Chi Aotian telah melepaskan diri dari sisik tulangnya, kedua tangan mencengkeram Pedang Besar berwarna darah, dengan tubuh sebagai poros ia mengayunkan belasan garis merah seketika, terus-menerus menghantam pergelangan kaki Raksasa Titan buta di sekitarnya hingga tulang betis patah, seluruh tubuh raksasa itu terjatuh.
Kemudian Chi Aotian mengayunkan pedangnya tiga kali, memutuskan rantai besi yang membelenggu Yao Li Long. Yao Li Long yang sudah compang-camping itu murka - dalam kehidupan abadinya, belum pernah mengalami aib sebesar ini!
Seperti harimau yang keluar dari sangkar, Yao Li Long menerjang ke tengah kerumunan raksasa Titan buta. Di tengah hujan tinju yang menghujam, sepasang cakar depan yang cacat dan ekor raksasanya mencakar dan menghantam. Hanya dalam beberapa menit, semua raksasa berhasil dibalikkannya! Kemudian ia menerkam, menggigit, dan mencabik-cabik dengan ganas... Sungai darah segar menyembur dari tubuh-tubuh raksasa itu setinggi lebih dari 10 meter seperti air mancur!
Tujuh Kesatria Naga sang Raja Bajak Laut awalnya mengira misi mereka telah berhasil. Saat mereka berputar untuk menghabisi sisa pasukan musuh, tak disangka – dalam putaran itu mereka menyaksikan lebih dari 20 raksasa Titan tewas mengenaskan tanpa ada yang selamat!
Hati Sang Raja Salib Selatan nyaris copot melihat pemandangan ini! Karena tradisi pernikahan sedarah, kemampuan reproduksi ras Titan telah merosot tajam. Ribuan tahun bisa berlalu tanpa kelahiran baru. Dua puluh lebih Titan ini adalah pemuda-pemudi terakhir dari ras berdarah dewa ini. Mungkin... setelah pertempuran ini, ras Titan akan punah selamanya...
Neraca pertempuran udara kembali berpihak pada Pasukan Bayaran Kecil. Akurasi pemanah Albatros jauh kalah dibanding para elf. Tiga empat ksatria Albatros bahkan tak bisa menukar satu Ksatria Peri. Korban berjatuhan dengan cepat. Bersamaan dengan punahnya Titan, jumlah ksatria Albatros tersisa kurang dari setengah!
Dalam rencana awal Raja Salib Selatan, Titan seharusnya membantai Pasukan Bayaran Kecil dan Kesatria Naga Raksasa, lalu bersama para Dragon Rider menghancurkan sisa kekuatan udara mereka. Namun kenyataannya justru sebaliknya!
Di langit, Qing Luo dengan teknik anak panah beruntun memaksa Tujuh Dragon Rider Raja Bajak Laut membuka gulungan pertahanan sihir terakhir mereka, bahkan terpaksa menggunakan perisai pergelangan untuk melindungi wajah.
"Tuan Qing Luo! Lawanlah aku!" teriak Lord Obi sang Dragon Rider. Ia menggantungkan Tombak Naga, membuang perisai pergelangan, lalu mengambil busur besar kayu jujube dari punggungnya. Busur setinggi orang dewasa itu berputar 120° di tangannya - ritual tantangan resmi antar pemanah legendaris.
Lord Obi Sang Raja Panah Ringan dan Qing Luo berasal dari generasi yang sama. Keduanya memiliki kesamaan: memasuki Papan Peringkat Jiwa Perang dengan gemilang di tahun debut, langsung menembus 50 besar. Bedanya, Lord Obi berkarier di berbagai guild mercenary besar, khusus menangani misi pemburuan naga dan pengepungan kota. Sementara Qing Luo tetap sebagai pemburu, jarang berinteraksi dengan dunia mercenary kecuali melalui konter guild. Setelah menjadi Dragon Rider, Lord Obi cepat naik jabatan di Legiun Kavaleri Berdarah Kuda sehingga jarang turun tangan langsung - inilah yang memperlambat peringkatnya di Papan Peringkat.
Qing Luo menyeringai dingin, dengan santai mengambil dua tempat panah yang penuh dari tangan elf hutan di sampingnya. Lalu ia mengeluarkan sehelai bulu panah, mematahkannya menjadi empat bagian, dan melemparkannya.
Ternyata tidak mati (empat) tidak berhenti!
Lord Obi mendengus keras, namun tangannya tak kenal ampun. Tali busur besar kayu jujube bergetar empat kali berturut-turut dalam seketika. Empat bulu panah hijau kebiruan muda melukis jejak udara samar di angkasa...
Yang membuat semua orang terkejut, panah dari Raja Panah Ringan yang termasyhur itu justru melesat jauh. Bukan meleset tipis, tapi benar-benar salah arah sejak ditembakkan. Wajah Kilat Malam Gelap tetap serius, empat anak panah pendek kehijauan terkunci erat di tangannya. Di detik yang sama, panah-panah Lord Obi tiba-tiba berbelok tajam dari empat penjuru menyerang Qing Luo!
Panah Berputar?!
Seseorang berteriak kaget! Legenda mengatakan hanya pemanah peri tingkat tertinggi yang bisa kuasai teknik tembak super ini!
Bulu panah di tangan Qing Luo seketika melesat, juga menuju beberapa arah berbeda sambil terus berubah jalur! Delapan panah (empat panjang dan pendek) bertabrakan di udara. Serpihan kayu hijau muda dan hijau tua Braak! membentuk bola ledakan selebar empat meter.
Ah? Ternyata anak panah berputar melawan anak panah berputar! Sorak-sorai bagai gelombang dahsyat menggema dari segala penjuru! Pertarungan panah ini saja sudah sepadan dengan harga tiket gulungan pengapungan.
Memanfaatkan waktu singkat ini, Lord Obi mengendalikan naga unsur air level empat mengitari Qing Luo secara berlawanan arah jarum jam, sambil terbang membalikkan badan untuk menembakkan anak panah beruntun ke Qing Luo! Dua tiga puluh jejak udara membentuk seperti tulang kipas.
Burung Ganas membentangkan sayap, diam mengendalikan Angin tenggara yang mengambang di langit. Tubuh Qing Luo sebesar gunung bergerak luwes, tiba-tiba berubah menjadi lengan-lengan tak terhitung - persperti Dewa Kebijaksanaan berlengan delapan belas paling perkasa dalam Perang Dewa Iblis. Satu tempat panah hampir kosong dalam sekejap, Braak... Braak... Braak... dentuman bersambung tak putus.
Sedikit penyesalan menyelinap di hati Qing Luo. Andai tadi tidak menghabiskan panah untuk menjatuhkan Raksasa Titan, mana mungkin sekarang tak tersisa satu pun anak panah kelesit di tangannya.
Saat itu juga, enam Kesatria Naga - Ling Yun, Da Qing Shan, Huerdu, Long, Guan Pei Shan, dan An Qiusheng - datang menyerbu. Qing Luo memutar badan, menggenggam bahu Ling Yun: "Berikan Pedang Besarmu padaku!"
Ling Yun terkejut sejenak, lalu menyodorkan Pedang Besar Batu Biru. Qing Luo mencabut Bulu Panah dari punggungnya sambil menjepit pedang besar di ketiak, lalu menembakkan empat panah beruntun untuk menjatuhkan panah Lord Oby. Setelah itu, ia mengaitkan Pedang Besar Batu Biru pada panah pendek, menarik busur sekuat tenaga hingga melengkung seperti bulan purnama, dan melepaskan tali - pedang besar itu melesat seperti kilatan biru yang dihempaskan Dewa Pencipta Yang Mulia menuju Lord Oby.
Saat itu jarak Oby dan Qing Luo minimal 400 meter. Ketika Lord melihat panah tak kasat mata batu biru, jarak mereka tinggal 200 meter. Tanpa tahu itu adalah Pedang Dewa Pencipta, Lord segera melepaskan empat panah sejajar. Seketika, denting! Empat panah menghantam batu biru dari empat arah hingga hancur. Batu biru kehilangan keseimbangan, berputar liar di udara dan menyambar ke arah Kesatria Naga!
Oby tak menyangka empat panahnya gagal menjatuhkan pedang besar. Saat ia berusaha kabur dengan Naga Air level empat, kekuatan putar yang ditanamkan Qing Luo pada batu biru tiba-tiba aktif. Pedang besar itu berputar dari bawah dan menyusup ke perut bawah Naga unsur air...
Darah pekat mengucur bagai hujan lebat dari langit! Membasahi baju para ksatria, tubuh raksasa Titan yang sekarat, serta tubuh Yao Li Long yang berlumuran darah dalam pertempuran sengit.
Kekuatan pada Naga Unsur Air Level Empat tiba-tiba tersedot habis oleh kekuatan gaib para dewa, membawa sang naga beserta penunggangnya terjatuh dari ketinggian hampir seribu meter...
Lord Oby gugur dalam pertempuran!
Semua orang terpana menyaksikan perang antar pemanah peri di langit, tiba-tiba perubahan drastis tak terduga muncul kembali di permukaan tanah!
Darah naga berhamburan dari langit membasahi tubuh Yao Li Long, darah mendidih Raksasa Titan menyembur deras ke tubuh naga itu. Naga tulang yang rusak parah mengangkat kepala dengan erangan memilukan, teriakan mengerikannya menggema di seluruh penjuru alam. Berpusat pada Yao Li, puluhan angin kematian berputar-putar di medan perang! Benar-benar pemandangan angin maut berdesir di bawah langit cerah! Angin-angin ini perlahan menyatu, akhirnya seluruhnya terserap ke dalam rangka Yao Li Long!
Yao Li mengamuk sambil merobek-robek mayat Raksasa Titan, Naga Unsur Air Level Empat, dan Lord Oby Kesatria Naga. Tulang naga, tulang manusia, tulang titan berhamburan keluar, memenuhi tanah!
Cahaya tiba-tiba lenyap dari alam semesta, langit gelap gulita dalam sekejap!
Kilatan-kilatan hitam menyambar-nyambar dari langit, guntur menggelegar di telinga semua orang!
Yao Li Long meraung keras sambil mengoleskan darah naga dan darah titan ke seluruh tubuhnya...
Yao Li Long berguling-guling di tanah dengan darah hitam-merah yang pekat, satu per satu tulang terbungkus di tubuhnya... Seluruh rangka naga berubah menjadi bola darah tiga warna hitam-merah-putih berdiameter sekitar 30 meter, melayang di udara!
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi! Termasuk Chi Aotian, yang hanya berdiri terpaku menyaksikan perubahan drastis naga itu! Saat itu, suara itu kembali bergema di benak Chi Aotian: "Darah panas mengaktifkan Naga Undead!" Mungkinkah... setelah menerima darah naga dan darah raksasa Titan, Naga Undead mengalami mutasi lagi?!
Braaak——
Setelah ledakan dahsyat yang mengguncang langit-bumi, bola tiga warna itu pecah menjadi ribuan serpihan! Cahaya kembali menyinari hamparan bumi!
Dari dalam bola darah, berdiri tegak Yao Li Long yang sama sekali baru! Naga ini membentangkan sayap... bukan... empat sayap dengan panjang total tiga puluh meter, dari kepala ke ekor mencapai lima puluh meter, ukurannya setidaknya sepertiga lebih besar dari sebelumnya. Yang lebih aneh, warna tubuh Yao Li Long baru ini adalah perpaduan hitam-merah-putih, dengan sebuah tanduk naga tunggal sepanjang 1,5 meter mencuat di kepalanya!
Chi Aotian tertegun sejenak, lalu menaiki pelana Yao Li Long. Baju zirah naga langsung menutup rapat saat ia memegang Perisai Chi Guan di tangan kiri dan Tombak Cun Yan di tangan kanan——seluruh perlengkapan Yao Li berubah menjadi tiga warna hitam-merah-putih!
“Duke Tangan Besi, dendam antara kita, hari ini kita harus menyelesaikan ini!” Yao Li Long melayang di udara, tombak naga Chi Aotian mengarah ke Kesatria Naga di seberang.
Pertemuan pertama antara Chi Aotian dan Adipati Marlandia terjadi di Dataran Bunga. Saat itu, jika bukan karena Qing Luo yang menghalangi, mungkin tulang belulang Chi Aotian sudah membeku selama dua tahun.
“Hehe…” sang Adipati tertawa dingin, “Tuan Chi Aotian, dalam setiap pertarungan langsung, Anda sama sekali bukan tandinganku. Hari ini, aku juga akan memberitahumu bahwa kalian para orang baru ini masih terlalu jauh dari petarung sejati Papan Peringkat Jiwa Perang.”
Sang Adipati mengeluarkan alat induksi Kesatria Naga dari sakunya, menekannya beberapa kali pada kulit Naga. Naga Air mengaum dan melepaskan empat Naga Angin dan empat Naga Air secara beruntun – semuanya sihir level empat. Meski daya penghancurnya tak sebanding Peri Tingkat Tinggi, cukup untuk menciptakan kekacauan.
Delapan naga level rendah menurut kehendak Naga Air level lima membentangkan 16 sayap yang menutupi langit, menyerbu Yao Li Long dan Chi Aotian di punggungnya dari berbagai arah.
Sang Adipati menurunkan tombak naganya, membungkukkan tubuh di punggung Naga. Sayap raksasa Naga Air level lima menggeleparkan angin topan sambil menembakkan serangkaian bola air ke arah Chi Aotian!
Adipati Marlandia dan para Kesatria Naga lainnya pernah mempelajari dengan cermat karakteristik pasukan bayaran kecil, kelemahan utama Yao Li Long adalah ketidakmampuan melepaskan bola Naga Api serta kecepatan yang lambat. Oleh karena itu, Marlandia yakin delapan naga alam level rendah dapat dengan mudah menjerat Chi Aotian. Yang perlu dilakukannya hanyalah menerobos dari sudut tak terduga, memanfaatkan momentum Naga Raksasa untuk menjatuhkan Ksatria Hitam dengan teknik tombak presisi miliknya.
Tubuh raksasa Naga Air menerobos lingkaran pertempuran delapan naga panggilan dari sisi kanan-belakang seperti kilat! Tangan Besi Penghalang Sungai terkejut!
Awalnya, dia mengira tombaknya akan menancap di bagian belakang Yao Li Long. Tak disangka, saat Naga Air menyergap, Yao Li Long tiba-tiba menutup keempat sayapnya dan terjun bebas. Tombak Naga berdesir menusuk udara kosong.
Hati Tangan Besi Penghalang Sungai ciut. Dalam pertempuran naga-ksatria, posisi lawan di atas kepala justru tak perlu dikhawatirkan - kombinasi sempurna naga dan ksatria memberikan pertahanan udara terbaik.
Sebaliknya, posisi lawan tepat di bawah merupakan mimpi buruk - perut naga sepenuhnya terbuka untuk serangan!
Tangan Besi Penghalang Sungai mengerahkan tenaga di tangan, pinggang, panggul, dan betis. Naga Air diperintahkan mempercepat laju. Dengan kecepatan Naga Raksasa level lima dari unsur alami, cukup menghindari seketika ini untuk lolos dari serangan lanjutan.
Naga Air mengeluarkan dentuman naga, kedua sayapnya mengepak dengan cepat guyuran hujan deras terhembus seperti panah yang beterbangan ke segala penjuru.
Di tengah lengkingan panjang Naga Air, jerit terkejut bergema kembali di sekeliling medan pertempuran!
Sayangnya, Adipati Tieshou Lanjiang yang berada di pusat dentuman naga tidak mendengar teriakan ini.
Hampir seketika, Yang Mulia Adipati merasakan panas membara tiba-tiba muncul di tengah helmnya. Bersamaan dengan aliran panas yang menggulung itu, kekuatan dahsyat menerjang. Helm seolah meleleh oleh panas ekstrem. Sebelum adipati sempat bereaksi, kekuatan maha dahsyat itu meledak di ubun-ubunnya. Tombak Cun Yan menembus dari kepala Tieshou Lanjiang hingga keluar dari duri tulang ekor, lalu menancap di tulang punggung Naga Air level lima. Chi Aotian mengaum keras, tulang punggung Naga unsur air patah berderak. Dengan tenaga penuh kedua tangannya, Naga seberat lebih dari sepuluh ton berikut Ksatria Naga-nya terlempar ke udara!
Segera setelah itu, tubuhnya jatuh dengan keras!
Adipati Tieshou Lanjiang Mai Lun Diya gugur! Tiga komandan Ksatria Naga Legiun Kavaleri Berdarah Kuda akhirnya seluruhnya tewas, dan semuanya dibunuh oleh Pasukan Bayaran Kecil!
……
Kematian Yang Mulia Adipati bukanlah tanpa alasan!
Yao Li Long yang telah mengarungi ratusan ribu tahun, sang adipati adalah manusia pertama yang tewas di hadapan Naga Necromancy level lima ini!
Baru saja, Yao Li Long diperkuat oleh darah naga dan darah sisa bangsa Dewa Utama, berevolusi menjadi Naga Undead level lima dengan dua pasang sayap tulang! Saat Adipati mengendarai Naga Raksasa melintas di atas Yao Li, kedua pasang sayap tulang itu bergetar cepat... namun sama sekali tidak mengeluarkan suara.
Malaikat Maut selama ribuan generasi terus menyempurnakan struktur naga tunggangannya. Pada level lima, suara ledakan udara dari pasangan sayap tulang depan Yao Li Long justru "ditelan" oleh ledakan udara dari pasangan sayap tulang belakang yang bergetar kencang.
Yang lebih menakjubkan, dengan koordinasi kedua pasang sayap ini, Naga Undead sebesar gunung ini memiliki kelincahan yang hanya dimiliki Naga elemen angin!
Sesaat sebelumnya, Naga Undead membawa Chi Aotian di dalam sisik tulangnya berputar-putar 180° mengelilingi Naga unsur air, lalu terbang terbalik di atas kepala Adipati Tieshou Lanjiang. Chi Aotian menusukkan tombak maut dari sudut yang tak terduga dalam posisi kepala di bawah!
Langit yang berubah dalam sekejap mata membuat semua orang terpana, tak sempat berkedip!
Pasang-surut tak henti!
Meskipun Pasukan Bayaran Kecil kehilangan tiga Kesatria Naga dalam pertempuran, enam Kesatria Naga yang tersisa ditambah Qing Luo yang memiliki kemampuan tempur luar biasa, kemenangan mutlak atas Lima Kesatria Naga Raja Bajak Laut hanyalah masalah waktu. Bahkan jika Yang Mulia Raja Salib Selatan nekat terjun ke medan perang sebagai Kesatria Naga, peluang untuk membalikkan kekalahan tetap tidak ada——Pada saat yang sama, Ksatria Peri Burung Ganas dan pendekar pedang Burung Ganas dari Pasukan Bayaran Kecil telah menghabisi para Ksatria Albatros hingga tercerai-berai dan kocar-kacir!
Di saat ini, Amy berdiri di podium komandan dan meraih semua bendera kecil di atas meja komandan. Kurcaci Pegunungan, Kurcaci Hutan, Pendekar Pedang Besar, Penghadang, pendekar sihir, Elf Padang Rumput, Elf Hutan, ksatria ringan... Setiap beberapa napas, sebuah bendera kecil dilemparkan ke tanah.
Satu per satu panji besar dikibarkan di tengah hujan lebat. Pasukan kurcaci, pendekar, dan pemanah berbaris rapi sambil meneriakkan: "Ratus pertempuran! Ratus pertempuran! Ratus pertempuran!"... Langkah demi langkah mereka bergerak maju.
Di kedua sayap, Su Wen dan Qu Jianhong yang melihat bendera setengah tiang di belakang podium komandan, secara bersamaan berteriak: "Turun dari kuda! Lakukan konsolidasi!"
Ksatria ringan melompat turun dari kuda perang, di tengah hujan mereka mengencangkan tali pengikat di perut kuda sekuat tenaga. Ini adalah kebiasaan pasukan Kekaisaran - jika perang terjadi selama badai, selama waktu memungkinkan, komandan akan memberikan kesempatan kepada ksatria ringan berbaju zirah kulit emas untuk menata kembali pelana dan zirah mereka. Air hujan mengurangi gesekan antar kulit, jika tidak ditangani dengan baik, mudah terjatuh dari punggung kuda saat melakukan charge militer.
Keanehan terjadi tiap tahun, tapi hari ini benar-benar luar biasa! Dari langit kembali berhamburan kacamata jepit bertubi-tubi.
Pasukan Raja Bajak Laut yang didominasi ksatria tiba-tiba berhenti di tengah serangan. Kemudian, kelompok tentara bayaran kecil yang terdiri dari infantri ringan dan pemanah justru melancarkan serangan berjalan kaki dalam hujan!
Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Tujuan Otak Emas segera terungkap! Bahkan pasukan kavaleri ringan membutuhkan jarak charge minimal 200 meter. Untuk makhluk besar seperti Naga Tanah atau ksatria berat, agar kecepatan dan bobotnya bisa dimaksimalkan, diperlukan jarak sprint lebih dari 500 meter. Jelas, Amy bermaksud mempersingkat jarak ini.
Ah...
Yang Mulia Raja Salib Selatan yang tampan menghela napas ringan menyaksikan lima Kesatria Naga dan kurang dari 200 ksatria albatros yang saling melindungi, bertempur sambil mundur menghadapi Kesatria Gurita. Dia tahu Kesatria Gurita adalah kartu as lainnya, tapi... pasukan ini jelas bukan tandingan kavaleri udara.
Sekarang... saatnya mengumumkan kekalahan.
"Pepatah turun-temurun dari keluarga kuno memberitahu Yang Mulia Sang Penguasa, jika... tetap tidak tahu kapan harus mundur, mungkin... sejak saat ini tidak perlu lagi mengetahui cara maju atau mundur."
Raja Salib Selatan memerintahkan bendera Delapan Ekor Terbang dinaikkan dua chi, sementara bendera lainnya diturunkan satu chi. Segera genderang kembali bergema!
Gurita Besar Delapan Lengan tiba-tiba menerjang dari belakang barisan. Gurita ini... berjalan dengan dua cakar belakang, sementara dua cakar depan masing-masing mengangkat perisai setinggi dua meter. Di punggungnya terdapat kantong kulit gajah yang ditarik, empat cakar depan yang bebas dengan cepat membuka kantong tersebut, memperlihatkan kerikil sebesar kepalan tangan yang memenuhi kantong. Dengan teriakan, puluhan penghisap di ujung empat cakar depan mengisap kerikil-kerikil itu. Tubuh raksasanya condong ke belakang, memanfaatkan kelenturan tubuh, keempat cakar depan sepanjang sepuluh meter lebih itu diayunkan ke depan serempak. Setiap gurita melempar 40-50 batu sekaligus, 100 ekor gurita melontarkan batu-batu yang saling bertubrukan di udara seperti hujan es, terbang hampir 400 meter sebelum menghujam ke tanah, memantul dan berguling terus maju.
Ya Tuhan! Ini... ini... bukankah ini katapul-katapul yang bergerak cepat?!
Apa akibatnya jika hujan batu sedemikian padat menghujani Pasukan Bayaran Kecil?
"Dang-dang——dang-dang——" Di tengah lamunan semua orang, dua gong tembaga di belakang podium komandan Raja Bajak Laut berbunyi keras beruntun.
"Semua pasukan Raja Bajak Laut, termasuk Dragon Rider di langit yang mundur silang mengikuti bunyi gong, 100 kepala gurita raksasa dengan garang melemparkan barisan batu ke angkasa, memaksa ksatria udara Pasukan Bayaran Kecil naik hingga ketinggian di atas 400 meter, baru kemudian mundur perlahan atas isyarat para ksatria."
Di hati Amy, ada desahan kecil. Alasan mengerahkan semua pasukan tadi hanya satu: memaksa mundur pasukan Raja Bajak Laut - bagaimanapun pertempuran penentu ini bernuansa taruhan besar, hasil imbang yang saling melukai tak bisa diterima kedua belah pihak. Amy paham ini, maka dengan tegas ia tekan maju. Amy tak terlalu mempedulikan kekuatan tempur Kesatria Gurita. Dari tujuh Dragon Rider yang tersisa di Pasukan Bayaran Kecil, lebih dari setengahnya mengendarai Naga Raksasa level lima. Jika bisa melepaskan tekanan Dragon Rider musuh, kapan saja mereka bisa menyiram pasukan manapun di darat - termasuk monster berkaki delapan ini - dengan Mantra Terlarang Naga Api.
"Kibarkan bendera Wakil Komandan Huo Ensi dan Kurcaci Hutan! Perintah: Tunjukkan kekuatan!" Di depan mata Amy sudah tak ada bendera kecil lagi. Perang akan berakhir, tapi Amy memutuskan untuk memperlihatkan salah satu senjata rahasianya kepada Raja Salib Selatan.
Dua bendera naik dua chi lagi secara bersamaan.
Kurcaci Hutan di bawah pimpinan Huo Ensi menarik dua kapak perang kecil dari punggung mereka. Gagang kapak sepanjang 1 chi (≈33 cm), mata kapak selebar 1.5 chi. Para kurcaci berlari kecil lebih dari sepuluh langkah, berseru serentak, lalu melemparkan kedua kapak secara bersamaan. 2000 kapak beterbangan tinggi-rendah, berputar kencang di udara hingga terbang lebih dari 50 meter, tiba-tiba berbelok dan berputar kembali ke tangan para kurcaci yang menangkapnya dengan cekatan sebelum menyimpannya kembali di punggung.
Sssst——Suara kompresi udara paru-paru kembali bergema di langit medan pertempuran!
Sudah lama terdengar kabar tentang teknik andalan Kurcaci Hutan——Kapak Berputar, namun baru kali ini orang menyaksikan seribu lebih kurcaci menggunakannya secara serentak——Diperkirakan bahkan sepuluh ekor Naga Raksasa yang menyerang dari ketinggian rendah pasti akan tercincang menjadi bubur daging oleh dua ribu kapak terbang ini, apalagi ksatria berat biasa. Meski kapak perang tak bisa memutus plat armor, bobot puluhan kilogram ini akan menghancurkan tubuh berdarah di balik zirah menjadi bubur daging.
Yang lebih menggelitik imajinasi adalah, para kurcaci jelas menyisakan tenaga saat menggunakan Kapak Berputar, sehingga kapak masih punya tenaga sisa untuk berputar kembali. Bagaimana jika mereka melemparkan kapak terbang ini seperti tombak tanpa menyisakan tenaga? Mungkin... bisa mencapai 150 bahkan 200 meter.
Semua bendera Pasukan Bayaran Kecil mulai diturunkan perlahan, sementara batalion-batalion prajurit mundur secara bergiliran.
Setelah lebih dari sepuluh menit, dua formasi Pasukan Bayaran Kecil dan Raja Bajak Laut kembali ke depan podium komandan. Yang berbeda, formasi Raja Bajak Laut kini tampak jauh lebih menyusut.
“Para Kesatria Naga yang selamat dari Raja Bajak Laut melompat turun dari Naga Raksasa.”
Di belakang podium komandan, beberapa kereta perang kuno berlapis emas yang megah ditarik oleh kuda perang putih salju seragam. Para perwira Raja Bajak Laut naik ke kereta perang secara bergiliran, lalu kuda-kuda itu menarik kereta menuju pusat medan perang.
Semua orang memperhatikan ada satu kereta emas megah lainnya... berdiri menyendiri di ujung formasi. Setelah menengok ke kiri-kanan, penunggang muda yang tampan itu menutup mata dengan tangan, bahunya bergerak perlahan...
"Ayo, kita juga lihat ke sana." Amy, Da Qing Shan, Chi Aotian, Huo Ensi, dan lebih dari sepuluh pejabat tinggi lainnya mendekati pusat pertempuran.
Raja Salib Selatan turun perlahan dari kereta perang, melepas sarung tangan putih salju, lalu terdiam menyaksikan pemandangan kacau-balau di depannya—daging dan darah bercampur tanah.
Lord Kaka mengulurkan piala emas. Saat penguasa muda itu menerimanya, dua tetes air mata terjatuh diam-diam dari balik kacamata menjepit, menggenangi anggur dan menciptakan riak-riak kecil.
Anggur jernih itu dipercikkan dengan kuat oleh Raja Salib Selatan...
Para pejabat Pasukan Bayaran Kecil paham bahwa Sang Raja sedang mempersembahkan korban untuk arwah para gugur.
Di medan perang ini, Pasukan Bayaran Kecil juga kehilangan ratusan prajurit. Ditambah tiga Kesatria Naga yang baru saja bertempur bersama mereka di langit beberapa saat lalu. Beberapa kesatria termuda menggigit bibir mereka erat-erat dengan mata berkaca-kaca.
"Berkat usaha tak kenal lelah Anda dan rekan-rekan seperjuangan, kemenangan dalam perang ini berhasil diraih. Izinkan saya, sebagai pihak yang kalah, mengucapkan selamat kepadamu." Setelah mengucapkan itu, Raja Salib Selatan melepaskan pedangnya dan menyerahkannya dengan hormat kepada Amy.
Amy dengan lemah menolak pedang itu, berbisik kepada Lord Kaka: "Tolong berikan saya segelas anggur lagi."
Menerima gelas itu, Amy mengucapkan terima kasih dengan suara rendah. Bibirnya yang hampir kering bergetar mengeluarkan suara:
Saudara,
Lenganmu adalah pohon pinus perkasa,
Katamu, bahu-membahu kita bisa melangkah lebih jauh;
Saudara,
Dadamu adalah lautan luas,
Kau ingat, berapa malam kita saling berbagi bantal;
Saudara,
Tubuhmu adalah gunung perkasa,
Siapa yang memintamu berjanji melindungi kami dengan dadamu dari tusukan pedang;
Saudara,
Kini yang telah menjadi pinus, lautan, dan gunung,
Apakah kau rasakan duka nestapa yang tak mampu kuhapus?
Saudara,
Bagaimana kabarmu di surga?
Nyanyian perang kuno terdengar parau dari bibir Amy, diikuti oleh satu per satu pemuda dari Benua Beku. Hujan... entah sejak kapan telah reda, namun air mata masih beterbangan di udara.
Lagu berakhir, orang-orang bubar. Segelas anggur keruh ditumpahkan Amy ke tanah.
“Yang Mulia, aku tidak tahu mengapa Yang Mulia berperang.” Amy menyeka air mata di sudut matanya, bibirnya nyaris tersentak membentuk senyum tipis.
Raja Palang Selatan tertegun sejenak.
“Tapi, aku tahu mengapa aku berperang.” Amy melanjutkan, “Jika diberi pilihan, meski ada sepuluh ribu alasan, aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perang antar manusia ini. Baik melawan Manusia Emas maupun Manusia Perak, aku tidak mau. Jadi, tolong Yang Mulia tarik kembali pedangnya. Aku juga ucapkan selamat, Yang Mulia dan keluarga akhirnya bisa melarikan diri dari perang ini... Aku... benar-benar iri.”
Alis pedang Raja Palang Selatan sedikit terangkat, tampak merenung, kemudian kepal tangan kanannya menepuk dada kiri seperti seorang ksatria yang membungkuk dalam-dalam kepada raja. Tak ada sepatah kata pun lagi yang diucapkannya. Ia membawa anak buahnya kembali ke formasi kotak dengan berjalan kaki.
Siang itu juga, keluarga Raja Bajak Laut mengumumkan pembubaran Legiun Kavaleri Berdarah Kuda. Mereka membongkar dua kemah besar di dalam dan luar, memuat semua pasukan dan peralatan ke kapal pengangkut besar, menyerahkan kapal perang besar ke guild mercenary, lalu keluar dari Perang Benua Raya untuk selamanya.
Selama dua ratus tahun setelah berakhirnya perang besar, keluarga Raja Bajak Laut tidak pernah lagi menginjakkan kaki di benua mana pun.
Di akhir Pertempuran Dua Raja, lagu perang Orang Hami yang dinyanyikan Amy dan pejabat Pasukan Bayaran Kecil dicatat oleh para bard, kemudian tersebar luas ke seluruh benua. Demikian pula kata-kata terakhir Amy dan Yang Mulia Raja Palang Selatan yang mirip gumaman diri itu, menjadi kutipan paling populer di dunia penciptaan, terus dibicarakan bak api yang menyala-nyala.
Di wilayah utara, kepala guild mercenary dan Guild Pencuri saling tersenyum, melambaikan tangan ke pasukan pengawal di belakang mereka, lalu mengendarai belasan gerobak besar menuju pusat medan perang.
"Selamat Tuan Aimi, Anda memenangkan pertandingan ini, tentu saja memenangkan taruhannya. Sungguh membuat iri Yang Mulia." Pencuri besar Li San tersenyum pada Amy, "Mohon Tuan memeriksa kembali, agar kami bisa menyelesaikan serah terima."
Sudut mulut Amy berkedut lagi, ia menatap Profesor Benjamin di belakang para pencuri: "Profesor, saya percayakan urusan ini pada Anda. Saya lelah, pulang dulu."
"Baik, baik." Benjamin langsung menyetujui.
Baru saja rombongan Amy berbalik ke arah barat, tiba-tiba deru kuda seperti badai bergemuruh dari selatan medan pertempuran. Semua orang tertegun... Apakah... keluarga Raja Bajak Laut masih ingin melakukan sesuatu?
Setelah puluhan tarikan napas, puluhan ksatria berbaju hitam mengayunkan taji kuda menerjang. Yang memimpin ternyata Marsekil Icyland yang terlambat datang.
Li San sang pencuri besar hendak menyambut dengan candaan, tapi panglima iblis yang biasanya sopan sama sekali mengabaikan kepala Guild Pencuri. Dengan kuda perang berambut hitamnya yang meringkik dan berdiri tegak, sang panglima melompat turun dari punggung kuda, melangkah cepat ke depan Amy, dan menghantamkan tinju ke wajah Amy yang tidak waspada hingga Amy terhuyung dua langkah ke belakang menabrak Huerdu.
“Amy, kau ini orang picik!” Mata Yi Hailan memerah, rambut emasnya berguncang-guncang, jari-jari putihnya gemetar menunjuk hidung Amy: “Aku benar-benar buta! Baik... baik... baik... Hari ini tanggal 20 bulan ketiga musim gugur, ingat, pemulihan tulang membutuhkan 100 hari. Aku beri kalian waktu 120 hari. Tanggal 20 bulan pertama musim semi tahun ke-9 Kalender Sihir, di tempat yang sama, kita akan bertempur habis-habisan lagi! Aku dan kau si pengkhianat tak tahu malu ini, hanya kematian yang akan mengakhiri pertikaian kita!”
