Di dunia ini, semua spesies yang terkait dengan Naga Raksasa memiliki kekuatan luar biasa yang tak dimiliki monster lain. Jika data Shui Wuhen akurat, kemungkinan makhluk ini dibawa oleh para Magician dari dimensi lain - lebih tepatnya dunia naga paralel. Daya serang yang ditunjukkan spesies ini telah melampaui batas kemampuan Para Petualang.
Jawaban ini membuat Para Petualang sangat frustasi!
Ada "Si Bodoh yang malang" yang lebih frustasi daripada Para Petualang - yaitu monster raksasa di hadapan mereka ini!
Jika para Petualang tidak terlalu tegang, seharusnya mereka bisa melihat lebih detail perlengkapan monster itu: Di persimpangan sembilan leher panjangnya, terikat saputangan sutra putih. Sedangkan 18 "senjata" di tangan monster itu sebenarnya hanyalah peralatan makan seperti piring, pisau makan, garpu, sendok sup, tusuk gigi, palu penghancur tulang, dll. Bahkan kuali tembaga berkaki tiga itu hanyalah panci kecil untuk merebus sup milik Naga berkepala sembilan... Sungguh monster yang beradab, sopan, bergaya bangsawan elegan, dan cerdas karena tahu tata letak peralatan makan yang benar.
Dalam perjalanan ke sini, monster itu bersenandung lagu bernuansa ras asing: "Wahai manusia jangan marah, memang engkau hidangan semata; Bawah tanah ada jalan kau tak tempuh, Surga tak berpintu kau datangi sendiri, kau datangi sendiri..."
Siapa sangka, baru datang ke jamuan makan, langsung dipukuli habis-habisan oleh "seafood segar" liar ini.
Mayoritas Petualang mengeluarkan keringat dingin. Sungguh beruntung tadi, jika monster itu langsung mengayunkan segitu banyak senjata saat muncul, dua regu Shui Wuhen pun takkan cukup untuk dihancurkan.
Monster yang terbang di udara ini juga tertekan oleh kuali tembaga berkaki tiga, sembilan kepalanya berseru serentak, lalu melemparkan kuali itu ke arah para petualang dengan keras. Aksi pelemparan ini justru membuat monster itu sendiri terkejut: Begitu kuali menyentuh tanah, tiba-tiba muncul seseorang di sampingnya——si pembunuh misterius yang sedang berusaha menyelinap terpaksa menghindar dengan tergesa-gesa, membuatnya terekspos.
"Aku langit-langit, aku langit-langit... aku orang-orangan sawah, aku orang-orangan sawah... aku kepala babi, aku kepala babi..." Si pembunuh segera menggumam sambil menancapkan jerami di kepalanya, dan seketika menghilang lagi dari pandangan para petualang.
Sha Ruo berdiri di belakang memberikan mantra suci kepada semua pejuang kecuali Lich, sekalian menambahkan mantra pengapungan. Sementara Da Qing Shan melemparkan perisainya ke arah Lich.
Lich yang sudah cukup menderita tidak mengangkat tangan dan membiarkan perisai jatuh ke tanah. Dia segera memberikan tiga mantra bantu pada dirinya sendiri, lalu berputar seperti angin puyuh sambil bergerak cepat di udara, melantunkan kidungan dengan keras——Inilah keunggulan terbesar Lich. Mereka tidak memiliki wujud fisik. Oleh karena itu saat melepaskan mantra, mereka bisa menggunakan mantra bantu untuk bergerak cepat menghindari serangan, dan gerakan pelepasan mantranya pun sulit diinterupsi.
Melihat monster berada di luar jangkauan serangan sihir, para elf malam melepaskan panah busur dari punggung mereka secara serempak. Setiap orang membawa dua busur di punggung, mereka memutar mekanisme dengan kedua lengan. Anak panah melesat meninggalkan jejak udara di langit, hampir semua mengenai sasaran. Namun tak satu pun serangan itu melukai monster tersebut. Anak panah tajam itu hanya menyentuh sisik hitam monster lalu melesat ke samping, bahkan tak meninggalkan goresan putih sekalipun.
Satu-satunya senjata mematikan, Panah Silang Es milik Shui Wuhen, sedang dalam proses pengisian anak panah dengan kepala tertunduk.
Monster itu memperhatikan gerakan menunduk Shui Wuhen. Terhadap kekuatan dahsyat Panah Silang Es, monster perkasa ini jelas menunjukkan ketakutan. Bagaimanapun kuatnya, monster tak bisa terus-menerus menumbuhkan kepala baru.
Cara paling efektif melawan Panah Silang Es hanyalah pertarungan jarak dekat! Tak ada yang berani menggunakan senjata super brutal ini dalam jarak dekat. Satu anak panah yang dilepaskan bisa menembus tiga empat prajurit berbaju zirah lengkap. Dimanapun mengenai tubuh, hasilnya tetap fatal. Bisa-bisa monster belum terluka, malah sebagian besar Petualang yang tewas oleh Panah Silang Es sendiri.
Monster itu merapatkan sayapnya lalu terjun seperti meteor ke tengah kerumunan Petualang... Dung... Seluruh Kota Langit bergetar.
Shui Wuhen baru saja memasang anak panah ketika harus tersenyum getir dan menggantungkan kembali busurnya - monster ini licik melebihi manusia.
Da Qing Shan, An Qiusheng, dan Tong Chui sudah menyerbu ke dekat monster. Shui Wuhen ragu sejenak, lalu mencabut Pedang Dariblood dan ikut menyerang.
Monster berkepala sembilan itu menjerit-jerit, mengambil kembali kuali tembaga berkaki tiga dari tanah. Lebih dari sepuluh senjata di tangannya diayunkan ke udara lalu dihantamkan ke tanah! Dua kepalanya khusus mengawasi prajurit-prajurit di bawah, terutama memantau Da Qing Shan dan Shui Wuhen. Dua pedang panjang itu membuat monster gugup. Begitu mereka mendekat, 4-5 senjata raksasa langsung menghujam, terutama kuali tembaga seberat 5000 kilogram yang menciptakan angin emas, menjangkau area seluas 10 meter persegi dan membuat kawah sedalam setengah tinggi manusia.
Tiga Pedang Penciptaan seberapa tajam pun tak mungkin memotong kuali tembaga ribuan kilogram. Bahkan jika terpotong, kuali yang terbelah dua pasti akan menghantam seperti palu besi dan menggilas manusia seperti bawang putih.
Tujuh kepala monster lainnya tanpa ampun membuka mulut lebar, memuntahkan sihir serangan level tiga dan empat bertubi-tubi seperti meriam otomatis. Tetua Qing Luo, Sha Ruo, dan tiga elf gelap lainnya terpaksa menghindar. Tapi terhadap Amy dan Ling Bao'er yang daya serangnya paling lemah, monster itu sama sekali tidak melepaskan serangan.
"Sialan nenek moyang," Shui Wuhen mengutuk pelan. Sembilan kepala monster ini terlalu licik. Jelas-jelas ingin mengincar Magician Elf Gelap yang pertahanan dan stamina terlemah dulu, baru menyelesaikan prajurit. Untuk mencapai tujuan, bahkan menempatkan Amy dan Ling Bao'er yang tampak tak bersenjata di pinggir agar bisa memusatkan serangan terbatas. Kecerdasan monster ini mungkin hampir menyamai Naga Suci.
Berdasarkan pemahaman Shui Wuhen tentang beberapa magician ini, jika membiarkan monster sembilan kepala ini terus merajalela, stamina mereka memang tak akan bertahan lama.
Dalam tiga tarikan nafas ini, situasi tiba-tiba berubah drastis.
Serangan penentu pertama datang dari Pastor Suci Sha Ruo. Gadis berjubah putih ini sambil berlari cepat terus mengayunkan tongkat sihir, memberikan beberapa sihir perlindungan Elemen Suci tingkat terendah pada dirinya. Kemudian Sha Ruo mundur ke tepi area serangan monster sembilan kepala, membiarkan dua sihir rendah menyasar tubuhnya tanpa bergerak. Tongkat perak di tangan kanannya jatuh tepat saat diangkat. Lima jari ramping gadis itu tiba-tiba memancarkan sinar merah, diikuti ledakan cahaya merah dari pergelangan tangannya.
"Angra... Móduōlà... Péngruòhāér..." Kidungan jernih Sha Ruo membuat Qing Luo dan semua Elf Gelap berubah wajah. Kidungan ini ternyata menggunakan kata-kata dari dunia dewa.
Penghalang hitam di atas Kota Langit seolah-olah disobek oleh seseorang dari atas, seberkas cahaya merah keemasan bagai sutra berwarna jatuh dari langit, menyelimuti Sha Ruo dalam sinar merah ini.
Monster berkepala sembilan jelas merasakan kekuatan tempur dahsyat yang meledak dari pastor perempuan di hadapannya. Empat lima mulut monster berubah arah serempak, mantra Atribut api, angin, tanah, dan Kegelapan menyembur ke arah Sha Ruo. Mantra terendah di sini adalah tingkat tiga, sama sekali tidak bisa ditahan oleh beberapa mantra suci tingkat satu yang dimilikinya.
Tapi... empat mantra yang dilepaskan monster menabrak cahaya merah yang turun dari langit, berbunyi "Dung! Dung! Dung!" seperti menabrak lonceng perunggu.
Sha Ruo mengacungkan tangan kanannya ke arah monster sembilan kepala. Dua spirit api tingkat rendah kelas atas setinggi tiga meter mematerialisasikan tubuh di udara, dua pasang sayap api merah marun sepanjang empat meter terkembang dengan suara "Braak!", bunga-bunga api merah berhamburan. Dua rantai api sepanjang belasan meter menghujam udara menciptakan gelembung cambukan yang bergemericik...
Rantai api di tangan dua spirit api kelas atas itu menyambar dengan angin jahat dari dua arah berbeda ke monster sembilan kepala.
Monster Sembilan Kepala merasakan kekuatan Peri Api tingkat tinggi, sepasang sayap hitam langsung terkembang, tubuh sebesar bukit kecil itu melesat cepat di atas tanah. Pah——Di posisi sebelumnya monster itu, garis api sepanjang 15 meter menyembur dari tanah, nyala api merah tua mengeluarkan erangan penuh kekecewaan.
Monster Sembilan Kepala juga tidak lebih baik, dalam putaran cepat hanya bisa menghindari satu rantai api, sementara rantai kedua menghantam tubuhnya dengan keras. Tubuh raksasanya terhempas ke bawah seketika, sisik hitamnya langsung menampakkan bekas api selebar telapak tangan yang tembus terbakar, memancarkan warna merah menyala yang mencolok.
Mengalami kerugian besar ini, tubuh Monster Sembilan Kepala tiba-tiba mulai menyusut dengan cepat—pertama badannya, lalu sembilan kepalanya, terakhir sayap di punggungnya. Sisik sebesar telapak tangan menyusut hingga seukuran mata sapi. Akhirnya, tubuh puluhan meter itu menjadi hanya setinggi manusia, sembilan kepala sebesar baskom menyusut hingga sebesar mangkuk. Monster itu lalu terjun cepat ke tengah para Petualang. Dua Peri Api itu membeku, mengayun-ayun rantai api sepanjang belasan meter tanpa tahu cara menyerang.
Perang memasuki kebuntuan.
Monster Sembilan Kepala baru saja menarik napas panjang.
Tiba-tiba, seberkas cahaya hitam pekat menusuk langit malam seperti kilat, sosok kecil melompat seperti kutu dari kuali perunggu yang digenggam satu tangan oleh monster sembilan kepala. Dengan dua tiga lompatan beruntun, ia mendarat di tanah, tersenyum misterius ke arah monster itu, lalu menghilang kembali sambil berbisik "Aku adalah langit-langit...".
Ini adalah pertama kalinya Raja Pembunuh Elf Gelap memperlihatkan kemampuan sebenarnya di dunia fana. Dalam pertempuran sengit tadi, ia memanjat diam-diam ke dalam kuali berkaki tiga yang terus diayunkan monster. Saat momen tepat tiba, ia melesat ke udara dan menikamkan pukulan mematikan - empat leher monster sebesar kepalan tangan langsung terbelah, darah merah menyembur ke segala arah, mengubah beberapa elf gelap menjadi labu darah.
Monster sembilan kepala yang biasa berkuasa sewenang-wenang di Kota Langit sama sekali tidak menyangka akan berakhir mengenaskan. Setelah terdiam sejenak, sembilan mulut merahnya terbuka serempak ke langit, ratapan pilu segera menggema di angkasa.
Xiao memanfaatkan kesempatan monster berkepala sembilan yang sedang kerepotan, kedua tangannya membentuk cakar palsu, sepuluh kuku tajam seketika muncul dari kekosongan - masing-masing sepanjang 20 sentimeter. Di telapak setiap tangan terbentuk gumpalan gas hitam yang berdenyut seperti api... Xiao perlahan memutar pergelangan tangannya sambil mulai melantunkan kidungan rendah: "Oh api purba Kegelapan, lepaskan mantra terlarangmu."
Amy dan Da Qing Shan tertegun. Di awal karir mereka, mereka pernah menyaksikan Yin Feng menggunakan sihir ini... Saat itu Yin Feng masih dalam bentuk Naga Raksasa level lima, mantra terlarang ini bahkan berhasil mengikat Dewa Naga Pirot di tempatnya.
Secara teori, Xiao setara dengan magister, apalagi sebagai magister arwah tak bersalah - pilihan terbaik untuk melepas sihir Kegelapan. Bidang Kekuasaan perluasan kematian yang dimiliki magister arwah tak bersalah ibarat pendamping sempurna untuk sihir gelap skala besar.
Dua gumpalan api hitam dilemparkan oleh Xiao Leisilin ke udara, melayang-lambat membentuk dua parabola di langit, lalu mendarap tanpa suara di tanah... Tiba-tiba angin puyuh kecil muncul di permukaan tanah, ribuan pusaran kecil berputar dan sesekali menyatu, gumpalan-gumpalan api hitam mulai berdenyut di pusat angin puyuh, semakin banyak api hitam yang menyala-nyala di tanah, api hitam-merah yang sebelumnya dikeluarkan oleh Peri Api akhirnya tersedot ke dalam pusaran seperti kejang-kejang, perlahan-lahan gumpalan api hitam setinggi lebih dari setengah meter muncul di permukaan tanah...
Api hitam tiba-tiba mempercepat gerakan, berkumpul dengan gesit seperti ribuan gelombang api, menembus tubuh satu demi satu Petualang, lalu menderu menghantam monster berkepala sembilan!
Menghadapi mantra terlarang tingkat tinggi sihir Kegelapan yang dipenuhi Bidang Kekuasaan ekspansi kematian ini, monster berkepala sembilan segera membuka mulut lebar-lebar dan terus menyemburkan magis suci ke arah api hitam - Cahaya Suci, sinar bulan... Kilau sakral bertabrakan dengan Api Gelap Purba yang penuh aura kematian, momentum Api Gelap Purba langsung melemah beberapa tingkat, tertahan di area satu dua meter di depan monster.
Qing Luo juga menarik diri, mengambil dua bulu panah kelesit terakhir dari tempat panah di punggungnya, mengaitkannya pada busur pendek peri besar dan kecil, dalam desiran tali busur yang halus, dua anak panah hitam itu segera menghilang di udara...
Monster berkepala sembilan segera melolong keras. Dua kepala yang sedang melepaskan Cahaya Suci dan sinar bulan tertembus tenggorokan oleh Bulu Panah hitam. Kelesit sekali lagi menunjukkan ketajamannya yang mematikan. Dua kepala monster menyemburkan busa darah merah dari dua arah - panah yang melesat secepat bintang menciptakan tekanan dahsyat seketika, memaksa darah dalam pembuluh darah kembali ke jantung monster dengan keras. Pembuluh darah di area yang tertembus bahkan tertekan hingga berbentuk jaring. Saat jantung memompa darah kembali, percikan darah menyembur ke segala arah.
Aura monster berkepala sembilan langsung melemah. Api Gelap Purba yang sebelumnya tertahan kini tiba-tiba membuat magis suci menghilang. Nyala api hitam menjulang setinggi dua orang, menggulung monster dengan desisan dahsyat...
Lidah api hitam terus berubah bentuk - terkadang menjadi rantai api, terkadang Burung Gagak Api, bahkan berubah menjadi peri gelap yang menyatu dengan api, mengurung monster tanpa ampun. Api Gelap Purba memiliki dua karakteristik utama: Pertama, mantra terlarang tingkat dewa ini bisa menyerang banyak musuh sekaligus, namun efeknya akan berkurang seiring jumlah target. Hanya saat menyerang satu atau dua musuh, kekuatan mantra terlarang yang sebenarnya terlihat. Kedua, mantra ini memiliki kemampuan mengikat yang luar biasa. Bahkan Naga Raksasa sekalipun akan terikat di tempat selama proses pelepasan mantra belum selesai.
Setelah situasi pertempuran mengalami perubahan drastis...
Benar seperti dugaan Pemimpin Besar Shui Wuhen, Komandan Resimen Amy yang sebelumnya terlihat lemas tiba-tiba menunjukkan semangat naga dan kuda. Dengan gerakan lincah seperti katak yang melompat bangkit, ia membalikkan tas perlindungannya hingga semua isinya tumpah. Gulungan sihir, pedang panjang buatan Dewa Pencipta, buku-buku sihir, baju zirah magis, obat-obatan ajaib, dan berbagai koleksi komandan kelompok pasukan ini membentuk gunungan di tengah medan perang. Amy mulai asyik memilah-milih barang-barang jarak jauh yang cocok.
Sebagai prajurit bayaran Kelas A paling muda dan berbakat, Amy telah mengumpulkan banyak harta berharga selama beberapa tahun terakhir.
Meski terlihat dermawan—khususnya terhadap anggota Pasukan Bayaran Kecil yang hampir selalu dipenuhi permintaannya—mulai dari memberikan pedang buatan Dewa Pencipta sebagai hadiah, hingga membagikan senjata pusaka dari Kerajaan Kurcaci Pegunungan sebagai perlengkapan standar pejabat tinggi pasukan... Kemampuan menimbun harta Amy sama sekali tak boleh diremehkan, jauh melampaui kecepatannya dalam membelanjakan. Tas perlindungannya telah diperluas tiga kali dalam dua tahun terakhir, dengan setiap pergantian selalu disertai pembuangan sebagian barang lama.
Monster berkepala sembilan yang terjebak oleh Api Gelap Purba di tempat itu tanpa sengaja melirik koleksi Amy. Wajahnya langsung menampakkan ekspresi tak percaya, beberapa cakarnya segera menggosok sisa kotoran mata di sudut mata. Matanya menatap penuh konsentrasi selama satu menit penuh... Wajah hitam legamnya mulai memucat.
Sama seperti teh Pu'er berkualitas tinggi, semakin lama gulungan sihir disegel, semakin besar daya penghancurnya—tentu saja dalam kondisi normal.
Setiap gulungan sihir yang berhasil disegel akan menyimpan banyak roh elemental magis di dalamnya. Roh-roh ini berkumpul membentuk medan kekuatan elemen magis baru yang menarik roh elemental sejenis di sekitarnya. Roh elemental sejenis akan terus "menyerahkan diri" masuk ke dalam gulungan sihir.
Gulungan sihir tingkat satu yang disegel selama 1000 tahun akan memiliki daya penghancur lebih besar dibanding gulungan tingkat 3 sejenis yang hanya disegel 100 tahun—banyak catatan sejarah mendukung teori ini. Tapi jika menyimpan gulungan di tempat yang minim roh magis sejenis, kekuatannya tidak akan bertambah, malah bisa berkurang. Contohnya menyimpan gulungan api di dalam air terlalu lama.
Organisasi seperti Pemuja Dewi Bulan dan Agama Dewa Api yang sudah berusia puluhan ribu tahun, setiap tahun menyegel sejumlah gulungan sihir untuk disimpan sebagai cadangan.
——《Yuewei* Supplement》
