hal seperti itu. Dan... nasibnya masih belum jelas...
Tiba-tiba Anqiu Sheng mengendarai Naga Raksasa turun: "Tuan Lei Ge, mereka sudah sangat dekat, paling lama 10 menit lagi sampai."
"Lanjutkan pengawasan. Turun 1 menit sebelum mereka tiba, jangan ada konflik." Lei Ge melambaikan tangan, lalu menoleh ke Amy: "Murid, ikut aku sebentar. Gurumu akan mengajarkan sesuatu lagi."
Da Qing Shan tertegun sejenak tanpa bicara, Lei Ge tak pernah menyembunyikan sesuatu pun darinya.
……
"Murid, kita akan berpisah lagi. Kurasakan, kau semakin menjauh di jalur sihir lain. Bagus. Aku bangga. Sejak debutmu, semuanya lancar, jangan sombong atau gegabah..." Lei Ge terus mengoceh tanpa substansi jelas.
Amy tak tahu maksud Lei Ge, hanya mendengarkan dalam diam.
"Chi Hanfeng pergi, Chi Datong juga tiada, ha... Jabatanku jauh lebih senior dari Yang Mulia Marsekal, tapi aku masih hidup. Hidup ini... Begitulah, berlari cepat, sekejap mata lalu tinggal roh dan penyesalan. Saat tiba di Kota Langit, perhatikan baik-baik. Ingat, itu puncak peradaban manusia, setidaknya yang tak tertandingi. Bawalah ketakwaan dalam hati. Sepanjang sejarah, hanya di era itulah dunia dewa sungguh memandang manusia sebagai rival. Juga, tekunlah belajar sihir, jangan seperti Da Qing Shan yang bergantung pada naga suci - meski bukan salahnya, karena bakat memang tak bisa dipaksakan. Satu hal harus kau ingat seumur hidup dan wariskan pada sejarawan: Sihir adalah satu-satunya jalan manusia mendekati dan menantang para dewa. Setiap orang menantang batas diri, umat manusia pun menantang batas kolektif."
Amy mulai mencium bahaya, bertanya hati-hati: "Guru Lei Ge, apakah... ada bahaya dalam perjalanan ini?"
"Hehe, cuma tebak-tebakan. Aku ini cuma orang tua yang bicaranya ngawur." Lei Ge terkekeh, kumis putihnya bergetar. Kilauan bintang terpantul dari mata cekungnya.
Suara dari kejauhan semakin keras. Pepohonan di sekitar Danau Persik mulai mencabut akar dari tanah, tanda kekuatan sihir Penggembala Pohon telah tiba.
"Ayo kita kembali." Lei Ge membawa Amy kembali dengan cepat ke lingkaran sihir yang baru saja mereka siapkan.
"Berhentilah di dalam lingkaran sihir. Jangan bergerak. Mungkin akan ada pemandangan aneh, tapi tak perlu khawatir. Amy, masuklah." Lei Ge menyerahkan tongkat sihirnya pada muridnya, lalu mendorong Amy masuk.
Lei Ge kemudian berdiri di sisi utara, satu kaki menginjak Danau Persik, satu lagi menapak kristal lingkaran sihir: "Roh bebas, kembalilah ke bumi dari langit nun jauh..."
Sang Magister terus melantunkan kidungan sambil menulis karakter-karakter kuno di udara. Perlahan, tulisan-tulisan itu memancarkan cahaya berwarna-warni dan melayang bebas. Da Qing Shan tiba-tiba meraih lengan Amy: "Bukankah ini... tulisan dunia dewa?"
Amy juga terkejut, lalu dia melihat kejutan yang sama di mata Qing Luo dan Ling Bao'er. Bagaimana mungkin Guru Lei Ge juga menguasai tulisan dunia dewa? Menurut penjelasan Baginda Raja Kerdil dan Tetua Besar, mengendalikan tulisan dan kata-kata dunia dewa membutuhkan energi besar bahkan pengorbanan hati...
Tulisan berwarna-warni semakin banyak, menari-nari dengan lincah mengelilingi Lingkaran Sihir segi enam... Saat itu pula, semua orang di dalam lingkaran sihir menyadari: suara kidungan Magister Lei Ge semakin nyaring, tapi kecepatan tangan beliau menggambar mantra semakin melambat.
Tiba-tiba, pepohonan di sekitar Danau Persik mulai bergerak mendekati Para Petualang! Seorang Penjaga Pohon raksasa muncul dalam pandangan mereka! Melihat situasi ini, sebagai kelompok kuno, Penjaga Pohon langsung memahami fungsi lingkaran sihir itu. Dalam kepanikan, dia mengangkat segumpal tanah besar dan melemparkannya keras-keras ke arah lingkaran sihir!
Sebayang bayangan hijau melintas, gumpalan tanah sebesar rumah terdengar "dong!" saat terhempas miring dan pecah menjadi berkeping-keping! Tunggangan Anqiusheng, Naga Angin, menghentakkan tubuhnya untuk membelokkan gumpalan tanah itu. Mulut raksasanya menganga sambil menyemburkan lidah api merah menyala ke arah Penjaga Hutan. Serangan itu langsung menghantam tubuh Penjaga Hutan, namun nyaris tak meninggalkan luka. Dengan cemeti panjang di tangan, Penjaga Hutan mengayunkan cambuknya. Naga elemen angin itu mengepakkan sayap untuk menghindar, namun sorotan cahaya emas mengikatnya erat. Saat cambuk nyaris mendarat, naga raksasa itu berputar cepat menghindari kepala dan tubuhnya. Namun, ekor sepanjang tiga meter terpotong bagai pisau mengiris mentega. Potongan ekor itu terjatuh ke tanah sambil memercikkan darah bak hujan deras.
Naga Angin menjerit kesakitan. Dua sayapnya mengepak keras sebelum seketika menghilang di cakrawala barat.
Baru saja pandangan Amy dan yang lain beralih dari Naga Angin kembali ke Lei Ge, mereka menyadari bahwa Lei Ge sekarang mengeluarkan darah dari mulutnya. Janggut putihnya dan jubah sihir yang kotor telah berubah merah pekat oleh darah. Penyihir tua itu memegang tangan kanannya dengan tangan kiri, kedua tangan mengeras sekuat tenaga untuk menyelesaikan goresan terakhir mantra - semua karakter berwarna-warni lainnya telah berbaris rapi mengelilingi lingkaran sihir, hanya menyisakan satu posisi terakhir yang kosong di depan Lei Ge.
Goresan terakhir yang kuat dan tajam akhirnya selesai!
Danau Persik di belakang Lei Ge tiba-tiba mendidih. Ribuan pilar air menyembur dari danau ke langit namun tidak jatuh, serpihan merah kecil-kecil - mungkin ribuan ubur-ubur persik di danau - mulai mengambang dari pilar air, lalu melayang menuju lingkaran sihir, menempel satu per satu!
Sang Penjaga Pohon dari kejauhan menghela napas lesu dan mundur. Saat Danau Persik benar-benar menyentuh langit, kekuatan sihir yang tersimpan di sini akan meledak seketika. Kekuatan yang melawan alam ini sama sekali bukan hal yang bisa ditahan oleh makhluk berakal.
Lingkaran sihir semakin merah, akhirnya berubah menjadi pilar merah menyala setinggi ribuan meter yang tegak lurus. Tujuh orang di dalam lingkaran sihir memandang sang magister tua yang berlumuran darah di balik pilar merah. Amy dan Da Qing Shan menggigit bibir mereka kuat-kuat, suara retakan tulang terdengar berderet dari tangan mereka...
Boom! Bumi berguncang hebat, ribuan ubur-ubur persik seketika diledakkan menjadi percikan darah... Lingkaran Sihir segi enam segera aktif, pilar cahaya menyapu dari langit, ribuan spirit magis terbang dari air Danau Persik dan menyusup ke dalam Lingkaran Sihir segi enam!
Seketika kemudian... Lingkaran Sihir menghilang... Ribuan pilar air jatuh kembali ke Danau Persik dari udara...
"Oh... siapa ini, ternyata benar-benar memiliki kekuatan 'Menembus Langit', ternyata Saudara Amy. Skala sebesar ini, kupikir hanya para pertapa seperti kami yang memilikinya."
Tujuh petualang yang terlempar ke udara merasakan tekanan dahsyat pada telinga, mata, dan organ dalam. Derau tak terhitung memekakkan telinga, penglihatan mereka gelap total. Saat mereka bangkit dengan susah payah, suara pria muda terdengar samar. Lalu, semua merasakan ujung logam mengarah ke dada mereka.
Qing Luo sangat familiar dengan ujung logam semacam ini - pasti anak panah atau mata tombak!
