Ada alasan lain mengapa Guild Tentara Bayaran dan Guild Pencuri begitu memihak Amy.
Setelah Yi Hailan memilih Hutan Peri sebagai lokasi pertempuran pamungkas, harga tiket pertunjukan melambung seperti balon udara. Dari 10 Koin Emas, kini harga tiket sudah meroket sampai 100 Koin Emas per lembar - sejak zaman kuno, Hutan Peri selalu menjadi daerah terlarang bagi manusia. 100 Koin Emas bukan hanya untuk menonton pertarungan epik di atas panggung, tapi sekadar bisa menginjakkan kaki di Hutan Peri untuk "pernah ke sini" pun sudah sangat sepadan.
Dengan metode operasional Amy, tentu saja dia tidak akan menjual semua tiket di awal. Faktanya, Pasukan Bayaran Kecil hanya merilis 200 tiket setiap 10 hari. Seiring melambungnya harga tiket, Amy memutuskan memberikan tunjangan kepada veteran inti dan perwira di zona utara. Caranya adalah dengan memaksa menjual tiket bernilai 10 Koin Emas seharga 20 Koin Emas kepada veteran — pembayaran 20 Koin Emas ini hanya perlu dikembalikan dalam 1 bulan. Sebelum tiket sampai di tangan, Amy sudah menyebarkan kabar. Para veteran bahkan belum sempat keluar dari markas besar Pasukan Bayaran Kecil sudah dihadang gerombolan calo yang menawarkan 90 Koin Emas per tiket untuk membeli semuanya.
Untuk dua mitra netral utama, Amy dengan mudah menyetujui kuota masing-masing 1000 tiket dengan harga nominal kepada guild mercenary dan Guild Pencuri. Kedua guild ini memiliki jaringan luas yang tahu persis keluarga bangsawan mana yang kaya, langsung mengantarkan tiket ke rumah-rumah sehingga menghindari praktik calo. Hasilnya, mereka meraup keuntungan besar — dikabarkan beberapa pejabat menyatakan akan memastikan semua staf langsung merayakan hari raya dengan bahagia.
Menghadapi sikap tidak netral yang terang-terangan dari dua organisasi netral ini, Yi Hailan menghela napas panjang lalu mengirimkan daftar urutan pertempuran penentu. Tentu saja Yi Hailan bertarung terakhir, dengan menunjuk Amy sebagai lawannya. Raja Iblis Besar Lucifer bertarung di urutan kedua dari akhir, sedangkan pahlawan suku Naga akan bertarung paling pertama.
Pasukan Bayaran Kecil dapat mengatur urutan penampilan Da Qing Shan dan Chi Aotian secara bebas, artinya Da Qing Shan dan Chi Aotian bisa memilih lawan mereka sendiri. Setelah satu hari, urutan pertarungan yang diberikan Pasukan Bayaran Kecil adalah: Chi Aotian, Da Qing Shan, Amy.
Sejak skandal Arena Pertarungan Dunia dibongkar oleh Yi Hailan dengan penuh amarah, semua penjudi di dunia tercengang melihat arena yang dirancang rumit ini: Pepatah kuno memang benar, "sepuluh taruhan sembilan tipuan, lama-lama pasti kalah"! Ini... Bandar benar-benar punya pedang pembunuh tak berdarah!
Odds di pusat perjudian Pasukan Bayaran Kecil langsung berubah drastis. Odds terbaru bukan lagi soal menang atau kalahnya Pasukan Bayaran Kecil, melainkan apakah mereka masih bisa menang meski memberi handicap satu pertandingan. Dalam kondisi seperti ini, odds Pasukan Bayaran Kecil tetap mencapai 1:1.6, sementara odds Pulau Iblis 1:2.1.
Mulai 18 Januari Tahun Sembilan Kalender Sihir, empat Bar pohon terbesar membuka formasi teleportasi untuk pertempuran penentu di Arena Pertarungan Dunia. Oh... satu hal perlu dijelaskan, teleportasi ini tidak gratis. Semua orang harus membayar koin emas sesuai berat badan, umumnya 1 koin emas per 5 kilogram (10 jin). Konon, banyak pahlawan manusia yang mulai berpuasa tiga hari sebelumnya karena kantong tipis.
Sayangnya, mereka lupa satu hal: jika transmisi masuk dikenakan biaya, bagaimana mungkin transmisi keluar gratis? Namun untungnya, Yang Mulia Otak Emas telah menyiapkan rumah gadai di dekat arena pertarungan dunia demi memenuhi kebutuhan pelanggan. Hanya saja, monopoli mutlak rumah gadai di hutan peri membuat harganya agak...
Semua yang ditransmisikan telah diberi peringatan tertulis sebelumnya - "Di hutan peri: Jangan memandang yang tak pantas, jangan mendengar yang tak pantas, jangan berkata yang tak pantas, jangan bertindak yang tak pantas." Jika melanggar, hukumannya sederhana: bagian tubuh yang bersalah langsung dipotong lalu diusir dari hutan peri.
Kebanyakan pria yang membeli tiket mahal punya sedikit keinginan untuk melihat kecantikan di hutan peri. Tentu saja, jika memungkinkan, mereka ingin menipu beberapa adik peri polos seperti Yang Mulia Aimi si Otak Emas untuk menghangatkan kaki - tentang kelebihan adik peri, Yang Mulia Chi Hanfeng pernah meninggalkan pepatah abadi yang tak terbantahkan. Melihat peringatan tertulis ini, banyak pria refleks menyilangkan kaki dengan wajah memerah.
Pasukan Bayaran Kecil secara khusus mengerahkan lebih dari 2.000 Elf Hutan dan Elf Padang Rumput yang berada di bawah komando langsung mereka untuk menangani segala urusan arena pertarungan "Dunia". Semua tamu ditempatkan di kota peri yang masih dalam pembangunan, dengan larangan meninggalkan kota setengah langkah pun tanpa izin. Di sisi lain, dalam hal konsumsi dan kebutuhan lainnya, Pasukan Bayaran Kecil memberikan pelayanan yang sangat baik dengan mendatangkan koki dari berbagai aliran masakan besar, bahkan beberapa merupakan mantan koki istana. Berbagai minuman dan anggur disediakan 24 jam nonstop dengan harga yang sedikit lebih murah daripada di luar.
Setiap hari, Pasukan Bayaran Kecil mengirimkan pembaruan odds taruhan terkini ke setiap tamu. Untuk memperbesar total taruhan, Pusat Judi Otak Emas kini membuka tiga pasar taruhan terpisah untuk setiap babak pertarungan, dengan nilai taruhan minimum diturunkan hingga satu keping tembaga. Jelas terlihat, Pusat Judi Otak Emas benar-benar bertekad untuk "membunuh" hingga keping tembaga terakhir.
……
Setelah Pasukan Bayaran Kecil mengumumkan urutan pertarungan, Yi Hailan mengerahkan puluhan ksatria manusia untuk melatih dua prajurit lainnya, terutama prajurit dari suku Naga.
Ini memang satu-satunya pilihan yang tersedia.
Selama beberapa tahun terakhir, Chi Aotian telah berkali-kali mewakili Pasukan Bayaran Kecil dalam pertempuran. Semua orang tahu bahwa teknik pedang Tuan Muda kedua Keluarga Chi ini tidak mengikuti aliran resmi ilmu pedang ksatria. Setiap tusukan mautnya selalu datang dari sudut yang tak terduga - licin, keji, penuh tipu muslihat... Hanya dengan mengumpulkan semua kata bernada negatif inilah seseorang bisa menggambarkan kebuatan pedang panjang sang Tuan Muda kedua.
Yi Hailan secara khusus meminta beberapa ahli sabuk hitam dari guild pembunuh bawah tanah untuk melatih prajurit Naga, setiap hari membuat Diejiadaer kelelahan setengah mati.
Pada tanggal 20 Bulan Musim Semi pukul tujuh, arena pertarungan dunia akhirnya dibuka tepat waktu.
Kursi terbaik di arena pertarungan dunia disediakan untuk kedua pihak yang bertempur dan pihak netral. Pasukan Bayaran Kecil berada di sisi timur, Pulau Iblis di barat, sementara dua organisasi netral besar duduk di antara keduanya. Kali ini Pulau Iblis hampir mengerahkan seluruh kekuatannya, mulai dari Panglima Tertinggi Yi Hailan hingga lebih dari 100 perwira menengah-senior, tiga dari empat Kesatria Naga Hitam, serta lebih dari sepuluh Raja Iblis Besar. Pasukan Bayaran Kecil menempati lebih dari 200 kursi, selain perwira dari Zona Utara dan anggota staf Pasukan Bayaran Kecil, juga hadir Chi Hantong beserta putranya, Bai Shaoling, bahkan Adipati Besar Fan yang baru saja dipromosikan dari Benua Beku, ditambah puluhan tetua elf.
Kali ini pusat taruhan Otak Emas meraup untung besar, membuat Amy menjadi sangat dermawan. Ia secara khusus menyisihkan 1.000 tiket untuk hadiah persahabatan kepada sekutu seperti dua Kerajaan Kurcaci, Kekaisaran Gurun Suci, dll.
Ada maksud lain Amy yang tidak diungkapkan: Pertandingan seperti ini sangat mengandalkan atmosfer di lokasi. 1.000 tiket ini ditempatkan berdekatan, semua penonton pasti mengharapkan kemenangan Pasukan Bayaran Kecil. Sorak-sorai dukungan yang bergemuruh nantinya pasti akan memberikan tekanan besar bagi Pulau Iblis.
Kini Amy mulai merasakan kepuasan sebagai ahli strategi yang hampir tak pernah melakukan kesalahan.
Setelah empat bulan, Yi Hailan dan Amy bertemu kembali. Amy tersenyum kecut sambil mengusap wajahnya sendiri. Yi Hailan langsung teringat kejadian empat bulan lalu, wajahnya terlihat agak canggung.
"Selama bertahun-tahun ini, menurutku keputusan paling bijaksana yang pernah kubuat adalah mengeluarkan Saudara Yi dari Blue Holy Realm." Amy mengganti sudut serangannya untuk menekan Panglima Iblis, "Mari berjabat tangan. Setelah pertempuran ini, salah satu dari kita pasti akan gugur. Bisa jadi ini pertemuan terakhir kita."
Yi Hailan tertegun sejenak. Memang benar, pertarungan arena antara dua pasukan ini seperti duel antar ksatria kuno, dengan kemungkinan kematian melebihi lima puluh persen. Bahkan pernah terjadi kasus kedua belah pihak terluka parah dan akhirnya tewas.
Dengan senyum lebar, Amy mengulurkan tangannya. Refleks, Panglima Iblis juga mengulurkan tangan. Saat telapak tangan mereka bersentuhan, wajah Yi Hailan langsung berubah pucat. Amy dengan antusias menggenggam tangan lainnya...
"Kau... bajingan! Bukannya sarung tangan dan cincin termasuk senjata ofensif yang dilarang?" Desis Yi Hailan sambil menahan napas.
Amy tersenyum cerah seperti mentari, dengan enggan melepaskan genggamannya. Ia melepas empat cincin baja dari jari tangan kanannya dan melemparnya ke meja: "Ini cuma mainan. Akan kulepas sebelum naik ke arena. Atau... kau mau menjaganya selama pertempuran?" Sambil berkata demikian, ia mendorong cincin-cincin itu ke arah Panglima Iblis.
Yi Hailan menggosok-gosok jarinya yang sudah memerah, menggeleng lesu. Ia mengangguk pada dua perwakilan organisasi netral: "Kami sudah siap."
“Kami juga tidak ada masalah.” Amy tersenyum ramah sambil membungkuk hormat ke penanggung jawab.
Bandit Li San mengangkat tongkat tembaga dan memukul lonceng kecil di depan meja. Setelah pembukaan singkat, ia langsung ke inti: "Tuan-tuan, nyonya-nyonya. Pertama, terima kasih telah datang ribuan li untuk menyaksikan turnamen ini. Menurut aturan zaman kuno, kedua pihak dalam pertarungan arena bertanggung jawab atas nyawa mereka sendiri. Sekarang, silakan pasangan pertama masuk ke arena: dari Pasukan Bayaran Kecil adalah Kesatria Naga Tulang termashyur Chi Aotian—oh tentu hari ini ia tak bisa mengendarai naganya; dari Pulau Iblis adalah pejuang suku Naga kuno Diejiada'er, nama khas Naga dimana setiap hurufnya mengandung radikal 'berjalan', kecepatan mereka mungkin hanya di bawah para dewa."
Wajah Chi Aotian tetap dingin seperti biasa. Tanpa sepatah kata, ia naik ke arena melalui formasi teleportasi.
Di saat bersamaan, pejuang suku Naga meliuk keluar dari kelompok perwira Pulau Iblis seperti ular. Bagi sebagian besar penonton, suku Naga hanya ada dalam legenda.
Di hadapan mereka, Diejiadaer memiliki tinggi sekitar 2 meter. Kepalanya botak dengan sepasang telinga yang sangat kecil, alis panjang dan sempit, mata sipit, hidung yang sangat datar, mulut runcing, dan lidah hitam-merah yang sesekali menjulur keluar. Sepertinya tidak memiliki leher, bagian kiri tubuhnya memiliki empat lengan sedangkan bagian kanan memiliki lima lengan. Sisik di punggung suku Naga ini berwarna biru kehijauan - semakin biru menandakan semakin kuat. Warna ekor Diejiadaer hampir menyamai Pedang Batu Meteor Biru, sementara dada dan perutnya ditutupi sisik putih salju. Dua lengan teratas masing-masing menggenggam pedang daun willow tunggal sepanjang 1 meter, bilahnya sesekali memancarkan kilauan putih salju.
Prajurit suku Naga itu mengamati pria bergelar Malaikat Maut ini dengan saksama: postur tinggi dengan proporsi tubuh sempurna, seluruh tubuhnya terbungkus seragam ketat hitam legam. Rambut hitam panjangnya diikat longgar dengan pita ungu, terurai di punggungnya. Tangannya mengenakan sarung tangan putih salju, satu memegang Pedang Xing Han hitam-merah dan satu lagi menggenggam perisai lingkaran tempur ksatria hitam polos. Kontras antara senjata-hitam dan kulit pucatnya semakin mencolok, dengan latar belakang pemandangan suci peri Shuijing yang tak berujung, menciptakan komposisi bak lukisan puetik. Bahkan dibandingkan para Elf Hutan yang termasyhur akan ketampanannya, Chi Aotian sama sekali tidak kalah.
Yang membuat Dijadar terkejut adalah ekspresi di mata manusia muda ini—terhadap perwira ras asing yang ciri wajahnya sama sekali berbeda, tentara dan penduduk Eminoll pasti akan menunjukkan rasa heran, takut, benci, atau jijik. Namun di mata pemuda ini tidak terlihat apa-apa, bahkan seolah dirinya tidak ada. Mengingat berbagai legenda Chi Aotian sebelumnya, prajurit Naga itu tak bisa menahan getar di hatinya.
"Yang Terhormat Tuan Li San, sebagai peserta perang, kami meminta untuk meninjau langsung arena pertarungan," usul Yi Hailan.
"Tidak masalah, ini permintaan yang paling sah," Li San tersenyum mengangguk pada Yi Hailan, "Sekarang, peserta bebas memeriksa fasilitas arena, waktu lima menit."
Jam pasir putih segera dibalik.
Chi Aotian yang sudah lebih dulu mengenal arena itu mundur selangkah.
Prajurit Naga itu mengibas-ngibaskan ekornya kuat-kuat, menyusuri dinding sudut tenggara dengan perhitungan cun, perlahan mengelilingi seluruh arena. Sesekali dia membungkuk, menekan tanah dengan empat lima telapak tangannya.
Chi Aotian mengamati dengan dingin. Di tribun penonton, Amy mengunyah-ngunyah pemandangan ini tiba-tiba bertanya sambil tersenyum: "Saudara Yi, gerak-gerik prajuritmu ini seperti menyimpan konspirasi. Bocorinlah rahasianya, toh sekarang aku tak bisa menyampaikan ke Chi Aotian."
"Rahasia?" Yi Hailan menatap Amy dengan mata membelalak, seperti gadis yang baru saja mengalami sesuatu yang memalukan, wajahnya penuh kepolasan dan kesakitan: "Bukankah semua ini sudah dalam genggamanmu? Apa rahasia yang bisa kami miliki? Kami semua sudah kau tipu sampai ke hutan peri."
Amy merenung sejenak, tetap tidak menemukan jawaban.
Setelah prajurit Naga berkeliling dengan cermat, pasir putih dalam jam pasir hampir habis. Li San memukul lonceng kecil dengan keras!
Chi Aotian perlahan menarik Pedang Xinghan. Ujung pedang panjang itu segera menyusut di belakang perisai bundar kecil. Semua penonton melihat jelas melalui papan kristal transparan: ujung pedang hitam-merah bergerak gesit di belakang perisai kecil, jelas sedang mencari titik serangan yang tepat.
"Potong! Potong!" Mayoritas penonton tahu, pedang di tangan Chi Aotian adalah senjata legendaris tempaan langsung Dewa Pencipta. Sejak kemunculannya, tak ada yang bisa menahan tajamnya pedang ini - baik senjata, perlengkapan pelindung, bahkan naga raksasa sekalipun. Inilah jaminan terbesar kemenangan Chi Aotian menurut penonton.
Dua pedang melengkung daun willow milik prajurit Naga saling beradu di udara, menarik lengkungan kilat perak. Sepasang pupil mata seukuran biji kacang memancarkan sorot tajam.
Dalam perang yang dialami Chi Aotian, sebagian besar bertumpu pada serangan. Kali ini pun tidak terkecuali. Melihat lawan telah bersiap, Chi Aotian mengayunkan perisai bundar kecilnya membentuk busur 40° di depan dada, lalu menerjang dua langkah ke depan. Pedang panjang hitam-merahnya tiba-tiba menusuk dari bawah!
Namun tepat di momen ini, puluhan ribu penonton di tribun tiba-tiba serentak berteriak kaget. Hampir separuh wajah mereka berubah pucat.
Tubuh kokoh Chi Aotian tiba-tiba meluncur ke depan, seolah kakinya tak berpijak kuat, hampir terjatuh. Pada detik yang sama, Prajurit Naga itu melesat bagai kilat melewati ring selebar 6 meter lebih. Dua pedang daun willownya menyambar udara meninggalkan jejak cahaya menyilaukan, menghujam ke arah Chi Aotian yang limbung!
Wajah Tuan Muda kedua Keluarga Chi berubah drastis. Belum sempat ia menyelidiki mengapa langkah pertama tak terjadi apa-apa, tiba-tiba langkah kedua kakinya seperti menginaspun es! Di kondisi genting ini, refleks super manusia Chi Aotian menyelamatkannya. Tangan kirinya memutar dan melemparkan perisai bundar dengan kencang - di permukaan perisai Chi Aotian terdapat empat tombak perisai sepanjang setengah chi. Pedang daun willow tangan kanan Prajurit Naga menyambar keras, menghancurkan sepertiga perisai dan memutus dua tombaknya. Pedang kiri Prajurit Naga yang lain menyambar dari arah kiri atas dengan desiran angin, mata pedangnya mengarah ke bahu kanan Chi Aotian.
Tubuh Chi Aotian masih condong ke depan. Melihat pedang willow menghunjam, tangan kirinya menghantam tanah dengan kuat untuk menstabilkan tubuh. Pedang Xinghan segera menangkis secara diagonal. Dang! Pedang panjang dan pedang willow bertabrakan, dua cahaya perak berpendar... Pedang itu ternyata tidak mengalami kerusakan apapun!
Chi Aotian memanfaatkan tenaga pedang untuk meluncur setengah chi di bawah pedang melengkung daun willow sang Prajurit Naga. Saat hampir menabrak dinding, tangan kirinya menghantam dinding dengan keras sebelum akhirnya berdiri tegak.
Sebelum pertarungan, ada orang iseng yang mengevaluasi tiga komandan utama Pasukan Bayaran Kecil. Jika dinilai murni dari Kekuatan Fisik, Chi Aotian adalah yang terunggul. Oleh karena itu, tak seorang pun menyangka bahwa Tuan Muda kedua Keluarga Chi nyaris mengalami kekalahan telak begitu baru saja bertindak!
"Apa yang dilakukan anak buahmu di ring pertarungan tadi?" tanya Amy dengan dingin pada Yi Hailan. Chi Hantong dan putranya duduk tak jauh, mengulurkan telinga untuk mendengarkan dengan seksama.
“Lakukan apa?” Yi Hailan tersenyum ramah, “Sebenarnya tidak melakukan apa-apa. Tapi, ada satu hal yang mungkin Tuan Aimi belum tahu. Dahulu kala, suku Naga memiliki kebiasaan hibernasi seperti ular. Tentu saja tidak sampai tidur setengah tahun seperti ular. Untuk menyimpan nutrisi hibernasi, mereka akan makan banyak selama musim panas dan gugur, lalu menyimpan lemak dalam tubuh. Sekarang, suku Naga sebenarnya sudah tidak berhibernasi lagi. Karena itu, untuk mengolah kelebihan lemak, setiap musim semi para prajurit Naga akan menggunakan sisik mereka untuk memadatkan lemak tubuh, lalu memerasnya keluar melalui sisik. Seperti yang Tuan tahu, Pulau Iblis ini kecil dan miskin. Kami sangat menghindari pemborosan. Jadi banyak anggota suku Naga menggunakan lemak ini untuk merawat ruang gerak mereka, sehingga di lingkungan apapun mereka bisa bergerak cepat.”
“Kenapa aku dengar suku Naga bergerak lambat di permukaan terlalu licin?” Pupil mata cokelat Aimi menampakkan keraguan.
“Benar. Tapi dengan lapisan lemak tebal itu, perut datar mereka bisa meluncur di atas minyak lemak. Bagaimana? Jika Tuan rasa Jenderal Chi Er tidak bisa menang, Tuan bisa bicara dengan Tuan Li San untuk langsung menyatakan kekalahan. Sayangnya, kalau yang bertanding adalah Yang Mulia Da Qing Shan, peluang kami menang akan sangat kecil. Konon para prajurit Benua Beku sudah terbiasa bertempur di permukaan es yang licin.” Yi Hailan menyarankan dengan santai.
Oh, ekspresi wajah Amy tiba-tiba berubah penuh pencerahan. Ia tidak berkata-kata lagi, apalagi menghentikan pertarungan di atas ring.
Chi Aotian bereaksi sangat cepat di atas ring. Setelah dua kali menyamping berturut-turut, ia kembali ke posisi semula - Saat memeriksa arena, prajurit Naga tidak memeriksa area sekitar Chi Aotian karena alasan kerahasiaan. Begitu tubuhnya stabil, meski ruang gerak hanya selebar dua chi, Pedang Panjang Xing Han seketika berubah menjadi ular derik hitam yang bergerak tak menentu...
Prajurit Naga itu langsung merasakan tekanan. Biasanya ia menggunakan enam lengan untuk memegang senjata dan tiga lengan untuk perisai. Kini dengan tiba-tiba kehilangan senjata dan perisai, ia merasa seluruh tubuhnya penuh celah. Pedang hitam-merah menusuk dari sudut tak terduga dua kali berturut-turut, hampir mengenai sasaran. Andai bukan karena kualitas pedang willow dan kemampuannya menghindar cepat, mungkin sudah tertusuk.
Prajurit Naga itu segera mengubah strategi. Dengan Chi Aotian sebagai pusat, ekor raksasanya bergerak cepat membentuk lingkaran. Tubuh setinggi dua meter itu terus menyerang dari berbagai sudut dengan dua pedang willow. Setiap serangan yang meleset langsung diikuti mundur cepat.
Chi Aotian menyeringai dingin. Serangan seperti ini sama sekali tidak berarti baginya, jauh kalah tajam dibanding kapak perang Huo Ensi. Yang lebih penting, kekuatan yang dilepaskan prajurit Naga dengan pedang willow-nya tidak seberapa, apalagi membelokkan pedang panjang di tangannya seperti yang biasa dilakukan Huo Ensi dengan kapak perangnya.
Jika kemampuan tempur prajurit Naga hanya sebatas ini, meski bisa membentuk serangan menekan terhadap Chi Aotian, kemungkinan besar hasil pertarungan ini akan seri.
Alis Diejiadaer segera berkerut. Hasil seri sama sekali tidak bisa diterimanya.
Prajurit Naga itu kembali mempercepat gerakan, mulai berganti-ganti melilit searah dan berlawanan jarum jam. Dua pedang willow-nya menebas Chi Aotian bak gunung pedang dan lautan api, memaksanya mengurangi intensitas serangan.
Setelah berpuluh kali putaran, kecepatan Diejiadaer mulai melambat. Gerakan dua pedang willow-nya pun jadi limbung, bahkan keringat mulai membasahi keningnya. Rupanya pria ini lupa bahwa lingkaran lilitan luar yang dibuatnya besar, sementara putaran Chi Aotian adalah lingkaran kecil.
Begitu serangan prajurit Naga melemah, jangkauan serangan Pedang Xing Han langsung meluas hingga dua meter. Sang prajurit Naga yang tak mau menyerah, beberapa kali menerjang masuk area serangan pedang suci itu, berharap bisa menahan Xing Han dengan pedang kiri sekaligus menghujamkan pukulan mematikan dengan pedang kanan ke Chi Aotian.
Chi Aotian menangkap sebuah celah pertahanan, mendesak dua langkah ke depan, pedang panjangnya menusuk dengan garang ke dada ksatria Naga. Tak disangka, kecepatan Diejiadaer tiba-tiba meningkat lagi, sementara ekor panjangnya menyapu 180 derajat, menghantam dari belakang Chi Aotian. Chi Aotian terpaksa mengelak dua kali berturut-turut di tanah licin berminyak...
Swoosh...
Tribun utara langsung bergemuruh dengan jeritan terkejut! Ksatria Naga ini benar-benar licik, berpura-pura lemah untuk memancing Chi Aotian keluar, lalu mengoleskan lapisan lemak yang sama di tanah tempat Chi Aotian bertahan mati-matian tadi dengan ekornya.
Setelah mengoleskan lemak, ksatria Naga itu berhenti, memandang lawannya yang sudah terlihat kerepotan, senyum dingin berlapis-lapis mengembang di sudut mulutnya.
"Menyerahlah. Aku pun sudah lama mendengar nama keperkasaanmu." Bahasa universal Benua Kuno yang diucapkan ksatria Naga itu terdengar sangat fasih.
Chi Aotian menyeringai dingin, mengambil perisai yang sudah compang-camping dari tanah. Tanpa sepatah kata pun, meski langkahnya limbung, pedang di tangannya tetap tegak menunjuk ke arah ksatria Naga itu.
Hah... Yi Hailan tak bisa menahan gelengan kepala kecil. Chi Aotian selalu memiliki watak keras seperti ini. Seandainya tadi Amy benar-benar menghentikan pertarungan dan mengakui kekalahan, yang pertama menolak pasti Chi Aotian sendiri.
Waktu yang Tepat tak sebanding Tempat yang Menguntungkan! Ini adalah aksioma dalam ilmu strategi militer, kebenaran yang tak terbantahkan yang dibayar dengan darah segar tak terhitung.
Chi Aotian tidak mungkin bisa melampaui hukum alam ini meskipun memiliki keterampilan pedang yang luar biasa. Dalam keadaan limbung, tubuhnya langsung dikepung bahaya dari segala arah. Diegadal tersenyum, tubuhnya seolah kehilangan bobot, bergerak cepat ke kiri-kanan di atas ring pertarungan. Dua pedang willow-nya menyambar seperti kilat, menghujam dari arah-arah tak terduga ke arah Chi Aotian.
Jari-jari tangan kanan Amy mengetuk meja secara refleks. Huo Ensi mencengkeram erat kapak perang di punggungnya, bergumam: "Seharusnya aku yang maju." Memang, bagi Huo Ensi, Da Qing Shan, Amy, bahkan termasuk Ling Yun, Huerdu...hampir semua perwira senior Pasukan Bayaran Kecil selain Chi Aotian, medan licin ini sama sekali tidak berpengaruh.
Chi Changyun baru saja hendak berdiri, tapi langsung duduk kembali setelah mendapat tatapan dingin dari Marsekal Chi Hantong.
"Yang Mulia Aimi, babak ini..." Sebagai pihak netral, Li San pasti condong ke Pasukan Bayaran Kecil. Dia sangat paham betapa vitalnya peran Chi Aotian bagi mereka.
Yang tak disangka Li San, tepat saat ia menoleh untuk berdiskusi dengan Amy tentang kemungkinan menyerah, tribun tiba-tiba gempar oleh teriakan kaget! Ketika Li San menoleh kembali, pertarungan di ring telah mencapai momen genting antara hidup dan mati!
Baru saja, Diejiada'er menerjang ke depan. Dua pisau daun willow tiba-tiba berpindah ke lengan bawahnya, menyambar ke atas dari sudut kiri dan kanan bawah ke arah Chi Aotian. Chi Aotian tak menyangka perubahan ini, tak sempat menghindar, terpaksa menahan dengan perisai. Perisai terbelah tiga oleh pisau daun willow, mata pisau tajam meninggalkan luka sepanjang 5 sentimeter di lengan Chi Aotian, darah mengucur deras.
Pisau-pisau daun willow yang saling silang tak berhenti sejenak, segera berpindah ke dua lengan atas. Kedua pisau langsung menebas ke atas dan bawah secara bersamaan!
Semua orang terkesima! Tak ada yang menyangka, ksatria suku Naga bisa menggunakan pisau dengan gaya seperti itu.
Chi Aotian mundur dua langkah berturut-turut, kakinya terpeleset. Ksatria suku Naga mengeluarkan kecepatan maksimal, mengejar dengan kilat, pisau daun willow terus menghujam. Akhirnya, Tuan Muda kedua Keluarga Chi yang penuh wibawa ini terpaksa berbalik dan melarikan diri...
Tribun penonton gempar!
