Apa maksudnya? Chi Aotian dan Huo Ensi yang lambat bereaksi membelalakkan mata melihat Amy.
Da Qing Shan di samping juga menunjukkan senyum getir, Amy menyenggol bahunya: "Tidak ada hubungan pasti antara semangat ksatria dan sumpah berdiam diri petapa. Kalau sudah menebak maksud asli Yang Mulia Panglima Iblis, katakanlah. Setiap hari berpura-pura tidak tahu padahal mengerti, kelicikanmu bisa menyaingi Yi Hailan."
"Dasar kau," Da Qing Shan menggeleng pasrah: "Sebenarnya tanpa kukatakan pun semua pasti bisa menebak. Pertama sistem tiga pertarungan dua kemenangan, di pihak kita yang memenuhi syarat bertarung minimal ada empat orang..."
Mendengar ini, Huo Ensi dan Chi Aotian segera paham. Empat Pemimpin Besar Pasukan Bayaran Kecil terkenal akan kekuatan tempur. Jika berbicara murni kemampuan tempur, yang mungkin sedikit lemah di antara empat orang itu... justru Tuan Regu yang disebut langsung nama oleh Yang Mulia Yi Hailan - Karena Amy sudah menyandang gelar magister multi-unsur yang hampir tak tertandingi dan belum pernah ada sebelumnya, dalam hati Chi Aotian dan Huo Ensi, Amy lebih terkesan seperti penyihir daripada prajurit. Lagipula, di sebagian besar perang yang diikuti Amy sebelumnya, kemenangan biasanya diraih melalui sihir. Jelas bahwa di arena sempit, kekuatan tempur penyihir jauh tak sebanding prajurit.
Satu kuota sudah ditetapkan, dua kuota sisanya tentu harus diambil dari tiga komandan utama Pasukan Bayaran Kecil...
"Aku tidak peduli, yang pasti hal seperti ini harus ada partisipasi kurcaci!" Huo Ensi langsung menggerakkan janggutnya dan melotot ke arah Da Qing Shan.
Chi Aotian sama sekali tidak berkata apa-apa, hanya tertawa dingin dua kali. Benar-benar keheningan yang lebih bermakna dari kata-kata...
Senyum getir di wajah Da Qing Shan semakin pekat. Si brengsek ini, pantas saja memaksaku tampil untuk menganalisis, rupanya sudah menyiapkan perangkap di sini.
"Yang kedua..." Sekarang giliran Amy yang pura-pura tidak tahu dengan ekspresi rajin belajar di wajahnya.
Kesatria Naga Suci menghela napas dalam hati, sekali lagi dipermainkan seperti monyet sambil menghitung uang orang: "Beberapa hari lalu, kudengar dari Lü'er bahwa tunggangan Panglima Iblis, yaitu Yin Feng, meski hanya naga biasa, berhasil naik ke level tertinggi naga biasa - Naga Prasejarah. Yin Feng sendiri adalah Naga Kegelapan, setelah naik level dia punya nama khusus: Naga Besi Hitam."
"Apa? Bukankah di dunia ini naga biasa hanya bisa naik sampai level lima?" Chi Aotian langsung terkejut.
Qing Luo yang duduk di pinggir ruangan mendadak tegang. Tak disangka Tuan Da Qing Shan juga mengetahui hal ini.
"Hmm. Jumlah naga yang berhasil naik tingkat sangat sedikit, sejak penciptaan dunia naga hingga sekarang sudah berlalu ratusan juta tahun, total naga yang naik tingkat mungkin tidak sampai 20 ekor. Jadi, selain Dragon Saint Envoy, bahkan naga suci biasa pun tidak tahu tentang hal ini. Naga Prasejarah yang telah naik tingkat, kekuatan tempurnya sama sekali tidak kalah dengan naga suci level lima biasa. Berdasarkan performa Pulau Iblis sebelumnya, di seluruh Legiun Pulau Iblis, mungkin hanya Yin Feng yang memiliki kemampuan seperti ini. Di pihak kita..." Da Qing Shan menghitung dengan jari: "Lü'er, Yao Li, naga tunggangan Ling Yun, bahkan termasuk naga tunggangan Huerdu semuanya memiliki kemampuan melebihi naga biasa. Jika ada kesempatan tepat, naga Ling Yun dan Huerdu mungkin bisa langsung naik tingkat menjadi Naga Prasejarah baru. Jadi, jika Panglima Iblis mengizinkan kita memilih metode pertempuran, selama kita memilih perang antar Kesatria Naga, setidaknya kita berada dalam posisi tak terkalahkan."
Oh... Chi Aotian dan Huo Ensi akhirnya mengerti.
"Lalu bagaimana?" Huo Ensi justru sangat jujur, meniru Da Qing Shan mulai menghitung jari, "Tiga pertempuran dua kemenangan, saya pasti tidak masalah. Bahkan jika bertemu Yi Hailan, dengan kapak perang di tangan, saya pasti bisa mengalahkannya; Amy... tergantung apakah sihir diperbolehkan. Jika tidak, maka... mungkin akan kalah; Sisanya Chi Aotian dan Da Qing Shan, kalau musuh mengirim prajurit wanita, kalian berdua terkenal kaku sebagai ksatria, bukankah kita pasti kalah?"
"Tukang nubruk yang menyebalkan ini..." Tiga pria lain di ruangan itu berpikir hal yang sama.
"Begini saja, bagaimana kalau kita voting dengan mengangkat tangan? Setiap orang punya tiga kesempatan mengangkat tangan. Jika suara sama, kita voting lagi." Amy tersenyum manis melihat Huo Ensi, hawa dingin langsung menggelayut di belakang kepala kurcaci kecil itu - banyak bicara pasti ada yang salah, kurcaci itu sekali lagi merasakan presisi bahasa manusia.
"Aku tidak setuju dengan voting!"
"Oh... Begitu ya, tidak masalah. Pendapatmu valid." Amy masih tersenyum memandang Huo Ensi, seperti rubah tua melihat anak singa yang bulunya belum lebat: "Kalau begitu kita akan melakukan voting terlebih dahulu untuk menyetujui atau tidak proses voting ini. Yang tidak setuju dengan voting, angkat tangan."
Apa? Apa?
Meski sudah bertahun-tahun menyusup di masyarakat manusia, kurcaci kecil itu tetap tak bisa sepenuhnya menguasai retorika manusia. Ucapan Amy yang berbelit-belit seperti tongue twister membuat Huo Ensi pusing tujuh keliling, bingung apakah harus angkat tangan atau tidak.
"Tuan Huo Ensi, sebagai pemrakarsa voting ini, saya harus mengingatkanmu. Jika kau tidak setuju dengan voting, silakan gunakan hak suaramu yang berharga."
Ha? Baru sekarang kurcaci itu tersadar, ingin mengangkat semua tangan dan kakinya sekaligus. Sayangnya... Ketika menengok ke sekeliling, dia baru sadar ketiga orang lainnya sibuk menghindari pandangan dari si malang ini.
Sial... Bahkan kurcaci seperti Huo Ensi pun harus mengutuk dalam hati sekeras-kerasnya.
“Masih perlu voting putaran berikutnya?” Amy bersikap layaknya politikus yang penuh kebaikan hati.
Ah... Huo Ensi menghela napas panjang penuh penyesalan, bergumam sendiri: "Mengapa kebenaran selalu berada di tangan segelintir orang, mengapa obat pahit selalu berkhasiat, mengapa nasihat tulus selalu sulit didengar."
"Bagus, bagus, kau akhirnya belajar tahu kapan harus mundur." Amy tersenyum sambil menepuk bahu kurcaci kecil Huo, "Sebenarnya kau harus pikirkan, dalam periode sebelum dan sesudah pertarungan arena, pasti aku tidak bisa tinggal di Kota Mo Yada. Lalu siapa yang akan menjaga zona utara?"
Kali ini, Huo Ensi benar-benar kehilangan kata-kata. Dalam banyak situasi, ketika Amy pergi, yang menggantikan posisinya adalah dirinya sendiri, bukan Wakil Komandan Da Qing Shan. Orang bilang, orang picik berebut uang, pahlawan berebut kekuasaan. Malang... Hanya langit yang tahu bagaimana kekuasaan komandan kelompok tentara bayaran terhebat di dunia ini terus dioper-putar, hingga akhirnya jatuh ke tangan bocah jujur seperti Huo Ensi. Belakangan, barulah Huo Ensi mengerti mengapa dalam masyarakat manusia ada istilah 'sejumlah masalah rumit' - bukankah ini gambaran nyata saat dirinya menggantikan jabatan komandan?
“Beberapa petinggi Guild Pencuri dan guild mercenary masih belum pergi. Nanti tolong minta bantuan mereka menyebarkan kabar terbaru. Tulis semua klausul yang sudah disetujui oleh Panglima Iblis kita, tentu saja termasuk ide kreatif terbaru beliau tentang metode pertempuran terakhir. Selain itu, kita harus mengundang seluruh dunia untuk menonton pertempuran ini. Lanjutkan taruhan dan penjualan tiket... Hmm... Tambahkan satu poin: Katakan bahwa Panglima Iblis menyatakan, karena metode pertempuran sudah dipilihnya, maka kita akan memilih tiga lokasi pertempuran untuk akhirnya diputuskan satu olehnya.” Amy berbicara sambil memilih kata-kata dengan hati-hati.
“Hah?” Huo Ensi terkejut, langsung membuka surat Panglima Iblis, “Di mana? Aku tidak melihat bagian tentang lokasi pertempuran ini.”
“Apa yang perlu dikejutkan?” Amy melirik kurcaci kecil itu, “Dia pasti setuju. Atau, kita yang mengusulkan metode pertempuran, lalu dia memilih lokasi? Kalau begitu kita bisa pakai sistem best of three dengan Kesatria Naga. Menurutmu Panglima Iblis mau setuju?”
Huo Ensi langsung menggelengkan kepala. Analisis Da Qing Shan sebelumnya sudah sangat jelas.
“Ini tidak bisa. Karena metode sudah dia pilih, demi keadilan, kita yang pilih lokasi juga wajar. Lagipula...” Senyum Amy agak licik, sepenuhnya yakin bisa mengalahkan Yi Hailan, “Meski hatinya tidak setuju, melihat kita menerima proposalnya tanpa tawar-menawar lagi, kurasa dia tidak akan berani membantah secara terbuka kan?”
“Lalu... di mana titik pertempuran ideal yang akan dipilih? Apakah kita beritahu Yang Mulia Panglima Iblis sekarang juga, atau mengumumkannya 2-3 hari sebelumnya untuk mengejutkannya?” Huo Ensi merasa pendapat Amy masuk akal. Setidaknya jika dia berada di posisi itu, pasti tidak akan membantah terang-terangan, paling-paling hanya menggerutu dalam hati.
“Huo Ensi, Yang Mulia ini kan ahli waris takhta, bagaimana bisa punya pikiran seperti itu?” Amy menatap kurcaci kecil itu dengan wajah kaku, menunjukkan sikap legitimasi moral sepenuhnya, “Panglima Iblis sudah mengutarakan idenya dua bulan sebelumnya, mana mungkin kita baru memberi tahu di saat-saat terakhir?”
Terus-menerus menyebut "dia", orang yang tidak tahu kebenaran pasti mengira hubungan Amy dengan Yi Hailan sangat akrab.
“Titik pertempurannya juga sudah kupikirkan, sekalian dicantumkan di pengumuman.”
“Di mana? Jangan-jangan kau mau mengatur-atur lokasinya lagi?” Kali ini bukan hanya Huo Ensi, bahkan Da Qing Shan yang tenang dan Chi Aotian yang dingin pun matanya berkedip penuh keraguan.
“Masa sih?” Amy berbicara sangat serius, “Berdasarkan prinsip keadilan, lokasi yang kususun akan berada di Wilayah Kekuasaan kita, wilayah Panglima Iblis, dan wilayah pihak ketiga. Bahkan... jika akhirnya dia memilih wilayah kekuasaannya sendiri, kita harus menerima dengan legawa.”
Benarkah? Kapan pria ini berubah sifat? Ekspresi wajah ketiga orang di ruangan itu semakin penuh keraguan.
“Lokasi kita, saya rasa ada satu tempat yang bagus, pemandangan indah, luas, pandangan terbuka, dan terkenal pula.” Amy menghitung berbagai kelebihan sambil memainkan jarinya.
“Di mana? Kenapa saya tidak tahu ada tempat sebaik itu di wilayah kita?” Da Qing Shan akhirnya tidak tahan bertanya.
“Altar Feng Long di Gunung Meixisi, bagus kan.” Senyum licik Amy tiba-tiba memancarkan hawa dingin abadi dari gletsier Gunung Meixisi.
Da Qing Shan, Huo Ensi, Chi Aotian serempak mengeluarkan desisan dingin dari sela gigi. Benar-benar licik si Amy ini!
Memanggut Panglima Iblis dan Legiun Pulau Iblis yang biasa hidup di zona subtropis ke Altar Feng Long di atas garis salju 3500 meter pada bulan pertama musim semi untuk duel? Lebih baik suruh Panglima Iblis cari tempat bunuh diri sendiri!
Gunung Meixisi ditutup salju dari bulan kedua musim gugur hingga bulan ketiga musim semi tahun berikutnya. Di bulan pertama musim semi, suhu tertinggi di Altar Feng Long diperkirakan tidak melebihi -20℃ di siang hari. Hanya penduduk Federasi Utara yang mau keluar dalam cuaca seperti ini.
Liciknya...
“Saya kira Panglima Iblis mungkin tidak setuju, terlalu dingin. Tempat kedua mana?” Huo Ensi yang polos ini benar-benar lupa di pihak mana pantat harusnya di duduk, panik mendengar rencana Amy.
Amy bertingkah sangat rendah hati: "Oh... Aku lupa, mereka takut dingin. Kalau begitu tempat kedua kita pilih zona netral di daerah beriklim hangat, bagaimana menurut kalian hutan peri? Aku ingat, banyak orang yang belum pernah masuk ke hutan peri, pasti ingin masuk untuk membuka wawasan, sekalian melihat begitu banyak saudari peri cantik nan sempurna di dalamnya... Bisa jadi, tiket kita akan laris manis..."
Pergi matilah... Orang-orang lain di ruangan itu hampir tak kuasa mengambil bantal dari tempat tidur Amy dan melemparkannya keras-keras ke si brengsek ini. Sebagai Wali Kerajaan Elf Hutan, mengucapkan kata-kata seperti ini sudah bukan lagi soal ketebalan muka yang bisa dijelaskan. Dengan kendali Amy atas para Elf Hutan, diperkirakan... Ah, ngapain diperkirakan, pertempuran penentu ini tak perlu dilanjutkan. Para elf cukup memberi perintah aneh-aneh ke pepohonan, personel perang dari Pulau Iblis pasti akan keracunan makanan dan tewas di tempat, atau setidaknya mengalami gangguan pencernaan dan kebingungan mental.
"Hutan peri bisa dianggap netral?" Kurcaci yang jujur itu memutar mata besarnya ke arah Amy.
Komandan Resimen prajurit bayaran mengusap hidungnya, menunjukkan ekspresi canggung: "Ini... Masih adakah tempat yang benar-benar netral sekarang?"
Tiga orang lain di ruangan itu terdiam. Dalam perang dahsyat ini, kabarnya bahkan monyet-monyet di sisi selatan Hutan Perbatasan sudah memetik daun pohon untuk memutuskan persahabatan, masing-masing bergabung dengan kubu berbeda.
Amy dengan wajah polos, menggerakkan tangan dengan pasrah: "Sudahlah, aku menyerah. Orang yang tidak tahu pasti mengira kalian dibeli oleh Panglima Iblis kita. Untuk lokasi ketiga, mari kita pilih wilayah kekuasaan Panglima Iblis sendiri. Bagaimana menurut kalian Pulau Iblis? Biar Panglima Iblis membangun beberapa lingkaran sihir teleportasi besar. Kita masing-masing bawa ribuan pengawal langsung, sekalian membuka wawasan ke Pulau Iblis..."
Ribuan pengawal? Mau membuka wawasan atau pakai kepalan tangan untuk 'membuka mata' penduduk Pulau Iblis? Tiga pemuda lainnya sudah muak sampai tak bisa bicara. Jika tetap di sini, mereka yakin akan melakukan kejahatan besar seperti melawan atasan.
Huo Ensi langsung melompat, menepuk pantatnya dengan serius meski tak ada debu sama sekali: "Kalau aku tidak boleh ikut, ngapain di sini? Cuma buang-buang waktu. Dah, pamit." Kurcaci kecil itu langsung kabur.
Chi Aotian mengangkat bahu, merapikan jubah hitam di punggungnya sambil menghembuskan napas ke tangan: "Cuaca... mulai dingin. Aku harus ambil baju tambahan." Ia pun segera berlari pergi.
Da Qing Shan bereaksi cepat. Ia berdiri dan menarik ujung jubah Chi Aotian: "Ide bagus! Bawakan juga bajuku... Eh... Jangan tarik aku. Bawa saja yang biasa, aku tidak perlu mencoba..."
Dua hari kemudian, Guild Pencuri dan guild mercenary secara bersamaan merilis informasi terbaru dari Pasukan Bayaran Kecil. Selain poin-poin di atas, Komandan Resimen Pasukan Bayaran Kecil Yang Mulia Aimi*Habo menyatakan bahwa setelah Yang Mulia Yi Hailan memilih lokasi pertempuran penentu, pasukan mereka akan membangun arena semi-permanen setinggi minimal 20 meter yang dinamai "Panggung Juara Dunia". Sekitar arena akan dibangun 12.000 kursi penonton dengan harga tiket bervariasi dari 10 Koin emas hingga 10000 Koin emas. Pemesanan dibuka terbatas.
Panglima Iblis dan yang lain hampir bersamaan melihat pengumuman terbaru ini. Sorot mata jernih Yi Hailan yang seperti air membeku seketika setelah melirik tiga alamat, lalu bibir bawahnya tergigit erat...
