Di Benua Fanos, semua orang tahu bahwa di jantung wilayah benua terdapat sebidang tanah subur yang sangat luas, hampir menempati sepersepuluh dari total luas benua. Namun, wilayah subur ini hanya dihuni oleh puluhan ribu makhluk cerdas. Alasannya sederhana: di atas tanah luas ini, kabut tebal menyelimuti langit selama 365 hari dalam setahun. Selain anggota suku Buta dari jantung wilayah, tidak ada manusia biasa yang bisa bertahan dalam kabut ini. Selain itu, wilayah ini juga menjadi blind spot bagi berbagai hewan - selain ikan, bahkan tikus pun tak terlihat dalam kabut. Selama puluhan juta tahun, tempat ini ditetapkan sebagai zona terlarang di seluruh benua dan mendapat julukan mengerikan: Wilayah Kabut Kematian.
Ratusan tahun lalu, ketika cahaya perdamaian menyapu Benua Fanos, penduduk Fanos pernah ingin membuka wilayah subur ini - dibandingkan rawa-rawa, jelas tempat ini lebih layak huni. Tetua-tetua telah berdoa melalui Perawan Suci kepada Tujuh Dewa Utama berkali-kali, bahkan mempersembahkan korban hidup. Sayangnya... permintaan ini tak pernah mendapat jawaban. Tetua juga pernah mengirim ekspedisi penjelajah, namun akhirnya selalu sama: menghilang. Bahkan dengan tali panjang yang diikat di tubuh saat memasuki Wilayah Kabut Kematian, begitu suara tak terdengar lagi, tali tiba-tiba putus sendiri, dan nasib orang di dalam pun sama.
Lama kelamaan, tak ada lagi yang tertarik dengan tempat ini.
Pada tanggal dua bulan kedua musim panas tahun ke-14 Kalender Sihir, Wilayah Kabut Kematian kembali kedatangan sekelompok penantang nekat.
"Kamu yakin ini Jalan Menembus Langit?" Amy memandang Yi Hailan dengan curiga, yang kemudian mengangguk mantap.
Tidak heran Amy curiga, di depan semua orang hanya ada kabut tebal. Di pinggir terlihat sedikit lebih jelas, pohon-pohon besar yang berjajar. Setiap batang pohon sebesar pelukan, pemandangan seperti ini sangat langka di seluruh Benua Fanos, sebelumnya hanya bisa ditemui di sekitar hutan peri.
"Qing Luo, pernahkah kau dengar kabar angin seperti ini: Peri Gelap yang jahat melarikan diri ke luar negeri, ras yang terkutuk oleh dunia akhirnya menemukan hutan sangat lebat di Benua Fanos. Kabut hitam yang menyelimuti hutan ini justru menjadi perlindungan alami mereka. Setelah puluhan ribu tahun, bangsa Peri Hitam yang menyeberangi dunia penciptaan bangkit kembali..."
Alis Qing Luo berkerut perlahan. Ia memiringkan kepala dan berpikir lama, akhirnya menjawab dengan hati-hati: "Maaf, Wali Kerajaan, pengetahuan saya terbatas. Sama sekali belum pernah dengar cerita seperti ini. Tapi... data rahasia seperti ini mungkin hanya bisa ditemukan di perpustakaan tingkat kekaisaran."
Hah~~ Sang Ratu tertawa kecil, menoleh ke Tetua Elf dengan senyuman: "Tetua, kau benar-benar bodoh. Tidak sadarkah? Kabar angin itu baru saja lahir di kepalanya." Beberapa tahun telah berlalu, Ling Bao'er sekarang terlihat berusia tiga belas atau empat belas tahun. Berbagai cobaan yang dialami membuat gadis peri ini tampak lebih matang. Setiap gerak-geriknya mulai memancarkan pesona khas remaja putri.
“Baiklah, karena semua sudah yakin ini bukan tempat persembunyian peri gelap, melainkan yang disebut Jalan Menembus Langit, maka Ling Yun, Huerdu, kalian datang ke sini. Cari beberapa anak muda yang cepat menebang pohon. Cepat, buka jalan di sini.” Amy belakangan sering bilang, manusia di atas tiga puluh hari sudah melewati siang, mustahil lagi mengandalkan tenaga fisik. Pekerjaan berat seperti ini biarlah diserahkan pada anak-anak muda.
Sementara Amy sendiri memberi isyarat pada Lü'er untuk segera mendekat, kembali ke wujud aslinya yang raksasa, mengambil posisi yang cukup nyaman agar Sang Komandan bisa beristirahat – Amy masih malu menggunakan Mingya seperti ini, di sisi lain sudah terbiasa memakai Lü'er. Jika tiba-tiba berganti, mungkin belum terbiasa, bisa-bisa ada tulang yang tertekan. Setidaknya itu alasan yang Amy berikan pada Lü'er.
Menyaksikan pohon demi pohon besar tumbang, Da Qing Shan, Chi Aotian dan yang lain duduk bersila di tanah, diam-diam mengunyah perbekalan kering di tangan. Semua tahu ekspedisi kali ini menuju dunia dewa, tas mereka penuh dengan berbagai gulungan, sedangkan makanan diatur dengan cara paling sederhana.
“Da Qing Shan, tidakkah kau merasa pemandangan saat ini agak mirip... saat kita menantang Naga Jahat Yin Feng dulu?” Amy berkata sambil melirik naga kegelapan yang meringkuk tidur di kejauhan.
Da Qing Shan menelan kue keringnya dengan air putih, mengangguk: “Hm, memang ada kemiripan. Dulu, di posisimu sekarang duduk komandan Pasukan Serigala Salju Perak...”
Ucapan Kesatria Naga Suci tiba-tiba terhenti. Wakil komandan pertama Pasukan Bayaran Kecil yang telah memasuki usia puncak itu memegang kue kering dan kantong air tanpa bergerak lama, akhirnya menghela napas sunyi... Di masa lalu, dari semua tentara bayaran yang hadir saat itu, selain Amy dan dirinya, tak ada yang tersisa: Lima bersaudara prajurit gila tewas di gua Yin Feng, Qianlixue gugur dalam kobaran api, sementara A Feng dan Lao Luo Ke - dua ahli teratas di Papan Peringkat Jiwa Perang - akhirnya tumbang di kolam ujian setelah ekspedisi ke dunia dewa. Da Qing Shan tersenyum getir, diam-diam menggigit kue keringnya lalu mulai mengunyah.
"Ah..." Amy menghela napas panjang. Dari punggung Lü'er, ia membalikkan badan lalu memeluk bahu Da Qing Shan, menepuk-nepuknya keras. "Karena itulah tanggung jawab kita begitu besar."
Kebanyakan orang tak memahami teka-teki antara Amy dan Da Qing Shan. Hanya Huo Ensi dan Chi Aotian yang mengerti. Kisah ini pernah diceritakan oleh Amy dan Da Qing Shan, juga oleh Yang Mulia Locke, bahkan sebelumnya A Feng pun pernah menyebutkannya secara tak sengaja. Keduanya tetap diam. Kematian Yang Mulia Lao Luo Ke dan A Feng telah menjadi simpul tak terurai di hati para pemuda ini.
"Komandan, sudah waktunya berangkat. Kita sudah masuk lebih dari 200 meter." Anqiu Sheng muncul sambil memegang obor, tangannya meraba batang pohon raksasa yang baru ditebang.
“Baik, berangkat!” Amy berdiri, tiba-tiba teringat sesuatu, “Yi Hailan, karena kau bilang ini adalah Bidang Kekuasaan Longshen milik Naga Raksasa, aku punya pertanyaan. Menurut pemahamanku tentang Bidang Kekuasaan...”
Belum sempat Amy menyelesaikan perkataannya, sekitar dua ratus penyihir di sekelilingnya langsung menunjukkan sikap hormat. Di hadapan mereka berdiri Magister Besar Sihir Multi-Unsur yang belum muncul selama 20.000 tahun atau lebih. Mayoritas penyihir setelah mencapai level Magister akan menarik spirit magis elemental dasar ke dalam tubuhnya, namun Magister Besar Multi-Unsur ini justru memiliki dua Utusan Peri yang melekat di tubuhnya. Semua ini menjamin setiap kata Yang Mulia Amy tentang Bidang Kekuasaan akan menjadi hukum mutlak dalam disiplin ilmu Bidang Kekuasaan Magis.
“Setiap Bidang Kekuasaan akan lenyap seketika jika bertemu penyihir berlevel lebih tinggi dari pengendalinya. Kalau begitu, baik Lü'er maupun Mingya seharusnya memiliki level lebih tinggi dari Naga Raksasa di sini. Mengapa mereka tidak bisa langsung menghancurkan Bidang Kekuasaan Longshen ini?”
“Pertama, Lü'er dan Mingya hanya lebih tinggi jabatan daripada Naga Epik, dalam hal level sihir naga, mereka pasti tidak bisa menandingi naga tanah di sini; Kedua, di sini ada utusan peri tanah, sihir naga tidak mungkin menghancurkan Bidang Kekuasaan utusan peri; Ketiga, baik naga tanah maupun utusan peri tanah telah hidup di sini selama ratusan ribu tahun, segala sesuatu di sini sudah menyatu dengan mereka. Tempat ini di masa puluhan juta tahun silam pasti berupa rawa seperti daerah lain di Benua Fanos: Secara bertahap kekuatan peri tanah terkumpul di sini, akhirnya menjadi dataran, seolah tercipta oleh langit dan bumi. Jangankan Lü'er, bahkan jika beberapa Dewa Utama didatangkan, mereka takkan bisa berbuat apa-apa terhadap kabut tebal ini.”
“Tak kusangka Anda sangat berilmu. Ini, hadiah kecil untukmu.” Jarang sekali Amy memuji orang.
“Ah, tidak seberapa.” Senyum Yi Hailan hampir melebar ke telinga, terus merendah, “Dulu di Zhanlan Shengjie saat senggang, saya banyak membaca buku-buku tentang ini, sungguh tidak layak dipuji Yang Mulia...”
Tiba-tiba Yi Hailan berhenti bicara. Alasannya sederhana: Di tengah kabut, ia baru melihat hadiah dari Amy yang ternyata sepotong dendeng kadal berjamur hijau yang sudah disimpan bertahun-tahun, tinggal separuh. “Kamu...” Baru saja Yi Hailan hendak mengutuk, Amy menatapnya: “Oh tidak mau? Lü'er! Lü'er! Lihat hadiah bagus apa yang aku simpan bertahun-tahun ini, pasti kamu suka sekali.”
"Lü'er mendengar panggilan itu, berlari gembira mendekat. Namun saat melihat 'barang bagus' yang dimaksud, mulutnya terbuka lebar seukuran mangkuk besar, hatinya ingin mati."
"Hah..." Amy menghela napas panjang, "Manusia memang selalu suka yang baru. Lihatlah bekas gigitan di sini masih ditinggalkan Lü'er tahun lalu, sekarang sudah dianggap menjijikkan."
"Sudah, sudah." Da Qing Shan yang biasanya pendiam, melihat ekspresi Lü'er yang hampir gila, teringat kata-kata perwalian terakhir ayah Lü'er dulu; hati nuraninya tersentuh, akhirnya memberanikan diri maju.
Area kabut ini benar-benar luas. Setelah berjalan seharian penuh, malam telah tiba namun petualang masih dikelilingi hutan lebat yang sama. Satu-satunya keunggulan penjelajah adalah adanya pemimpin kuat dari Klan Naga seperti Lü'er, Mingya, dan Yin Feng yang membuat mereka tidak tersesat dalam kabut naga ini, juga tidak kehilangan anggota. Meski begitu, kegiatan eksplorasi dan berkemah hampir seribu orang tetap membuat empat komandan utama Pasukan Bayaran Kecil pusing tujuh keliling.
Malam hari, hampir seribu orang, hanya memasang tenda saja menghabiskan setengah shichen.
Hutan dalam kabut terasa sangat sunyi di malam hari. Sayangnya, kabut mistis ini bisa menyusup langsung ke dalam tenda. Meski dipasangi lampu sihir, cahaya redupnya hanya bisa menerangi jarak kurang dari dua chi.
Siang hari meski tidak banyak pekerjaan fisik, tapi terus sibuk bolak-balik terutama membimbing pasukan reguler di luar sistem Pasukan Bayaran Kecil untuk beradaptasi dengan kehidupan eksplorasi ini, tetap membuat Da Qing Shan kelelahan. Setelah merapikan sedikit, Da Qing Shan berencana tidur lebih awal. Besok harus bangun pagi, para perwira pasukan reguler belum pernah punya pengalaman berjalan jauh dengan sepatu tentara, pasti besok ada yang kelelahan sampai tidak bisa bangun. Lü'er sudah lebih dulu menggerutu sambil tidur di tempat tidur dan mulai mendengkur.
Pintu tenda tiba-tiba didorong terbuka. Meski tidak bisa melihat jelas orangnya, Da Qing Shan tetap menggeser tubuh ke dalam lalu berkata: "Kamu belum tidur?"
"Aku? Ini kan sedang menunjukkan perhatian?" Amy tertawa terkekeh, suaranya penuh candaan.
"Ada ide jahat lagi?" Da Qing Shan melirik Tuan Regu.
"Oh... Aku coba ingat, tadi mau bicara apa ya..." Amy menggaruk hidungnya, wajahnya seperti biasa menampilkan senyum licik, "Oh, benar ada urusan penting. Banyak personel militer pertama kali ikut eksplorasi hutan, menurutku mereka sudah kelelahan. Besok kita istirahat sehari saja, siang ngadakan makan-makan kecil untuk meningkatkan semangat juang, gimana? Wakil Komandanku."
"Apa dia sebaik itu?" Pikiran Da Qing Shan melayang, tapi mulutnya tidak mengatakannya. Namun Lü'er yang mendengar acara makan-makan langsung bangun dari tidur lelapnya, setelah berpikir sejenak bertanya dengan hati-hati: "Jangan-jangan... bukan... makan besar dendeng kadal kan?"
“Tentu saja tidak, pasti bisa menemukan daging, anggur, dan sejenisnya. Kita akan segera memasuki dunia dewa, semangat juang harus ditingkatkan bukan diturunkan, bagaimana pendapat Wakil Komandan?” Amy tersenyum manis melihat Da Qing Shan yang merasa ekspresi wajah sang mantan menyiratkan sesuatu...
“Baiklah, aku setuju.” Setelah bertahun-tahun bersama Amy, Da Qing Shan sudah sangat memahami berbagai kebiasaan buruknya. Pasti ada sesuatu yang direncanakan, hanya saja dia sengaja tidak bicara. Daripada mencari cara lain, lebih baik langsung setuju.
Keesokan paginya, para pemuda dari Pasukan Bayaran Kecil sibuk beraktivitas. Kekaisaran Sihir Timur juga mengerahkan banyak Magister Sihir atribut api untuk membantu menyalakan api unggun. Sedikit dendeng, manisan buah, dan beras direbus bersama, berdesis mengeluarkan busa dan aroma manis yang semerbak. Setelah berhari-hari hanya makan perbekalan kering, semua orang dibuat ngiler oleh "hidangan lezat" yang sebenarnya biasa ini.
“Kelelahan kemarin, entah apakah membawa keletihan bagi kalian semua. Tapi ada pepatah kuno: Tidak melewati badai, mana mungkin melihat pelangi. Hari ini adalah hari pelangi... oh, hanya karena kabutnya terlalu tebal, jadi tidak terlihat.” Wujud manusia Amy mengangkat bahu dalam kabut, meski tak jelas terlihat, semua orang di sini sudah cukup memahami Raja Tentara Bayaran Yang Mulia, sehingga mereka tertawa. Amy batuk dua kali, melanjutkan pembukaannya: "Mengingat kemarin adalah hari pertama dan semua cukup lelah, hari ini kita istirahat. Selain itu, kita akan melakukan aktivitas kecil."
Sambil berbicara, Amy menyeringai ke bawah. Ling Yun dan Anqiu Sheng, dua Kesatria Naga, tertawa geli sambil membawa kotak besar. Beberapa magician wanita muda dari Kekaisaran Sihir Timur segera datang ke meja, memanggil lingkaran Witchfire secara beruntun. Api biru muda ini memiliki daya tembus sangat kuat, membuat para Petualang di sekitar perlahan bisa melihat jelas.
“Di dalam kotak ini ada nama semua yang hadir. Saya akan mengundi beberapa orang beruntung. Semua pemenang akan mendapatkan sisa terakhir daging asap dan anggur kita.” Sebenarnya Amy tak perlu banyak menjelaskan, di Bar pohon sendiri sudah banyak aktivitas serupa.
Ling Yun dan Anqiu Sheng mengguncang-guncangkan kotak besar itu dengan keras cukup lama.
Amy memasukkan tangannya dan meraba-raba sebentar sebelum akhirnya menarik selembar kertas. Beberapa orang di bawah panggung yang bermata tajam samar-samar melihat sebuah nama tertulis di sana. Amy menunduk melirik, lalu menyeringai licik sambil melambaikan tangan ke Da Qing Shan: "Untuk mencegah kecurangan, silakan Yang Mulia Da Qing Shan yang paling setia dan jujur naik ke sini membacakan nama di kertas ini."
Kerumunan di sekitar api unggun langsung meledak dalam tawa, Hmm... bagaimana bisa kesetiaan dan kejujuran malah menjadi kesalahan?
Da Qing Shan menggelengkan kepala dengan pasrah. Bertahun-tahun telah berlalu, tapi kebiasaan buruk Amy masih belum berubah, malah semakin menjadi. Saat menerima kertas itu, ia langsung paham mengapa Amy menyuruhnya naik. Tertulis jelas tiga karakter "Da Qing Shan" di sana. Tak disangka, dalam undian kali ini justru dirinya yang menang utama, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan senyum ia membacakan: "Pemenang pertama, maaf, adalah diriku sendiri, Da Qing Shan."
Para petualang di bawah panggung mulai menangkap maksud olok-olok Amy, tawa mereka semakin keras.
Amy melambaikan tangan untuk menenangkan suasana di sekitar api unggun, lalu berkata serius pada Da Qing Shan: "Bukan hanya satu orang. Lihat baik-baik, ada nama lain di sampingmu. Bacakan keras-keras biar semua senang."
Orang lain? Da Qing Shan terkejut. Ia menunduk dan melihat barisan huruf kecil di belakang namanya. Tulisan itu begitu mini sampai ia harus mendekatkan kertas ke matanya. Seketika, kepalanya berdengung...
