Para dewa memiliki umur puluhan ribu tahun. Waktu yang panjang memungkinkan mereka menyempurnakan semua tata krama dunia dewa - bagi para dewa, etiket setara dengan kewibawaan ilahi. Bahkan saat menangani urusan di kuil sendiri, pakaian harus sesuai skala, apalagi saat bertemu dua utusan peri.
Tapi tak ada dewa yang menertawakan Yang Mulia Dewi Bulan yang datang sendirian, karena mereka sudah tahu penyebab kepanikannya - dua Yang Mulia Utusan Elemental Tanah dan Es ternyata sedang bertarung sengit di atas Benua Eminoll!
Elemental tanah yang berwatak keras tiba-tiba menghantam wajah Yang Mulia Irlandes dengan kepalan tangan. Kekuatan utusan peri yang luar biasa membuat suara pukulan di wajah itu menggema ke seluruh hamparan bumi!
Utusan elemental es terdiam sejenak. Ia sama sekali tidak percaya bahwa rekan utusan peri yang telah menjalin hubungan baik selama puluhan ribu tahun tiba-tiba melakukan tindakan sembrono seperti ini. Setelah keheranan mereda, Yang Mulia Irlandes tak lagi bisa menahan malu. Enam lengan berbentuk kepingan salju muncul dari tubuhnya, mengangkat utusan elemental tanah tinggi-tinggi lalu melemparkannya keras-keras ke tanah!
BUM! Tubuh utusan elemental tanah menghantam bumi dan menciptakan kawah bundar sedalam 200+ meter dengan radius beberapa li! Namun dewa tanah purba sama sekali tidak terluka. Malah seketika itu ia menyerap lebih banyak kekuatan elemental tanah dari bumi. Dengan kidungan magisnya, Dataran Bunga yang luas bergejolak bagai air mendidih. Puluhan ribu batu sebesar bukit terangkat dari tanah dengan gemuruh, menghujani Yang Mulia Irlandes yang berdiri tegak di udara bagai hujan deras...
Beberapa tarikan napas kemudian, seluruh Eminoll berguncang hebat. Gemuruh seperti halilintar terdengar dari kedalaman bumi. Tiga sungai besar mengalir terbalik. Hutan-hutan di luar hutan peri bergetar hebat dengan erangan, pohon-pohon raksasa tumbang berjamaah. Daerah pesisir diterjang tsunami setinggi beberapa meter. Pulau-pulau kecil satu per satu tenggelam di bawah permukaan laut...
Dewa Cahaya dan Dewi Kebijaksanaan bersama-sama menahan Dewa Perang yang sedang murka hingga ingin bertarung mati-matian. Dewa Perang terpaksa menggemeratakkan gigitannya menahan amarah yang membara di hatinya, kembali ke formasi besar Dua Belas Dewa Zodiak Zhou Tian - Jika benar-benar membiarkan dua Utusan Peri bertarung sepenuhnya, itu sama saja mengorbankan seluruh Benua Eminoll di luar Hutan Peri.
Dalam rencana Yang Mulia Dewa Ayah, Lima Utusan Peri diciptakan untuk membangun dunia, mewakili kekuatan statis. Sedangkan Dua Belas Dewa Zodiak bertugas menjaga stabilitas dunia, mewakili kekuatan dinamis. Pada dasarnya kedua kekuatan ini saling melengkapi, atau lebih tepatnya saling membatasi. Ketika Dua Belas Dewa Utama beserta para Raja Dewa melepaskan kekuatan mereka secara bersamaan, secara garis besar dapat menyeimbangkan kekuatan Lima Utusan Peri yang berasal dari dunia upper elf.
Saat ini hanyalah perang antara dua Utusan Peri. Dewi Bulan Danir tiba di detik-detik terakhir. Begitu kekuatan Duabelas Istana Zodiak Zhou Tian mulai beroperasi, siklus energi langsung terbentuk tanpa henti, berusaha keras menstabilkan Benua Eminoll agar tidak mengalami keruntuhan besar. Para dewa tingkat dua dan tiga di bawah Duabelas Istana mengerahkan seluruh kekuatan ilahi mereka, berusaha menghadang aliran energi yang beterbangan dan pecahan hujan meteor yang berserakan dari pertempuran sengit kedua Yang Mulia.
Pada saat ini, sudut pandang para dewa langit menjadi jelas seketika. Kecuali para dewa tingkat dua dan tiga dari Kuil Dewi Bulan yang belum tiba, semua dewa dari Lima Kuil Utama melindungi Legiun Kekaisaran Benua Eminoll. Sementara enam Kuil Generasi Baru berkonsentrasi mempertahankan wilayah udara di atas Legiun Benua Fanos.
Hal lain yang mengejutkan para dewa terjadi: Pada saat perang Utusan Peri meletus, di arah barat daya yang sangat jauh - tepatnya di atas wilayah bekas Kekaisaran Xius, beberapa dewa muncul dengan cepat dan bersama-sama melepaskan kekuatan ilahi untuk melindungi hamparan tanah yang luas. Dari kejauhan, ternyata mereka adalah orang-orang kuat setara Dewa Utama dari ras sebelumnya yang selama ini bersembunyi di Pulau Iblis.
Tidak heran, Legiun Pulau Iblis selama bertahun-tahun selalu bergerak teratur. Rupanya ada sosok setingkat Dewa Utama yang secara terang-terangan memberikan dukungan.
Perang di langit berlangsung selama sembilan hari satu malam!
"Awan kabut hitam menelan matahari, bulan, dan bintang-bintang, bumi yang luas gemetar dalam tangisan, perang para orang kuat tanpa pihak yang menang." Inilah yang disebut Perang Sembilan Hari Utusan Peri dalam syair para Bard.
Awalnya, tentara dan rakyat di darat panik luar biasa. Lambat laun mereka tenang karena tidak melihat kerusakan nyata - orang bodoh selalu mendapat kebahagiaan. Mereka tentu tak tahu, jika bukan karena ratusan dewa di langit, bukan hanya kehidupan di Dataran Bunga, mungkin seluruh Benua Eminoll yang bisa selamat hanyalah ras elf hutan.
Selama sembilan hari sembilan malam ini, seluruh Dataran Bunga mengalami perubahan besar-besaran!
Yang Mulia High Elf elemen tanah terus memperkuat keunggulannya untuk memenangkan perang ini - dengan cara paling sederhana: memaksa permukaan Dataran Bunga terus meninggi hingga membentuk puncak gunung setinggi lebih dari 5000 meter di atas dataran. Kedua kaki utusan peri ini tertancap dalam gunung, memperoleh kekuatan dari bumi tanpa henti, mengerahkan energi purba unsur tanah semesta sepenuhnya, sehingga mendominasi penuh jalannya perang.
Utusan peri tanah menghitung strateginya. Ia berharap dengan cara ini memaksa Irlandes menggunakan metode serupa. Akhirnya, menyebabkan turunnya salju lebat di seluruh Dataran Bunga.
Sayangnya... hehe... Yang Mulia Irlandes benar-benar "cerdas bagai es dan salju". Semua trik licik ini terlihat jelas. Di saat genting, Irlandes menarik diri dari perang dan tersenyum tipis: "Aku paham maksudmu, tapi tak ada kewajiban bagiku untuk memenuhi keinginanmu."
Usai berkata, Irlandes menunjuk langit dan memanggil pulang semua elemental es yang melayang di atas Dataran Bunga. Kemudian Yang Mulia kembali ke Menara Permohonan atribut es di dunia upper elf - tak ada dewa berani membuat keributan di Menara Permohonan es wilayah peri tingkat tinggi.
Karena elemental es telah sepenuhnya menghilang, ditambah dengan langit yang dipenuhi elemental tanah selama perang besar sebelumnya. Sejak saat itu, langit Dataran Bunga mulai diguyur hujan deras - hujan lumpur hitam legam yang mengalir gemuruh, seolah-olah seseorang menuangkannya dari langit menggunakan baskom kayu.
Hujan ini turun tanpa henti selama 78 hari! Mengubah Dataran Bunga menjadi wilayah banjir! Untungnya, tanah merah Dataran Bunga memiliki permeabilitas terbaik di antara berbagai jenis tanah di Benua Eminoll, jika tidak Perang Para Dewa pasti akan menciptakan rawa-rawa besar kedua.
Perang antara dua utusan peri ini baru diketahui publik puluhan tahun setelah Perang Para Dewa berakhir melalui berbagai saluran. Namun sebelumnya, dunia telah menyaksikan perubahan menakjubkan dari perang ini - Dataran Bunga terbelah oleh pegunungan tinggi membentang ribuan li dari utara ke selatan; Sungai Mississippi terpaksa dialihkan dan akhirnya bersatu dengan Sungai Fan Shui mengalir ke selatan; Pegunungan Lánshān yang mengalami kebakaran dan erosi angin selama perang ini mengalami banyak longsor, memungkinkan udara lembab masuk ke jantung gurun. Kurang dari seabad kemudian, 50% wilayah Kekaisaran Gurun berubah menjadi padang rumput... Laut berubah menjadi daratan!
Setelah Perang Para Dewa berakhir, Yang Mulia Irlandes baru mengembalikan elemental es. Sejak itu, Dataran Bunga dihiasi rangkaian puncak salju yang menjulang tinggi menyentuh awan.
Amy dan para perwira lainnya tidak menyangka hujan deras ini bisa turun terus-menerus selama hampir tiga bulan. Awalnya mereka masih menunggu cuaca cerah, namun setelah dua puluh hari berlalu, awan hitam di langit semakin pekat. Amy berdiskusi dengan beberapa pimpinan kelompok besar, lalu memutuskan melalui Tuan Su Wen untuk menarik pasukan Zona Pertempuran Tongyun dan Kekaisaran Gurun Suci kembali ke kekaisaran masing-masing untuk rekonsolidasi. Lebih dari dua pertiga warga sipil juga dipulangkan ke kampung halaman guna meminimalisir anggaran militer.
Selama periode ini, Amy atas nama Panglima Tertinggi kekaisaran menulis surat kepada Yang Mulia Adipati Fan, Jenderal Zona Ibu Kota. Isinya sederhana dan langsung: merekomendasikan Jenderal Besar Fan untuk melancarkan serangan frontal ketiga ke Skambray saat musim gugur berakhir dan musim dingin tiba, berharap bisa mengakhiri perang ini dalam tahun berjalan. Amy bahkan menyebutkan janjinya sebelumnya kepada Yang Mulia Hongshi untuk memulangkan Sang Kaisar ke ibukota sebelum akhir tahun - ini tentu tekanan implisit bagi Jenderal Fan. Surat ini dilampiri rencana detail Pertempuran Kedua Skambray yang telah disusun sebelumnya.
Kesatria Naga angin Anqiu Sheng yang bertugas mengantarkan surat ini kembali mengunjungi tempat yang pernah didatanginya.
Kota Skambray sekarang dikepung rapat oleh tentara kekaisaran. Tiga lapis parit pertahanan dalam dan tiga lapis luar dengan total enam garis pertahanan telah digali. 90.000 pasukan elit kekaisaran, 80.000 pasukan pendekar, serta 200.000 warga sipil berpatroli siang dan malam.
Dibandingkan dengan Dataran Bunga, cuaca di Skambray yang terletak di zona sedang sebelah utara benua sangat baik. Benar-benar cuaca cerah di musim gugur dengan langit biru bersih tanpa sedikitpun awan, apalagi hujan. Menurut strategi perang kuno, ini benar-benar waktu terbaik untuk mengerahkan pasukan.
Situasi di dalam Kota Skambray justru sangat buruk. Lebih dari 60% personel militer Farnorth telah tewas akibat epidemi, termasuk banyak perwira berpangkat komandan resimen ke atas. Jumlah penduduk asli Skambray yang meninggal karena epidemi dan komplikasinya telah melebihi 300.000 orang - sebagian besar korban adalah orang tua dan anak-anak.
Yang lebih buruk lagi, persediaan logistik di Skambray hampir habis. Padahal Yang Mulia Reynold sebelumnya cukup optimis dengan cadangan logistik kota ini. Ia mengira dengan sistem penjatahan, kota ini bisa bertahan 4-6 bulan meski populasi bertambah satu juta jiwa. Sayangnya, ia melupakan dua hal: Pertama, empat tahun lalu saat ia menganugerahkan lebih dari sepuluh ribu gelar kerajaan, sebagian besar penerimanya berasal dari daerah terpencil. Para "raja" ini terus meminta pasokan dari Skambray dengan berbagai alasan, menghabiskan 70-80% cadangan sebelumnya. Kedua, setelah kelompok Amy merebut kembali inisiatif strategis, mereka konsisten menerapkan kebijakan besi berdarah. Daerah penghasil pangan di sekitar Skambray telah dibersihkan, membuat pasokan pangan hanya cukup untuk bertahan.
Oleh karena itu, setelah dua bulan menerapkan sistem rasionalisasi, Skambray jatuh ke dalam bencana kelaparan. Kini sistem tersebut sudah tidak berlaku lagi, digantikan dengan membuka dapur umum di mana setiap penduduk maksimal mendapat satu mangkuk bubur encer bening per hari.
Baik Reynold, Da Hainuo, maupun Yang Mulia Pangeran Suci sama-sama menyadari: Jika kondisi ini berlanjut, Skambray pasti tidak akan sanggup bertahan dua bulan lagi.
Awalnya, untuk mencegah kebocoran rahasia pertahanan kota, Skambray melarang keras warganya pergi. Kini... setelah berdiskusi dengan atasan, pasukan penjaga Skambray mengubah strategi: Mengizinkan keluar tapi melarang masuk. Rohaniwan gereja ditugaskan untuk membujuk warga agar pergi secara sukarela.
Tidak perlu bujukan dari para pastor, penduduk yang hanya mengonsumsi bubur encer sudah sangat ingin meninggalkan kota yang dilanda epidemi dan kelaparan ini. Terutama sebagian kecil warga yang memiliki keturunan langsung masih mengabdi di Kekaisaran - mereka yakin pasukan kerajaan pasti akan memberi keringanan. Rakyat di dalam kota belum tahu bahwa komandan pihak lawan sudah berganti.
Pada tanggal 27 Bulan Ketiga Musim Panas Kalender Sihir tahun kesembilan, sekitar 160 ribu penduduk Skambray pertama meninggalkan kota, berharap dapat melewati lingkaran pertahanan pasukan Kekaisaran.
Sayangnya, meski diizinkan keluar dari kota, mereka justru dihadang di luar tembok.
Sejak hari pertama mengambil alih Pertahanan Skambray, Yang Mulia Jenderal Fan menjalankan strategi Pasukan Bayaran Kecil "hanya boleh masuk tidak boleh keluar" dengan lebih ketat. Tak lama setelah mengambil alih, ia mulai menarik pasukan Legiun Naga Pelangi ke area Gunung Meixisi untuk bertempur. Selanjutnya, semua narapidana berat termasuk tahanan hukuman mati dari Federasi Utara Kekaisaran dikeluarkan dari penjara dan dijadikan "Batalion Dosa". Adipati Fan memberikan janji: siapapun yang menyerahkan lebih dari 100 kepala musuh akan dibebaskan, terlepas dari kejahatan sebelumnya. Namun definisi "kepala musuh" tidak dijelaskan secara spesifik.
Ironisnya... Lebih dari separuh penduduk Skambray yang keluar kota pada tanggal 27 Bulan Ketiga Musim Panas tahun ke-9 Kalender Sihir tewas di tangan "Batalion Dosa" Kekaisaran Amy. Separuhnya lagi selamat karena berada dekat tembok kota sehingga prajurit tidak berani mendekat. Namun... Para pengungsi yang ketakutan ini dilarang masuk kembali oleh pasukan penjaga. Pada hari ke-13, kurang dari 100 orang terakhir dari 160.000 penduduk ditembak mati di bawah tembok Skambray.
"Algojo Skambray" menjadi istilah khusus selama Perang Para Dewa, merujuk pada dua orang: Adipati Fan yang tangannya berlumuran darah rakyat Skambray.
Satunya lagi adalah remaja Ksatria Naga Anqiu Sheng yang berhadapan dengan Adipati Fan.
“Hm, bagus, bagus.” Jenderal Fan membolak-balik surat Amy berkali-kali, mulutnya mengeluarkan decik-decik pujian.
“Kalau... kapan Yang Mulia Jenderal berencana melancarkan perang pengepungan kota?” Anqiu Sheng yang baru saja mengitari Kota Skambray dengan Naga Raksasa di udara telah melihat kondisi kota dengan jelas. Remaja itu sama sekali tidak menyangka bahwa epidemi yang dijanjikan si pirang takkan membahayakan penduduk asli Eminoll ternyata sama sekali berbeda kenyataannya. Dari lubuk hati, Anqiu Sheng mulai membenarkan prediksi Tuan Regu sebelumnya. Ia sangat berharap Perang Pertahanan Skambray cepat berakhir: “Dalam rencana Tuan Regu, diperkirakan akan ada korban 40.000 hingga 60.000 orang untuk menaklukkan Kota Skambray. Bagaimana pertimbangan Yang Mulia?”
