Pada secarik kertas selebar tiga jari ini, hanya ada 10 karakter. Dari 10 karakter ini sudah termasuk nama "Da Qing Shan", sementara karakter lainnya memang mengandung nama orang lain: "Dapat anak, 7,5 kilogram, hitam."
Da Qing Shan benar-benar terkejut membeku.
"Bacalah, jangan-jangan sudah tidak bisa membaca lagi." Amy tersenyum licik, melihat Da Qing Shan tidak bereaksi sama sekali, lalu melambaikan tangan ke Ling Bao'er yang paling mudah tersulut emosi: "Bantu kakak Da Qing Shan-mu melihat, ada nama siapa lagi?"
Ling Bao'er langsung merebut kertas itu sambil tertawa terbahak-bahak dan membacanya dengan lantang: "Da Qing Shan dapat anak, 7,5 kilogram, hitam."
Kemudian, Ling Bao'er segera mengacung-acungkan kertas kecil ke arah Lü'er: "Selamat ya Lü'er, kamu punya adik kecil sekarang!"
Kebanyakan orang yang hadir ikut terkejut. Ling Yun dan Anqiu Sheng menyambar segenggam kertas warna-warni dari kotak dan menaburkannya ke langit, sementara para magician muda dari Guild Penyihir secara bersamaan merobek gulungan-gulungan pemula, membuat cahaya spirit magis berwarna-warni menghiasi langit dengan gemerlap. Jelas, mereka semua adalah konspirator yang sudah tahu jawaban yang benar sejak awal.
Meski sudah mencapai level lima, otak Lü'er masih belum bisa langsung mencerna. Kedua cakar kecilnya menjulang tinggi ke atas, melompat-lompat di tempat dengan nada khas bocah lelaki yang menusuk: "Yee... Yee... Yee... Aku punya adik kecil!～"
"Tentu saja, di antara kerumunan ada yang menyadari kesalahan bahasa dalam teriakan Lü'er. Beberapa penyihir wanita bahkan memerah wajahnya. Para pria tertegun sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut. Huerdu menyenggol Hui Yang di belakangnya dengan bahu sambil tersenyum licik, berbisik: "Lihatlah, hari ini aku baru mengerti, ternyata sebelumnya Yang Mulia Lü'er tidak punya adik kecil ya."
Setelah mengatakannya, Huerdu baru menyadari sisi paling jahat dalam ucapan Ling Bao'er. Segumpal daging giling menyembur ke api unggun, hidung dan bajunya penuh daging cincang. Ini... Ling Bao'er adalah istri Amy, Amy adalah saudara seperjuangan Da Qing Shan, anak hitam itu adalah putra Da Qing Shan, sekarang malah menjadi adik kecil Lü'er... Padahal sebelumnya Lü'er dan Da Qing Shan selalu menyebut diri sebagai generasi yang sama. Kalau dihitung begitu, bukankah Lü'er harus memanggil Ling Bao'er dengan hormat "Bibi" saat bertemu?
Benar juga, belajar baik butuh tiga tahun, belajar jahat cuma tiga hari. Metode pengajaran "tidak kenal lelah merusak orang" dari Tuan Regu ini memang terlalu ampuh.
Amy menyenggol Da Qing Shan dengan bahu sambil tersenyum, berbisik: "Catatan yang baru ditransmisikan dari Kekaisaran Sihir Timur kemarin malam. Bagaimana, puas dengan perayaan untuk putramu ini?"
Senyum getir mengembang di sudut mulut Da Qing Shan: "Akhirnya menemukan cara untuk mengalihkan perhatian, ya?"
"Coba pikirkan, nama apa yang akan kita beri untuk putra kita?" Amy sama sekali tidak menghiraukan ucapan Da Qing Shan, terus memamerkan ekspresi penuh perhatian.
“Anakku.” Menghadapi kelakuan bajingan ala Chi Hanfeng, Da Qing Shan dengan serius membetulkan. Da Qing Shan sangat paham, jika masalah ini tidak dijelaskan dengan tuntas di sini, di masa depan Amy pasti akan seperti Chi Hanfeng terhadap dirinya, memanggil anaknya "anak" terus-menerus, yang akhirnya akan memicu krisis keayah-an.
“Benar, benar, ini anak kita.” Huo Ensi juga berlari mendekat dari samping, merebut kertas dari tangan Ling Bao'er, menciumnya dengan keras hingga meninggalkan lapisan embun, lalu berkata dengan serius kepada Da Qing Shan: “Ini anak kita! Anak yang baik!”
Kau... Da Qing Sungguh tidak tahu harus berkata apa lagi, pernah melihat manusia bajingan seperti ini, tapi belum pernah melihat kurcaci yang sama bajingannya. Ehm~~ Sebenarnya Da Qing Shan salah paham dengan Huo Ensi. Bagi Kurcaci Hutan, ketika anak pertama lahir, laki-laki dewasa kurcasi pertama yang ditemui di luar akan menjadi ayah kedua anak itu, untuk melindungi pertumbuhannya. Di pikiran Huo Ensi, selain dirinya, seharusnya tidak ada orang kedua yang berani merebut posisi ini.
Amy tiba-tiba tertawa lebih lebar, berdecak dua kali lalu berkata: “Kalau dipikir-pikir sekarang, peringkat komandan utama Pasukan Bayaran Kecil memang sangat masuk akal: Aku punya dua anak, jadi ranking pertama. Da Qing Shan punya satu anak, jadi ranking kedua. Chi Aotian... diperkirakan paling banyak bisa punya beberapa anak perempuan, barang rugi, jadi cuma bisa ranking ketiga.”
Chi Aotian jelas mendengar kalimat itu. Dua gadis peri bermotif tato di dahi di belakangnya juga mendengar ucapan tersebut. Selain Chi Aotian yang sekadar melirik tajam, kedua gadis itu menunduk terus menahan komentar tidak bertanggung jawab dari Perdana Menteri yang juga merangkap Komandan Resimen prajurit bayaran sekaligus paman kedua mereka.
"Bagaimana denganku, aku?!" Huo Ensi mendengarkan dari awal sampai akhir tapi tak disebut-sebut. Padahal dirinya adalah Wakil Komandan Kedua Pasukan Bayaran Kecil.
"Kau..." Amy memandang si Kurcaci kecil dari ujung kepala sampai kaki, akhirnya menghela napas panjang. "Dengan tinggi badan Yang Mulia ini... Tuan merasa bisa menemukan istri?"
Tak disangka, Kurcaci kecil itu malah termenung mendengar ucapan tersebut. Lama kemudian dia menghela napas berat, menggelengkan kepala pasrah lalu mengangguk: "Iya! Dengan tinggi segini... Benar-benar tak mengerti... Kenapa dulu ayah ibuku melahirkanku setinggi ini?"
"Puuu～～" Semua manusia dan peri yang mendengar kalimat ini kembali menyemburkan daging giling dari mulut mereka karena tersulut humor hitam ala Huo Ensi. Sementara para kurcaci yang hadir memandang remaja penguasa tertinggi itu dengan penuh belas kasihan, menggelengkan kepala dengan sedih. Baru kemudian manusia dan para elf mulai memahami: Ternyata postur Huo Ensi benar-benar terlalu tinggi di antara kurcaci, dan tubuh tinggi bukanlah pilihan baik untuk gadis-gadis kurcaci, sekalipun itu seorang raja. Namun sifat keras kepala bawaan kurcaci membuat mereka tidak bisa mencintai manusia seperti halnya elf. Jadi, belum pernah terdengar spesies setengah kurcaci. Jika begitu... Ramalan Yang Mulia Amy kemungkinan besar akan terwujud.
"Teruslah berpikir, Da Qing Shan. Nama apa untuk anak kita? Ini hak terakhirmu, atau aku akan mengambil alih kewenangan sebagai ayah." Amy tetap tersenyum licik sambil menanti kelucuan.
"Kalau begitu... Berasal dari Gunung Salju, lahir di padang rumput. Namakan Salju*Da Qing Shan." Setelah lama berpikir, Da Qing Shan akhirnya menggunakan haknya.
"Oh... Untuk bertanggung jawab pada anak kita, aku harus mengoreksi satu hal. Nama lengkapnya harus Salju*Feng*Da Qing Shan." Amy menambahkan dengan serius. Kini Da Qing Shan telah menjadi adipati besar turun-temurun tanpa pengurangan, juga memiliki hak waris takhta di Kerajaan Emas. Jika tidak menambahkan 'von' pada nama anak, justru akan menjadi masalah.
"Ngomong-ngomong Amy, mengapa dua putramu tidak diberi nama?" Kurcaci kecil tiba-tiba teringat pertanyaan ini.
“Oh... umur pakai Kurcaci dan peri hampir sama, jadi aku ingin bertanya, kapan nama resmi anak-anak Kurcaci diberikan?” Ekspresi Amy tetap datar, gadis kecil mungil itu... telah menjadi polip paling rapuh di relung hatinya, selamanya ada namun tak pernah bisa sembuh. Kapanpun, bahkan dengan sentuhan paling halus sekalipun, langsung memicu pengalaman menyakitkan yang menusuk hati.
Penjelasan Amy ini sepenuhnya masuk akal, di Kerajaan Kurcaci, anak-anak di bawah 50 tahun tidak memiliki nama resmi. Tentu kenyataannya, Amy sama sekali belum melihat anak itu, dan sebenarnya Amy sama sekali tidak ingin atau berani bertemu dengan si anak.
Usai keriuhan, Da Qing Shan kembali ke kamar membawa secarik kertas yang telah diremas-remas puluhan tangan. Entah bagaimana kabar Sha Ruo sekarang, makhluk berbentuk manusia sel tunggal seperti Da Qing Shan pun sempat merenung sejenak. Si Amy ini masuk lagi, Da Qing Shan heran: “Ada apa lagi?”
“Tentu tidak, cuma mau melihatmu, takut kamu susah tidur. Eh, Lü'er mana?” Amy meraba tempat tidur, ranjang Lü'er kosong melompong.
“Oh, tadi tidur sebentar, tiba-tiba bangun dan pergi, bilang akhirnya sadar sudah dikibuli. Kukira dia mencarimu.”
“Mengibuli... mengibulinya? Sudah jadi adonan, mau dibentuk seperti apa saja. Itu sama sekali tidak memuaskan.” Amy menggeleng penuh penyesalan.
"Amy tampaknya punya banyak hal ingin dikatakan, namun akhirnya hanya menghela napas panjang dan meninggalkan rumah Da Qing Shan."
Setelah itu, tim petualang berjalan dalam kabut tebal selama lebih dari dua puluh hari. Selama periode itu, Lü'er, Mingya, Yin Feng, dan Naga Raksasa tingkat super lainnya berulang kali menerobos kabut. Ketiga naga membawa jawaban yang sama - kini para petualang sedang menuju daerah rendah. Semakin dekat ke pusat, kabut semakin pekat. Bahkan Mingya pun tidak bisa menembus selubung kabut ini untuk melihat apa yang tersembunyi. Dalam persepsi para petualang, mereka jelas-jelas sedang menanjak. Setelah berjuang melalui semak berduri selama kurang dari dua shichen, mereka harus berhenti untuk beristirahat. Setiap lima menit, setiap regu harus melakukan absensi, kalau tidak ada yang mungkin tersesat. Selama periode ini, mereka juga bertemu monster dari ilusi naga - untungnya naga pencipta ilusi ini masih tertidur pulas, sehingga sebagian besar monster yang tercipta berwatak damai, hanya berkeliaran tanpa tujuan di daratan.
Jalan, sejauh apapun, selama terus dilalui, pasti akan berlahan menghilang!
"Komandan Resimen, Komandan Resimen!" Ling Yun datang dari barisan depan, "Di depan tepat jalan, ditemukan lubang dengan diameter minimal lebih dari 100 meter. Besar sebenarnya masih belum jelas."
Amy menunduk memandang Mingya. Rambut berwarna-warni bocah lelaki itu memancarkan cahaya aneh dalam kabut tebal: "Kita sudah sampai di daerah pusat. Aku akan periksa."
"Aku ikut!" Lü'er yang sekarang sangat akrab dengan Mingya langsung menyahut, seolah mereka punya bahasa rahasia sendiri.
"Menjelajahi gua sebesar ini, pasti Klan Naga yang paling mudah. Lagipula, dalam tim kita, kekuatan tempur Mingya dan Lü'er selalu masuk tiga besar. Semua merasa tenang kalau mereka yang turun—mungkin hanya Dewa Naga Pirot yang sanggup menyaingi gabungan dua bocah ini."
Hampir bersamaan, Lü'er dan Mingya kembali ke wujud asli. Dalam sekejap, tubuh mereka menyusut hingga sebesar kepalan tangan. Dua kilatan cahaya hijau dan pelangi menghilang di udara.
Lama kemudian, kedua anak anjing itu kembali dengan wajah basah keringat. Lü'er langsung mengusap keringat begitu mendarat: "Ya ampun! Di depan ada Kakek Naga yang besar sekali, sama seorang high elf. Di belakang mereka ada menara bertuliskan 'Menembus Langit'. Kami mau lewat tapi dilarang."
"Kalian tidak menghajarnya?" Amy menggosok pipi Lü'er sambil tersenyum, membuat wajah anak anjing itu memerah. "Kami sempat coba, tapi menangnya tidak terhormat. Benar kan, Mingya?"
Ehm... Mingya mengangguk ragu-ragu setelah berpikir sejenak.
Tipu muslihat bocah ini langsung ketahuan para Tuan. Jelas, sebelumnya mereka berdua melakukan sesuatu. Tapi karena akhirnya dikalahkan, mereka terpaksa pulang dengan muka tebal untuk minta bala bantuan.
Hanya saja... Kemampuan Lü'er saat ini jelas jauh melebihi Naga Suci level lima biasa. Sementara kekuatan Mingya setara bahkan mungkin sedikit lebih tinggi dari Lü'er. Maka kemampuan dua Rasul Dewa yang menjaga Menara Penembus Langit di bawah sana benar-benar mengejutkan. Dalam kabut tebal, beberapa petualang mulai berbisik-bisik.
"Sudah datang, mari kita nikmati. Ayo kita lihat kekuatan gaib apa yang dimiliki kedua Rasul Dewa ini?" Nada bicara Amy masih dipenuhi tawa yang hangat.
