"Terakhir kali aku melihat Mingya, wujudnya masih seorang bocah lelaki. Jika penglihatanku tidak salah, berarti Mingya baru mencapai status level dua. Sekalipun itu Naga Suci level dua, tetap tidak bisa dikendarai, kan?" Raja Tentara Bayaran yang muda itu teringat masa lalu ketika Da Qing Shan dengan susah payah membesarkan Lü'er yang bandel, wajahnya langsung berubah pucat seperti orang keracunan.
Yi Hailan tersenyum, rambut pirangnya bergerak tanpa angin: "Oh, itu bukan masalah. Menara Permohonan Elemen Logam memang memiliki daya paksa yang luar biasa. Yang Mulia pernah mengalami langsung dan bahkan bertarung di dalam menara itu, tentu lebih memahami daripada saya. Seperti menara permohonan lainnya, di Menara Permohonan Emas ini, semua energi sihir selain energi elemen logam akan ditolak, sementara Mingya memiliki enam atribut elemen sekaligus. Karena itu, dia sepenuhnya terkurung oleh Menara Permohonan Emas. Begitu keluar, levelnya minimal akan naik dua tingkat, menjadi Naga Suci level empat. Tentu saja bisa dikendarai."
Barulah aku mengerti. Kini ketika Amy mengingat kembali kenekatannya memasuki Menara Permohonan Elemen Logam dulu, itu benar-benar seperti mencari kematian. Jika saja Pedang Batu Meteor Biru yang juga mengandung kekuatan elemen logam tidak meledakkan energinya di saat kritis, mungkin tulang belulang Amy, Ling Bao'er, Shui Wuhen dan yang lain sudah lama menjadi kerangka yang terjemur.
Tiga kapal cepat 16 layar dan pelaut terbaik mudah disiapkan. Mengenai siapa yang akan menemani Tuan Regu kembali ke Benua Eminoll, Da Qing Shan, Ling Bao'er, dan beberapa pejabat muda Pasukan Bayaran Kecil memiliki ide serupa. Namun akhirnya, Amy memilih Chi Aotian. Alasannya sederhana: Dalam Pasukan Ekspedisi Benua Fanos yang baru dibentuk, pengaruh Pulau Iblis yang diwakili Yi Hailan sangat besar. Daya tarik dan kemampuan persuasi Yi Hailan sangat mengerikan. Pasukan Ekspedisi Benua Eminoll asli sendiri terdiri dari banyak kelompok, yang sebelumnya hanya Amy yang bisa mengkoordinasikannya. Di antara para pejabat Pasukan Bayaran Kecil, dari segi prestise dan rasionalitas, Da Qing Shan adalah kandidat terbaik. Ditambah dengan kelicinan Huo Ensi, setidaknya mereka tidak akan membuat kesalahan. Sedangkan Chi Aotian yang berwatak keras ini, lebih baik dibawa bersama agar lebih tenang. Selain itu, untuk kembali ke Benua Eminoll dan mengejar armada kapal lagi, harus melintasi ribuan mil samudera. Hanya Yao Li dan Lü'er yang memiliki kemampuan terbang luar biasa seperti ini.
Perjalanan kembali ke Eminoll hanya bisa digambarkan dengan empat kata: tanpa kejutan atau bahaya.
Armada menyusuri tepi benua ke timur, mengitari tanjung Kekaisaran Tentara Bayaran, dan akhirnya merapat di sebuah teluk kecil di timur Hutan Peri - Kerusakan parah di "Kolam Pemurnian Hati" membuat Amy benar-benar malu bertemu kenalan lama. Ah... Pengalaman seperti ini bukan pertama kalinya bagi Amy, tetapi setiap kali selalu menjadi penderitaan tak tertahankan dalam hidupnya!
"Para tetua elf mengetahui bahwa Wali Kerajaan telah kembali ke Hutan Peri, segera mengirim utusan untuk menyambut sekaligus menanyakan kabar Sang Ratu. Amy hanya menjawab sekenanya, khawatir para tetua curiga, Amy mengajukan saran kecil: Hutan Peri dapat mengirim tambahan 1000 pemanah peri, segera naik tiga kapal cepat untuk menyusul Pasukan Ekspedisi."
"Kini lebih dari separuh Hutan Peri telah disegel oleh sihir kuat. Melalui cahaya sihir redup, bahkan terlihat makhluk-makhluk yang tertidur di hutan tersegel, sesekali tampak elf hutan berdarah biru yang sedang terlelap."
"Beberapa tetua elf menemani Amy ke gua peri terdekat, langsung membuka Gerbang Dunia Peri. Melalui dunia peri, mereka tiba di depan Menara Permohonan Elemen Logam."
"'Cukup Aku dan Chi Aotian yang masuk, para tetua bisa beristirahat.' Saat tidak terkait uang, Amy selalu sopan."
"Beberapa tetua memberi hormat lalu mundur dengan khidmat - semakin mulia suatu ras, semakin paham batas yang semestinya."
"Pertama kali berdiri di depan Menara Permohonan, Chi Aotian masih agak gugup, tangannya mencengkeram pedang dengan erat. Amy tersenyum: 'Tidak perlu, sama sekali tidak perlu. Ke sini, aku merasa seperti kembali ke rumah keduaku.'"
Perkataan Amy mengandung makna tersirat, pastinya dia tidak sedang membicarakan Mingya, melainkan sosok lain di Hutan Peri yang menggugah hatinya. Tentu saja, termasuk kedua putranya. Dikatakan, kedua anak itu kini sudah berusia enam tahun - menurut para Elders Elf, anak elf berusia enam tahun setara dengan bayi manusia 6-8 bulan; namun anak half-elf berusia enam tahun seharusnya setara dengan anak manusia berusia satu tahun.
Mengenai kondisi Yingying saat ini, Amy tidak banyak mengetahui. Ini bukan karena para Elf Hutan sengaja menyembunyikan. Jika harus disalahkan, salahkan Yingying sendiri. Gadis itu berwatak keras kepala, membesarkan dua anak di rumah tua kakek-neneknya, hidup dalam kesederhanaan sejati, jarang muncul di depan umum; bahkan rupa kedua anaknya pun tidak diketahui elf-elf lain.
Ah... Amy tak kuasa menghela napas panjang. Di dunia ini, seolah... tak ada yang bisa mengalahkannya. Meski berhadapan dengan Dewa Naga, Dewa Pencipta, Dewa Kehancuran, dia selalu punya siasat. Tapi menghadapi Yingying... ah--
Chi Aotian bingung memandang Komandan Resimen yang tadi masih penuh semangat. Dengan pengamatannya yang seadanya, mustahil menemukan rahasia di balik ini - pria ini benar-benar berkarakter lebih kasar dari batu gilingan.
Pintu Menara Permohonan Emas tetap dingin seperti dulu. Saat pintu terbuka, kegelapan menyelimuti interior menara.
Dua komandan Pasukan Bayaran Kecil melangkah masuk ke Menara Permohonan. Segera terjadi perubahan besar di dalamnya. Di depan mata Amy dan Chi Aotian tiba-tiba muncul sebuah gua yang menyerupai tambang. Di sekeliling mereka, tergantung logam yang membeku dalam bentuk heksagonal - ini sangat berbeda dengan pemandangan saat Amy memasuki Menara Permohonan sebelumnya. Tapi ini wajar, pemandangan di dalam Menara Permohonan memang selalu berubah-ubah secara acak. Apalagi, saat kunjungan terakhir Amy, masih ada keturunan dewa antardimensi di dalam menara ini. Dengan demikian, pemandangan saat ini mungkin merupakan wujud asli Menara Permohonan.
Di dalam tambang logam, terlihat jalan kecil berkelok-kelok yang menanjak ke atas - ini kemungkinan masih merupakan kerangka Raja Naga Gila Bersayap Enam dari Menara Permohonan Elemen Logam. Amy yang sangat teliti, bahkan bisa mengingat dengan jelas alur tulang Naga Raksasa yang melayang di kekosongan itu saat menutup matanya.
Berbekal peralatan panjat lengkap, Amy dan Aotian berhasil mendaki ke lantai dua Menara Permohonan dengan lancar.
Memasuki lantai dua Menara Permohonan, lingkungan kembali berubah drastis: Matahari merah mulai terbit dari langit timur, hamparan rumput hijau tak berujung membentang di depan mata, diselingi rumpun pepohonan kecil. Aroma pedesaan yang kental tercium di setiap tarikan napas. Di antara hamparan hijau itu, ratusan makhluk kecil berbentuk aneh berlarian - jelas bahwa semua makhluk ini berasal dari pikiran pemilik perlindungan.
Di antara para komandan Pasukan Bayaran Kecil, Amy dan Da Qing Shan adalah yang paling sering memasuki perlindungan. Mulai dari gua bawah tanah Yin Feng yang pertama, hingga pertemuan dengan Daifu kemudian, pengalaman mereka bisa ditulis menjadi "Ensiklopedia Perlindungan". Amy bahkan menjadi ahli terhebat dalam bidang ini. Pengalaman Huo Ensi dan Chi Aotian dalam hal perlindungan jauh lebih sedikit, terutama Chi Aotian – meski manusia, kemampuan persepsi sihirnya sangat minim. Selain pengalaman di Pulau Iblis, ini kali kedua Chi Aotian melihat Bidang Kekuasaan kelas sejati.
"Kamu yakin Naga Raksasa itu benar-benar ada di sini?" Chi Aotian yang biasanya pendek bicara kini terpaksa mengonfirmasi dengan Amy. Perbedaan antara tanah subur di depan mata dengan Naga Raksasa kejam dalam legenda terlalu mencolok.
Amy mengangguk sambil tersenyum. Di dunia ini, jika Amy mengaku nomor dua dalam pengetahuan tentang Naga, takkan ada yang berani mengklaim diri sebagai terhebat di dunia – kemampuan untuk memahami watak Naga Suci hingga bisa "mempermainkan" banyak dari mereka di jari-jarinya, benar-benar belum pernah ada sebelumnya.
Amy pertama-tama menunduk memeriksa rumput dengan cermat, lalu menghirup udara beberapa kali. Kemudian, ia melihat posisi Matahari dengan teliti. Terakhir, dengan langkah ringan ia berjingkat-jingkat memasuki hutan berdaun lebar yang jarang.
Setengah berjongkok, Amy membuka sehelai daun besar yang menutupi, dan di bawahnya benar-benar terlihat seorang bocah lelaki - Di antara semua ras, tak ada yang lebih pandai menikmati hidup selain Klan Naga: Tidur siang harus berbaring di bawah sinar matahari, membiarkan hangatnya mentari menyinari perut kecil mereka; Untuk kenyamanan ekstra, mereka pasti akan memunculkan daun besar untuk menutupi mata agar terhindar dari cahaya langsung; Bahkan demi sensasi lebih, hidung mereka harus mengeluarkan gelembung ingus raksasa... Sungguh, semakin dipermak, semakin nyaman.
Pandangan Chi Aotian menembus bahu Amy dan mendarat di wajah bocah itu. Ia segera yakin ini pasti versi anak-anak Naga Suci - Ekspresi anak ini persis seperti Lü'er di masa lalu. Oh, jika harus mencari perbedaan, Yang Mulia Lü'er tampak sedikit lebih jahat dibanding bocah ini... Tuan Chi Aotian tentu tak tahu bahwa di masa paling awal, Lü'er juga pernah sepolos dan selucu bocah di depan matanya ini. Namun setelah bertemu pria paruh baya jahat yang tak lain adalah pamannya sendiri, sambil menerima perlakuan semena-mena, ia juga cepat menyerap berbagai kebiasaan buruk. Benarlah pepatah: Belajar baik butuh tiga tahun, belajar jahat cuma tiga hari.
Enam indera Naga adalah hal yang sangat aneh. Jika merasakan ancaman, mereka bisa mendeteksinya dari jarak sangat jauh; namun jika tidak ada ancaman, Naga Raksasa benar-benar memilih untuk tidur panjang tanpa terbangun - apalagi Mingya yang secara fisiologis maupun mental masih merupakan anak yang sedang bertumbuh.
Melihat ekspresi Mingya, Amy teringat masa kecil Lü'er yang tidur nyenyak sambil merebut selimut beludru Yang Mulia Hongshi. Secara refleks meraih dendeng kadal, tiba-tiba ia tersadar - sejak Yang Mulia Pai Luo Te memanggil Lü'er menghadiri rapat Utusan Naga Suci, Lü'er sudah kebal terhadap dendeng kadal sehingga makanan itu pun menghilang dari tas ranselnya. Meski demikian, Amy mengingat trik lamanya untuk menghadapi Lü'er. Dengan jari tengah ditekuk ke ibu jari, ia bersiap memberikan "salam" penuh semangat berkilauan ke dahi kecil Mingya.
Tak disangka, Mingya yang sudah kesal sejak daun diambilnya dalam tidur, kini merasakan ancaman tipis itu. Tanpa peringatan apapun, naga kecil itu langsung memasuki fase Kemarahan dalam tidur! Langit tiba-tiba dipenuhi awan hitam pekat. Dalam sekejap, kilat berwarna-warni menghujam deras disertai suara "Krack!" yang mengguntur!
Chi Aotian bereaksi sangat cepat——di hadapan Lü'er, pemandangan serupa telah muncul terlalu sering. Tanpa peduli harga diri, dia langsung duduk terjatuh ke tanah. Pemikiran dan gerakan ini sebenarnya tidak salah. Sesuai karakteristik serangan elemen petir, dalam serangan massal, kilat cenderung menyambar objek yang lebih tinggi. Namun masalah utamanya sekarang adalah, Yang Mulia Raja Tentara Bayaran Amy yang agung memiliki Cincin Kegelapan yang berisi dua utusan peri tingkat rendah dan tujuh roh atas. Utusan peri angin dan air seketika membangun perisai perlindungan. Kilat berwarna-warni pun mencari target alternatif, menghujani kepala Chi Aotian dengan gemerincing——sebenarnya jika dipikir-pikir, melihat pria sekeren Aotian yang bahkan tampilannya sangat memukau ini, mengalami siksaan kilat hingga berbentuk menyedihkan, memang merupakan pemandangan yang cukup langka.
"Hmm~~" Amy menghela napas melihat rekan di sampingnya, "Sebagai seorang penguasa tertinggi, Yang Mulia seharusnya tetap tenang meski gunung Tai runtuh di depan mata. Bagaimana caramu memimpin bawahan nanti?" Sebenarnya Amy ingin mengatakan "Penampilanmu sekarang di hadapan dua adik peri ini sangat mirip dengan produk limbah biologis tertentu", tapi mengingat muka Chi Aotian yang tipis, Amy khawatir perkataannya malah akan membakar diri sendiri. Akhirnya dia memilih ungkapan yang lebih halus.
Dengan keributan di sekitarnya, bahkan saraf Mingya yang tebal pun tak mungkin tak bereaksi. Bocah lelaki itu menutup mulutnya dengan tangan sambil menguap lebar, begitu mata mengantuknya terbuka, langsung terpaku dalam keadaan beku!
Di dunia ini, banyak hal yang aneh seperti ini.
Di Kekaisaran Tentara Bayaran yang terletak di ujung selatan Benua Eminoll, terdapat makhluk raksasa bernama gajah. Naga Tanah terbesar pun ukurannya tak mencapai sepertiga gajah, dengan berat badan berbeda empat lima kali lipat. Orang sering menggunakan istilah "sembilan sapi dua harimau" untuk menggambarkan kekuatan besar, namun sebenarnya seekor gajah bisa dengan mudah mengalahkan sepuluh sapi dan sepuluh harimau dalam adu kekuatan. Tapi setelah dijinakkan, cukup ikat tali rami di kaki depan, baik ditarik oleh orang dewasa maupun anak kecil, gajah akan patuh mengikuti. Alasannya sederhana: Saat kecil, gajah diikat dengan tali rami ke tiang besi. Bayi gajah yang tak punya kekuatan tentu tak bisa melepaskan diri. Sejak itu, ia takluk pada tali rami. Ketika dewasa meski kekuatannya puluhan kali lipat, dalam alam bawah sadarnya tak akan pernah menantang "musuh tak terkalahkan" berupa tali rami.
Saat ini situasinya agak mirip dengan gajah, Mingya sejak awal tidak pernah meninggalkan Menara Permohonan Elemen Logam ini; Ia sendiri mendapat perlindungan dari sisa-sisa Raja Naga Gila Bersayap Enam dari dimensi sebelumnya, kekuatan dewa antardimensi yang terkurung selama puluhan ribu tahun terus tertekan; Setelah Mingya menetas, sisa bangsa dewa antardimensi tidak mampu mempengaruhinya. Jadi, Amy delapan tahun yang lalu sebenarnya adalah spesies cerdas pertama yang dihubungi Mingya.
Seperti yang diketahui umum, bagaimanapun situasinya, wajah Amy selalu dihiasi senyum malaikat, senyum penuh keyakinan yang menguasai hamparan bumi. Yang Mulia Chi Hanfeng yang telah meninggal pernah menilai senyum Amy seperti ini: "Dari yang berusia 99 tahun hingga anak yang baru bisa berjalan, selama punya mata, pasti akan tertipu, bahkan langsung terpana seketika."
Mingya tentu tidak bisa lolos dari lingkaran kutipan Chi Hanfeng. Jika bukan karena gemuruh suara di luar Menara Permohonan, saat itu Amy pasti sudah berhasil menipu anak naga bodoh yang polos ini untuk kabur.
Wa— Mingya jelas terlalu bersemangat, tiba-tiba membuka mulutnya dan menangis keras: "Kamu～～kalian semua sudah tidak mau aku, sudah setahun lebih, kamu tidak datang menjenguk～～wa—wa—" Satu bulan di dalam Menara Permohonan Elemen Logam setara dengan satu tahun di luar.
Sambil menangis, Mingya mengambil ujung baju Amy, mengusap ingus dan air mata ke sana seolah menemukan keluarga setelah lama terpisah.
“Ah——Oh——” Chi Aotian menjerit dalam hati, pemandangan di depan matanya terasa agak familiar, seolah... dulu ketika Ling Bao'er memimpin pasukan peri menyeberangi dua kekaisaran ribuan li untuk mencapai ibukota, ada perasaan serupa.
Amy tentu tak tahu Tuan Muda kedua Keluarga Chi punya pikiran tak senonoh seperti ini. Ia setengah berjongkok, mengelus kepala bocah lelaki itu: "Aku juga selalu merindukanmu. Ini, kubawakan mainan untukmu. Pakai ini, dan petir di luar tak akan menyentuhmu."
“Benarkah?” Sepasang mata berkaca-kaca Mingya langsung membulat, menyaksikan Amy mengeluarkan penutup mata hitam bergaya helm dari sakunya.
Amy dengan senyum menggoyang-goyangkan penutup mata obsidian hitam di depan Mingya, lalu memasangkannya sendiri di wajah bocah itu——Harus diakui, rambut berwarna-warni, kulit putih pucat, penutup mata hitam yang besar, ditambah sepasang gigi taring kecil yang tersenyum——setelah memakai penutup mata, Mingya terlihat sangat menggemaskan, atau lebih tepatnya cantik.
Chi Aotian dan Amy yang berjarak sangat dekat melihat jelas: bagian penutup mata hitam yang menempel pada kulit Mingya perlahan menyebar, membentuk jaring yang merambat ke segala arah sambil memudar warnanya. Di bawah leher Mingya, jaring ini sudah tak bisa dikenali lagi. Bersamaan dengan itu, penutup mata hitam juga perlahan memudar.
“Begini sudah bisa?” Air mata masih menggenang di wajah Mingya, namun mulutnya sudah merekah senang——bagaimanapun masih anak-anak, memakai aksesori baru membuatnya gembira tak terkira.
“Aku juga tidak yakin, mari kita keluar lihat. Jika tidak berhasil, cari cara lain.” Amy berdiri sambil tersenyum, menepuk punggung bocah lelaki itu.
“Oh iya.” Amy dengan poker face mengalihkan topik, “Mingya, maukah kau menjadi sahabat terbaikku?”
Mingya yang tak tahu kalau kalimat biasa ini berisi jebakan, malah mengangguk antusias, “Tentu! Selama ini aku selalu menganggap Kakak Amy sebagai teman terbaikku.”
“Dalam batas kemampuan masing-masing, kita harus saling membantu, bukan?”
Chi Aotian yang menyaksikan senyum manis Amy dari samping, punggungnya berkeringat dingin: Bagaimana bisa aku berteman dengan orang sejahat ini? 'Batas kemampuan' maksudnya cuma menyuruh orang menggendongmu terbang? Dasar licik, tingkat kemahirannya benar-benar luar biasa.
“Baiklah! Kakak Amy harus sering membantuku nanti ya.” Mingya sama sekali tidak tahu tentang peribahasa klasik 'Penyakit masuk dari mulut, bencana datang dari ucapan' di dunia ini.
Mingya melompat-lompat gembira sambil menarik tangan Amy berlari ke luar. Sebagai tuan rumah sejati perlindungan ini, kehadirannya membuat semua masalah langsung lenyap.
"Sampai di gerbang Menara Permohonan, Mingya masih agak takut. Amy setengah memeluk bocah lelaki itu, lalu menginjakkan kaki dengan tegas keluar dari gerbang Menara Permohonnen... Berbeda sama sekali dengan keluarnya sebelumnya, langit masih membentang biru jernih. Chi Aotian terkejut menemukan bahwa di bawah terik matahari, penutup mata di wajah Mingya menyusut dengan cepat dan memudar, akhirnya menjadi seperti dua tato samar di kulit."
Di luar gerbang, lebih dari sepuluh tetua elf telah menunggu. Melihat Amy keluar, mereka segera mengerumuni: "Yang Mulia, Baginda sudah masuk lebih dari sepuluh hari. Kami sangat khawatir."
"Oh, terima kasih para tetua." Amy tersenyum tipis, "Apakah pasukan elf lanjutan sudah dikirim?"
"Sudah, tujuh hari lalu sudah berangkat dengan kapal. Pemanah dan penyihir masing-masing setengah. Saat itu Baginda tidak menjelaskan detail, jadi kami hanya bisa mengirimkan ini dulu. Jika Baginda merasa kurang, kami akan atur lagi. Hanya... tanpa kapal, perlu Baginda yang mengatur."
"Tidak perlu lagi. Para tetua sudah mengatur dengan baik. Masih perlu bantuan tetua-tetua." Sambil bicara, Amy mengeluarkan dua amplop dari dalam jubah, "Dua surat ini sangat penting. Tolong para tetua kirimkan khusus. Satu untuk Yang Muda Chi Changyun di Benteng Tongyun, satunya lagi untuk Jenderal Moye di Dataran Bunga. Alamat di amplop sudah jelas tertulis." Ini adalah surat tentang pergerakan Pasukan Ekspedisi.
"Baik, Yang Mulia. Omong-omong, tidakkah Baginda akan tinggal beberapa hari lagi?" Para tetua elf mulai bersikap sopan, padahal dalam hati mereka sangat berharap Amy segera kembali merawat Sang Ratu.
“Hehe, kalau aku benar-benar tinggal setahun atau setengah tahun, bukankah ada yang tidak setuju?” Amy tersenyum licik sambil memandangi para tetua yang menundukkan muka penuh rasa bersalah.
“Ayo pergi, ayo pergi.” Sambil berkata demikian, Amy menarik Mingya menuju perlindungan peri terdekat. Chi Aotian memanggil Yao Li Long.
Baru saja ketiganya melangkah sekitar sepuluh meter, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dahsyat dari belakang. Bahkan Amy dan Chi Aotian yang sudah terbiasa dengan perang pun terkejut dan menoleh... Debu beterbangan dari tanah, Menara Permohonan Elemen Logam yang megah itu perlahan-lahan tenggelam ke dalam bumi. Akhirnya, seluruh menara itu menghilang sepenuhnya, seolah tidak pernah ada!
Saat Amy dan Chi Aotian masih terkejut hingga tak bisa berkata-kata, perubahan drastis kembali terjadi di sekitar mereka!
