Kabar tentang hancurnya lebih dari setengah Legiun Sungai Sanggan menjadi berita buruk bagi Skambray yang sedang menanti-nanti bala bantuan. Bagi Tuan Delaware, mantan Wakil Perdana Menteri yang pernah berkuasa ini, situasi semakin parah. Rambutnya memutih semalam suntuk, bahkan ucapannya mulai tak lagi koheren.
Selain itu, hingga musim panas tahun kesembilan Kalender Sihir, potensi perang Benua Fanos telah mencapai titik yang tak dapat dipertahankan lagi.
Menurut data yang tersedia, dalam enam tahun terakhir, Benua Fanos telah mengirim total 1.520.128 personel Pasukan Ekspedisi ke Benua Eminoll. Dari jumlah tersebut, 190.973 orang tewas karena penyakit kudis, topan, dan berbagai sebab lain selama pelayaran puluhan ribu li, artinya hampir 15% personel militer bahkan tidak sempat menginjakkan kaki di Benua Eminoll. Angka kerugian pelayaran ini sebenarnya sudah sangat optimis. Sebelum pecahnya Perang Benua Raya, rasio kerugian pelayaran kafilah dagang biasa yang melintasi Eminoll-Fanos melebihi setengah, bahkan mencapai lebih dari 90% di beberapa tahun tertentu.
Kerugian pelayaran terutama disebabkan oleh topan besar. Sebuah topan skala besar dapat membersihkan semua kapal di perairan ratusan li. Kapal perang sebesar apapun tak berarti di hadapan topan. Alasan penurunan kerugian akibat topan cukup sederhana: selama Perang Benua Raya, militer Fanos selalu menempatkan minimal tiga Kesatria Naga di rute pelayaran Eminoll-Fanos. Mereka berpatroli setiap hari untuk memantau kondisi angin dan ombak. Begitu sinyal topan terdeteksi, seluruh Kesatria Naga akan diterbangkan untuk memberi peringatan dini ke semua armada di jalur pelayaran.
Sebagai perbandingan, menurut statistik tidak lengkap, total penduduk asli Benua Fanos hanya sekitar 15 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, pria berusia 16 hingga 35 tahun di puncak usia produktif sekitar 2-3 juta jiwa. Data lain menunjukkan bahwa pada tahun ke-9 Kalender Sihir, pasukan tetap di daratan Fanos berjumlah 190.735 personel - karena karakter masyarakat Fanos yang sangat garang dan kuat, konflik kecil antar ras di berbagai daerah tak pernah benar-benar berhenti. Penguasa tertinggi Fanos terpaksa mempertahankan pasukan dengan skala relatif kecil di wilayah inti.
Setelah membandingkan angka-angka ini, siapapun dengan pengetahuan aritmatika dasar bisa menyimpulkan fakta mendasar - Benua Fanos sama sekali tidak mungkin mengumpulkan pasukan besi dan darah dengan skala serupa lagi.
Perang bertahun-tahun tidak hanya menyebabkan kekurangan tenaga manusia, tetapi juga krisis ekonomi yang lebih parah. Benua Fanos yang memang tandus dan miskin sumber daya alam, demi Perang Suci yang berkepanjangan ini, telah menerapkan pengendalian pangan ketat sejak Tahun ke-7 Kalender Sihir - melarang warga memberi pakan ternak dengan biji-bijian, melarang konsumsi daging dan beras serta bahan logistik perang lainnya, pelanggar akan dihukum sebagai penjahat ekonomi perang.
Lebih dari sepuluh juta penduduk Fanos mengencangkan ikat pinggang untuk mendukung Perang Suci ini. Bagi mereka, kembali ke wilayah subur anugerah langit yang menjadi impian terbesar Manusia Perak (saat ini mereka belum tahu ras humanoid ini memiliki nama indah yang menyatukan) selama puluhan juta tahun, juga merupakan satu-satunya motivasi mereka.
Pada awal meletusnya perang, semua kabar yang diterima Benua Fanos sangat membangkitkan semangat, bahkan nenek-nenek berusia 90 tahun pun berteriak mempertanyakan: "Mengapa tidak menyerbu Benua Suci ratusan bahkan ribuan tahun sebelumnya?!" Namun sejak Tahun ke-7 Kalender Sihir, meskipun pangkalan kuat Fanos mengeluarkan beberapa larangan bocor informasi setiap bulan, kabar memilukan tentang kekalahan perang perlahan menyebar. Satu per satu kabar buruk seperti gelombang pasang, sedikit demi sedikit menggerogoti hati para ork. Benua Fanos yang pernah sekeras batu lonceng, mulai terkikis lubang-lubang korosi air laut di tempat yang tak terlihat.
Kekalahan Aliansi Kaisar Barat pada musim panas Tahun ke-9 Kalender Sihir hampir dipastikan. Banyak kelompok yang ragu-ragu dan bangsawan yang tidak terlalu terlibat dalam aliansi, mulai mengubah sudut pandang mereka dengan diam-diam. Yang lebih cerdik mulai mengirim persediaan makanan dari gudang bawah tanah ke Pasukan Bayaran Kecil, Benteng Tongyun, dan pasukan militer kekaisaran lainnya, membuktikan sikap teguh "kulit putih hati merah" mereka melalui tindakan nyata.
Bahkan sudah ada yang berani memprediksi bahwa perang ini akan berakhir dalam Tahun ke-9 Kalender Sihir.
Menurut penjelasan ini, Aliansi Kaisar Barat seharusnya sudah menyerah secara kolektif sejak lama. Namun kenyataannya tidak demikian. Di tengah epidemi dan musuh yang ganas seperti serigala dan harimau, baik di Skambray maupun Dataran Bunga, menghadapi ratusan ribu pasukan elit kekaisaran yang ganas, hati para petinggi kluster Kaisar Barat tetap kokoh bagaikan batu lonceng. Terutama perwira dari keluarga Kaisar Barat dan Aliansi Farnorth, baik di atas tembok Skambray maupun di benteng Dataran Bunga, para perwira senior dengan pasukan pengawalnya terlihat terus menjalankan tugas dengan dedikasi meski menghadapi risiko epidemi yang bisa menyerang kapan saja.
"Duduk diam" bukan berarti "menunggu kematian". Lebih sering, ini adalah strategi untuk mengamati perubahan dan menunggu momentum yang tepat.
Da Hainuo dan Reynold memahami prinsip ini, Yang Mulia Paus bahkan lebih mengerti. Pada epidemi besar musim panas tahun ke-9 Kalender Sihir, Aliansi Kaisar Barat masih memiliki banyak hal yang harus ditukar dengan waktu dan ribuan nyawa manusia. Misalnya: kelompok tua dan lemah yang mati dalam epidemi sementara kaum muda kuat bertahan untuk mempertahankan kemampuan; atau kemungkinan konflik antar kekuatan lama di Benua Eminoll menyusul kepentingan yang akan datang; juga retakan yang mungkin muncul di dalam kekaisaran terkuat - dengan metode serupa, Gereja Suci pernah berhasil menggulingkan beberapa dinasti. Yang Mulia Paus terus mengoperasikan skema ini dan berharap taktik ini tetap efektif.
Dalam sejarah dunia penciptaan, catatan sejarah serupa bagai pasir Sungai Gangga, tak terhitung jumlahnya. Yang paling terkenal adalah Dewa Perang Yue Fei pada periode pertengahan kuno, yang ditarik kembali oleh Kaisar Ai dengan dua belas papan emas tepat sebelum menghancurkan Huanglong dalam serangkaian kemenangan, dan akhirnya tewas di Paviliun Angin dan Gelombang.
Oleh karena itu, Yang Mulia Nieboliev senantiasa meyakini satu hal - kemampuan manusia untuk berbagi kesulitan tetapi tidak kebahagiaan adalah salah satu dosa asli terbesar umat manusia.
Seiring berlalunya hari-hari tahun kesembilan Kalender Sihir, tak lama setelah Da Qing Shan pergi ke benua beku, Tuan Chi Hantong menyerahkan kembali komando Benteng Tongyun kepada putra sulungnya Chi Changyun, lalu mengendarai Naga elemen angin menuju Federasi Utara untuk menghadap Yang Mulia Hongshi; Amy yang berkedudukan di Mo Yada, baru mengetahui pasukan elit Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan telah kabur seperti kepompong setelah proses serah terima dataran selatan Sungai Sanggan selesai, segera mengambil alih kota-kota besar di Sungai Sanggan dengan memerintahkan pasukan cadangan terdekat.
Pada bulan kedua musim panas tahun kesembilan Kalender Sihir, Yang Mulia Hongshi menyelenggarakan jamuan dengan skala sangat megah di Benteng Es untuk Marsekal Chi Hantong, Da Qing Shan, serta perwira utama yang menyertai. Dalam jamuan itu, raja dan para menteri berbincang riang, Sang Kaisar terus-menerus bersulang untuk para jenderal berjasa gemilang, bahkan memperkenalkan putri-putri bangsawan Kekaisaran yang belum menikah kepada Ling Yun dan Huerdu.
Tiga hari kemudian, untuk menghargai personel militer Kekaisaran yang telah menorehkan prestasi luar biasa dalam Perang Benua Raya, Yang Mulia Hongshi kembali mengeluarkan Surat Penghargaan dan Surat Pengangkatan Resmi yang kemudian dikenal dalam sejarah Kekaisaran sebagai "Duabelas Perintah Marsekal" termasyhur.
Menaikkan Long, Chi Hantong, dan Amy menjadi Marsekal Besar Kekaisaran;
Menaikkan Fan, Lan Tian, Da Qing Shan, Chi Hanfeng, Chi Changyun, Bai Shaoling, Su Wen, dan Kelong menjadi Marsekal Kekaisaran;
Menaikkan Huo Ensi menjadi Marsekel Kehormatan Kekaisaran.
Tiga hari kemudian, Yang Mulia Hongshi mengeluarkan serangkaian perintah mutasi personel melalui Kementerian Militer Kekaisaran:
Marsekal Besar Chi Hantong mewarisi jabatan ayahnya menjadi Menteri Militer termuda dalam sejarah Kekaisaran sekaligus Kepala Staf Perang Kekaisaran;
Yang Muda Chi Changyun juga mewarisi jabatan ayahnya, secara resmi menjadi Jenderal zona perang Tongyun;
Mengangkat mercenary level S Yang Mulia Da Qing Shan sebagai Wakil Menteri Militer merangkap Wakil Kepala Staf Perencanaan;
Yang Mulia Marsekal Lan Tian menggantikan Adipati Fan sebagai Jenderal zona perang Federasi Utara Kekaisaran;
Sementara Adipati Fan ditugaskan ke zona perang ibukota yang baru dibentuk, memimpin 30.000 pasukan utama Legiun Bulan Salju mendarat dari Pelabuhan Es Apung untuk memperkuat operasi militer di daratan;
Wilayah zona utara yang asli kini melebihi luas wilayah kekaisaran sebelum perang. Untuk memudahkan komando, dibagi kembali menjadi empat zona besar: Zona Ibu Kota, Zona Sungai Sanggan, Zona Sungai Singa, dan Zona Hutan Perbatasan. Marsekal Bai Shaoling menjabat sebagai Jenderal zona Sungai Sanggan;
Komandan militer tertinggi zona utara sebelumnya, Marsekal Besar Aimi*Habo, dipromosikan menjadi Panglima Tertinggi benua daratan merangkap Jenderal zona Sungai Singa;
Yang Mulia Su Wen menjabat sebagai komandan militer tertinggi zona Hutan Perbatasan;
Di luar tiga zona perang besar, didirikan dua zona perang baru di utara dan selatan Dataran Bunga. Tuan Huo Ensi memimpin bala bantuan dari dua kerajaan kurcaci utama bergerak mendekati Dataran Bunga, dilantik sebagai Jenderal Zona Utara;
Chi Aotian dilantik sebagai Jenderal Zona Selatan Dataran Bunga.
Sembilan hari sebelum dikeluarkannya perintah personel baru ini, Adipati Fan dengan tujuh batalyon infanteri ringan dan berat yang lengkap telah naik kapal. Pada hari yang sama ketika menerima perintah mutasi personel, adipati itu mengendarai naga raksasanya bergegas menuju Benua Eminoll. Lebih tepatnya, Marsekal Kehormatan Huo Ensi melihat calon penerusnya bersamaan dengan surat perintah mutasi tersebut.
"Yang Mulia benar-benar gesit dalam bertindak, salut salut." Huo Ensi diam, sementara Adipati Lan Tian di sampingnya menyelundupkan sindiran pedas.
Adipati Fan yang setara pangkatnya memerah wajahnya. Di tahun-tahun awal perang, ketika masih berpangkat viscount, marsekal besar ini pernah beberapa kali berurusan dengan pasukan bayaran kecil, bahkan pernah "mengusir" Tuan Aimi yang sekarang menjadi marsekal besar dari kediaman jenderal. Menghadapi tuduhan ini, Marsekal Fan hanya tertawa kecut: "Bukankah bantuan harus secepat api berkobar? Makanya buru-buru datang."
“Hmph...” Lan Tian mendengus dingin dari hidungnya. Sebagai sesama marsekal dan jenderal wilayah militer kekaisaran, latar belakang keluarga Lan Tian jauh lebih mulia dibanding Fan, belum lagi pengalamannya yang lebih senior dari Adipati Fan. Karena itu ucapannya sama sekali tak ada filter: "Yang Mulia masih tahu prinsip seperti ini? Lalu kemana saja selama ini? Pada Tahun ke-7 Kalender Sihir, Benua Beku sudah hampir sepenuhnya stabil. Kudengar saat itu formasi Legiun Bulan Salju sudah melebihi 70.000 personel, sementara pasukan lokal mencapai 130.000. Kenapa saat itu tak ada desakan 'bantuan darurat seperti pemadam kebakaran'?"
"Ini... tentu perlu pelatihan pasukan dulu." Adipati Fan menjawab dengan wajah serius.
"Jangan buang-buang waktu, urusi saja pohon persikmu." Adipati Lan Tian membanting pintu pergi.
Layaknya seorang pangeran manusia, Huo Ensi memberikan senyum sopan kepada Adipati Fan: "Jangan dipikirkan. Senior Lan Tian memang selalu seperti itu pada kami. Beliau hanya kesal karena tak bisa lanjut perang di Skambray. Karena Yang Mulia datang, kebetulan pasukan yang mengepung ibukota sebagian besar adalah pasukan reguler Zona Ibu Kota di bawah komando Yang Mulia, termasuk banyak mantan anak buah di Wilayah Barat. Pasti tak ada masalah. Besok pagi aku akan pimpin pasukan kurcaci berangkat... Semoga Yang Mulia diberkahi kemenangan."
Setelah berkata demikian, kurcaci kecil itu mengajak anak buahnya termasuk Tong Chui yang masih membelalakkan mata dengan tatapan tidak bersahabat ke arah Adipati Fan untuk meninggalkan tenda besar.
Pada saat yang sama, di Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan, Amy bertemu dengan Jenderal zona perang baru Bai Shaoling. Tak ada yang menyangka, Ksatria Binatang Legenda yang seusia dengan Chi Aotian ini bisa diangkat ke posisi setara dengan Chi Aotian dalam waktu singkat, hal ini agak terasa ironis.
Menghadapi atasan langsungnya, Ksatria Naga Elemen Angin Bai Shaoling menyunggingkan senyum rendah hati khas bawahan menghadapi atasan; sementara Anqiu Sheng yang juga Ksatria Naga Angin berdiri di belakang Amy dengan ekspresi wajah yang suram.
Membuka-buka dokumen mutasi personel, mercenary level S sekaligus Raja Tentara Bayaran generasi baru Kekaisaran Tentara Bayaran itu tetap mempertahankan senyum khasnya: "Kalau begitu, aku naik jabatan lagi?"
"Benar, sekarang jabatan Tuan setara dengan Kepala Departemen Militer Kekaisaran." Bai Shaoling menambahkan dengan ramah, lalu ksatria naga remaja itu seolah teringat sesuatu sambil menepuk kepalanya: "Ah, bagaimana bisa aku lupa! Berbicara tentang Kepala Urusan Militer, ini ada perintah terbaru dari Marsekal Besar Chi Hantong."
"Oh?" Amy tidak mengangkat kepala, matanya menyapu surat itu: "Apakah maksud Yang Mulia Marsekal agar aku mengawasi pertempuran di Dataran Bunga, berusaha... eh, harus menyelesaikan perang di Dataran Bunga sebelum akhir tahun ini?"
Senyum tiba-tiba membeku di wajah Bai Shaoling, remaja itu gagap-gagap bertanya reflek: "Bagaimana Yang Mulia bisa... haha, benar-benar pahlawan yang berpikiran sejalan, Marsekal Chi Hantong memang punya teman sejiwa."
Amy mendengus tanpa konfirmasi, terus membolak-balik perintah personalia, tiba-tiba bertanya lagi: "Apakah dekret ini dibuat tergesa-gesa oleh Tuan Chi Hantong sebagai 'tiga kobaran api pertama' pengambilalihan jabatan barunya? Kalau tidak, bagaimana bisa Yang Mulia mengirimkannya ke sini secepat ini?"
Wajah Bai Shaoling memerah seketika. Sebelumnya, dia beberapa kali berinteraksi dengan Amy. Dalam kesannya, pria muda sebaya ini selalu bersikap lembut, tersenyum saat berbicara dengan nada halus, seperti orang yang sangat baik hati. Tapi sekarang... tiba-tiba menjadi tajam dan bijaksana sampai sulit diterima.
Kesatria Naga Angin itu refleks menggenggam erat dekret penghormatan lain di dalam ujung lengannya.
Amy menatap pemuda sebaya itu dengan pandangan bermakna: "Wilayah Pertempuran Sungai Sanggan baru saja kembali ke kekaisaran, banyak hal harus dibangun kembali. Saya benar-benar tidak punya pengalaman untuk diajarkan, semuanya akan menjadi beban Yang Mulia." Setelah berkata demikian, ia melipat tangan dengan senyum ramah dan berpamitan.
Pendengaran Bai Shaoling sangat tajam. Meski Amy dan Anqiu Sheng sudah pergi jauh, dia masih menangkap potongan percakapan mereka.
"Komandan, bukankah ini... jelas-jelas membunuh keledai setelah penggilingan selesai, lalu mengadu domba?" gumam Kesatria Naga Angin yang bertubuh kurus itu.
"Lalu menurutmu, siapa yang salah? Jika kita menyerahkan semua jasa kepada Yang Mulia Kaisar, apakah ini akan terjadi? Sebelumnya kukatakan kau lebih sering merusak daripada menyelesaikan, kau tidak terima. Inilah pelajarannya." Ucap Amy penuh makna.
“Itu... Tidakkah Anda takut ketahuan?” Kesatria Naga Angin itu cukup berani, berbicara terus terang.
“Paling-paling, keluarkan perintah baru. Misalnya, izinkan Pasukan Bayaran Kecil mendirikan negara di Dataran Bunga. Lagipula itu bukan wilayah kekaisaran. Dengan cambuk kecil yang menghantam dan umpan emas, banyak cara... Siapa bisa menolak kebaikan atasan seperti ini?”
Wajah kesatria naga angin di dalam ruangan semakin memerah.
