Bukan hanya Marsekal Da Hainuo yang merasa malu dan kikuk. Merlin, Morashou, Zhan Bu'er, serta beberapa perwira tinggi dari Legiun Pertama Reynold yang naik melalui jalan kuda di atas tembok, semuanya juga merasakan rasa tidak enak yang sama di hati mereka.
Terutama Zhan Bu'er, yang pernah dibakar oleh kebakaran besar Chi Aotian di tepi Sungai Fan Shui sampai alisnya habis terbakar, lalu nyaris terkubur tanah saat di Skambray. Pemuda itu merasa sangat kesal. Apalagi Merlin dan Morashou, sejak tahun keempat Kalender Sihir hingga hari ini, sudah lima tahun berlalu. Mulai dari Pulau Xilin, Pertempuran Pelabuhan Duan Bing, Pertahanan Pertama dan Kedua Kota Hamburg, Pertempuran Kota Rumput, Garis Depan Utara Serangan Balik Raja Bajak Laut... Dua perwira muda yang cukup terkenal di Benua Fanos ini tak pernah sekalipun meraih keuntungan dari Pasukan Bayaran Kecil.
"Merlin, suruh orang memindahkan sebagian katapul dari bagian tembok lain ke sini. Tak perlu banyak, sekitar 20 unit cukup. Yang lain ikut aku kembali ke markas. Yang Mulia Delaware, silakan ikut juga."
Mendengar ini, Delaware yang hampir lima puluh tahun itu untuk pertama kalinya menunjukkan senyum tipis di sudut bibirnya.
Tidak bisa dipungkiri, sejak Malam Berdarah Ibukota, Yang Mulia Delaware yang menduduki peringkat kedua di kelompok non-seragam Skambray merasa tidak nyaman. Meskipun hampir mendapat gelar Raja Sejajar, selain Laksamana Hai dan Norton yang tetap menghormatinya – entah tulus atau tidak, setidaknya dalam ucapan masih ada rasa hormat, para perwira Farnorth lainnya bahkan malas berpura-pura sopan. Keluarga Kaisar Barat memang lebih ramah padanya, namun keramahan itu selalu terasa menjaga jarak, terutama ketika Yang Mulia Delaware teringat pemakaman musuh bebuyutannya Chi Hanfeng dimana ketiga saudara Reynold menangis histeris, hatinya serasa menelan lalat hijau besar.
Saat ini, jelas Legiun Farnorth tidak bisa berbuat banyak terhadap bukit tanah di seberang. Dalam pertempuran langsung, jumlah pasukan terbatas. Harus memindahkan bala bantuan dari wilayah lain atau setidaknya memberi tekanan pada Pasukan Bayaran Kecil untuk mundur. Bantuan terdekat dari Skambray adalah Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan yang berada di bawah komando langsung keluarga. Jika menarik pasukan dari wilayah lain, transportasi laut membutuhkan waktu dua bulan. Saat bala bantuan tiba, bukit tanah itu mungkin sudah mengepung Skambray.
Yang Mulia Delaware tentu tidak menyangka bahwa ide di kepalanya ini justru akan menjadi penyebab nestapa Skambray setahun kemudian.
"Laksamana Hai, besok saat menyerang kita bawa 10.000 warga sipil dengan papan kayu untuk membuat jalan darurat!" Sebelum duduk, Morashou buru-buru mengajukan pendapatnya.
“Warga sipil?” Reynold mendengar proposal seperti itu, matanya menyapu dingin perwira manusia serigala: “Dari mana Yang Mulia akan menemukan cukup warga sipil?”
“Tentu saja dari kota ini.” Komandan Resimen manusia serigala belum menyadari implikasinya.
“Hehe…” Kaisar Mianyang jarang menunjukkan senyum sinis: “Langkah yang luar biasa, Yang Mulia. Di Kota Skambray dengan 1 juta penduduk, menarik 10.000 warga sipil - terdengar heroik sebagai charge militer, tapi sebenarnya mengorbankan mereka. Pernahkah Yang Mulia memikirkan reaksi rakyat lainnya?”
Banyak ucapan lebih pedas tidak diungkapkan Reynold. Personel militer di berbagai Legiun Kota Skambray sebagian berasal dari lokal, banyak yang sudah menjadi perwira rendah. Memerintahkan warga sipil melempar batu dan memanah dari atas tembok mungkin masih bisa ditoleransi. Tapi mengorbankan mereka di bawah hujan batu terbang dari bukit tanah... Hehe... Bisa saja suatu malam gerbang kota terbuka lebar menyambut Pasukan Bayaran Kecil.
Morashou seketika kehilangan kata-kata.
Marsekal Hai menggelengkan tangan: "Yang Mulia, dia hanya sedang panik, jangan diambil hati." Setelah jeda sejenak, marsekal tua itu mengeluarkan desahan langka: "Setelah dipikir-pikir, meski kita rela kehilangan pasukan untuk menaklukkan bukit tanah, manfaatnya kecil. Pasukan Bayaran Kecil bisa memanfaatkan bukit itu untuk mengikis kekuatan kita. Jika bukit tanah itu berhasil ditaklukkan, Kota Skambray memiliki delapan kelompok kota - artinya mereka bisa membangun delapan bukit lagi... Apa... kita harus menaklukkan satu per satu? Selain itu, pernyataan Yang Mulia tadi benar. Saat ini dukungan rakyat di Kota Skambray tidak stabil..."
Sejak zaman kuno, kasus kehilangan kota akibat ketidakstabilan dukungan rakyat di garis belakang sudah tak terhitung. Merlin, Morashou, Zhan Bu'er dan perwira-perwira Farnorth lainnya termangu dalam diam.
"Yang Mulia Delaware, ada satu hal yang membuatku bingung. Setelah keluarga Raja Bajak Laut mengerahkan pasukan utama Legiun Kerangka untuk menyerang balik Sungai Sanggan, wilayah operasi Sungai Sanggan bertambah 10 lebih kota dengan populasi hampir 1 juta. Secara logika, kemampuan Earl Lei Badun seharusnya meningkat drastis. Lalu mengapa dia tidak melanjutkan tekanan pada Pasukan Bayaran Kecil di garis selatan?" Nada sang marsekal tua tetap sopan, namun tersirat sedikit kekecewaan.
Delaware menyeringai dingin: "Apakah Yang Mulia Marsekal mengira bahwa Sungai Sanggan membiarkan Pasukan Bayaran Kecil mengerahkan semua pasukan elit mereka untuk menyerang Skambray? Dua bulan lalu dalam Pertempuran Jalan Raya Benua Shitong, jika bukan karena Yang Mulia Jenderal Merlin akhirnya menarik kembali pasukan ke Skambray, mungkin sekarang kita sudah bersatu dengan kemenangan. Dan dalam pertempuran yang gagal di ambang kemenangan itu, tingkat korban di Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan melebihi tiga puluh persen."
"Yang Mulia Delaware, fakta bahwa Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan bisa bertahan di bawah serangan tiga arah dari Pulau Iblis, Pasukan Bayaran Kecil, dan Hutan Perbatasan sudah merupakan pencapaian yang luar biasa." Reynold melihat suasana semakin tegang, buru-buru melerai: "Yang Mulia Laksamana sama sekali tidak bermaksud menyalahkan, hanya mengatakan bahwa karena empat komandan utama Pasukan Bayaran Kecil dan sebagian besar pasukan utama mereka terkepung di bawah tembok Kota Skambray, mungkin Yang Mulia Jenderal Lei Badun bisa bergerak maju dari selatan ke utara. Pada hari kedua zona perang bersatu, saat itulah kita akan menghancurkan total pasukan utama zona utara di bawah tembok Kota Skambray."
Menghancurkan total? Mungkinkah? Dalam hati Delaware mencemooh dingin. Jika bukan karena Pasukan Kavaleri Keringat Darah habis dibakar oleh Chi Aotian, memaksa keluarga Raja Bajak Laut muncul, lalu Kaisar Barat menyerahkan seluruh bekas Kekaisaran Tentara Bayaran kepada keluarga bajak laut sebagai imbalan partisipasi mereka dalam Perang Benua Raya. Saat ini mungkin Pasukan Bayaran Kecil sudah bekerja sama dengan Pulau Iblis menghancurkan total Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan, lalu siap-siap di bawah tembok Skambray untuk menghancurkan target berikutnya.
Dengan berjalannya perang besar ini langkah demi langkah, orang setengah ahli seperti Delaware semakin tidak mengerti.
Yang lebih membuat Tuan Delaware gelisah adalah, ketika keluarga Kaisar Barat dan Gereja Suci membujuknya untuk menyerahkan Ibukota Skambray, mereka telah menjelaskan dengan jelas satu hal: tujuh dewa besar termasuk Dewa Perang dan Dewa Cahaya telah menyatakan akan memberikan dukungan penuh bagi "Perang Suci" manusia perak Fanos untuk kembali ke Benua Eminoll.
Tahun lalu, Delaware secara khusus menanyakan hal ini kepada Reynold dan Pangeran Gereja. Awalnya, kedua Yang Mulia itu menghindar dan enggan menjawab. Saat ditekan hingga akhir, jawaban mereka justru: dukungan para dewa mungkin akan berkurang, setidaknya para dewa tidak akan turun langsung ke medan perang.
Delaware terkejut. Belakangan baru tahu: karena intervensi kuat Malaikat Maut dan kembalinya Yang Mulia Dewa Api yang telah hilang ribuan tahun ke Istana Bintang Api Huode, seluruh dunia dewa kini terpecah menjadi tiga faksi. Satu dipimpin enam dewa utama termasuk Dewa Perang dan Dewa Cahaya, faksi lain dipimpin lima dewa utama seperti Dewa Api dan Dewa Matahari, sedangkan faksi ketiga yang paling kuat adalah kelompok netral dipimpin enam utusan peri elemen dan Dewi Cinta.
Faksi Dewa Perang dan Dewa Cahaya awalnya memiliki keunggulan mutlak di dunia dewa, sehingga pada awal masa pendukungannya terhadap manusia perak tidak tanggung-tanggung, termasuk: memperlihatkan kekuatan ilahi berkali-kali di Benua Fanos, terang-terangan mendukung keluarga Kaisar Barat dalam Malam Berdarah Ibukota, melawan Lü'er di bawah tembok Kota Skambray, serta menghadapi Malaikat Maut dalam upacara Kuil...
Namun, setelah kembalinya Dewa Api, keseimbangan kekuatan di dunia dewa menjadi sangat rapuh. Yang Mulia Dewi Kebijaksanaan khawatir jika terus terang-terangan mendukung Manusia Perak, hal ini akan membuat faksi netral sepenuhnya beralih ke pihak Dewa Api dan Dewa Matahari - yang berarti proses serah terima kekuasaan di dunia dewa. Lima Dewa Utama termasuk Dewa Api dan Dewa Matahari juga memiliki kekhawatiran serupa. Dalam arti tertentu, justru faksi netral yang kini memegang kendali di dunia dewa.
Mantan Wakil Perdana Menteri kekaisaran pertama kali mendengar informasi eksplisit tentang dunia dewa. Setelah terdiam beberapa saat, dia mengajukan pertanyaan lain: "Lalu bagaimana sikap enam High Elf dan Dewi Cinta saat ini?"
Jawaban Yang Mulia Pangeran Suci menyimpan lebih banyak rahasia: "Enam High Elf kini sama sekali tidak punya waktu untuk mengurus dunia dewa. Sepuluh tahun lalu, Yang Mulia High Elf elemen es menjelajahi ruang paralel dan baru kembali pada tahun kelima Kalender Sihir. Tahun lalu, tiga High Elf dari atribut es, angin, dan tanah kembali bekerja sama mengeksplorasi ruang paralel. Kali ini belum diketahui kapan mereka akan kembali. Dua High Elf yang tersisa bersama Dewi Cinta telah menyatakan dengan jelas bahwa di momen genting ini, mereka berharap kedua belah pihak dapat menahan diri."
Tuan Delaware menangkap petunjuk dari ucapan ini: "Urutan yang Tuan sebutkan ini mengapa persis sama dengan urutan kemunculan magister dari Menara Permohonan tiga atribut es, angin, dan tanah?"
"Hmm, Yang Mulia benar. Selain elemen es yang sedikit berbeda, alasan melimpahnya magister sejak Kalender Sihir adalah karena ini. Hanya kemampuan High Elf yang bisa menampung puluhan hingga ratusan Bidang Kekuasaan magister dalam satu Menara Permohonan. Sekarang utusan peri angin, es, dan tanah terpaksa mengeluarkan semua magister yang telah menguasai Bidang dari Menara. Sementara Magister Sihir yang belum menguasai Bidang tetap berlatih di Menara di bawah kendali utusan peri menengah." Yang Mulia Sang Putra Suci mengungkap salah satu rahasia terbesar sejak Perang Para Dewa.
"Yang Mulia... Yang Mulia..." Reynold melihat Delaware terdiam lama, lalu menyentuh lembut pundaknya.
Delaware baru tersadar... Seperti terbangun dari mimpi. Seolah baru kemarin masih menjadi salah satu dari Empat Keluarga Besar pendiri Kekaisaran, hari ini sudah berada dalam pertarungan hidup-mati. "Andai tahu akan seperti ini sekarang, mengapa dulu harus memulai?" Ksatria Binatang Legenda yang dulu gagah itu menghela napas panjang, lalu mengalihkan tanggung jawab dengan setengah hati: "Ah... Perang bukan bidangku. Serahkan semua pada Laksamana Hai."
"Kalau begitu akan kukirim utusan ke Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan, perintahkan mereka maju ke utara mulai hari ini." Da Hainuo segera mengirim dua Ksatria Binatang Legenda malam itu juga untuk mengantar surat.
Sayangnya, Huo Ensi telah menugaskan para elf berjaga bergiliran. Karena tunggangan kedua ksatria bukan binatang terbang, baru empat li meninggalkan Kota Skambray, mereka sudah dijatuhkan oleh pemanah peri menjadi seperti landak berduri.
Jika bukan karena Yang Mulia Jenderal Lei Badun mengirim tiga Ksatria Binatang Gaib Terbang untuk mengirim surat, diperkirakan Marsekal Da Hainuo bahkan jika menunggu sampai laut mengering dan batu terkikis pun tidak akan melihat bala bantuan dari wilayah selatan.
Laporan perang dari Sungai Sanggan membuat beberapa pangeran di Skambray terdiam sejenak! Pasukan Bayaran Kecil malah menggali rawa-rawa di garis selatan - penggunaan pasukan sampai level Pasukan Bayaran Kecil ini bisa dibilang puncak keahlian: menggali rawa ke bawah di selatan, menggali bukit tanah ke atas di utara. Sebelumnya tidak ada kabar sama sekali bahwa beberapa komandan Pasukan Bayaran Kecil berasal dari latar belakang petani atau penambang.
Tentu saja, yang lebih sulit diterima para bangsawan adalah bagaimana mungkin Kesatria Naga Suci Da Qing Shan yang sedang memimpin perang di luar Kota Skambray bisa memiliki teknik perpanjangan diri dan muncul lagi di tepi utara Sungai Sanggan? Pernyataan Yang Mulia Jenderal Lei Badun ini jelas-jermalasukan tugas berat!
Ksatria Binatang Gaib dari Sungai Sanggan melihat keanehan, buru-buru membela komandannya: "Para Tuan, informasi tentang Da Qing Shan yang berada di garis selatan ini berasal dari informan Kota Mo Yada. Selain itu, menurut informasi terpercaya, Chi Aotian berseteru dengan komandan lain Pasukan Bayaran Kecil karena masalah gugurnya Marsekal Chi Datong, dan telah membawa Pasukan Ekspedisi untuk menyerang Zona Perang Hutan Perbatasan."
Oh? Reynold, Marsekal Hai dan lainnya serentak berdiri terkejut. Benar, beberapa hari terakhir terlalu kacau sampai mereka lupa tentang urusan pemakaman Marsekal Chi Datong. Secara logika, Chi Aotian pasti akan bertindak ekstrem. Kalau begitu... mungkinkah...
"Apakah laporan intelijen menyebutkan informasi tentang Komandan Pasukan Bayaran Kecil Amy?" tanya Reynold.
“Kali ini tidak disebutkan, sebelumnya dikatakan akan segera kembali.” Ksatria Binatang Legenda menjawab jujur.
Ini... sebenarnya apa yang terjadi? Semua orang di aula pertemuan markas besar bingung, jangan-jangan... Semua seolah melihat Amy bersembunyi di malam kelam dengan mata merah darah yang tertawa sinis, mulutnya meneteskan darah prajurit Farnorth. Laksamana Hai, Reynold dan lainnya masih ingin membahas bagaimana menghadapi serangkaian gerakan anak Pasukan Bayaran Kecil ini. Di luar kota, pasukan bayaran kecil itu kembali mengikat berbagai pesan pada bulu panah untuk memulai putaran kedua gangguan.
Gangguan putaran pertama masih bisa dipahami oleh para atasan di Kota Skambray, toh semuanya fakta. Tapi pesan-pesan aneh pada kain sutra yang diikat di bulu panah putaran kedua ini benar-benar membuat semua orang tidak bisa menahan amarah:
Sha Ruo menjadi manusia dewa Dewa Api, pada tengah hari tepat tanggal 5 bulan 5, akan membakar Skambray menjadi puing dengan tongkat agung Apollo di tangannya;
Putri Bi dari keluarga Kaisar Barat menikah dengan komandan Pasukan Bayaran Kecil Amy, melahirkan tiga bayi (dua laki-laki satu perempuan), sedang mencari nama;
Pasukan Ekspedisi Chi Aotian menghancurkan Zona Perang Hutan Perbatasan, pemberontak Tie Du sudah ditumpas;
Kekaisaran Sihir secara resmi menyatakan perang kepada keluarga Kaisar Barat, membalas aib besar 20.000 tahun lalu;
Mengalah demi perdamaian, Putri Mahkota Kaisar Barat menikah dengan ork, sehingga lahirlah Pangeran Ork Reynold;
Kaisar Hongshi sang Kesatria Naga akan segera kembali ke Benua Eminoll, pembebasan Skambray sudah di depan mata;
……
“Apa semua ini?! Bagaimana Amy bisa membuat fitnah begitu memalukan?!” Reynold gemetar marah!
Gangguan tak terduga ini memaksa Da Hainuo segera mengerahkan personel militer menyusuri tembok Kota Skambray, masuk ke rumah-rumah penduduk satu per satu, menyita semua kain sutra yang ditemukan ke markas komandan.
Kemudian, Da Hainuo dan Delaware masing-masing menulis surat untuk Earl Lei Badun, isinya tentu tentang rencana bantuan ke utara, memerintahkan Ksatria Binatang Legenda ini segera kembali ke Sungai Sanggan.
Tak lama setelah Ksatria Binatang Legenda Sungai Sanggan pergi dalam kegelapan, beberapa Ksatria Peri Burung Ganas mendarat di belakang kota tanah: "Wakil komandan, tadi ksatria itu berputar jauh ke utara lalu pergi, kami tidak menyerangnya."
"Baik, aku paham. Mulai sekarang, biarkan semua keluar-masuk Skambray secara bebas. Cukup beri mereka luka-luka saja, intinya buat musuh kehilangan kekuatan tempur." Huo Ensi tersenyum lebar, rencana Amy ternyata berpotensi sukses.
Kurcaci kecil itu kemudian menulis beberapa karakter di kertas putih, menggulungnya dan memasukkan ke tabung bambu. Ia membuka pintu kamar dalam: "Sekarang semuanya berjalan mulus, tolong antarkan surat ini ke Da Qing Shan."
"Tidak mau, tidak mau, tidak mau... Kalian semua jahat padaku... Kwaak, kwaak... Hik, hik..." Suara aneh terdengar dari kamar tidur Huo Ensi.
*Jilid Keenam*
