Para petualang di Kota Langit tentu tidak mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di Benua Eminoll dan benua beku. Bahkan mereka tidak bisa menentukan tahun dan bulan yang sebenarnya sekarang.
"Mana mungkin aku punya kemampuan itu." Menanggapi pertanyaan Shui Wuhen, Amy tersenyum cerah menampilkan gigi putih saljunya: "Dalam hal sihir, kalian Elf Gelap adalah senior di dunia penciptaan ini. Jika ada yang bisa menemukan solusi, itu pasti kalian. Kami yang harus mengejar ketertinggalan."
Terhadap ras tersembunyi seperti Elf Gelap, Amy selalu menjaga kewaspadaan. Andai saja bukan karena keberadaan mereka, pernikahan Amy mungkin akan sangat berbeda. Dalam situasi seperti ini, kerjasama dalam dua pertemuan sudah cukup baik. Mana mungkin Amy mau membocorkan sedikit pun ide mentahnya...
"Usus berbelit-belit Amy," Shui Wuhen melihatnya dengan jelas. Posisi kedua orang ini menentukan bahwa dua orang yang saling mengagumi ini hanya bisa saling mengagumi dan sesekali bekerja sama. Di masa depan... jika tidak bertarung, begitu bertindak, pasti sampai mati.
"Mari kita masuk." Shui Wuhen tersenyum ramah dan dengan sikap kesatria membuat gerakan mengundang Pasukan Bayaran Kecil untuk masuk.
"Aku yang duluan." Da Qing Shan melangkah menyamping, berdiri di barisan terdepan. Sha Ruo dalam hati membisikkan kidungan, tongkat kerajaannya menggambar tiga simbol di udara—Heroic Spirit, Suci Spiritual, dan perisai magis suci. Tiga magis suci paling praktis ini menyelimuti Da Qing Shan.
Amy menyeringai ke arah Sha Ruo, berdiri di sisi belakang Da Qing Shan. Jarinya menggambar dua simbol berturut-turut, perisai hitam legam Abraham braak terbuka. Tangan lainnya mendorong keras pintu merah menyala...
Aliran panas menyengat langsung menyembur keluar dari menara sihir! Saat lautan merah muncul di mata Da Qing Shan, secara refleks dia mengangkat perisai di lengan kiri—meski begitu, para petualang di belakangnya masih bisa mendengar jelas rentetan letupan kecil "desisan api" di kulit telanjangnya. Warna kulit Da Qing Shan langsung memucat—udara panas menyambar bulu halus di kulitnya.
Hii...
Suara ringkikan panjang yang nyaring terdengar, seekor kuda besar berwarna merah tua melesat keluar dari menara sihir. Da Qing Shan sama sekali tak sempat bereaksi, kuda itu langsung menghantam dada Da Qing Shan. Perisai magis suci tiba-tiba memancarkan cahaya keemasan. Sang kuda tak berhenti, sambil mengeluarkan deretan dengusan, menembus tubuh Da Qing Shan. Dentangan kaki kuda berderap cepat menjauh, bulu merah menyala berkibar-kibar dalam kegelapan...
"Aduh—api!" teriak ksatria kurcaci yang menggotong meriam sihir tiba-tiba——baru saja, kuda perang merah tua itu melintas di sampingnya. Hanya dalam sekejap, kain pelindung rami di bawah zirah rantai kurcaci itu menyala kobaran api.
Amy dan Qing Luo segera berjongkok memadamkan api di tubuh Tong Chui.
Semua petualang berdiri di pintu gerbang menara sihir sambil menatap ke dalam, hamparan merah menyala memenuhi pandangan. Di langit, burung gagak api merah menyala berterbangan dalam kelompok-kelompok besar; di tanah, kawanan kuda menderu melintas, ringkikan dan bulu merah tua mereka membentuk lautan; di mana-mana ular api hitam-merah menjulurkan lidah merah dari kepala segitiga seperti besi panas; di kolam gelap, ikan mas merah keemasan melompat-lompat, memercikkan bunga api setinggi manusia...
"Tadi... itu... sihir?" bisik Amy pada Shui Wuhen.
Pemimpin besar Elf Gelap terdiam selama satu menit penuh, baru menjawab pelan: "Mungkin..." Setelah merenung sejenak, dia menambahkan: "Tempat ini memiliki hamparan bumi yang berbeda, sama sekali bukan sesuatu yang bisa kita pahami..."
Jika kuda tadi bukan sihir melainkan entitas fisik, tentu tidak bisa menembus tubuh Da Qing Shan; jika itu sihir, secara teori, Perisai Suci seharusnya bisa menghalanginya. Jadi secara logika biasa, Shui Wuhen sudah tidak bisa menilai lagi.
Sang Pengendali Sihir dan Lich bersamaan berbisik: "Para Magician agung..."
Benar, para penyihir manusia yang agung, sampai membuat ras lintas generasi seperti Elf Gelap berdecak kagum... Sepertinya inilah satu-satunya peradaban yang ada.
Sha Ruo mengayunkan tongkat kerajaan dengan luas di udara, Perisai Suci terus-menerus menyelimuti para Petualang kecuali Lich. Para penyihir juga segera memberi diri dan sahabat di sekitarnya Perisai Abraham dan Perisai Kegelapan, sementara Amy mengeluarkan semua koleksi cincin dari tas perlindungan, memakainya dari ibu jari sampai kelingking, dua sisanya baru diselipkan ke Da Qing Shan. Da Qing Shan langsung mengenakan baju zirah yang didapat dari Tetua Jedi - jika sebelumnya para Petualang masih agak ceroboh, sekarang mereka jadi berhati-hati secara berlebihan.
Hamparan bumi dalam Menara Sihir sangat luas, tapi topografinya seperti rawa-rawa - ini pasti ilusi dari Bidang Kekuasaan Magis, begitulah dugaan semua penyihir.
Setelah berjalan beberapa langkah ke dalam, Para Petualang mulai panik. Ular-ular api di tanah terlalu banyak, mustahil untuk menghindar. Begitu terinjak, ular-ular itu menggeliat, menganga lebar dan menggigit keras betis para petualang, atau langsung melilit erat kaki mereka. Sebagian besar petualang telah melapisi betis dengan pelat kulit, namun segera berlubang.
Amy mengeluarkan kantong-kantong belerang dari kantong perlindungan sihir, tak tahu apakah efektif untuk ular api ini. Ia hanya bisa mencoba. Segenggam belerang ditaburkan ke tanah, kawanan ular menjerit-jerit dan melesat ke kolam di kedua sisi. Belerang adalah barang wajib petualang untuk mengusir ular. Shui Wuhen dan beberapa Elf Gelap lainnya juga mengeluarkan belerang mereka dan memberikannya ke Amy.
Setelah berjalan jauh ke depan, muncul lubang menurun di tanah. Hitam legam, deretan anak tangga batu membentang ke bawah.
Hah? Para Petualang terkejut. Menara sihir ini jelas menjulang ke langit, mengapa ada tangga menurun di sini?
Pemanggil Roh membuat tanda sihir di mulut gua, memberi isyarat untuk terus menjelajah.
Para Petualang berjalan berlawanan arah jarum jam selama satu shichen, akhirnya kembali ke tempat semula. Di seluruh menara sihir ini, selain tempat ini dan pintu masuk, tak ada jalan lain.
Amy memberikan mantra obor di kepala Da Qing Shan. Da Qing Shan menuruni tangga selama lebih dari sepuluh menit, berbelok beberapa kali, tiba-tiba pandangan terbuka terang benderang.
Pohon api dan bunga perak!
Di benak Da Qing Shan hanya ada satu kosakata ini.
Pintu keluar gua, masih merupakan hamparan bumi yang sangat luas, lebih mirip perkebunan. Di tanah berserakan kelopak bunga, di tengah semesta terdapat pohon raksasa yang luar biasa tinggi. Pohon ini terlihat setidaknya setinggi ratusan meter, seluruh tubuhnya merah menyala, dengan nyala api sesekali melompat-lompat. Daunnya berwarna hijau gemuruh. Saat didekati, baru tersadar bahwa daun-daun ini ternyata adalah kepingan-kepingan batu giok. Di antara dedaunan, dipenuhi bunga-bunga perak sebesar mangkuk. Dalam tiupan angin lembut, putik bunga berwarna kuning pucat bergoyang halus. Di tempat yang agak jauh, beberapa bunga telah jatuh dan menghasilkan buah-buahan emas sebesar ibu jari. Udara dipenuhi aroma yang menusuk jiwa.
Para Elf Gelap akhirnya keluar dari gua. Melihat bunga-bunga yang memenuhi tanah ini, gerakan mereka ternyata serupa secara mengejutkan: serentak menggosok mata dengan kuat sambil memandang tajam tanaman rimbun di hadapan mereka.
Akhirnya, Shui Wuhen berbisik kepada Amy: "Saudara Amy, bagaimana kalau... kita mundur dari menara sihir ini saja?"
Ha? Anggota Pasukan Bayaran Kecil serentak tertegun.
Mundur? Apa maksudnya? Jika mundur, lalu untuk apa semua jerih payah sebelumnya?
Di mata Qing Luo berkilauan cahaya ketidakpercayaan. Apakah kerabat dekat yang hina ini ingin menipu semua orang agar keluar, lalu menyusup kembali untuk mengambil harta?
"Mengapa?" Ekspresi wajah Amy berlebihan sampai puncaknya.
"Saudara Amy, pernahkah kau dengar tentang tanaman ini?" Shui Wuhen menunjuk tanaman di hadapannya: "Pohon Api Bunga Perak Apel Emas!"
Semua petualang di Pasukan Bayaran Kecil serentak menggelengkan kepala.
Shui Wuhen tersenyum getir dengan pasrah, benar-benar ketidaktahuan membuat seseorang tak kenal takut: "Pernah dengar tentang Ladon?"
Amy menggelengkan kepala dengan gesit, sama sekali tidak merasa malu meski tak tahu apa-apa.
Ha... Beberapa Elf Gelap serentak menghela napas panjang penuh kekecewaan. Bahkan Ladon saja tak tahu, berani keluar berpetualang, benar-benar tak mengerti arti kematian.
"Apel Emas adalah benda pencerahan kebijaksanaan. Spesies yang ditanam langsung oleh Dewa Kebijaksanaan sebelumnya di Taman Eden dunia dewa. Setelah Dewa Pencipta membentuk dunia, manusia, peri, Kurcaci dan semua spesies awalnya berada dalam keadaan primitif - telanjang, tak tahu malu maupun lapar. Kemudian, berkat rahmat Dewa Kebijaksanaan yang memberikan Apel Emas kepada setiap spesies, sejak itulah kehidupan mulai mewariskan peradaban." Shui Wuhen menurunkan suaranya serendah mungkin: "Urutan dan jumlah konsumsi Apel Emas menentukan tingkat kebijaksanaan suatu spesies, juga penguasaan sihir."
Tong Chui membelalakkan mata sebesar lonceng perunggu ke arah Shui Wuhen. Bukankah ini seperti menghina Kurcaci di depan wajah mereka? Suku Kurcaci sejak dulu tak pernah punya magician, berarti mereka makan Apel Emas paling sedikit dan paling bodoh?
Pemimpin Besar Elf Gelap tersenyum minta maaf ke Tong Chui, mengukuhkan dugaan Ksatria Kurcaci itu.
Semua petualang non-Kurcaci di Pasukan Bayaran Kecil serentak menarik napas dalam-dalam, sekali lagi membuktikan khasiat Apel Emas - mereka hampir bersamaan menyadari arti penting pohon apel emas raksasa ini!
Lich berbisik mengungkapkan isi hati semua orang selain Kurcaci: "Tak heran peradaban Kekaisaran Sihir begitu gemilang, tak heran para magician memiliki kebijaksanaan setara dewa. Mereka bahkan berhasil mencabut pohon apel emas beserta akarnya, jadi bisa makan sebanyak yang diinginkan."
Shui Wuhen menggelengkan kepala, nada suaranya tegas: "Pohon Apel Emas di dunia dewa adalah salah satu spesies tertinggi, hanya di bawah Pohon Emas Kuno. Bisa dikatakan menjulang sampai langit, awan mengalir di bawah dahan-dahannya. Dewa tingkat dua dengan kekuatan sihir rendah bahkan tak bisa terbang ke daunnya. Mungkin ini cabang yang diam-diam diambil magician dari dunia dewa dengan cara tertentu. Kebetulan Pohon Api-Perak-Apel-Emas ini berattribut api, jadi ditanam di menara sihir api ini."
Ekspresi aneh muncul di wajah Amy. Sekarang bahkan Amy mengira Shui Wuhen ingin menikmati sendiri: "Saudara Shui, lalu mengapa kita harus pergi... Jika kita juga makan apel emas ini, bukankah..."
Shui Wuhen tersenyum lebih buruk daripada menangis: "Apel Emas memiliki penjaga, yaitu Naga Raksasa Berkepala Seratus Ladon yang legendaris. Jangan kira setelah Pohon Api ini dipindahkan dari Taman Eden, Ladon sang Naga Raksasa ikut hilang. Selama pertumbuhannya, Pohon Api akan menyerap nutrisi habis-habisan dari tanah dan udara sekitar, sekaligus menghasilkan energi negatif. Ladon sang Naga Berkepala Seratus sebenarnya adalah binatang penjaga yang terbentuk dari energi negatif itu. Bahkan saat tidur, selalu ada satu kepala yang membelalak mengawasi sekeliling. Di dunia yang kita kenal, Ladon... tak terkalahkan."
Naga Berkepala Seratus? Para anggota Pasukan Bayaran Kecil tertegun. Bertarung melawan monster berkepala sembilan tadi saja sudah nyaris meregang nyawa. Untung masih ada telur angsa pemberian Dewa Naga Pirot. Sekarang telur itu sudah habis, bagaimana mungkin bisa menghadapi naga berkepala seratus yang lebih ganas? Hasil akhirnya sudah bisa ditebak bahkan dengan jari kaki.
"Ini..." Amy bergulat dengan pikiran yang saling bertabrakan.
"Lagipula sekarang tidak ada orang di sekitar, kenapa tidak kita petik saja beberapa dan memakannya?" Tong Chui berbisik pelan.
"Apel Emas yang matang ukurannya sebesar mangkuk, dan hanya yang matang yang bisa dimakan. Apel Emas mentah sebesar ini, jika dimakan akan langsung menyebabkan keracunan hingga tewas." Ekspresi Shui Wuhen sama sekali tidak bercanda: "Kurasa hanya di bagian selatan, di dahan tinggi, mungkin bisa ditemukan Apel Emas yang benar-benar matang."
"Apa maksudmu dengan perkataan ini?" Amy melotot tajam ke arah Shui Wuhen. Tahu dirinya lemah kehendak, langsung tak bisa bergerak saat melihat keuntungan, jadi sengaja bicara begitu ya?
Godaan Apel Emas juga mematikan bagi ras Elf Gelap. Manusia mati demi harta, burung mati demi makanan... Sebenarnya, bukankah manusia juga bisa mati demi makanan? Jika bisa menelan satu Apel Emas, Shui Wuhen tidak bisa memastikan tapi juga tidak menyangkal bahwa kemampuannya mengendalikan sihir mungkin akan meningkat ke level yang belum pernah tercapai - 'belum pernah tercapai' ini berlaku untuk seluruh ras Elf Gelap. Tapi nalar memberitahunya, sekarang adalah saat yang harus segera pergi. Dalam legenda, kekuatan tempur Naga Raksasa berkepala seratus Ladon setara dengan Dewa Utama. Seberapa besar kekuatan Dewa Utama, Shui Wuhen tidak tahu, tapi jika seorang dewa turun sekilas saja, membunuh para petualang ini tak beda dengan membasmi kutu busuk.
"Apa kelemahan naga berkepala seratus ini?" Ekspresi wajah Amy sangat kompleks.
"Oh... Begitu kau menyebutkan, aku jadi teringat." Shui Wuhen memberikan kilau harapan bagi semua: "Kelemahan terbesar Ladon adalah suka mendengarkan musik. Saat alunan indah terdengar, dia akan mabuk kepayang, mengantuk, bahkan benar-benar tertidur... Tentu ini hanya tercatat dalam legenda, apakah benar atau tidak, aku tidak tahu."
Amy tidak bisa menahan tawa: "Tak kusangka, monster ini ternyata juga seekor Naga Elegan. Kalau begitu..." Amy melirik sang Pemanggil Roh, matanya memancarkan ekspresi genit yang jarang terlihat: "Konon ras elf mahir bernyanyi dan menari, pasti Nona Mendina juga termasuk yang terbaik di antara mereka?"
Ehm... semua Elf Gelap serentak menunjukkan ekspresi canggung. Wajah mempesona Mendina memerah: "Hmm... Sayangnya kali ini bukan kakakku Madonna yang datang. Andai dia di sini, lagu klasik andalannya 'Like a Virgin' pasti bisa membuat Golden Apple tertidur. Tapi... untukku... aku... aku..."
Mendina mengulang kata "aku" beberapa kali, namun tak melanjutkan ucapannya.
Amy mengusap hidung sambil menatap tajam Mendina, tak mengerti mengapa si cantik tiba-tiba jadi gagap. Tatapannya membuat pipi Mendina merah seperti buah kesemek.
Shui Wuhen yang akhirnya membongkar rahasia: "Setiap orang punya keahliannya masing-masing. Di kuil seni yang luas, orang serakah takkan dapat apa-apa. Sebagai gadis Elf Gelap dengan postur paling indah, fokus Mendina bukanlah menyanyi, tapi tarian seperti striptease, tarian erotis... bahkan tarian telanjang pun bisa dia lakukan sebentar..." *batuk*... Omongan kotor apa ini dari Shui Wuhen si pria kasar.
Para pria dari Pasukan Bayaran Kecil hampir semua terjatuh ke tanah. Tarian tiang, dansa pipi berpipi, tari striptis... Ini bukan ras lintas zaman, melainkan sarang maksiat lintas era.
Batuk... batuk... Amy hampir tersedak karena batuk. Tak disangka, si pesolek di depannya punya hobi seperti itu. Entah apakah Naga Raksasa berkepala seratus juga tertarik dengan tarian.
"Haah..." Amy menghela napas panjang, menyerahkan alat musik dua senar langka itu kepada Qing Luo: "Kekayaan dicari dalam bahaya, harus dicoba."
"Kalau begitu... mari kita berpisah di sini." Shui Wuhen mengumpulkan keberanian setengah hari, akhirnya memutuskan——Apel emas enak sekalipun, tak pantas mengorbankan diri jadi makanan Dewa Naga Ladon. Rasionalitas akhirnya mengalahkan keserakahan.
"Tak masalah." Amy menyeringai pada Shui Wuhen seperti serigala melihat domba: "Sepertinya tanpa ayam kecil, tidak bisa membuat kue telur. Seperti pepatah: Di posisimu, jalankan tugasmu. Kali ini, jika berhasil memetik ratusan buah, kuberikan semua ke Tetua Elf Hutan sebagai hidangan penutup——pasti banyak yang berterima kasih."
Mau kabur... Jangan mimpi... Kalau semua kabur, siapa yang jadi kambing hitam?
Dalam Perang Para Dewa, mulai dari sosok mulia seperti Dewa Naga Pirot hingga prajurit biasa, jarang ada yang bisa membuat Amy mengalami hari memalukan.
Jika dihitung dengan serius, mungkin hanya ada empat orang: Chi Hanfeng dan Lei Ge sebagai sesepuh yang masuk daftar karena gaya inersia kekuasaan sewenang-wenang yang pernah mereka terapkan dulu, Nona Peri Ying tentu masuk daftar, sedangkan Yi Hailan dan Shui Wuhen dihitung sebagai keempat - mereka berdua dalam pertarungan dengan Amy masih bisa bertahan seimbang.
Adapun orang lain, saat berhadapan dengan Amy, baik dalam waktu singkat maupun lama, sangat jarang yang bisa lolos tanpa cedera, apalagi hal lainnya.
——《Raja Segala Raja*Raja Tentara Bayaran》
