"Setelah kembali dari Ibukota Skambray ke markas besar Pasukan Bayaran Kecil, Anqiu Sheng terus bersama Tuan Regu, tepatnya berada di dekat toilet milik Amy. Menurut Amy: 'Kita selalu butuh orang yang cepat kakinya untuk mengirim surat atau membeli sesuatu.' Adapun alasan sebenarnya, Amy tidak mau mengatakannya, dan Anqiu Sheng juga tak pernah membahasnya."
Namun, meski mengalami perlakuan tidak manusiawi seperti ini, sama sekali tidak memengaruhi suasana hati si kecil. Hal ini membuat Aimi diam-diam kagum. Aimi sendiri tidak bisa membayangkan, jika dirinya harus membersihkan toilet 36 kali (3 kali per jam, sistem kerja 12 jam per hari) setiap hari, apakah masih bisa mempertahankan sikap hidup optimis seperti itu. Oleh karena itu, Aimi pernah berbisik kepada Ling Bao'er dengan perasaan haru: "Langit yang akan menurunkan tanggung jawab besar kepada seseorang, pasti terlebih dahulu menguji kemurnian hatinya, menguras tenaga tulang dan ototnya, membuatnya kelaparan—Aku benar-benar membina anak buahku sesuai standar penciptaan dewa. Sungguh aku orang baik..."
"Benar, benar." Tak disangka, Anqiu Sheng yang sedang membawa tongkat pengaduk tinja dan pispot keluar dari toilet mendengar percakapan itu. Ekspresi wajah Anqiu Sheng penuh keculasan tersenyum, membuat Tuan Aimi yang sudah mendekati kemampuan setengah dewa itu tiba-tiba memerah mukanya sejenak.
Melihat ekspresi wajah Anqiu Sheng yang begitu "berwarna", Aimi akhirnya menggelengkan kepala pasrah: "Tebal muka!"
"Seberapa tebal?" Anqiu Sheng langsung bersemangat bertanya dengan sorot mata berbinar.
Aimi yang terlalu lama bergaul dengan orang-orang jujur seperti Da Qing Shan, Chi Aotian, dan Huo Ensi, sejenak menjadi kehabisan kata. Akhirnya, setelah merenung dalam hati, dia berkata: "Kebandelan muka bisa dibagi menjadi beberapa tingkatan: Pertama, diri sendiri tidak tahu kalau mukanya tebal; Kedua, diri sendiri tahu mukanya tebal, tapi takut orang lain mengetahuinya; Ketiga, semua orang, termasuk diri sendiri, tahu bahwa mukanya tebal."
“Komandan Resimen, menurut Anda saya berada di tingkat keberapa?” Anqiu Sheng bertanya dengan muka tebal.
“Kamu... kamu di tingkat keempat, yang tertinggi: Tidak hanya kamu sendiri yang tahu kalau mukamu tebal, semua orang juga sudah tahu. Kamu malah khawatir orang tidak tahu, jadi terus mengingatkan semua orang. Tingkat ini disebut singkatnya: Tidak punya muka.” Amy tidak bisa menahan diri karena ulah Anqiu Sheng.
“Wah.” Erangan provokatif dari Ksatria Naga berekor botak, “Ringkasan Komandan Resimen sangat brilian, pantas menjadi komandan terhebat dalam hati kami. Tapi... tapi...”
Setelah Anqiu Sheng berkali-kali mengulang kata "tapi", Amy melotot kesal: “Tapi apa?!”
“Tapi, sejak bergabung dengan Pasukan Bayaran Kecil, saya selalu menjadikan Anda panutan. Anda adalah guru dalam hati saya. Sampai sekarang, saya baru mulai memahami esensinya, masih jauh di bawah Anda...!” Anqiu Sheng berkata dengan sangat serius.
“Pergi sana!” Amy langsung menyambar teko teh di meja dan melemparkannya ke Anqiu Sheng. Sang Ksatria Naga Elemen Angin itu dengan kelincahan khasnya, satu tangan memegang tong pengaduk kotoran dan tangan lain membawa pispot keramik, kabur melalui lubang pintu.
Ling Bao'er yang suka cerita ini mendengarkan dengan penuh minat. Melihat Amy tiba-tiba berhenti bercerita, dia segera menarik-narik ujung baju Amy sambil menggoyang-goyangkan: “Kakak, kakak, apakah ketebalan muka ada tingkat kelima?”
Pfft—Amy yang malang langsung tersedak hingga air teh yang baru diminumnya masuk ke paru-paru. Batuk terus-menerus selama sepuluh menit penuh sebelum berhasil mengeluarkan tetesan terakhir dari paru-paru. Sang Raja Tentara Bayaran hampir tewas di tangan anggota internal Pasukan Bayaran Kecil.
Di luar kamar Amy masih ada beberapa pengawal Pasukan Bayaran Kecil. Hasilnya, dialog ini justru melahirkan banyak rumor liar yang lebih kreatif. Misalnya, pada suatu hari, beberapa Kesatria Naga utama Pasukan Bayaran Kecil akan bertarung menguji kemampuan bela diri—tentu saja tanpa melibatkan Da Qing Shan dan Chi Aotian. Ling Yun mengendarai naga tunggangannya yang satu kakinya sudah menginjak kategori Naga Raksasa Epik berunsur api, berteriak keras sambil mengacungkan Tombak Naga menyerang Anqiu Sheng. Tiba-tiba, dengan suara gemerincing, Ling Yun beserta naga epik itu terlempar berguling-guling di udara lebih dari sepuluh kali. Rupanya Ling Yun kurang awas—tombak naganya menghantam muka Anqiu Sheng yang dilindungi "Perisai Kulit Manusia yang Tak Terkalahkan dari Senjata Pusaka" yang melebihi tingkat epik. Sejak itu, peringkat Kesatria Naga di Pasukan Bayaran Kecil pun ditetapkan: Kesatria Naga berekor botak pemilik Senjata Pusaka portabel menduduki posisi pertama.
Setelah menyingkirkan banyak candaan, ketebalan muka Anqiu Sheng memang termasuk yang teratas di Pasukan Bayaran Kecil. Setidaknya, Gersu sebagai Wakil Komandan Keempat merasa tidak mampu menandinginya. Oleh karena itu, selama Anqiu Sheng dikenakan tahanan rumah, setelah terus-menerus merengek selama lebih dari sebulan, akhirnya Gersu terpaksa "meminjamkan" pedang satu tangan Jingga kepada Anqiu Sheng untuk "beberapa hari". Sejak saat itu, Gersu benar-benar memahami makna "satu hari di dalam gua, seribu tahun di luar dunia". "Beberapa hari" ini terasa sangat panjang. Namun kemudian, Gersu diam-diam bersyukur karena telah meminjamkan pedangnya kepada si ceroboh ini.
Pedang bergerigi Ksatria Gelap berbaju zirah berat mengayun turun dengan garang. Semua yang menyaksikan adegan ini tidak menyangka akan ada hasil lain, tapi hasil kedua benar-benar muncul!
Kilatan cahaya jingga menyambar seperti kilat melintasi Dataran Bunga!
Dua Ksatria Gelap di hadapan Anqiu Sheng terlalu percaya pada baju zirah emas mereka. Tanpa gerakan menghindar sedikit pun, pedang Jingga membelah dua pedang bergerigi dan masih menyambar kedua baju zirah emas - seperti pisau memotong mentega. Setelah berdiam sesaat, tubuh kedua Ksatria Gelap itu berjatuhan ke tanah!
Runtuhnya mitos tak terkalahkan baju zirah emas membuat semua Ksatria Gelap terpaku!
Anqiu Sheng menjerit keras, terus menebas beberapa Ksatria Gelap, lalu berbalik dan lari seperti kelinci. Sambil berlari, dia menyumpal mulutnya dengan Seruling Naga dan meniup sekuat tenaga!
Naga Angin Berekor Botak menerobos kabut awan dan mendekat dalam beberapa tarikan napas. Anqiu Sheng melompat ke punggung naga, segera memerintahkan naga untuk menembakkan rentetan bola Naga Api ke tanah. Namun Ksatria Gelap berbaju zirah sama sekali tidak menghindar - bola sebesar telapak tangan itu tak mampu melukai baju zirah emas. Sebaliknya, Pemanah Gelap yang sudah siaga langsung menarik busur panjang, menenun jaring cahaya pelangi di udara. Naga berekor botak itu sedikit terlambat menghindar, tiga empat anak panah menancap di tubuhnya - masuk sedalam lebih dari setengah chi! Pada Perang Sihir-Senjata dulu, Pemanah Gelap saja sudah bisa menyaingi Kesatria Naga, apalagi sekarang.
Melihat situasi memburuk, Anqiu Sheng tidak neko-neko. Dia segera mengangkat naga lebih tinggi, terus mengganggu pasukan di bawah dengan bola Naga Api sambil melindungi mundurnya Pendekar Pedang Magis dan kavaleri ringan dari medan perang.
Amy, Gersu, Su Wen dan yang lain sedang mengobrol di dalam rumah ketika tiba-tiba melihat Anqiu Sheng sendirian mendaratkan naga di halaman. Mereka semua kaget - betapa nekatnya Anqiu Sheng ini, berani melanggar perintah Amy secara terang-terangan. Rupanya hukuman menyikat toilet selama ini sia-sia belaka.
Setelah Anqiu Sheng selesai menceritakan insiden penyergapan, para petinggi Pasukan Bayaran Kecil meski tak bersuara, dalam hati mereka gemetar: Dari mana Kekaisaran Sihir Barat mendapatkan pasukan yang seperti kepiting bisa berjalan seenaknya ini? Mengapa Kekaisaran Sihir Timur sebelumnya tidak mengirimkan kabar?
Sedang memikirkan Kekaisaran Sihir Timur, anggota Pasukan Bayaran Kecil dari luar masuk melapor: "Komandan, ada tiga penyihir di luar yang mengaku sebagai Tetua Pencuri Legendaris Chu Liuxiang Yang Mulia."
Oh? Benar-benar sesuai pepatah kuno: Bicarakan Cao Cao, Cao Cao pun datang. Amy segera memimpin rombongan menyambut.
Kakek ini terlihat memiliki aura seperti Amy dua tahun silam. Meski berusia lanjut, semangatnya masih membara. Sepasang mata tuanya tak rabun malah berkilau. Melihat Amy, ia mengitarinya tiga putaran sambil terus menggerutu.
Amy masih bingung. Awalnya dirinya yang hendak menuntut pertanggungjawaban, tapi sejak si bajingan tua ini datang, malah seolah dia yang berhutang ratusan Koin Ungu.
Tetua Pencuri itu menyeringai dingin dan masuk ke dalam rumah tanpa sepatah kata.
Su Wen segera menceritakan kejadian tadi secara detail, lalu mengutarakan pertanyaan semua orang: "Yang Mulia Tetua Pencuri, sebenarnya siapa yang bertarung dengan para Pendekar pedang magis itu?"
"Hmm..." Kakek itu mengusap dagunya. "Rupanya kalian benar-benar beruntung besar. Gerombolan tua bangka ini malah mengerahkan pasukan khusus! Hehe... Ini hanya membuktikan satu hal: Kalian benar-benar membuat si tua bangka itu kalang kabut."
Setelah merenung sejenak, si tua akhirnya berkata: "Legiun Ksatria Gelap Berbaju Zirah Berat, salah satu aset tersembunyi Guild Penyihir yang tak pernah diungkap ke publik. Saat Guild Penyihir bubar, formasi pasukan ini berjumlah 1287 personel. 893 di antaranya memilih mengabdi pada Kekaisaran Sihir Barat, sisanya bergabung dengan kita. Berdasarkan data historis, setiap kali dikerahkan melawan bajak laut, rasio tempurnya 10:1 - tentu dengan Ksatria Gelap sebagai pihak 1 lawan 10. Hasilnya selalu sama: Legiun Ksatria Gelap tidak menderita korban sama sekali sementara bajak laut dihancurkan total. Bahkan selama Perang Sihir-Senjata, mereka bertahan sampai akhir. Andai saja Energi dalam kristal sihir terkikis habis, mungkin pasukan ini bisa menyelamatkan nasib kekaisaran."
"Apakah ada pasukan penangkal khusus untuk unit ini?" Anqiu Sheng yang berdiri di belakang Amy tak kuasa menahan diri, lalu teringat statusnya yang kurang pantas bicara di forum resmi. Sambil menundukkan kepala, ia menambahkan: "Kecuali kalau itu Kesatria Naga, anggap saja aku tak bicara."
"Perampok legendaris tersenyum tipis: "Pemuda... cepat sekali berpikir. Pasukan terbaik untuk melawan Ksatria Gelap berbaju zirah berat tentu saja Ksatria Naga. Dalam Perang Sihir-Senjata, Aliansi Anti-Sihir memiliki lebih dari 100 Ksatria Naga. Dua pasukan lain juga bisa mengancam Ksatria Gelap berbaju zirah berat, yaitu Ksatria Berat dan Ksatria Binatang Legenda Berzirah. Dengan jarak cukup, Tombak Ksatria bisa menembus zirah berat. Oh, palu perang Kurcaci Hutan juga memiliki daya penghancur yang besar. Tapi pasukan-pasukan ini masih harus menghadapi Pemanah Gelap. Dalam 500 meter, daya penghancur Pemanah Gelap setara dengan pemanah peri paling elit.""
"Bagaimana dengan Legiun Magician Kekaisaran Sihir Barat? Kenapa belum muncul?" Amy mengalihkan topik.
"Kau lebih ingin bertanya tentang Kekaisaran Sihir Timur kan?" Orang tua itu yang sakti karena tua langsung menangkap maksud tersembunyi.
Amy mengusap hidungnya sambil tersenyum.
"Satu kabar baik, satu kabar buruk. Mau dengar yang mana?" Perampok legendaris menggantung teka-teki paling klasik.
"Basa-basi! Tentu yang baik!" Amy merangkul leher sang perampok legendaris, persis seperti saat bersiap membuat taruhan besar abad ini di Pulau Biru Tua dulu. "Meski kabar buruk, pasti ada solusinya. Mustahil kita gelisah karena satu kabar buruk.""
"Berita baik, Kekaisaran Sihir Barat hingga saat ini masih belum mampu mengintegrasikan legiun sihir, sementara situasi perang semakin mendesak. Oleh karena itu, mereka terpaksa membagi para magician level 1 dan 2 menjadi regu-regu berisi 100 orang atau bahkan lebih kecil untuk diterjunkan ke medan perang. Untuk menghindari ledakan massal spirit magis, regu magician maksimal hanya bisa terus-menerus melepaskan sihir level lima. Menurut penilaian kami, kemampuan satu regu 100 orang ini setara dengan seorang Magister Sihir kelas atas."
Senyum simultan muncul di wajah Amy dan Gersu, mengandung nuansa schadenfreude - Dalam perang skala besar sesungguhnya, puluhan magister sihir yang bertempur secara independen hampir tak berarti. Bahkan jika mereka bisa terus-menerus melepaskan mantra pamungkas seperti "Naga Neraka Landa" yang termasuk sihir level lima tertinggi, pengaruhnya terhadap keseluruhan situasi perang tetap minimal. Bahkan para magician ini mungkin saja tewas secara tak terduga oleh sebatang anak panah nyasar.
"Lalu berita buruknya?" Tuan Gersu masih tak bisa menahan diri.
"Berita buruknya adalah Kekaisaran Sihir Timur juga belum berhasil mengkoordinasi legiun sihir mereka. Mungkin... kita akan absen dalam perang besar yang berkepanjangan ini."
Suasana ruangan langsung berubah halus. Kabar ini terlalu mengejutkan! Setelah munculnya Perisai Sihir besar-besaran di wilayah Gereja Suci, cara paling umum yang digunakan pasukan sekutu untuk menstabilkan semangat juang adalah: "Pasukan sekutu dari Kekaisaran Sihir Timur akan segera tiba!"
“Perampok legendaris memandang ekspresi di dalam ruangan, batuk-batuk canggung beberapa kali, akhirnya berkata ragu-ragu: "Sebenarnya... sebenarnya... Kekaisaran Sihir Barat sekarang tidak bisa membahayakan kalian lagi. Oh, Yang Mulia Lin Yushang juga mengatakan akan mengirim 30 Magister Sihir dan 1000 penyihir level satu untuk berjaga di sini."
"Oh..." Wajah Amy sama sekali tanpa ekspresi sambil menepuk-nepuk tangan berkali-kali, "Atas nama Pasukan Bayaran Kecil, atas nama Pasukan Sekutu Benua Eminoll, saya menyampaikan terima kasih tulus atas semangat internasionalisme tanpa pamrih dari Kekaisaran Sihir Timur ini."
"Kalau... kalau tidak ada hal lain, saya akan kembali." Setelah mengucapkan itu, Perampok legendaris memberi hormat dalam-dalam kepada Amy, lalu meninggalkan kemah besar pasukan sekutu bersama dua penyihir lainnya.
Amy tahu persis, penyihir tua itu tadi memberikan penghormatan setara untuk raja. Rupanya urusannya di kedalaman bumi sudah bukan rahasia lagi bagi Dewan Tetua Besar dari Kekaisaran Sihir Timur.
"Mereka... Mengapa Nona Lin Yushang melakukan ini?" Gersu terduduk lama di kursi sambil terus-menerus memegangi telinga panjangnya, bertanya penuh keheranan kepada Tuan Regu.
