Saat Sang Pencipta membentuk Manusia Perunggu, bumi menjadi media spiritual. Selain Dewi Kebijaksanaan tingkat tinggi, utusan peri tanah juga memainkan peran penting dalam proses penciptaan manusia. Bahkan bisa dikatakan, jika Sang Pencipta adalah ayah ilahi manusia, maka Yang Mulia Utusan Peri Tanah layak disebut sebagai ibu ilahi. Namun karakter utusan peri tanah dikenal keras kepala namun berhati mulia...
Yang Mulia Dewi Kebijaksanaan berencana membujuk Utusan Peri Tanah terlebih dahulu, kemudian meminta beliau yang akan mendorong roh es tingkat tinggi untuk menyelesaikan tugas ini.
Kebetulan, dari enam utusan peri utama, utusan api, angin, dan air sedang bersama-sama memasuki dimensi paralel lagi, sementara utusan tanah dan es tetap berjaga di Menara Permohonan.
Rencana ini memang memiliki kelayakan. Maka, selain Yang Mulia Dewi Bulan Danir, sebelas dewa utama lainnya - baik rela atau tidak - memimpin dewa junior bawahan langsung mereka menuju Menara Permohonan Atribut Tanah di dunia upper elf.
Ada protokol ketat ketika Dua Belas Dewa Utama bepergian. Mereka harus bergerak mengikuti orbit dua belas zodiak. Kedatangan mendadak ratusan dewa ke Menara Permohonan Atribut Tanah ini membuat Utusan Peri Tanah terkejut.
Yang Mulia Utusan Elemental Tanah saat ini belum mengetahui kejadian di dunia bawah - eksplorasi berulang ke ruang paralel bahkan membuat makhluk kuat seperti High Elf kelelahan. Oleh karena itu, begitu kembali ke Menara Permohonan, mereka biasanya tertidur panjang selama beberapa bulan bahkan tahunan.
Mendengar kabar wabah kembali merebak, Utusan Elemental Tanah sangat terkejut. Terutama pernyataan Dewa Cahaya yang menyentuh hati: "Jika Yang Mulia Dewa Ayah kembali dari ruang paralel dan mengetahui epidemi era Perang Dewa Iblis telah merenggut puluhan juta nyawa lagi, betapa kecewanya Beliau."
Tanpa perlu diingatkan para dewa, Utusan Elemental Tanah segera mengantar Dewa-Dewa Utama ke Menara Permohonan Atribut Es untuk menemui Yang Mulia Irlandes, Utusan Elemental Es.
Di luar dugaan semua Dewa Utama dan Yang Mulia Utusan Elemental Tanah, Irlandes ternyata telah lama mengetahui wabah di dunia bawah. Menghadapi para dewa seperti Cahaya dan Kebijaksanaan yang berwajah sedih, Beliau hanya mengajukan dua pertanyaan sederhana.
Pertama: "Berapa korban jiwa dalam wabah ini?"
Dewa Cahaya segera menjawab: "Karena ketidakhadiran Yang Mulia Dewi Bulan, jawaban ini tidak sepenuhnya akurat. Perkiraannya antara enam ratus ribu hingga satu juta."
Mata sipit Utusan Elemental Es menyapu wajah setiap Dewa Utama: "Lalu pertanyaan kedua, dalam perang yang sedang berlangsung di Benua Eminoll dan Benua Beku ini, berapa rakyat yang telah tewas sampai saat ini?"
Di dalam Bidang Kekuasaan es yang tak bertepi, ratusan para dewa diam seribu bahasa!
Tak ada yang menjawab.
Namun, semua dewa tahu jawaban sebenarnya di balik pertanyaan Yang Mulia Irlandes - epidemi besar yang hanya menewaskan sekitar satu juta jiwa membuat hampir seluruh Duabelas Dewa Utama Zodiak turun tangan. Lalu mengapa perang yang kini berkecamuk di dunia bawah dengan korban jiwa melebihi sepuluh juta tak ada yang menghentikan? Bahkan sebaliknya, hampir setiap Dewa Utama terlibat dalam perang dunia bawah ini.
Selain itu, jika bukan karena "seseorang" yang sengaja memicu perang besar ini, mungkinkah epidemi ini terjadi?! Apakah para dewa dengan kecerdasannya tak tahu cara menelusuri akar masalah?
Saat ini, tak ada yang berani menuding utusan elemental es yang pernah memberikan pedang panjang berisi kekuatan dewa es yang disegel kepada salah satu tokoh utama perang ini - bagaimanapun Amy terlibat dalam perang secara tak sengaja, dan para dewa juga tahu bocah lelaki itu pernah berusaha menghindari perang ini. Namun hasil akhirnya tak sesuai harapan.
Dunia yang membeku ini diam selama satu hari penuh, akhirnya Yang Mulia Dewi Kebijaksanaan bergumam: "Yang Mulia Irlandes yang agung, apapun penyebab epidemi ini, jika tak dikendalikan... mungkin akan menghancurkan seluruh dunia manusia."
Utusan elemental es tetap membisu, duduk termenung di tengah daerah bersalju dan beku bagai pertapa yang sedang bermeditasi.
Bertahan sampai akhir, Yang Mulia Utusan Elemental Tanah yang berwatak keras akhirnya meledak. Ia meraih pergelangan tangan Utusan Elemental Es Irlandes, menariknya terbang melintasi Dataran Bunga. Meski sudah mempersiapkan diri, pemandangan tragis di bawah tetap membuatnya terpana: Dari ketinggian puluhan ribu meter, hamparan mayat terlihat jelas. Bau busuk menusuk langit. Di bawah sorotan tajam para dewa, ribuan arwah penasaran menjerit pilu di bawah Matahari Merah—arwah yang tak bisa memasuki dunia Malaikat Maut ini akan menjadi hantu gentayangan hingga Hari Kiamat, tak pernah mendapat ketenangan selama ribuan hari.
Yang Mulia Utusan Elemental Tanah menuding tanah yang penuh penderitaan dengan satu tangan, sementara tangan lainnya mengacungkan jari ke hidung Yang Mulia Irlandes: "Terlepas dari siapa yang benar dalam perang ini, bukankah para dewa yang disembah ras-ras dunia bawah seharusnya bertindak?"
Jari-jari Yang Mulia Utusan Elemental Tanah berguncang akibat kemarahan dan keterkejutannya.
Sayangnya, Irlandes sang Utusan Elemental Es tetap dingin bagai Gunung Giok Beku yang menjulang di dunia upper elf.
Sebenarnya para Dewa Utama tak berhak ikut campur dalam dialog antar utusan elemental tingkat tinggi. Namun Yang Mulia Dewa Cahaya dan Dewa Perang memberanikan diri: "Yang Mulia Irlandes nan Agung, tolong lepaskan kekuatanmu untuk menyelamatkan domba-domba malang ini."
Tanpa menunggu jawaban utusan elemental es, Yang Mulia Dewa Api di sisi langit yang lain mendengus dingin empat kata: "Meninggalkan yang utama untuk mengejar yang sepele..."
Dewa Cahaya menggelengkan kepala dengan pasrah, sementara Dewa Perang yang berwatak keras melotot marah ke arah Dewa Api - memang ada alasan untuk kemarahannya. Jika Dewa Api tidak tiba-tiba muncul, jika utusan peri Sha Ruo dari Istana Bintang Api Huode tidak turun, jika Api Suci Pemuja Api tidak menyala kembali, mungkin perang ini sudah berakhir.
Beberapa raja dewa dari Istana Bintang Api Huode memang berwatak keras. Dahulu terpaksa tunduk karena tingkat dewa mereka lebih rendah, namun kini melihat Dewa Perang berani menantang Yang Mulia Dewa Api, Dewa Api Li Huo melangkah maju dengan tegas, mengangkat dan menurunkan panji Burung Gagak Api dengan keras sambil melotot balik. Beberapa dewa utama lain segera mencegah eskalasi situasi.
"Kau mau lakukan atau tidak?!" utusan elemental tanah menggeram, membuat dunia manusia dan dunia dewa berguncang bersamaan.
"Perkataan Dewa Api menyentuh relung hati." Yang Mulia Irlandes berkata dengan tenang.
"Kau!! Dasar makhluk tak tahu keadaan! Tidakkah kau sadar setiap hari yang terbuang berarti ribuan nyawa melayang?!" Utusan elemental tanah mengumpat dalam kemarahan, tangannya mengguncang tubuh Yang Mulia Irlandes. Sang Yang Mulia yang lebih kalem hanya berusaha melepaskan genggaman dengan tangan.
Di sini adalah dunia manusia. Dalam proses penciptaan oleh Dewa Pencipta Yang Mulia, pertama-tama diciptakan Lima Utusan Peri, kemudian bersama-sama dengan Utusan Peri Gelap di sekitar Sumber Roh Penciptaan, mereka menciptakan seluruh dunia. Artinya, segala sesuatu di dunia manusia berasal dari Roh Atas. Di sini, kekuatan Roh Atas diperbesar tanpa batas. Jika dua atau tiga utusan peri bersatu, mereka bahkan bisa mengalahkan Dewa Naga Pirot di dunia ini.
Bisa dikatakan tanpa berlebihan, jika pertempuran sengit benar-benar terjadi antara dua utusan peri, seluruh Benua Eminoll mungkin akan tenggelam ke dasar laut.
Sebelas Dewa Utama juga sangat tegang. Mereka tentu tahu konsekuensi mengerikan jika dua Yang Mulia bertikai - bukan lagi soal bisa tidaknya mengeliminasi epidemi, tetapi bagaimana menciptakan manusia baru.
Inilah awal dan akhir peristiwa yang terjadi di atas Dataran Bunga sebelumnya.
Posisi Ling Yun yang terbang ke udara paling dekat dengan Yang Mulia Dewa Perang. Dewa Perang juga menyadari bahwa Kesatria Naga ini berasal dari Kekuatan Asli Eminoll, masih begitu muda, mungkin anggota Pasukan Bayaran Kecil yang sering membuat kekacauan. Situasi berbahaya saat ini justru dibuat oleh pasukan bayaran kecil itu sendiri.
Memikirkan ini, amarah Yang Mulia Dewa Perang memuncak. Dengan seketika ia memunculkan wujud ilusi untuk memberi pelajaran pada remaja yang tidak tahu diri ini. Dewa Perang mengira dengan teriakannya saja, bisa membuat ksatria rendahan ini kabur bersama naganya.
Tak disangka, Yang Mulia Dewa Api mendengus dari kejauhan. Kemudian, dua Raja Dewa dari Istana Bintang Api Huode serentak memasuki posisi tempur. Tampaknya jika Dewa Perang benar-benar berani melancarkan serangan terhadap Ksatria Naga remaja manusia ini, tiga Raja Dewa pasti tidak akan tinggal diam.
Yang lebih mengejutkan Dewa Perang adalah, awalnya dia mengira begitu wibawa ilahinya dilepaskan, bukan hanya Ksatria Naga di hadapannya, seluruh Dataran Bunga akan tunduk. Namun... Ternyata di Dataran Bunga ada lebih dari satu orang yang berani menantang wibawa Dewa Perang...
Sebenarnya, Dewa Perang sama sekali tidak berniat bertindak - dia juga sungkan untuk turun tangan melawan manusia tingkat terendah yang berada di lapisan berbeda.
Tapi, sikap agresif Raja Dewa dari Istana Bintang Api di sampingnya, ditambah makhluk kecil di tanah yang tidak tahu diri! Dewa Perang, Dewa Perang, sekarang bahkan prajurit biasa berani menantang martabatnya! Membayangkan senyum sinis ratusan dewa di sekelilingnya, muka Dewa Perang benar-benar memerah! Kepalanya panas, dalam sekejap mengamuk!
Dari gumpalan awan, teriak marah Dewa Perang menggema. Di kedua sisi wujud aslinya, tiga wujud ilusi langsung muncul disertai nyala api menyambar langit. Tiga Raja Dewa pun apa? Dewa Perang yakin, dengan kekuatan tempurnya dia pasti bisa menantang lebih dari dua Dewa Utama sekaligus!
Di luar gumpalan awan, wujud Dewa Perang juga mengaum, tombak Penembus Langit menghantam seperti Gunung Meixisi yang runtuh——Yang Mulia Dewa Perang bermaksud menghancurkan makhluk kecil dan naga bodoh ini menjadi bubur daging dalam satu serangan untuk menunjukkan wibawa!
Harus diakui, di saat terakhir sebelum eksekusi, beberapa pikiran melintas di benak Dewa Perang. Para dewa di seluruh langit tahu bahwa dalam perang ini, ada pahlawan manusia dengan "koneksi istimewa". Jika mereka tewas karena campur tangan para dewa, perang...tidak hanya takkan berakhir, bahkan skala dan levelnya akan meluas dengan cepat.
Dari pihak Pasukan Bayaran Kecil saja, ada lima pahlawan manusia tersebut: Chi Aotian sang Kesatria Naga Tulang yang mendapat perhatian Malaikat Maut; Da Qing Shan yang terikat perjanjian dengan Dragon Saint Envoy Elemen Es; Istana Bintang Api Huode telah mengumumkan dua tahun lalu bahwa Yang Mulia Dewa Api pernah dibantu oleh Sha Ruo dari Gereja Suci dan Huo Ensi pewaris takhta Kerajaan Kurcaci Hutan; serta yang terpenting——Amy*Habo, komandan pasukan bayaran yang meski belum menjadi Kesatria Naga, diduga sebagai penggerak Roda Takdir dan pemegang salah satu dari Tiga Pedang Penciptaan.
Dewa Perang langsung tahu bahwa target eksekusinya bukanlah lima orang tersebut——Ling Yun sang remaja, meski sudah terkenal di seluruh penjuru dunia manusia, masih seorang yang tak dikenal di kalangan para dewa.
Saat itu, remaja Ling Yun dan Ling Feiyan tidak hanya kurang terkenal, bahkan dari segi kemampuan pun masih jauh tertinggal. Tombak Penembus Langit yang raksasa dihantamkan ke bawah, secara refleks sang remaja mengangkat Tombak Naga di tangannya untuk menahan serangan...
Aksi Ling Yun membuat naga tunggangannya terkejut! Sebagai manusia yang menantang dewa, mungkin tidak ada tindakan yang lebih bodoh di dunia ini. Mengte Kanla menggeram rendah, sayap raksasa berwarna emas-merah menciptakan serangkaian bayangan di udara, tubuh raksasanya dengan gesit menghindar ke samping.
Kecepatan Naga Unsur Api akhirnya tak bisa menyaingi Naga Elemen Angin. Meski Mengte Kanla merasa sudah cukup cepat, Tombak Penembus Langit tetap menghantam dengan gemuruh seperti ombak...
Ujung Tombak Naga Ling Yun tepat menusuk kepala tombak musuh - seperti jarum jahit kecil yang menusuk gajah. Ujung tombak yang ramping itu seketika melunak dan akhirnya meleleh menjadi besi merah membara, menetes dari langit...
Bagian gagang tombak berhasil menghindari pukulan langsung mata tombak, meski begitu masih terpelintir menjadi bentuk spiral oleh sisa tenaga! Yang lebih sial adalah naga unsur api Mengte Kanla, bagian tengah Tombak Naga yang terpasang di punggungnya mengalirkan sisa energi melalui gagang senjata. Tubuh raksasa naga sebesar bukit itu seolah disambar petir langit, gemetar tak terkendali di udara. Teriakan kesakitan yang baru keluar dari mulutnya langsung menghilang tanpa bekas, digantikan oleh semburan darah naga yang panas menyengat seperti air mancur!
Tangan kanan Ling Yun yang memegang Tombak Naga seketika kehilangan sensasi. Bukan hanya telapak tangan yang terkoyak hingga daging hancur berdarah, seluruh permukaan telapak terbakar oleh gagang tombak yang membara hingga kulit terkelupas - sejak saat itu telapak tangan kanan Ling Yun tak lagi memiliki garis tangan.
Naga unsur api Mengte Kanla yang menderita kerugian besar ini seketika memasuki kondisi amarah yang menggelegak! Seperti orang gila menerjang Dewa Perang, semburan darah naga dan napas api khas naga unsur api diarahkan beruntun ke wajah wujud ilusi Dewa Api. Jarak antara keduanya sangat dekat, wujud Dewa Perang tak sempat menghindar. Darah merah menyala dan bola Naga Api menghujam wajahnya seperti hujan, mengubah rupa keemasan itu menjadi campuran merah dan hitam.
Wujud ilusi Dewa Perang pun mengamuk! Dalam jarak sedekat ini, tombak penembus langit sudah tidak berguna. Yang Mulia Dewa Perang melemparkan senjatanya, kedua tangan-Nya menjulur dari langit menangkap kedua sayap Naga unsur api, lalu menariknya dengan kasar ke depan dada. Otot-otot di kedua lengan-Nya mengeras, dengan kekuatan penuh Dia berusaha membelah dua serangga terkutuk ini!
Dengan kemampuan Dewa Perang, bahkan seekor naga biasa pun bukanlah lawan, apalagi Naga Suci level lima pasti akan terpotong dua!
Rasa sakit luar biasa di tangannya membuat Ling Yun tersadar dari kepanikan awal. Ia menyadari maksud Yang Mulia Dewa Perang, dengan cepat menarik Pedang Besar dari pinggang, mengayunkan kedua tangan sekaligus, menyambar tubuh dan pedang ke arah dada sang dewa perang!
Dewa Perang sama sekali tidak menyangka bahwa pedang besar batu biru yang dipegang remaja di depannya ternyata adalah senjata buatan langsung Dewa Pencipta Yang Mulia. Kedua lengannya baru saja mengerahkan tenaga, tiba-tiba rasa sakit luar biasa menyambar di area jantung. Seluruh tubuhnya kehilangan kekuatan... Saat menunduk, terlihat lubang menganga berdiameter lebih dari dua meter di dadanya. Darah emas menyembur deras, sementara Ling Yun terlihat seperti baru dikeluarkan dari genangan darah!
Mengte Kanla segera melepaskan diri dari genggaman Dewa Perang. Bersama Ling Yun, mereka menerobos masuk melalui lubang darah. Secara refleks Ling Yun mengayunkan Pedang Besar Batu Biru dengan gila-gilaan, menebas dan memotong secara liar!
Saat ini, bahkan pandangan 11 Dewa Utama Zodiak Langit tertarik ke sini! Tak seorang pun menyangka bahwa Dewa Perang... dewa tak terkalahkan di antara ribuan dewa di dunia dewa, ternyata terluka oleh seorang remaja manusia tak dikenal!
Hal yang lebih tak terduga terjadi. Wujud ilusi Dewa Perang yang megah membeku selama sepuluh menit penuh, tiba-tiba... seperti gunung emas roboh dan pilar giok runtuh, terjatuh ke belakang! Saat menghantam tanah, tubuh emasnya pecah menjadi berkeping-keping, akhirnya menghilang di udara!
Ya Tuhan!
Ya Tuhan!!
Ya Tuhan!!!
Semua yang terjadi di depan mata ini, tak diragukan lagi lebih mengejutkan para dewa daripada perang antara dua utusan peri! Dewa Perang yang termasyhur di dunia dewa dengan satu wujud asli dan empat wujud ilusi, hari ini salah satu wujud ilusinya dihancurkan sekejap oleh remaja manusia! Otak para dewa keadaan bingung!
Ini... ini... bagaimana mungkin? Satu-satunya dewa di Istana Bintang Api Huode, Sha Ruo, bergumam pelan.
Pendengaran Amy sangat tajam, segera menangkap kejutan yang tidak seharusnya dalam nada bicara gadis itu: "Apa maksudmu?"
Alis tipis Sha Ruo berkerut sedikit: "Di dunia dewa, hanya Dewa Utama ke atas yang bisa mentransformasikan wujud ilusi. Semakin lama wujud ilusi itu ada, kemampuannya semakin mendekati wujud asli. Baru saja Ling Yun menghancurkan wujud ilusi terakhir Dewa Perang, tapi itu adalah hasil transformasi sejak Perang Dewa Iblis, setidaknya sudah puluhan ribu tahun dari hari ini. Artinya, kemampuan wujud ilusi ini sangat kuat. Bahkan jika Dewa Api Li Huo memegang Pedang Panjang di tangan Ling Yun, mustahil bisa langsung menghancurkan wujud ilusi Dewa Perang."
"Oh?" Cahaya aneh berkedip di mata Amy... Ternyata begini keadaannya.
Dewa Perang sendiri tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Ia terdiam sejenak, menyadari benar-benar tak bisa merasakan hubungan dengan wujud ilusinya, barulah tahu ini kenyataan!
"Ah～～～" Aib besar! Dengan raungan panjang, wujud administratif Dewa Perang mengembang jenggotnya, memaksa menghancurkan tongkat giok dingin berusia miliaran tahun di tangannya!
Siapapun remaja ini, siapapun yang melindunginya, harus dibunuh! Dewa Perang mengaum sambil menampakkan wujud aslinya di langit!
Persis saat Yang Mulia Dewa Perang meledak amarahnya, gumpalan cahaya putih tiba-tiba jatuh dari dunia dewa. Di belakang cahaya itu terlihat Yang Mulia Dewi Bulan Danir dengan rambut acak-acakan tanpa pakaian resmi dewa, wajah panik!
Yang Mulia Dewi Bulan sampai tak sopan seperti ini?!
