Pasukan Ekspedisi Eminoll tentu tak tahu situasi terkini Benua Fanos. Armada raksasa berlayar ke tenggara. Di langit, setidaknya selalu ada dua Kesatria Naga dan ratusan ksatria udara yang sedang bertugas, penuh aura pembunuhan.
Pada pertempuran terakhir di Dataran Bunga, pasukan Fanos yang sedang mundur meninggalkan banyak dokumen termasuk peta-peta Fanos dari berbagai periode, bahkan ada atlas militer skala 1:10000. Letak pelabuhan besar Fanos dan ibu kota ditandai dengan jelas. Hasil diskusi Amy, Yi Hailan dkk menyepakati target utama armada Pasukan Ekspedisi adalah: Teluk Lulong - pelabuhan besar berjarak 200 li di utara Kastil St. Stanley, ibu kota Fanos. Dengan ribuan busur ranjang dan beberapa meriam sihir di armada kapal besar, mereka berencana merebut pelabuhan sekaligus lalu langsung mendarat untuk menyerbu Kastil St. Stanley - berbeda dengan ekspedisi pasukan Fanos ke Benua Eminoll dulu yang bisa menyerang diam-diam, kini harus berhadapan langsung. Seperti kata Huo Ensi: "Di jalan sempit, pahlawanlah yang menang!"
Hasilnya di luar dugaan semua perwira senior, armada bahkan belum mendekati Benua Fanos ketika muncul kapal cepat berlayar putih di laut. Ksatria udara Pasukan Ekspedisi langsung turun mendekat dengan cepat. Hampir seratus ksatria udara mengerubungi kapal itu, membuat awak kapal ketakutan terus mengibarkan bendera putih.
Hmm?
Apa maksud orang Fanos ini?
Di antara perwira senior Eminoll, tidak pernah terbayangkan bahwa tokoh-ttokoh berkuasa seperti Reynold, Da Hainuo, dan Paus yang pernah mendominasi, setelah kembali ke Benua Fanos, justru dikenakan tahanan rumah terselubung di sebuah semenanjung berjarak tidak lebih dari puluhan li. Mereka selalu mengira, selama empat tahun ini musuh Fanos pasti mempersiapkan perang dengan berbagai cara. Bisa jadi, begitu armada Pasukan Ekspedisi mendekati tepi pantai, akan disambut serangan ribuan katapul - hem... Peta militer sebaik apapun tidak mungkin menampilkan satu fakta: Fanos sendiri adalah benua yang sangat miskin pepohonan, terutama pohon besar. Ribuan pohon besar yang tersisa sudah habis terkikis dalam perang sebelumnya. Sekarang, janggan katapul besar, bahkan panah berantai ukuran sedang pun hampir tidak bisa diproduksi. Bibit pohon yang ditanam beberapa tahun lalu, sekarang bahkan belum layak untuk dipaku menjadi gada besi.
Alasan kesalahan penilaian ini sederhana - data tentang Fanos terlalu sedikit. Baik Amy, Huo Ensi, Da Qing Shan, maupun Yi Hailan, mereka semua masih kurang memiliki pemahaman dasar tentang kemiskinan Fanos. Karena itu, mereka beranggapan "Fanos telah dikalahkan", padahal sebenarnya tanah tandus ini sudah kehabisan modal untuk berperang kembali.
Kapal cepat memperlambat kecepatan. Perwira yang sedang bertugas dari Pasukan Bayaran Kecil di garis terluar segera menyambut. Semua senar tempat tidur busur besar dibuka, katapul di menara kapal membuka kain anti-air. Dengan suara yang membuat gigi bergemeretak, anak panah sebesar lengan sepanjang meter dimasukkan ke dalam tempat tidur busur besar.
Setelah berunding singkat, kapal cepat Farnorth dihalangi di bagian luar, beberapa orang yang terlihat seperti utusan naik kapal Pasukan Ekspedisi mendekati kapal Amy.
Dentuman naga bergema di langit, Yi Hailan yang mendapat kabar segera mengendarai naga tunggangannya. Naga jahat Pertama Sepanjang Masa itu segera mengepakkan sayapnya kembali setelah menurunkan Yi Hailan - Yin Feng sekarang kesal datang ke kapal Amy. Dulu, hanya Lü'er yang sering berada di kapal. Lü'er dan Yin Feng tidak akur, setiap melihat Yin Feng datang, dia meludah ke laut. Ketika Mingya datang, usia mereka hampir sama, keberanian juga setara, bahkan kemampuan mereka dengan Yin Feng hampir seimbang. Lü'er meski masih kecil tapi licik, menceritakan semua perbuatan Yin Feng masa lalu ke Mingya, terutama pelanggaran Tiga Perjanjian Besar Klan Naga. Mingya tentu tidak punya simpati sedikitpun pada Yin Feng. Ketika Yin Feng datang lagi, dua bocah lelaki itu berdiri berdampingan di geladak tertinggi, meludah ke bawah - paru-paru naga begitu besar, penglihatan mereka tajam, ludah itu melesat lebih cepat dari panah busur kecil, swish, swish. Targetnya tentu tidak perlu disebut lagi.
Melihat Yin Feng kabur lagi dengan panik, dua bocah lelaki itu sambil meludah sebagai penghormatan terakhir, tepuk tangan tertawa terbahak-bahak. Lü'er tertawa sampai tertahan napas, dalam hati berkata: "Sial kau! Sudah menggangguku waktu kecil, tunggulah, saat kau tua nanti, pasti kubawa anak buahku, bersihkan gua nagamu, patahkan kakimu yang berupa naga..."
Yin Feng di udara tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menusuk tanpa alasan, hampir saja terjatuh ke lautan luas.
"Ada situasi apa?" Yi Hailan membuka pintu, menemukan Amy, Da Qing Shan dan beberapa orang lainnya sedang berkumpul.
Amy dengan ceria menyodorkan selembar dokumen. Meski tak berbicara sepatah kata pun, Yi Hailan sudah menebak dari ekspresi puas yang tak sengaja terpancar di wajah Raja Tentara Bayaran ini.
"Apakah para cendekiawan berbakat sudah menunjukkan peranannya?" Yi Hailan bertanya sambil membaca sambil terkekeh. Saat Amy mengutarakan idenya dulu, Yi Hailan sudah merasa trik ini cukup licik, bahkan sempat merasakan rasa ngeri - andai Amy menggunakan metode serupa saat dua pasukan berhadapan di seberang Sungai Sanggan tahun itu, Yi Hailan benar-benar tak tahu cara mengatasinya. Rupanya perang benar-benar mengasah manusia.
Isi dokumen tersebut sangat sederhana: Menyatakan bahwa setelah mendengar kabar Yang Mulia Raja Emas melakukan ekspedisi, merasa sangat khawatir. Mengenai insiden Benua Fanos yang menyinggung keagungan langit sebelumnya, itu sebenarnya merupakan ulah segelintir elemen militer ekstrem. Massa Fanos yang luas tetap mencintai perdamaian dan berharap persahabatan Ai-Fa. Dua benua Ai dan Fa bagaikan hanya dipisahkan sehelai air, bersahabat turun temurun. Proposal imigrasi damai Yang Mulia Amy Raja Emas benar-benar kesempatan sekali dalam ribuan tahun. Sekelompok kecil elemen militer tersebut kini telah diisolasi di suatu tempat oleh rakyat Fanos pencinta damai, mohon Yang Mulia Raja Emas datang memusnahkannya, dan seterusnya.
Setelah membaca semuanya, Yi Hailan masih menyimpan sedikit keraguan terhadap dokumen ini. Dengan pasukan musuh yang sudah di depan mata, wajar jika Benua Fanos merasa panik. Tapi menyerahkan dokumen semacam ini tanpa pertempuran sama sekali, jangan-jangan... ini tipu muslihat untuk membuat Pasukan Ekspedisi lengah, lalu menghabisi mereka sekaligus? Keraguan berkilau di mata Yi Hailan.
Dari empat utusan tersebut, dua di antaranya adalah mantan "tokoh berpengaruh" yang sebelumnya dikirim kembali oleh Amy - satu manusia serigala dan satu centaur. Baik Amy maupun Da Qingshan berasal dari kalangan warga sipil. Setiap kali mengembalikan tokoh-tokoh berpengaruh, keduanya biasanya mengantarkan secara langsung. Karena itu, kedua tokoh ini mengenal Amy dengan baik.
Dua utusan lainnya yang mendengar bahwa mereka sedang berhadapan dengan Dewa Iblis, segera mengasosiasikan pemuda yang tersenyum ramah ini dengan wujud mengerikan sang dewa. Wajah mereka memucat, betis mereka gemetaran, bahkan bicara pun menjadi tak jelas. Akhirnya, dua tokoh berpengaruh tadi yang mengambil alih peran sebagai penerjemah, membuat komunikasi menjadi lebih lancar.
Manusia serigala Dongqiao berbicara dengan artikulasi jelas, pertama-tama menekankan kecintaan rakyat Fanos terhadap perdamaian dan kebencian terhadap pihak yang memprovokasi perang tanpa alasan. Kemudian, dengan pengalaman pribadi mereka, ia menceritakan kondisi terkini Benua Fanos serta pemahaman rakyat Fanos tentang Dewa Iblis Yang Mulia Amy. Saat Dongqiao berbicara, dua utusan lain di sampingnya terus menggigilkan gigi dan bibir sambil memberikan pengakuan, menciptakan kesan yang cukup dramatis. Centaur di sebelahnya hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum getir, untuk apa semua ini? Andai tahu akhirnya begini, mengapa memulai dulu! Persiapan seabad, ekspedisi militer sepuluh tahun, seluruh benua membayar dengan satu generasi, korban jiwa lebih dari satu juta, namun akhirnya berujung kekalahan telak. Dan sekarang harus menyerah seperti ikan di atas talenan, malah mendatangkan Dewa Iblis yang tak tertandingi.
Saat itu, Adam* Ping dan beberapa panglima lainnya juga berdatangan, memberi isyarat agar para utusan mundur sementara.
"Ini bukan jebakan, kan?" Pendeta Kepala Pemuja Api mengernyit penuh curiga, beberapa perwira dari Gereja Suci yang hadir juga segera mengangguk setuju.
Memiliki keraguan seperti ini sangat wajar. Terhadap sosok yang disebut Gui Sha Shen alias Yang Mulia Amy, tentu semua orang sudah sangat familiar. Yang lebih penting, jika dilihat sekilas dari jauh atau hanya bertemu sesekali dalam acara jamuan kelas atas, wah, Amy benar-benar terlihat tak berbahaya seperti bayi, bagai diterpa angin musim semi. Bagaimana mungkin Amy terlihat seperti sosok yang bisa memakan beberapa orang dalam sehari? Jika rumor seperti ini harus dikaitkan dengan Pasukan Bayaran Kecil, mungkin hanya Jenderal Kerangka yang jarang muncul dan Yang Mulia Tayang yang telah meninggal yang cocok, merekalah sosok-sosok jahat sejati.
Kasihan sekali, bahkan tidak tahu pepatah bijak: "Anjing yang menggigit tidak menggonggong".
Yi Hailan mengetuk-ngetuk ujung jarinya di meja dengan cepat, tiba-tiba berkata: "Menurutku, ini tidak seperti jebakan. Luas Benua Fanos setara dengan setengah Benua Eminoll, dengan total populasi tak lebih dari 10 juta. Meskipun perang telah berlangsung di Benua Eminoll selama sepuluh tahun ini, pasukan sekutu Fanos tetap tidak mendapatkan kendali nyata atas dua medan perang utama - Kekaisaran Amy dan Gereja Suci. Meskipun Kekaisaran Tentara Bayaran telah jatuh, keberadaan Benteng Tongyun dan hutan peri membuat Fanos tidak bisa mengirim logistik secara efektif. Benua Fanos tetap menjadi penyedia utama pasukan dan logistik perang... Aku rasa perang yang berkepanjangan ini telah menghabiskan setidaknya sepersepuluh populasi Fanos, belum lagi kerugian materi yang tak terhitung... Dalam situasi seperti ini, syarat yang diajukan Amy sebelumnya sangat menggiurkan. Aku justru akan terkejut jika mereka menolak. Jadi ini bukan jebakan."
Huo Ensi menatap Da Qing Shan, mengangguk pelan: "Aku juga setuju, ini bukan jebakan."
Jari-jari Amy juga mengetuk meja dengan cepat, di dalam hatinya terus menghitung: "Hmm, aku setuju dengan pendapat Saudara Yi dan Huo Ensi, tapi kehati-hatian Yang Mulia Adam* Ping-lah yang benar. Karena ini perundingan, dan lawan sudah mengirim utusan duluan, berarti mereka sudah kehilangan inisiatif. Kalau mau berdamai, pertama-tama harus menyediakan sandera, dan statusnya harus cukup tinggi. Kedua, nanti Da Qing Shan, Chi Aotian, Saudara Yi, Qing Luo, serta beberapa Ksatria Peri Burung Ganas pergi mencari tempat pendaratan di tepi pantai, sebaiknya teluk yang cukup luas dan mudah dipertahankan. Ketiga, kita minta Farnorth menempatkan pasukan disana. Terakhir, yang paling penting, minta persediaan makanan dan gaji - jangan ragu meminta secara berlebihan, makanan boleh sedikit tapi uang semakin banyak semakin baik. Intinya, beri tekanan mutlak pada mereka - mengingat reputasiku sudah sangat buruk, tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan, hehe... Mungkin jika kita tampak lebih bermoral, mereka malah akan memanfaatkannya..."
Fakta besi membuktikan penilaian Amy sangat akurat. Di hati rakyat Farnorth yang telah berjuang puluhan ribu tahun di lingkungan buruk, hanya ada empat kata: kemampuan, kekuatan!
200 tahun setelah berakhirnya Perang Para Dewa, citra positif Aimi si Otak Emas secara bertahap menggantikan citra Hantu Pembawa Maut. Pada masa itu, di kalangan siswa Akademi Ksatria Farnorth mulai muncul diskusi tentang satu topik yang akhirnya menyebar ke tubuh militer: Wabah yang disebarkan Anqiu Sheng, setelah lima hingga enam tahun penyebaran, tingkat fatalitasnya terhadap ork Farnorth terus menurun - dari awalnya tingkat kematian melebihi 80% hingga turun menjadi kurang dari 5%. Dalam empat hingga lima tahun tersebut, telah tumbuh generasi remaja baru. Jika markas besar Benua Farnorth mampu menghentikan rumor tentang Hantu Pembawa Maut, bekerja sama penuh dengan Markas Besar Pasukan Ekspedisi Farnorth, dan melatih pasukan lebih awal, maka saat pasukan sekutu Eminoll dan Pulau Iblis melakukan pendaratan, mereka akan menghadapi setidaknya 100.000 pasukan elit. Meskipun pihak sekutu memiliki komandan jenius seperti Aimi*Haber, Yi Hailan, Huo Ensi, Da Qing Shan, dan Chi Aotian, pihak Farnorth juga memiliki bakat-bakat langka seperti Da Hainuo, Triumvirat Timur, dan Dua Perisai Farnorth. Dengan keunggulan Waktu yang Tepat, Tempat yang Menguntungkan, dan Harmoni Manusia, hasil pertempuran... mungkin akan memiliki akhir yang sama sekali berbeda. Dengan kata lain, secara harfiah, Dewan Tetua Farnorth yang mendorong perundingan damai saat itu sebenarnya adalah Pengkhianat Abadi Farnorth!
Perdebatan ini akhirnya menyebar dari militer hingga ke Dewan Tetua Besar Bersatu Fanos di masa depan. Seluruh dewan tetua membahas masalah ini selama sepuluh hari. Pada akhirnya, Yang Mulia Kuroda Asamizu, cicit generasi keenam dari Yang Mulia Kuroda Hanbei yang dijuluki "jenius licik", menghentikan topik panjang ini dengan satu kalimat: "Saudara-saudara, bahkan jika kita benar-benar memenangkan perang itu, apa untungnya? Apakah kita bisa mendapatkan syarat yang lebih baik daripada yang diusulkan oleh Yang Mulia Raja Tentara Bayaran Aimi*Habo? Lagipula, kalian semua terus mengabaikan fakta bahwa meski Pasukan Sekutu Benua Eminoll mengalami kekalahan telak, mereka masih memiliki hampir 20 Kesatria Naga dan pasukan ksatria terbang yang besar. Kekuatan udara ini cukup untuk menghancurkan semua desa kecil di seluruh benua satu per satu. Setelah kedua pihak menderita kerugian, mungkinkah rakyat Benua Fanos kembali ke Benua Eminoll yang sakral sebagai warga sipil?!"
Suara dingin khas suku rubah bergema di seluruh aula, membuat ratusan tetua dalam dewan perundingan terdiam seribu bahasa. Sejak saat itu, perdebatan ini tidak pernah dilanjutkan lagi!
