Sejak hari pertama mantra terlarang tercipta, tak pernah ada cara untuk menghentikan pelepasan kekuatannya yang mengerikan. Pada tanggal 20 Bulan Ketiga Musim Gugur tahun ke-8 Kalender Sihir, di tepi utara Sungai Sanggan selama Pertempuran Dua Raja, tetap tak seorang pun bisa menghentikan atau bahkan meredam kekuatan dua mantra terlarang ini.
Dua bola sihir biru dan merah—yakni meteor api dan meteor air, mantra terlarang paling dasar yang sering digunakan magister tertinggi—nyaris mendarat bersamaan dengan jarak kurang dari 10 meter. Energi raksasa merah dan biru yang bertolak belakang itu menghujam keras saling berbenturan, pada saat itu...
Waktu seakan terhenti...
Langit dan bumi seakan menyatu...
Udara seakan terbakar...
Segalanya terdengar sunyi yang mencekam...
……Pada detik itu juga, semburat cahaya merah menyala tiba-tiba memancar! Seperti tak terhitung paku baja yang menusuk tajam ke mata setiap orang! Setelah kilatan merah itu, pandangan semua orang hanya diselimuti warna merah darah tak berujung...
Kemudian, setelah tertahan selama satu dua napas, barulah terdengar suara dahsyat menggema di semesta—BRAK...
Berpusat dari dua mantra terlarang, gelombang panas menyala bergulung-gulung menerjang ke segala penjuru! Kuda-kuda perang terhempas hingga terhuyung-huyung, Ksatria Burung Ganas dan Ksatria Albatros di langit terhempas oleh gelombang panas, penonton yang melayang di udara ribuan meter jauhnya terpelanting puluhan meter...
Saat penglihatan orang-orang pulih dari sengatan cahaya, barulah terlihat awan merah menyala menjulang di cakrawala—bagian atas tebal dan bawah ramping, persis jamur raksasa.
Di sekitar "jamur" tersebut terdapat kawah selebar 100 meter, kedalaman 4-5 meter di bagian terdalam, di dalamnya mengalir besi merah membara—lebih dari seribu Ksatria Berat dan Kesatria Naga Tanah menjadi korban dua Mantra Terlarang ini.
Sebelum dua sihir ini menghujam, masih ada yang berharap mantra perlindungan di zirah ksatria bisa mengurangi dampak. Nyatanya, semburan darah dan besi cair membuktikan semua usaha itu sia-sia.
Sayangnya... Amy, Da Qing Shan, dan yang lainnya juga belum pernah menyaksikan langsung pemandangan setelah penggabungan mantra terlarang elemen air dan api. Meskipun dua sihir ini berhasil menjatuhkan sebagian besar ksatria Raja Bajak Laut, pada saat yang sama mata semua anggota Pasukan Bayaran Kecil yang ikut bertempur terasa perih tertusuk - terutama kaum peri dan kurcaci yang memiliki penglihatan tajam secara alami menjadi korban terparah.
Jenis pasukan yang pertama pulih dari keterkejutan tetap para Kesatria Naga - sekarang bukan waktu yang tepat untuk terkesima atau meratap!
Da Qing Shan dan Chi Aotian mengendarai naga mereka berdampingan, Phoenix Emas dan Tombak Cun Yan menusuk lurus ke arah Lord Kaka, komandan Legiun Kerangka Bajak Laut yang terdekat. Anqiu Sheng yang terus membuntuti Da Qing Shan tidak terlalu terpengaruh ledakan sebelumnya. Melihat celah, naga angin berekor botaknya tertawa riang sambil menelusup di bawah perut Lü'er, tombak naganya langsung menikam perut naga tunggangan Kaka.
Perkataan Kaka tentang "satu lawan tiga" jelas tidak pernah menyangkut bintang-bintang baru Papan Peringkat Jiwa Perang seperti Da Qing Shan dan Chi Aotian. Tanpa ragu, naga airnya segera berputar kecil, membawa Kaka terbang rendah menyusur tanah untuk mundur. Enam naga lainnya mengepakkan sayap raksasa sambil meraung-raung memberikan dukungan.
"Kejar!" Chi Aotian meraung sambil memukul punggung Yao Li tiga kali berturut-turut. Naga Tulang menjerit-jerit dengan sayap tulangnya yang besar mengepak liar! Da Qing Shan dan Anqiu Sheng mengikuti dari atas dan bawah.
Ling Yun, Huerdu, Long bersama empat Kesatria Naga lainnya sejajar dalam jarak 100 meter. Tombak Naga mereka teracung ke arah lawan sambil menukik dari atas dengan gelombang panas!
Qing Luo dan elf Burung Ganas tiba bersamaan. Para elf menarik busur melepaskan panah, bulu panah kehijauan samar meraung di udara panas. Kesatria Naga Raja Bajak Laut terus turun ketinggian, membuka langit untuk pasukan Albatross yang menyusul.
Di medan perang mana pun, pertarungan antar Kesatria Naga selalu menjadi pusat perhatian. Hasil pertempuran ini akan menentukan jalannya perang. Semua mata termasuk prajurit di darat tertuju pada duel udara ini.
Sepuluh Kesatria Naga pasukan kecil itu menukik tajam. Tombak Naga mereka menyudut sambil melontarkan bola-bola Naga Api kecil dari mulut naga. Bola api itu memicu kekacauan saat menyentuh tanah - puluhan prajurit kubu Bajak Laut hangus jadi arang.
Kaka mengayunkan tangan: "Mundur! Jauhi area udara para ksatria!"
Enam Kesatria Naga lainnya berbalik arah dan mundur bersama.
“Kejar!” Chi Aotian sama sekali tidak ragu, jubah hitam murninya menyambar rendah di udara bagai kilat hitam.
Bukan hanya kesatria naga dari pasukan bayaran kecil, Qing Luo juga menerobos keluar dari barisan kesatria albatros - tak pernah ada yang bilang perang kesatria naga melarang partisipasi ksatria lain. Apalagi, Qing Luo yakin tak ada kesatria naga yang bisa jadi ancaman serius baginya. Seluruh anak panah di tempat panah di punggungnya telah habis ditembakkan, kini jari kelingkingnya menggenggam anak panah kelesit - menghadapi Kesatria Naga Raja Bajak Laut, hanya jenis panah ini yang bisa menembus plat armor sihir.
Semua penonton yakin, di bawah serangan gabungan Sepuluh Kesatria Naga dan Kilat Kegelapan, para Kesatria Naga Raja Bajak Laut akan menghadapi tekanan lebih besar.
Namun, tiba-tiba terjadi perubahan dramatis yang mengejutkan di medan perang!
Di belakang formasi ksatria berat Raja Bajak Laut terdapat kesatria naga tanah, di belakang mereka ada kesatria kepiting raksasa, sementara di barisan paling belakang berjajar TT raksasa dan kesatria gurita yang berlari paling lambat.
Para raksasa titan melihat kesatria naga raksasa mendekat bagai kilat dari langit. Mereka menarik rantai besi sepanjang belasan meter dari punggung, dengan bola besi padat seukuran kuali di setiap ujungnya. Dengan hentakan kuat, para raksasa titan mengayunkan rantai-raksasa itu ke langit! Dua puluh rantai berputar membentuk jaring raksasa, menderu menghantam para kesatria naga pasukan bayaran kecil!
Amy di belakang melihat dengan jelas! Hatinya langsung naik ke tenggorokan, kedua kakinya sudah gemetaran! Akhirnya dia tahu tujuan sebenarnya keluarga Raja Bajak Laut mengikutsertakan Raksasa Titan dalam perang!
Dalam data yang pernah Amy baca, di wilayah Gurun Suci pernah ada burung besar bernama Moa. Burung tak terbang ini memiliki darah Naga, sepasang kaki ramping, tinggi tubuh lebih dari 3 meter, larinya sangat cepat, dan daya penghancur setara Naga Tanah. Namun burung ini akhirnya punah - dibantai habis oleh nenek moyang Kekaisaran Gurun yang mengikat kaki mereka satu per satu dengan tali pemberat seperti ini.
Tali pemberat di tangan Raksasa Titan jelas menjadi senjata pamungkas untuk membunuh Naga Raksasa dan Kesatria Naga!
Da Qing Shan, Chi Aotian, dan An Qiusheng berada di garis depan. Tali besi berputar kilat, Lü'er menubruknya. Rantai besi sebesar lengan menghantam cakar depan Lü'er. Sisik hijau zamrud berhamburan, diikuti semburan darah merah pekat. Begitu rantai menegang, dua bola besi raksasa langsung bertabrakan di udara... Tiba-tiba tubuh raksasa Lü'er menyusut drastis - dari lebih 20 meter menjadi seekor anak naga kurang dari 3 meter - terlempar berputar 360° di udara. Da Qing Shan terpental! Lü'er melepas rantai besi, cakar depannya menyambar kilat menangkap Da Qing Shan lalu kabur!
Anqiu Sheng mata cepat dan tangan gesit, Naga elemen angin Boge reaksinya juga sangat cepat, sayapnya mengangkat tinggi dengan kuat, memanfaatkan teknik khusus naga elemen angin dalam mengendalikan udara, tubuh naga raksasa Boge berhenti seketika di udara, rantai besi dengan desiran angin menggeser leher Naga Angin membawa segerombolan besar sisik terbang ke langit! Naga dan ksatria sama-sama berkeringat dingin, naga raksasa itu segera terbang menjauh ke angkasa!
Chi Aotian dan Yao Li Long sedikit terlambat, rantai besi tepat membelit leher Naga Raksasa. Leher Yao Li Long hampir tercekik putus oleh rantai, dua bola besi besar menghunjam ke arah Kesatria Naga di belakangnya. Chi Aotian membentangkan kedua lengan, Perisai Chiguan dan Tombak Cun Yan sekaligus menghalang! Dua bola besi ini beratnya melebihi 150 kilogram, jika terkena, mungkin Perisai Chiguan dan Tombak Cun Yan tidak masalah, mungkin juga zirah naga tulang tetap utuh, namun tubuh berdarah daging Chi Aotian pasti akan remuk menjadi bubur daging, hancur menjadi abu, terguncang menjadi cairan! Yao Li Long meraung keras, dua sayap tulangnya tiba-tiba mengembang ke depan, menyambar bola besi sesaat sebelum menghantam Chi Aotian! Dang— Dang— dua dentuman keras, dua sayap tulang itu hancur menjadi debu putih bertebaran jatuh dari langit. Dua bola besi kemudian melilitkan sayap tulang yang compang-camping di lehernya, Yao Li Long dan Chi Aotian pun jatuh bagai meteor dari langit, menghunjam keras di depan kaki beberapa raksasa.
Tujuh Kesatria Naga yang mengikuti dari belakang juga langsung mendapat serangan palu rantai!
Ling Yun yang berada agak jauh dari Titan Raksasa, melihat tali palu terbang ke udara. Dengan refleks cepat, ia segera mengangkat Pedang Dewa Pencipta. Reaksi Mengte Kanla juga sangat cepat, tubuh raksasanya berdiri tegak di udara. Rantai besi sebesar pergelangan tangan terkunci di lehernya. Dengan kedua tangan, Ling Yun mengayunkan pedang besar dan menghantam rantai tersebut. Dentang! Rantai terputus menjadi dua. Dua bola besi besar meluncur ke atas, terbang sejauh 200 meter sebelum menghunjam tanah! Akibat pukulan itu, kedua lengan Ling Yun mati rasa dan tangannya berlumuran darah!
Naga tunggangan Huerdu adalah Naga Emas Raksasa yang lebih lambat. Saat berada 100 meter dari Titan Raksasa, melihat sepasang palu besar beterbangan ke arahnya, ditambah beberapa naga lain yang terjatuh ke tanah, peri klan naga Lin Wei Wei menjerit keras! Ia segera mengepakkan sayapnya dan terbang ke langit untuk menghindari bencana ini!
Guan Pei Shan juga berhasil lolos dari serangan tali palu. Naga tunggangannya adalah Naga Emas Raksasa level empat yang lebih lambat dari Huerdu, sehingga lolos dengan lebih mudah.
Qing Luo dan Guan Pei Shan hampir berdampingan. Tali palu sepanjang 20 meter nyaris tak mempan terhadap Burung Ganas yang rentang sayapnya hanya 2 meter lebih.
Naga milik Long adalah Naga unsur air level lima dalam tahap puncak. Sebelumnya semua junior telah turun ke bawah, Long tidak ingin berebut prestasi dengan junior. Ia hanya mengomandoi dari ketinggian sambil menyuruh naga tunggangannya terus-menerus melontarkan bola Naga Api ke perwira di tanah. Meski dua tali palu berputar menyerangnya, Naga unsur air level lima dengan mudah berputar dan menghindar!
Malang tiga Ksatria Naga lainnya dari Pasukan Bayaran Kecil: Yuede, Huan Yang*Luo De, dan Minrui. Naga tunggangan mereka semuanya Naga alami level empat non-unsur angin. Saat bertabrakan dengan tali palu, palu raksasa yang berputar itu menghantam punggung naga. Naga beserta penunggangnya tercabik-cabik berdarah! Tiga Ksatria Naga remaja itu bahkan tak sempat berteriak sebelum menjadi bubur daging! Naga Feiyang, Re Wanru Wang, dan Re Nuo terpelanting dari langit ke tanah. Naga-naga itu menggeliat sambil mengerang dua kali, lalu tak bergerak lagi...
Darah panas mengalir deras ke segala penjuru...
Pada bulan ketiga musim gugur tahun ke-8 Kalender Sihir, untuk pertama kalinya sejak Perang Benua Raya, Pasukan Bayaran Kecil yang selama ini berperan sebagai Pembasmi Naga mengalami kerugian Ksatria Naga!
Sejarah Pasukan Bayaran Kecil memang masih terlalu pendek. Mereka tentu tidak tahu bahwa dalam sejarah, para Titan Raksasa pernah muncul sekejap dalam Perang Kuno. Para raksasa ini memiliki julukan lebih gemilang: "Pembasmi Naga". Mereka adalah satu-satunya ras di dunia penciptaan yang bisa bertarung melawan Naga tingkat tinggi tanpa senjata!
Justru karena keberadaan Titan Raksasa, Raja Salib Selatan terpaksa bertahan dari serangan dua meriam sihir sebagai umpan! Awalnya, sang raja mengira kali ini setidaknya bisa membantai lebih dari separuh Kesatria Naga Pasukan Bayaran Kecil.
Elder Elf Hutan pertama menyaksikan kejadian di depannya, menggigit bibirnya erat-erat. Cahaya merah terang tiba-tiba berkilau di matanya. Lengannya yang kanan bergerak seperti hantu, berhasil menembakkan semua panah dalam kantong panah lainnya di punggungnya hanya dalam setengah napas!
Lebih dari 100 meter. Bagi Qing Luo, panah yang ditembakkannya hanya meninggalkan jejak udara, bahkan bayangannya pun tak terlihat. Sepuluh lebih Titan Raksasa di depan membeku sejenak sebelum menyadari tiba-tiba mereka tak bisa melihat apapun. Mereka segera menutupi mata dengan tangan, teriakan menyayat hati bergema seperti guntur di dataran terbuka!
Tujuh delapan raksasa di belakang langsung menemukan elf hutan yang melukai saudara mereka. Satu tangan menutupi kedua mata, tangan lainnya mendorong kantong kulit di punggung ke dada. Dari dalamnya mereka mengeluarkan batu granit seukuran kuali besi, lalu melemparkannya dengan cepat ke arah Qing Luo yang berjarak 100 meter!
Qing Luo menggerakkan tunggangannya sambil menghindar, melepaskan sisa anak panah kelesit di tangannya. Mata panah dari bijih langka yang sangat tajam itu menembus telapak tangan raksasa setebal setengah chi, menyemburkan darah dan Braak! menancap di tengkorak raksasa setebal 5 cm! Enam raksasa bergoyang seperti tembok kota lalu Jatuh! ke tanah, tewas seketika!
Anehnya, darah yang mengalir dari telapak tangan Titan Raksasa itu berkilauan lapisan cahaya kristal, seperti emas maupun giok, memancarkan sinar menyilaukan yang tak terkatakan.
Bahkan seandainya para dewa di langit turun ke bumi, mustahil mereka menyangka—Titan Raksasa yang sebelumnya baru saja membunuh tiga Ksatria Naga Raksasa, tiba-tiba dalam sekejap dibantai enam ekor dan belasan lainnya ditembak mati oleh elf hutan biasa! Bagaimana mungkin?! Meski Yang Mulia Pangeran Salib Selatan telah mempertimbangkan berbagai skenario pertempuran, ia sama sekali tak menduga bahwa Qing Luo yang tampak seperti elf hutan biasa ini justru menghancurkan kubu Titan bagai angin topan.
Setelah Pasukan Ekspedisi Chi Aotian membanjiri Dataran Bunga dengan darah, guild mercenary sempat berencana meningkatkan peringkat Qing Luo di Papan Peringkat Jiwa Perang. Namun karena 10 besar Papan Peringkat Jiwa Perang adalah nama-nama besar yang sulit digeser, peringkat Qing Luo tetap tidak berubah dalam peringkat terbaru tahun ke-8 Kalender Sihir. Setelah Pertempuran Dua Raja, peringkat Qing Luo melesat dari posisi 18 ke 5 besar, menduduki peringkat ketiga!
Dua raksasa sisanya meski terkena panah Qing Luo, bulu panah biasa yang bisa menembus telapak tangan raksasa mustahil menembus tengkorak. Dua Titan Raksasa dengan tangan tertancap di kepala mereka yang tak bisa melihat apapun, mengayunkan tangan satunya ke segala arah untuk mencegah serangan mendadak.
Lü'er segera melihat perubahan di bawah, lalu menggetarkan sayapnya melemparkan Da Qing Shan ke udara. Tubuh Naga Raksasa itu membesar dengan cepat, terjun tepat di samping seorang raksasa. Menahan dua pukulan keras kepalan tangan sebesar batu giling, cakar depan yang berlumuran darah mencengkeram leher Titan. Dengan ekor naga menancap ke tanah sebagai poros, seluruh tubuhnya berputar keras. Leher raksasa mengeluarkan retakan tulang parau, menyemburkan darah sebelum roboh. Lü'er yang sudah melampiaskan amukannya kembali mengepakkan sayap, menyambut Da Qing Shan di udara, lalu bergerak cepat mendekati Ling Yun, Long dan lainnya!
Seorang raksasa lain hanya mendengar teriakan keras dari rekannya sebelum aura hidupnya menghilang. Dengan kekuatan penuh, tangan kirinya menyentak ke luar, membawa bulu panah dan sepotong daging seberat dua kilogram yang tercabik dari wajahnya. Raksasa itu menatap kosong ke sekeliling, tiba-tiba bayangan putih mengerikan melompat dari tanah!
Yang melompat dari tanah itu ternyata Yao Li Long yang tulang-belulangnya sudah remuk berantakan!
Roh Yao Li, pembantai terhebat di dunia pada kehidupan sebelumnya, seakan kembali menghidupkan Naga Undead ini!
Meski sepasang sayap tulangnya tinggal sepertiga, leher kerangkanya nyaris putus oleh rantai besi, dan tulang bagian bawah tubuhnya remuk redam. Namun Yao Li Long tetap menggeram sambil berjuang mengangkat dua bola besi raksasa. Kepalanya menghantam dada raksasa titan di sampingnya. Retakan tulang bergema dari kedua makhluk itu saat naga dan raksasa itu jatuh bergulingan. Yao Li Long bergoyang-goyang bangkit, membuka mulut lebar dan menggigit leher raksasa titan, menggelengkan kepala dengan ganas seperti kesetanan.
Raksasa titan itu mencengkeram leher Yao Li dengan satu tangan, sementara tinjunya yang lain menghujam perut naga itu berulang kali. Setiap pukulan menyebarkan serpihan tulang putih seperti debu kapur.
Jika itu adalah naga biasa, bahkan Naga Unsur Air level lima dengan tubuh terbesar, jika perutnya dihantam puluhan kali berturut-turut oleh Raksasa Titan, pasti tulangnya akan remuk, organ dalamnya hancur menjadi bubur daging, dan mati dengan menyemburkan darah.
Yao Li Long menggeliat liar, akhirnya berhasil merobek kepala Raksasa Titan dengan gigitannya! Darah menyembur seperti letusan gunung berapi. Kerangka putihnya ternoda merah darah oleh darah panas Titan, cahaya emas-merah bergulung-gulung.
