Dari perspektif sejarawan masa depan, seluruh Perang Para Dewa bagaikan mimpi penuh liku-liku yang absurd dan misterius. Namun setiap adegan, setiap detail justru tersusun dengan logika sempurna tanpa cela.
Setelah pertarungan dunia, saat percakapan singkat antara pria pirang Yi Hailan dan Amy diadakan, mereka dikelilingi oleh perwira-perwira paling terpercaya dari sistem masing-masing. Baik Amy maupun Yi Hailan sama-sama yakin tak ada pengkhianat di antara mereka.
Tapi...
Sebagaimana diketahui umum, sebelum menjadi Ksatria Naga berekor botak, Anqiu Sheng adalah Penghadang profesional. Bahkan ia merupakan Komandan Pasukan pertama Batalion Penghadang.
Dan poin kedua yang sudah menjadi pengetahuan umum adalah, setelah Kaisar Hongshi melakukan ritual Feng Long di Gunung Meixisi, semua Ksatria Naga yang diangkat dibagi menjadi tiga kelompok untuk meninggalkan Altar Feng Long. Viscount Fan, Chi Changyun, Bai Shaoling, dan lainnya mengikuti Kaisar Hongshi yang juga merupakan Ksatria Naga menuju Federasi Utara. Long, Ling Yun, Huerdu, dan rombongan pergi ke Dataran Bunga untuk mendukung Pasukan Ekspedisi Chi Aotian. Sedangkan enam Ksatria Naga yaitu Earl Lin He, Anqiu Sheng, Yuede, Huan Yang, Luo De, dan Min Rui berangkat menuju Kota Hamburg.
Tak lama setelah Tuan Lin Heshang menyelesaikan ritual Feng Long, beliau gugur dengan cara paling heroik dalam pertempuran kota terapung. Tiga tahun kemudian, dalam Pertempuran Ganda Sungai Sanggan, empat Ksatria Naga remaja dari Pasukan Bayaran Kecil yaitu Yuede, Huan Yang, Luo De, dan Min Rui juga gugur pada hari yang sama!
Singkatnya, ketika pertarungan di arena dunia tiba, dari lima Ksatria Naga kekaisaran yang dahulu dengan gagah berangkat ke Kota Hamburg, hanya tersisa Anqiu Sheng yang sebatang kara!
Dan poin ketiga yang diketahui umum adalah, Batalion Pendekar Penembak Jitu dan Batalion Pendekar Pedang Magis sebagai dua organisasi dengan formasi pasukan terkecil dalam Pasukan Bayaran Kecil, selalu memiliki hubungan terbaik. Hubungan Anqiu Sheng sebagai Komandan Batalion Pendekar Penembak Jitu dengan Yuede dan Min Rui yang menjabat sebagai Komandan dan Wakil Komandan Batalion Pendekar Pedang Magis, sudah sangat baik bahkan sebelum karir mereka sebagai Kesatria Naga. Setelah menjadi Kesatria Naga, beberapa pemuda es dan salju ini bertempur baik bersama maupun sendiri-sendiri di bawah komando Tuan Aimi dalam pertempuran penentu di pegunungan dan hutan lebat zona utara, membangun ikatan persahabatan sehidup semati di antara generasi muda.
Singkatnya, semua alasan dan latar belakang ini membuat Anqiu Sheng yang berasal dari Batalion Pendekar Penembak Jitu sangat membenci pasukan Kaisar Barat. Jika ada sedikit kesempatan, Anqiu Sheng bahkan ingin mencekik setiap peserta perang dari pasukan Kaisar Barat dengan tali kecil!
Pembicara punya maksud, pendengar juga punya pikiran, namun yang benar-benar berniat merealisasikan adalah pihak ketiga yang mendengarkan.
Anqiu Sheng segera menundukkan kepala, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Setelah jeda sebentar, dia bersiul kecil sambil meninggalkan arena pertandingan Dunia.
Sesuai rencana sebelumnya, kelompok perwira Pulau Iblis akan beristirahat semalam di Hutan Sihir sebelum besok pagi meninggalkan tempat melalui formasi teleportasi secara serempak.
Di tengah hutan, sekitar pukul empat sore, malam telah tiba. Ratusan Magister Sihir Elf Hutan memanggil secara magis ribuan kunang-kunang berwarna-warni. Serangga malam ini ada yang berkelompok dua-tiga ekor, ada pula yang beratus-ratus, menghiasi pohon-pohon berdaun lebar yang rimbun, mengubah hutan menjadi gemerlap bagai dunia dewa.
"Kau tunggu di sini, aku mau jalan-jalan cari cewek cantik." Anqiu Sheng tersenyum licik sambil berpamitan. Chang Qing sekamar mengangguk - Di bawah pengaruh Chi Aotian, para perwira Pasukan Ekspedisi seolah punya kekebalan alami terhadap wanita. Berbeda dengan anak-anak markas besar Pasukan Bayaran Kecil yang lebih mirip Tuan Regu, punya daya tarik alami terhadap lawan jenis.
Saat melangkah keluar, senyum licik di wajah Anqiu Sheng lenyap seketika.
Beberapa menit kemudian, bocah lelaki itu dengan wajah serius muncul di hadapan seorang Elders Elf penanggung jawab arena pertarungan Dunia. Pertama-tama ia mengeluarkan Buku Harian Mercenary-nya untuk diperiksa - Tentu saja asli. Wajah Elders Elf langsung berubah ramah: Skala komandan batalion Pasukan Bayaran Kecil setara dengan tetua tetap Kerajaan Elf Hutan, hanya di bawah komandan dan wakil komandan, apalagi mereka juga Kesatria Naga yang terhormat.
"Anqiu Sheng menurunkan suaranya: "Tuan Regu... oh... maksudku Yang Mulia Amy selaku Perdana Menteri, beliau mencium kecurigaan terhadap orang-orang Pulau Iblis yang berulah mencurigakan. Khawatir mereka meninggalkan sesuatu yang najis di hutan peri yang suci ini, hmm... seperti mayat-mayat yang bangkit saat pertempuran terakhir di arena siang tadi. Kebetulan aku komandan batalion pendekar penembak jitu, jadi Tuan memerintahkanku menyelinap mendekati si pirang itu untuk menyelidiki.""
"Oh?" Tetua sihir elf yang tak disebut namanya seketika menjadi serius. Terhadap Marsekil Icyland yang menguasai ras-ras jahat seperti manusia berkepala kambing dan Raja Iblis, para tetua elf memang tak punya kesan baik: "Apa yang bisa kubantu?"
"Hmm... Bantuan tidak perlu. Aku punya cara untuk mendekati mereka perlahan. Yang Bapak perlu lakukan hanya mengalihkan saudara-saudara peri lainnya, agar tidak terjadi kesalahpahaman." Setelah berpikir, Anqiu Sheng menambahkan dengan rahasia palsu: "Komandan Resimen Amy khusus berpesan, ini masalah penting. Untuk menghindari masalah dan kesalahpahaman yang tidak perlu, jangan disebarkan sebelum semuanya jelas."
"Mengerti, mengerti. Tenang saja." Tetua elf itu tentu bisa merasakan 'ketulusan hati' Yang Mulia Amy yang sebenarnya tidak ada, sambil mengedipkan mata ke arah Anqiu Sheng.
Mana sangka tetua itu, remaja yang wajahnya penuh keseriusan dan kesetiaan ini ternyata mengucapkan kata-kata tanpa secuil kebenaran pun.
Sayang... Semua ini gara-gara Apel Emas. Mengenang masa lalu, Anqiu Sheng yang belum memakan Apel Emas itu begitu murni dan sederhana.
Anqiu Sheng membawa tas alat penembak jitu khas pendekar memasuki bayangan pohon raksasa. Sehelai jubah hijau tua berayun menutupi tubuhnya...
Kelompok perwira Pulau Iblis tinggal di pohon besar yang sama. Untuk keamanan, rumah Panglima Iblis terletak di bagian paling dalam. Pertahanan luar menjadi tanggung jawab para elf, sedangkan keamanan lingkaran dalam dipegang oleh pasukan pengawal langsung Panglima Iblis - gugurnya Pangeran Tiedu secara tak terduga meningkatkan kesadaran pertahanan Legiun Pulau Iblis.
Membunuh diam-diam dan menyadap informasi adalah dua tingkat kesulitan yang sama sekali berbeda.
Dengan hati-hati Anqiu Sheng berganti tiga jubah warna berbeda, akhirnya mendekati rumah Marsekil Icyland.
Sekitar pukul tujuh sore, Yi Hailan si pirang kembali bersama beberapa perwira senior Pulau Iblis. Para pemuda sedang membahas pemandangan di Hutan Peri - bahkan tokoh besar pun memiliki rasa ingin tahu dan haus pengetahuan. Anqiu Sheng tengkurap di atap, menggunakan tongkat pendengar tipis yang dijulurkan dekat jendela. Semua suara dari dalam ruangan masuk ke telinga remaja itu tanpa terkecuali.
Mendengar obrolan santai di dalam rumah, Anqiu Sheng sama sekali tidak panik - di seluruh daftar Pasukan Bayaran Kecil, batalion pendekar penembak jitu memiliki kesabaran terbaik. Untuk menyelesaikan misi, mereka sering harus diam tak bergerak di satu tempat seharian.
Panglima Iblis dan pengawalnya mengobrol cukup satu jam lamanya, topik pembicaraan baru perlahan beralih ke arah yang menjadi perhatian Anqiu Sheng.
"Tuan, bubuk apa sebenarnya yang Anda berikan kepada komandan kelompok tentara bayaran itu? Bukankah katanya bisa menghancurkan 1 juta orang? Mengapa hari ini Amy mengendusnya lama-lama tapi tidak terjadi apa-apa?" seseorang di dalam ruangan bertanya.
Di dalam ruangan, Yi Hailan terdiam sejenak sebelum menjawab: "Dalam sejarah, pernah terjadi 'Perang Suci Dewa dan Iblis'. Bubuk itu adalah peninggalan dari Perang Suci tersebut."
Ha? Segera terdengar desisan nafas dingin di dalam ruangan. Perang Suci Dewa dan Iblis? Dulu, Pulau Iblis juga ikut serta dalam perang lintas dimensi paralel itu, bahkan sempat menjadi pasukan utama. Menurut catatan sejarah tidak lengkap, dalam perang puluhan ribu tahun itu, kematian para dewa mencapai ratusan ribu. Lebih dari setengah Dewa Utama tewas, bahkan Dewa Kebijaksanaan yang setara statusnya dengan Sang Pencipta - yang juga merupakan komandan pertama Pulau Iblis - meskipun kekuatannya sangat dahsyat dan hampir menyamai Dewa Pencipta serta Dewa Naga sepanjang masa, akhirnya juga gugur dalam perang besar itu.
Apakah... bubuk itu senjata rahasia yang dibawa Iblis dari dimensi lain? Atau mungkin racun mematikan yang bisa membunuh para dewa?
Di luar rumah, Anqiu Sheng merasakan tenggorokannya terasa kering. Tentang Perang Dewa Iblis, dia pernah mendengar Komandan Resimen Amy menceritakannya - sebuah perang yang hampir menggulingkan seluruh dunia. Jika dibandingkan dengan Perang Suci Dewa dan Iblis, pertempuran besar di benua ini sekarang mungkin hanya seperti permainan anak-anak.
"Menurut informasi dari Dewa Ayah, para dewa antardimensi ini setelah memasuki wilayah kita, dengan cepat menguasai wilayah timur laut Benua Eminoll yang paling subur, yang sekarang dikenal sebagai Kekaisaran Gurun Suci. Namun, bersama para dewa ini datang juga berbagai penyakit menular dari dunia mereka. Penyakit-penyakit ini sangat ganas, bahkan bisa menular di antara pahlawan setingkat semi-dewa. Jutaan penduduk asli di timur laut tertular, dan dalam waktu kurang dari satu tahun, lebih dari setengah populasi tewas karena penyakit..."
"Ah? Wabah manusia?"
Suara teriakan tak tertahan terdengar dari dalam rumah.
"Benar." Yi Hailan membenarkan, "Dewa Wabah, dewa wabah - asal usul sebutan ini sebenarnya berasal dari 'dewa menakutkan yang menyebarkan epidemi'. Wabah besar itu menyapu Benua Eminoll dan benua beku bersama para dewa antardimensi. Selama ratusan tahun, setidaknya miliaran penduduk dunia penciptaan tebus karena wabah, bahkan termasuk sebagian dewa sekalipun."
“Itu……” seseorang bertanya dengan ragu-ragu, “Bagaimana akhirnya epidemi itu? Dengan wabah sehebat itu, mengapa akhirnya kita bisa memenangkan Perang Dewa Iblis?”
“Alasannya sederhana.” Nada Yi Hailan datar sekali, “Penduduk asli dengan fisik lemah sudah mati semua. Yang bertahan adalah mereka yang fisiknya kuat. Generasi berikutnya atau generasi setelahnya sudah memiliki kekebalan terhadap epidemi besar ini. Jadi penduduk Benua Eminoll, benua beku, bahkan Pulau Iblis tidak akan terinfeksi lagi.”
“Lalu... yang di tangan Anda...”
“Setelah Perang Suci, semua Dewa Iblis dan sisa bangsa dari dimensi lain disegel Dewa Ayah di Menara Permohonan elemen kayu hutan peri. Beberapa tahun lalu, Pemimpin Besar Peri Gelap Shui Wuhen tanpa sengaja membuka segel Menara Permohonan elemen kayu. Saat itu, aku menyaksikan langsung antena berlendir dari makhluk dimensi lain menjulur keluar menara... di atasnya penuh bisul bernanah yang meneteskan darah kental. Menurut pengetahuanku, bisul-bisul inilah bentuk asli epidemi dari dimensi lain.” Suara Yi Hailan lembut, namun konten perkataannya mengguncang semua orang di dalam dan luar ruangan.
“Mungkinkah……”
"Benar, saat kembali dari Pulau Biru Tua ke Benua Eminoll, lingkaran sihir teleportasi tepat berada di sebelah timur hutan peri. Dengan meminjam tombak besar Xingyao, aku kembali memasuki hutan peri. Akhirnya, di Menara Permohonan elemen kayu, aku menemukan sisa-sisa kerangka bangsa dari dimensi lain. Abu itu berasal dari mayat yang dikerok. Kali ini hanya basa-basi, tapi... menurut pengetahuanku tentang Amy, kelemahan terbesarnya adalah hatinya yang terlalu lembut. Diperkirakan, dia telah menyia-nyiakannya." Nada bicara Yang Mulia Panglima Iblis penuh penyesalan.
"Lalu, mengapa kita tidak melakukan hal ini sendiri?" Di dalam ruangan, seorang jenderal lain mengajukan pertanyaan yang paling menjadi perhatian Anqiu Sheng.
Mendengar pertanyaan ini, Yi Hailan terdiam lama, akhirnya menghela napas panjang: "Ah... Aku juga tidak tega melakukannya."
Kesatria Naga berekor botak Anqiu Sheng yang hampir memahami seluruh percakapan, dengan hati-hati menghabiskan setengah jam berikutnya untuk merayap turun dari atap ke tanah, kemudian menggunakan jubahnya untuk meninggalkan pohon raksasa itu dengan lancar.
Tetua peri baik hati tadi masih menunggu di kejauhan. Melihat Anqiu Sheng keluar dengan senyuman, dia segera menyambut: "Yang Mulia, bagaimana hasilnya?"
"Sangat memuaskan, berkat berkamu, semua sudah jelas." Anqiu Sheng tersenyum manis, "Omong-omong, apakah Komandan Resimen Amy sudah kembali? Aku harus melapor padanya."
"Sudah, sudah." Tetua peri itu mengangguk sambil membawa Anqiu Sheng menuju pondokan Amy.
Saat hendak masuk ke dalam rumah, Anqiu Sheng sedikit ragu-ragu, berbisik kepada Elders Elf: "Yang Mulia Tetua, masalah ini, Tuan Regu telah memerintahkan bahwa semakin sedikit orang yang tahu semakin baik. Bagaimana pendapatmu..."
Para Elf Hutan memang ras yang paling baik hati dan cerdas di dunia. Yang Mulia Tetua segera memahami isyarat Anqiu Sheng. Setelah menghubungkan kejadian sebelumnya dan sekarang, tetua itu dengan riang menepuk bahu sang remaja: "Terima kasih atas peringatanmu. Kalau begitu saya tidak akan mengantarmu. Hari ini saya tidak melihat apapun... Hehe, saya tidak pernah mengenalmu."
Kesatria Naga berekor botak itu sama sekali tidak menunjukkan ekspresi malu. Dengan misterius ia mengetuk pintu kamar Amy. Tanpa menunggu jawaban dari dalam, dia langsung membuka pintu dan masuk, lalu dengan hati-hati menutupnya kembali - Semua ini tentu terlihat oleh mata Elders Elf, semakin menguatkan kepercayaan dan kesan baik sang tetua elf terhadap remaja ini.
Siang harinya, Amy terluka oleh semburan pedang Yi Hailan - Semua luka yang disebabkan oleh pedang buatan Dewa Pencipta tidak bisa disembuhkan dengan gulungan penyembuhan Elemen suci. Saat ini dia terbaring di tempat tidur dengan perban. Awalnya Chi Aotian, Da Qing Shan, dan Huo Ensi ada di sana. Kemudian Ling Bao'er datang dengan ratusan jenis buah-buahan untuk menghibur Pangeran. Ketiga pria itu segera mencari alasan untuk pergi.
Melihat Anqiu Sheng mendorong pintu masuk, Amy tertegun sejenak. Di Pasukan Bayaran Kecil, umumnya tidak ada yang sengaja mengunjungi atasan langsung. Jangan-jangan... Anqiu Sheng sudah belajar gaya korupsi birokrat tertentu? Amy bahkan menduga apakah di ujung lengan baju Anqiu Sheng terselip beberapa koin emas tebal?
Wajah Anqiu Sheng menunjukkan rasa malu. Dengan suara gugup dia berkata pada Amy: "Komandan Resimen, saya... saya... ada hal yang ingin dibicarakan dengan Anda..."
Apa sebenarnya yang diinginkan bocah ini? Di antara para Ksatria Naga remaja di Pasukan Bayaran Kecil, jika bicara soal trik licik, mungkin tak ada yang melebihi Anqiu Sheng. Sikap misteriusnya benar-benar terasa seperti "berbuat baik tanpa alasan".
Refleks, Amy meningkatkan kewaspadaannya.
