"Huh..." Amy menghela napas panjang. Membuat orang penasaran adalah jurus rahasia keluarga Jenderal Chi Hanfeng, yang hanya diwariskan ke anak kandung bukan murid: "Tak kusangka, tak kusangka. Dengan begini masih ingin memulihkan kejayaan masa lalu? Muka leluhur sudah kalian nodai oleh generasi muda seperti ini." Sambil berkata demikian, Amy mengangkat tongkat sihirnya dan mengetuk dahi Magister Sihir Zihui dua kali.
Magister Sihir Zihui memiliki posisi sangat terhormat di Guild Penyihir. Ia dipaksa datang ke sini untuk mengidentifikasi seorang penipu ulung, tapi malah ditunjuk berkali-kali oleh si penipu hingga dahinya memar dan pikirannya blank. Sejatinya, ini hanyalah salah satu reaksi normal yang dialami tokoh-tokoh besar saat berhadapan dengan Sang Otak Emas.
"Bukankah di laboratoriummu ada air raksa?" Tongkat sihir sepanjang dua chi lebih itu berputar-putar di jari Amy bagai pensil.
"Oh... Ada, Yang Mulia." Sudah setidaknya 200 tahun Magister Sihir Zihui tidak menjawab pertanyaan seperti murid sekolah.
"Oh, kau benar-benar penyihir paling bodoh yang kutemui dalam 1000 tahun terakhir." Mengikuti ajaran Yang Mulia Jenderal bahwa saat membual harus berani menggelembungkan kebohongan sampai tak bisa diverifikasi, Amy pun memainkan perannya dengan sempurna.
1000 tahun? Bukan hanya Zihui, tiga Magister Sihir di belakangnya pun merasa pusing. Umur rata-rata magister sihir biasanya mencapai 400 tahun, sedangkan beberapa magister sihir terpanjang umur dalam sejarah hanya mencapai 700 tahun lebih. Apakah kakek tua ini benar-benar telah hidup 1000 tahun?
"Kalau begitu, kali ini akan kuajari. Tapi aku sama sekali tak ingin generasi muda sepertimu sebodoh babi di kesempatan berikutnya." Amy memutar tongkat sihir sambil berkata, lalu setelah berpikir sebentar, dia mencolek dahi Magister Zihui dengan tongkatnya—sang Magister yang terlalu polos ini memang layak dicolok secara gratis sekaligus menunjukkan karakter: "Titik didih air raksa adalah 350℃～360℃. Isi kuali besar dengan air raksa, letakkan kuali kecil di atasnya. Panaskan kuali besar dengan api besar, maka suhu dalam kuali kecil akan tetap di bawah 360℃. Jangan bilang kau belum bisa mengatasi masalah penguapan gas racun dari air raksa."
Ha? Bisa seperti itu? Zihui menampar dahinya sendiri beberapa kali, seperti tersadar dari mimpi, nada bicaranya berubah total menjadi penuh hormat: "Guru, silakan duduk di tempat kehormatan. Cepat ambilkan teh terbaik dari kamarku, aku ingin belajar sungguh-sungguh dari guru ini."
"Hmm... Murid yang bisa diajar, langka masih memiliki hati murni seperti ini." Amy berjalan mengelilingi sang Magister dengan langkah terukur: "Moodku sedang bagus hari ini, ambilkan bumbu-bumbumu, akan kuajari langsung di sini."
Ling Bao'er menunduk ke Fu Xing sambil menjulurkan lidah, sepasang mata besarnya berbinar penuh antisipasi pertunjukan menarik.
Magister Sihir Zi Hui benar-benar terkesima oleh gaya senior Amy yang terus memukul dan menampar. Dengan sepenuh hati mengira senior berusia ribuan tahun ini tiba-tiba berbaik hati dan memutuskan untuk membimbingnya, dia sambil mengeluarkan rempah dari tas perlindungan berteriak ke arah Magister Sihir yang baru saja mengambil daun teh: "Bawa semua rempah di dinding timur kamarku! Cepat! Jalan santai saja, lari!"
Memanfaatkan kesempatan ini, Magister Sihir Zi Hui bertanya dengan hati-hati: "Senior, mengapa saya tidak merasakan banyak elemen sihir pada diri Anda?"
Amy mengusap hidungnya: "Dulu banyak roh elemental magis berkumpul di sekitarku. Yang membuatku senang, dengan bantuanku mereka semua berubah menjadi spirit tingkat menengah. Elemen sihir di tubuhku sendiri sudah tersisa sangat sedikit."
Apa? Orang-orang di aula kembali terhenyak.
"Jangan-jangan..." Jari kering Magister Sihir atribut air bergetar menunjuk Ling Bao'er: "Dia... dia... dia... adalah Anda..."
"Menurutmu?" Amy tersenyum tanpa memberikan jawaban pasti. Di mata penyihir lain, ini jelas pengakuan. Bagaimana mungkin peri darah murni yang belum dewasa bisa begitu melekat pada penyihir tua berambut putih?
"Lalu... malaikat ini?" Pangeran Piano memang luar biasa cerdik.
"Baiklah, awalnya Bintang Apung adalah beban terbesar Amy dalam perjalanan ini. Amy belum pernah memikirkan cara menyelesaikan masalah identitasnya. Sekarang ada yang mengingatkan, secara alami dia mengikuti: 'Tentu sama saja, di antara roh elemental juga ada tiga jenis roh sakral.' Wajah Magister Besar berjubah abu-abu itu terlihat sangat jujur.
Sebenarnya Amy adalah orang yang cukup jujur, umumnya tidak suka berbohong. Tapi jika yang dia katakan adalah kebenaran dan orang lain salah paham dengan baik, pasti tidak perlu berharap Amy akan menjelaskan satu dua hal.
Sambil berbicara, Magister Sihir malang tadi yang membawa belasan kantong besar kembali.
Amy menyuruh semua kantong dibuka, melihat satu per satu. Kemudian mengeluarkan nampan perak dari tas perlindungan, mengambil sedikit dari setiap bahan dan meletakkannya di nampan. Lalu mengeluarkan kuas bulu enam hewan, berpura-pura tidak sengaja mengayunkannya di depan mata Magister Adas Ungu. Magister air berusia 200 tahun lebih itu membelalakkan matanya lebih lebar dari mata sapi, menatap tajam kuas itu sampai gagap: "Ini... Sulit... Enam... Enam..."
"Oh, kamu tahu asal-usul kuas ini?" Nada bicara Amy yang datar itu jelas berpura-pura. Proses pembuatan kuas bulu enam hewan sudah lama hilang, dan dua dari hewan pengerat tersebut mungkin sudah punah.
"Senior, bisakah... Anda memperbolehkan saya melihat kuas dewa ini?" Suara Magister Adas Ungu terdengar sangat sopan.
“Tidak ada masalah, ambil dan lihatlah.” Semuanya berjalan sesuai perhitungan, begitu kuas meninggalkan nampan, ujung kuas yang masih menempelkan wewangian tiba-tiba menyala dengan suara Braak, percikan api berhamburan.
Magister Ungu Adas hampir menggunakan air mata untuk memadamkan api wewangian di ujung kuas, pertama menjilat dengan ujung lidah, lalu mencium dengan hidung, seolah ingin mengunyahnya, akhirnya dengan berat hati mengembalikan kuas itu kepada Amy: "Kuas Senior ini ternyata masih buatan tangan langsung Sang Maestro Li Du dari zaman kuno. Bahkan di era Kekaisaran Sihir, kuas seperti ini bisa ditukar dengan sebuah kastil."
"Meskipun junior, masih punya kemampuan mengapresiasi." Amy sepenuhnya masuk ke peran senior yang merendahkan: "Bukankah Guild Penyihir mewarisi tradisi Kekaisaran Sihir? Apakah kalian tidak punya satu pun kuas Li Du?"
"Sungguh memalukan, baru-baru ini ada satu, tapi sudah lama digunakan, tidak bisa dibandingkan dengan milik Yang Mulia."
"Oh, jangan-jangan ini dibawa oleh Sang Ratu yang akan segera naik tahta?" Setelah mengobrol lama, akhirnya sampai ke topik yang diminati Amy.
"Benar-benar luar biasa, memang ini dibawa oleh Sang Ratu." Magister Ungu Adas tidak menyadari Pangeran Piano di sampingnya yang terus memberi isyarat, terus terang menjawab.
Dalam hati Amy tersenyum getir, [mengunyah akar sayur bisa jadi perdana menteri]... bukan perdana menteri tapi raja. Tapi ini lebih baik, setidaknya tidak perlu lagi merasa bersalah atas nasib tragis Putri Bi di kedalaman bumi.
Tanpa berkata lebih banyak, Amy mengambil rempah-rempah satu per satu dan mengendusnya kuat-kuat, lalu mencelupkan kuas ke dalamnya untuk menulis beberapa mantra. Setelah gerakan ini selesai, beberapa mantra keemasan berkilauan melayang di udara. Di wajah sang Magister dan tiga Magister Sihir hanya tersisa kekaguman. Tak peduli berapa banyak energi sihir yang masih dimiliki Magister Besar Mingya saat ini, atau apakah dia masih bisa melantunkan Mantra Terlarang jenis sihir, semua itu tidak penting lagi.
Tentu saja, semua ini sudah diperhitungkan. Amy menatap Magister Zi Hui selama beberapa menit dan berkata: "Rempah-rempah sihir ini kurang murni, baru bisa dipakai seadanya. Begini saja, bawa peralatan laboratoriummu seperti kuali dan lain-lain ke kamarku - suruh anak buahmu ini menyiapkan kamar yang lebih privasi, bawa juga rempah-rempah ini. Aku akan bersusah payah selama dua tiga malam memurnikannya untukmu." Amy menghela nafas sambil menggelengkan kepala: "Sial! Kenapa aku selalu mengurus urusan orang lain seperti urusanku sendiri?"
"Kalau... bolehkah saya melihat saat Bapak memurnikannya?" Magister Zi Hui bernegosiasi dengan hati-hati.
"Hmm?" Alis pedang sang Penyihir Jubah Abu-Abu berkerut tajam: "Kau masih tidak percaya? Ambil semuanya! Aku tidak mau urus lagi! Nenek tua! Niat baik dianggap tidak baik! Melihat kalian generasi muda berantakan seperti ini, ingin membantu malah mengintip rahasiaku! Hmph... Pergi cepat!" Janggut putihnya bergetar karena marah.
“Jangan, jangan... Leluhur...” Magister Zihui bingung bagaimana memanggil: “Anggap aku tidak berkata apa-apa, anggap tidak... Richard, cepat siapkan akomodasi terbaik untuk Senior Mingya, siapa pun dilarang mendekat!”
“Hmph... Ambil separuhnya saja, sisanya, aku tidak peduli!” Magister Besar berjubah abu-abu benar-benar menunjukkan watak kerasnya, jelas ingin memberi pelajaran pada junior. Magister Zihui mengerenyit, tidak berani menambah kata-kata, takut senior berjabu abu-abu itu mengurangi jatah lagi.
“Senior Mingya, apakah perlu bertemu dengan beberapa tetua guild lainnya?” Seorang Magister Sihir Atribut Angin lain bertanya dengan hati-hati.
“Tidak mau!” Magister Besar berjubah abu-abu mengibaskan lengannya kasar, jubah sihirnya menyapu muka beberapa orang: “Aku tidak mau bertemu siapa pun lagi, kalau-kalau ketemu keturunan orang yang kukenal, pasti akan menyembah dan memberi hadiah, sangat mengganggu. Aku ke sini hanya untuk mengajak dua peri kecil melihat keriuhan penobatan Raja, bukan mencari masalah.”
Di permukaan, Amy terlihat sangat tegas, namun dalam hatinya sudah penuh sukacita. Guild Penyihir ini benar-benar bermurah hati. Tiga belas jenis rempah asli semuanya lengkap, bahkan semuanya kelas premium, tingkat pemurniannya juga bagus. Hanya saja mereka tidak bisa mencampurnya dengan harmonis, juga tidak memiliki kombinasi raja dan para menteri, bahan pendukung, serta metode penggunaan yang benar. Dulu Amy menghabiskan banyak tenaga hanya untuk mendapatkan sembilan jenis rempah. Sekarang... setidaknya harus menyita separuh dulu, lalu mengambil sebagian lagi dari sisa separuhnya, kemudian mencampur sisanya seadanya untuk memenuhi kewajiban.
Inti dari pemurnian... bukankah berarti mengubah dari banyak menjadi sedikit? Semakin sedikit hasilnya, artinya pemurnian semakin sempurna. Yang terkonsentrasi selalu merupakan esensi.
Magister Zihui mana sangka bahwa senior yang terlihat terhormat ini sebenarnya adalah rubah kecil yang selalu tersenyum. Semua ini hanyalah trik-trik kecil yang dimainkan rubah kecil sesuai situasi. "Tidak mengambil keuntungan yang ada adalah orang bodoh." Kalimat ini dari Chi Hanfeng, tapi rubah kecil juga cukup mengaguminya.
Efisiensi kerja Guild Penyihir sangat tinggi. Ketika Amy tiba di tempat tinggal baru yang telah disiapkan, dia melihat papan nama tergantung di pintu gerbang bertuliskan "Kediaman Mingya" dengan tinta yang masih basah. Tembok halaman sangat tinggi, di luar juga ditempatkan dua Penyihir level 1 sebagai pelayan... Mendengar ada penyihir level 1 yang bertugas di depan pintu, hal ini terdengar sulit dipercaya.
Saat Amy hendak masuk, ia mengetuk kepala dua Penyihir level 1 dengan tongkat sihirnya: "Tanpa panggilan, kalian dilarang masuk. Dengar? Jika tidak, akan kujadikan kalian rempah sihir."
Pintu utama tertutup, kemudian pintu kamar. Ling Bao'er yang menggantung di tubuh Amy seperti monyet kecil tertawa terbahak: "Kamu...sama persis dengan Zhou Bapi yang kubaca di buku! Aku akan coba begini pada tetua nanti, haha..."
"Bagus, bagus." Amy tersenyum manis lalu mengeluarkan kotak kecil dari tas perlindungan: "Pergi ke kamar sebelah, gosokkan isinya di tangan sampai rata lalu oles ke badan. Bagian yang tidak terjangkau, minta Fuxing bantu."
"Apa ini?" Ling Bao'er melompat turun. Saat membuka kotak, terlihat salep berwarna hitam pekat beraroma aneh. Alisnya langsung berkerut: "Ini apa? Kok menjijikkan begini?"
“Masa... masa...” sambil berbicara, Ling Bao'er menyipitkan matanya yang kecil dan melirik diam-diam ke arah Amy: “Inikah yang disebut minyak dewa legenda itu?” Tentu saja Ling Bao'er juga tidak mengerti apa itu minyak dewa, hanya pernah mendengar bocah-bocah lelaki penjaga dari Pasukan Bayaran Kecil berbisik tentang minyak dewa. Bocah-bocah itu sendiri hanya mendengar dari para orang dewasa di kota, sama sekali belum pernah melihatnya, bahkan namanya pun tidak lengkap. Minyak dewa ini merupakan harta nasional Kekaisaran Gurun yang umumnya hanya beredar di antara keluarga-keluarga kerajaan.
“Dewa apa sih!” Amy menepuk lembut bagian belakang kepala Ling Bao'er: “Kalau masih sembarangan dengar dan ngomong, aku akan minta tetua mengikatmu dan mengirimmu kembali ke hutan peri.”
“Terus ini apa dong?” Ling Bao'er menjulurkan lidahnya, mengangkat botol minyak hitam, sambil memicingkan mata memandangi minyak dan Amy.
“Minyak nabati, barang standar untuk batalion pendekar penembak jitu Pasukan Bayaran Kecil. Setelah dioles, warna kulit akan sedikit menghitam dan bau badan akan tertutupi. Kali ini banyak delegasi dari berbagai kekaisaran datang. Kamu pernah muncul di kalangan atas Skambray sebelumnya, jadi penampilanmu harus diubah. Tentu... kalau tidak mau juga tidak apa, tapi mulai sekarang dilarang keluar dari pintu ini.”
“Aku mau, aku mau!” Ling Bao'er menggenggam kotak minyak hitam, sambil mengoleskannya ke wajahnya, ia melompat-lompat riang ke arah Amy. Kemudian menarik Fuxing sambil berbisik-bisik masuk ke ruang dalam.
“Ingat, kamu cukup mengoleskan bagian yang perlu. Jangan sentuh bintang terapung itu. Nanti malah terkesan berlebihan.” Amy berpesan sambil mengeluarkan semua rempah dari perlindungan. Ia bersenandung lagu rakyat Daratan Es berjudul "Si Bodoh Membagi Warisan", lalu mulai memurnikan rempah dengan sangat serius.
Siapa ya kelompok dan orang-orang yang akan menghadiri upacara penobatan Kekaisaran Sihir ini? Tangan Amy sibuk bekerja, tapi pikirannya tak berhenti meracau. Diam-diam ia menghitung daftar kenalan. Semoga tidak bertemu orang yang terlalu dikenal. Hanya bisa berdoa begitu. Selain itu... Magister Zi Hui tadi sepertinya punya pengaruh di sini. Mungkinkah mendapat beberapa tong air sumur sihir darinya? Akan kubantu memurnikannya juga... 《Rekam Jejak Tokoh Sihir*Zi Hui》
Zi Hui, salah satu dari enam tetua terakhir Guild Penyihir, nama aslinya tidak tercatat.
Zi Hui termasuk dalam lima maestro kebangkitan mantra sihir kuno dan rempah sihir kuno di era Kalender Sihir. Ia pelopor aliran pemurnian rempah sihir kuno yang menggunakan proses paling rumit, seringkali memakan waktu seratus hari untuk menyuling rempah sihir menjadi esens yang volumenya hanya lima persen dari semula, namun efeknya meningkat drastis.
Menurut Master Zihui sendiri, ketekunannya dalam metode ini diilhami oleh ajaran langsung dari Magister Besar Mingya yang berjubah abu-abu. Mingya, pelopor kebangkitan rempah-rempah sihir kuno, figur legendaris yang misterius seperti naga yang hanya terlihat kepala, hanya muncul sekali dalam upacara restorasi Kekaisaran Sihir.
Master Zihui telah melampaui mentornya - menurut catatan sejarah, Magister Besar Mingya hanya mampu menghilangkan 90% kotoran dari tiga belas jenis rempah dalam semalam.
——《Buku Tokoh Terkenal Sihir》
